Anda di halaman 1dari 16

Unsur-unsur transisi

Oleh:
Dr. Ir. Cut Meurah Rosnelly, MT
Prodi S1 Teknik Kimia
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik - Unsyiah
Unsur transisi adalah unsur yang telah mengisi
sebagian orbital, (juga dikenal sebagai logam
transisi). IUPAC mendefinisikan unsur transisi
sebagai unsur yang memiliki subkulit d yang
sebagian diisi dengan elektron, atau unsur yang
memiliki kemampuan untuk membentuk kation yang
stabil dengan orbital yang tidak terisi penuh.
Unsur-unsur transisi di dalam sistem periodik unsur dinyatakan
sebagai unsur golongan B.
Secara umum, setiap unsur
yang sesuai dengan blok d
dari tabel periodik modern
(yang terdiri dari golongan 3-
12) dianggap sebagai unsur
transisi. Bahkan unsur blok-f
yang terdiri dari lantanida
dan aktinida dapat dianggap
sebagai logam transisi (unsur
transisi dalam atau logam
transisi dalam)
A. Sifat-sifat umum unsur transisi
 Bersifat logam (sbg konduktor yg baik),TL dan TD yang relatif tinggi
 Bersifat paramagnetik (mempunyai daya tarik ke medan magnet)
 Membentuk senyawa berwarna khas (unsur2 dari gol. A tdk berwarna)
 Mempunyai biloks yang beraneka ragam (ion Fe2+, Fe3+, Kobalt bisa Co +2 atau
C03+)
 Mempunyai susunan kimia kompleks: ion kompleks
 Bersifat katalitik (katalisator) untuk proses industri dan metabolisme
 Rata-rata unsur-unsur transisi bersifat toksik
 Mempunyai kisi kristal
 Unsur2 transisi (termasuk periode keempat) berada dalam subkulit d,
namun pada deret lantanida dan aktinida pada subkulit f
 Elektron valensinya (n-1)d^x ns^y (x & y: konstanta elektron yg akan diisi)
 Biloks unsur-unsur transisi seluruhnya bertanda positif (+)
Kegunaan dan Keutamaan Unsur Transisi (Logam Transisi):
- Skandium digunakan di Lampu Intensitas Tinggi,
- Besi digunakan di Perangkat Elektronik,
- Nikel digunakan untuk membuat Aliansi pada Logam,
- Seng digunakan sebagai Bahan Cat Putih,
- Tembaga digunakan untuk Alat – Alat Elektronik maupun Perhiasan
dan masih banyak lagi kegunaan unsur transisi ini.

Unsur-unsur transisi di dalam sistem periodik unsur dinyatakan sebagai


unsur golongan B. Berdasarkan konfigurasi elektronnya, unsur-unsur
transisi dalam sistem periodik unsur terletak pada blok d
a. Bersifat Logam.
Semua unsur transisi bersifat logam karena semua unsurnya cenderung
melepaskan electron menjadi ion positif.
Logam-logam transisi membentuk ikatan logam yang kuat antara atom-atomnya
sehingga logm-logam ini dapat di tempa dan kuat. Logam-logam transisi
mempunyai titik leleh lebih tinggi, titik didih lebih tinggi, densitas lebih
tinggi, dan panas penguapan yang lebih tinggi pula.
Logam-logam transisi kurang elektropositif
b. Bersifat paramagnetik

 Diamagnetik (dimagnetik : ditolak) = Sifat magnet yang ditolak dari


medan magnet alias tidak tertarik. Syarat dari sifat magnet ini yaitu
seluruh orbital terisi penuh. Contohnya, Zn
 Paramagnetik (Paramagnetik : padalaman : pedalaman) = Sifat magnet
yang sedikit ditrak ke medan magnet. Syaratnya yaitu hanya satu
elektron yang tidak berpasangan . Contohnya, Sc
 Feromagnetik (Fero : besi : besi itu kuat) = Sifat magnet yang ditarik
kuat ke medan magnet. Syaratnya adalah semakin banyaknya elektron
tidak berpasangan atau lebih dari satu. Contohnya, Fe, Co, dan Ni
- Logam transisi memiliki konfigurasi elektron yang berbeda dengan logam
utama. Hal ini menyebabkan kecendrungan perbedaan sifat periodik
dengan logam utama.

- Pada logam transisi, sifat unsur ditentukan oleh elektron di subkulit


terluar ns dan sub kulit sebelumnya (n-1)d.

