Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN LOSS AND GRIEFING’

(KEHILANGAN DAN BERDUKA)

DEASTI NURMAGUPHITA
BERDUKA

• Respon Emosi yang diekspresikan terhadap rasa kehilangan yang dimanifestasikan


dengan adanya persaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur.
• Biasa terjadi akibat reaksi : kehilangan atau kematian
• Terjadi secara bersamaan dalam konteks waktu efek defensifitas turun
• Tidak sebatas yang dirasakan, tetapi juga yang dipikirkan.
• Merupakan respon normal pada sebuah proses kehilangan
• Ada tidak ada
TAHAPAN BERDUKA

• DENIAL (Mengingkari)
Reaksi penolakan adalah sebuah reaksi normal yang terjadi pada seseorang yang tidak
mampu mengelola emosi nya.
Penolakan atau denial merupakan mekanisme pertahanan yang dilakukan untuk
melindungi hal yang ia percaya.
Respon : belum bisa mempercayai hal yang terjadi
Ex : kaget, tidak percaya, mengingkari kenyataan, berlangsung menit---hingga tahun
• ANGER (marah)

Efek penyangkalan dan isolasi akan diiringi rasa sakit yang belum bisa diterima oleh
seseorang.
Terpicu emosi untuk melampiaskan rasa sakit
Rasa marah diarahkan pada seseorang yang berkaitan dengan kejadian yang dialami
Kecewa akan peristiwa yang terjadi.
Respon : membenci orang yang meninggal atau memebenci orang yang menyebabkan
meninggal
• BARGAINING (PENAWARAN)
Fase pertahanan paling lemah untuk melindungi kenyataan yang menyakitkan.
Mulai percaya pada kondisi atau kejadian yang menimpanya.
Setelah kemarahan mulai pudar, timbul penyesalan-penyesalan (kalua saja… andai
saja….dsb)
• DEPRESI (DEPRESSION)
Berisi Kesedihan, Ke khawatiran, Kegelisahan
Fase bisa diakhiri ketika seseorang mendapatkan jaminan yang dapat meyakinankan
bahwa kehidupan akan berlangsung secara baik-baik saja.
Persiapan untuk menerima seluruh keadaan.
Bisa berkurang dengan afirmasi (afeksi dan pujian)
Reaksi : Menarik diri, bersikap penurut, sedih, ragu, tidak berharga
• ACCEPTANCE (PENERIMAAN)
Tidak selalu menjadi tahap yang membahagiakan
Sudah melewati fase kesedihan
Akan diminimalisir dengan perasaan penerimaan bahwa yang dialmi mungkin memang
lebih baik dengan kejadian buruk lain yang mungkin akan dialami.
TIPE BERDUKA

• Marah
• Menolak potensial kehilangan
• Menolak kehilangan yang significant
• Mengespresikan distress dari potensial kehilangan
• Rasa bersalah
• Perubahan kebiasaan, makan, pola tidur, bermimpi
• Perubahan aktivitas
• Perubahan pola komunikasi
• Perubahan libido
• Tawar menawar
• Potensial kehilangan
• Berduka
FASE BERDUKA

1. FASE AWAL MERASAKAN KONFIL DENGAN EKSPRESI


MENANGIS
2. FASE PERTENGAHAN PERILAKU OBSESIF (MENGULANG)
3. FASE PEMULIHAN MEMILIH DALAM MELANJUTKAN
KEHIDUPAN
SYNDROM PASCA TRAUMA
(POST TRAUMATIC SYNDROME DISORDER)
• Sindroma pasca trauma adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penderitaan
terus-menerus akibat mengalami satu atau lebih kejadian traumatis berat yang tidak bisa
ditoleransi.
• BISA DIAKIBATKAN DENGAN ADANYA BENCANA ATAU MUSIBAH
(KEJADIAN TIDAK DIDUGA)
Merasa marah atau gusar
Menyatakan takut
Teringat kembali peristiwa
traumatis yang pernah
Wawancara dialaminya (flashback)
Merasa bersalah sehingga
peristiwa traumatis terjadi
kembali
Merasakan sakit kepala
PENGKAJIAN Merasakan pikiran terganggu
Menyatakan tidak lagi punya rasa
Observasi (perasaan tidak peka)
Merasa berdebar-debar
(palpitasi)Mersakan malu

