Pertemuan 13 - Managemen SDM & Pengawakan Kapal - 25 Juni 2023
Pertemuan 13 - Managemen SDM & Pengawakan Kapal - 25 Juni 2023
(CREWING MANAGEMENT)
Dr.Dodi Sugianto,A.Md.,S.Pel.,SH.,MH.,M.Kn
STRUKTUR ORGANISASI KAPAL
15. Kerja sama dengan Penguasa/Pejabat Pemerintah
Semua awak kapal diwajibkan sepenuhnya untuk mengadakan kerjasama dengan
Pemerintah, Biro Klasifikasi, Kesehatan dan wakil-wakil pejabat organisasi lainnya
dalam pemeriksaan rutin kapal, awak kapal dan perlengkapannya.
pimpinan kapal
22. Penggantian
kemampuan olah gerak, kondisi awak kapal dan masalah-masalah lain
yang penting untuk keamanan dan pengoperasian yang efisien. Adalah
tugas Nakhoda yang diganti untuk memberikan penjelasan kepada
Nakhoda Pengganti mengenai informasi yang dapat membantunya di
dalam keamanan, efisiensi, dan pengoperasian kapal secara ekonomis.
Perwira-perwira harus melakukan istirahat yang cukup sebelum kapal berlayar, agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik ketika kapal berlayar meninggalkan pelabuhan.
Nakhoda sebelum berlayar harus memastikan, tersedia dan cukupnya peta-peta dan buku
navigasi yang terbaru diatas kapal untuk pelayaran yang dimaksud dan perencanaan
pelayaran untuk navigasi telah dipersiapkan dengan baik dan benar.
Nakhoda diwajibkan untuk memelihara kecakapan pelaut secara tradisional dan menguasai dengan baik
navigasi elektronik, termasuk pelimpahan wewenang yang sesuai Peraturan dan Undang-undang yang
berlaku kepada Mualim. Nakhoda harus membuat ketentuan bahwa Perwira jaga pada saat bertugas
sepenuhnya familiar dengan peraturan-peraturan pelayaran yang berlaku dan mewajibkan kapal berlayar
dengan mematuhi ketentuan dari peraturan-peraturan tersebut.
Nakhoda harus berada di anjungan pada e) ketika memasuki atau meninggalkan pelabuhan,
saat-saat sebagai berikut : naik dok atau turun dok atau pindah tempat di
a) bila dipanggil oleh Perwira jaga pelabuhan (dan sandar/lepas sandar)
b) pada saat berlayar di daerah jarak f) jika kapal melintas dekat dengan beting, gugusan
tampak terbatas. karang atau bahaya lainnya terhadap navigasi.
c) jika berada di perairan ramai. Selama kondisi cuaca buruk dan pada setiap waktu
d) selama berlayar diperairan terbatas, yang lain dimana kemungkinan kondisi tersebut
Traffic Separation Schemes (TSS) atau dapat menimbulkan bahaya bagi awak kapal, dan
berlayar mendekati daratan. kapalnya.
g) pelayaran menyusuri pantai, alur pelayaran dan
berlayar di sungai.
26. Pelimpahan tugas dan tanggung-jawab
nakhoda
2. UCP 600
32. Tanggung jawab Nahkoda dalam
mengadakan Rapat Keselamatan.
Minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali, Nahkoda mengadakan
dan memimpin Rapat Keselamatan yang dihadiri seluruh
awak kapal. Rapat mebahas segala sesuatu yang berkaitan
dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesiapan
awak kapal dan peralatannya terhadap situasi darurat yang
mungkin terjadi. Hasil rapat dibuatkan notulen dan daftar
hadir serta di laporkan kepada DPA
33. Tanggung jawab Mualim I
Mualim I harus memeriksa dan melengkapi perlengkapan sekoci penolong sebelum kapal
berlayar.Mualim I harus memeriksa dan melengkapi peralatan keselamatan dan pemadam
kebakaran sesuai yang dipersyaratkan sebelum kapal berlayar.
Mualim I harus mengadakan interpeksi dan pengujian terhadap semua pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab sebelum kapal meninggalkan dermaga atau tempat berlabuh.
35. Mualim I – Kewajiban pada waktu mutasi naik ke kapal.
Pada waktu mutasi naik kapal Mualim I harus melapor kepada Nahkoda, jika
Nahkoda berada di tempat dan kemudian langsung melakukuan interpeksi
menyeluruh terhadap bagian-bagian kapal yang menjadi bagian tanggung-
jawab Departemennya, harus didampingi oleh Mualim I yang akan di
gantikan.
Mualim II adalah Perwira Navigasi. Apabila lebih dari satu mualim II di atas
kapal, Nahkoda akan menetapkan satu orang dari mereka ditunuk sebagai
Perwira navigasi.
Mualim II bertanggung-jawab terhadap hal-hal sebagai berikut :
a) Melaksanakan tugas jaga berlayar.
b) Melaksanakan tugas jaga pelabuhan.
c) Mempersiapkan perencanaan pelayaran sesuai petunjuk dari nahkoda.
37. Tanggung – Jawab Mualim II
c) Untuk melaksanakan pengawasan yang ketat terhadap semua kegiatan Departemen Pesin,
KKM agar setiap saat memberitahukan mengenai hal berikut :
- Tingkahlaku dan kemampuan awak kapal Departemen Mesin.
- Pemakaian dan persediaan yang ada mengenai bahan bakar, dan minyak lumas.
- Kondisi dari mesin penggerak utama, mesin bantu dan mesin kemudi termasuk kinerja
terakhir peralatan-peralatan tersebut, perbaikan yang dibutuhkan , persediaan dan penggunaan suku
cadang Depertemen Mesin.
DEPARTEMEN MESIN
d) Tanggung jawab dalam melakukan pengawasan di Departemen Mesin :
- Untuk memastikan bahwa semua pekerjaan yang di lakukan oleh awak kapal
- Departemen Mesin di laksanakan dengan aman dan benar sesuai kecakapan pelaut yang
baik.
- KKM secara pribadi agar mengawasi semua pekerjaan dengan sifat bahaya yang tidak
umum dan agar melihat bahwa semua tindakan keselamatan di perhatikan dengan
cermat.
KKM yang menggantikan agar memastikan kondisi dari ketel uap, mein utama dan mesin bantu,
semua kompartemen dan perlengkapan yang menjadi tanggung jawab Departemen Mesi. Diaa juga
agar memastikan jumlah bahan bakar, minyak pelumas dan air tawar diatas kapal, serta persyaratan
untuk operasi kapal yang akan datang.
DEPARTEMEN MESIN
h) KKM – Kewajiban pada waktu mutasi naik ke kapal.
Setiap kondisi yang kurang memuaskan agar dilaporkan kepada Nakhoda dan Direktur
Armada/Operasi. Jika waktu tidak mengijinkan untuk melakukan inspeksi bersama, mka KKM yang
digantikan harus membuat memo tertulis kepada KKM yang menggantikan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan operasi kapal.
KKM yang menggantikan agar menerima semua catatan Departemen Mesin, instruksi pabrik
pembuat, gambar-gambar dan buku-buku petunjuk lainnya. Secepatnya setelah naik kapal, KKM
yang menggantikan agar meneliti jumlah dan kondisi persedian dan suku cadang yang ada di kapal.
KKM yang menggantikan agar menyiapkan dan mengirimkan kepada Operation Manager suatu
laporan tertulis yang menyatakan kondisi umum dari Departemen Mesin secara ama, tepat guna dan
ekonomis.