Konfigurasi elektron yang menyatakan unsur transisi adalah


Sc (21): 2 8 9 2 atau (1s2 ; 2s2 2p6 ; 3s2 3p6 3d1 ; 4s2)

₂₁Sc : [Ar] 4s² 3d¹ - satu elektron tidak berpasangan (paramagnetik)


[Ar] 4s² 3d¹ : ⇵ ↑
_ _____ Gol = 2 + 1 = 3 B
4s² 3d¹

Periode 4
Zn (30) = 2 8 18 2 (1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2)

₃₀Zn : [Ar] 4s² 3d¹⁰ - tidak terdapat elektron yang tidak bepasangan (diamagnetik)
[Ar] 4s² 3d¹⁰ : ⇵ ⇵ ⇵ ⇵ ⇵ ⇵
_ _ _ _ _ _
4s² 3d¹⁰

₂₆Fe : [Ar] 4s² 3d⁶ - empat elektron tidak berpasangan (feromagnetik)


Fe (26) : 2 8 18 6 (1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2 )
[Ar] 4s² 3d⁶ : ⇵ ⇵ ↑ ↑ ↑ ↑
_ _____
4s² 3d⁶

Sedangkan pada logam utama, hanya ditentukan oleh subkulit ns.


Gol = 2 + 5 = 7 A
Cl (17) = 2 8 7 atau ( 1s2 ; 2s2 2p6 ; 3s2 3p5)
Periode 3
c. Umumnya membentuk senyawa berwarna.
Terkecuali senyawa dari ion Zn2+ (karena pada konfigurasi elektronnya,
subkulit 3d terisi penuh 10 elektron), Sc3+ dan Ti4+ (karena pada konfigurasi
elektronnya, subkulit 3d tidak terisi electron).

Syarat unsur-unsur transisi berwarna:

 Subkulit 3d-nya harus mempunyai pasangan elektron tidak berpasangan


 Subkulit 3d-nya harus berisi, tidak boleh kosong
 Tidak berwarna karena subkulid 3d-nya penuh dan kosong. Jadi, kalau
elektron di subkulid 3d penuh dan kosong, tidak berwarna dong
d. Mempunyai biloks yang beraneka ragam
Perbedaan antara logam transisi dan logam utama ditinjau dari beberapa
sifat fisik
Sifaf fisik \ Unsur logam Logam Transisi Logam Utama
Kerapatan, TL, TD Memiliki kerapatan, titik leleh, Memiliki kerapatan, titik leleh,
titik didih yang lebih tinggi titik didih yang relative lebih
rendah
Tingkat oksidasi/biloks Memiliki berbagai bilangan Memiliki bilangan oksidasi yang
oksidasi, karena dapat melepas terbatas, karena hanya dapat
electron baik di subkulit ns melepas electron di subkulit ns
maupun di subkulit (n-1)d saja.
Kereaktifan Bersifat kurang reaktif. Bersifat sangat reaktif karena
jumlah elektronnya lebih sedikit.
sehingga nilai energi ionisasinya
lebih rendah.
Warna Cenderung membentuk senyawa Cenderung membentuk senyawa
atau ion kompleks yang berwarna. tidak berwarna
Contoh Soal Konfigurasi Elektron
Tentukan konfigurasi elektron dan jumlah elektron dalam setiap
kulit elektron atom unsur berikut.
a. Ni (Z = 28) b. Sr(Z = 38)
Jawab:
1.Ni (Z = 28) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8 atau
[Ar] 4s2 3d8; K = 2 ; L = 8 ; M = 16 ; N = 2

2. Sr (Z = 38) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d104p6 5s2 atau
[Kr] 5s2; K = 2 ; L = 8 ; M = 18 ; N = 8 ; O = 2
Berdasarkan eksperimen, terdapat anomali konfigurasi elektron dari
aturan-aturan di atas. Subkulit d memiliki tendensi untuk terisi
setengah penuh atau terisi penuh. Contohnya, Cr (Z = 24) : [Ar]
4s1 3d5 lebih stabil dibanding [Ar] 4s2 3d4 ; dan juga Cu (Z = 29) : [Ar]
4s1 3d10 lebih stabil dibanding [Ar] 4s2 3d9.
Untuk ion monoatomik (seperti Na+, K+, Ca2+, S2-, Br–) dapat ditentukan
dari konfigurasi elektron atom netralnya terlebih dahulu. Pada kation
(ion bermuatan positif) monoatomik Ax+ yang bermuatan x+, sebanyak
x elektron dilepas (dikurangi) dari kulit elektron terluar atom netral
A. Pada anion (ion bermuatan negatif) monoatomik By– yang bermuatan
y-, sebanyak y elektron ditangkap (ditambahkan) pada orbital level
energi terendah yang masih belum penuh oleh elektron.

Anda mungkin juga menyukai