Agresi
Mengasingkan diri
Keadaan mood terganggu
Ansietas
Menghindar
Perilaku kompulsif
Denial (mengingkari)
Depresi
Data Obyektif ( Observasi)

• Tak bisa dipengaruhi siapapun


• Sulit berkonsentrasi
• Mengompol (pada anak)
• Sindroma terkejut yang berlebihan
• Keadaan lambung yang sensitive
• Berduka, Putus asa
• Horor, Waspada berlebihan
• Mimpi yang mengganggu
• Mudah tersinggung
• Neurosensori mudah terangsang
• Mimpi buruk, Amnesia psikogenik
• Represi, Serangan panik, Penyalahguna obat
Diagnosa keperawatan
• Sindroma pasca trauma.
• Risiko pasca trauma.
• Kketidak berdayaan.
• Kehilangan.
• Kesendirian (Lonelyness)
Tindakan Keperawatan untuk Pasien

Tujuan: Pasien mampu


1. membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. mengenali peristiwa traumatis yang dialaminya
3. memahami hubungan antara peristiwa traumatis yang
dialaminya dengan keadaan dirinya saat ini.
4. mengidentifikasi cara-cara mengatasi Sindroma pasca trauma
yang dialami
5. mengidentifikasi factor pendukung yang bisa dijangkau
6. memanfaatkan factor pendukung
7. menggunakan obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan
aturan.
Tindakan keperawatan:
1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien:
• Perkenalkan diri
• Buat kontrak asuhan dengan pasien
• Jelaskan bahwa perawat akan membantu pasien
• Jelaskan bahwa perawat akan menjaga kerahasiaan informasi tentang pasien
• Dengarkan dengan penuh empati ungkapan perasaan pasien
2. Diskusikan dengan pasien kejadian traumatis yang
dialaminya:
• Jika mewawancarai pasien, ruangan harus tenang, bebas dari
gangguan, tetapi mudah berhubungan dengan staf yang lain
dalam mengatasi masalah yang mungkin timbul
• Perawat harus menyadari bahwa menceritakan pengalaman
traumatis dapat menyebabakan ketidaknyamanan yang
bermakna kepada pasien
• Jika pasien menjadi terlalu cemas, diskusi seharusnya ditunda
dan bantu pasien mengembalikan kontrol diri terhadap rasa
menderita (distress) atau memberikan tindakan yang sesuai.
3. Diskusikan dengan pasien keadaan pasien setelah
mengalami peristiwa traumatis:

• Perasaan (emosi) dan pikiran saat ini


• Kondisi fisik yang dialami saat ini
• Kondisi sosial (hubungan dengan orang lain baik keluarga, maupun orang
lain)
• Kondisi spiritual
4. Diskusikan dengan pasien:
• Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual pasien sebelum
peristiwa traumatis terjadi
• Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual pasien sesudah
peristiwa traumatis terjadi
• Hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa traumatis yang
terjadi
5. Diskusikan cara-cara mengatasi sindroma pasca trauma:

• Cara verbal (ventilasi perasaan)


• Cara fisik (nafas dalam, senam, jogging)
• Cara social (sharing dengan rekan senasib melalui self help group)
• Cara spiritual (berdoa, berserah)
6. Diskusikan ttg sumber bantuan yg ada di masyarakat yg dpt
dimanfaatkan

• Bantu mengidentifikasi kekuatan dan sumber yang dimiliki


• Eksplorasi system pendukung yang tersedia
• Bantu berhubungan dengan system pendukung atau nara sumber untuk memenuhi
kebutuhan pasien
• Bantu membuat rangkuman aktivitas lama dan memulai aktivitas yang baru
7. Bantu pasien menggunakan obat-obatan sesuai aturan jika perlu
Evaluasi Asuhan Keperawatan Pasien dengan Risiko
Sindroma Pasca Trauma
Pasien:
• Menunjukkan kekuatan ego yang adekuat
• Memiliki dukungan social yang adekuat
• Mendemonstrasikan afek yang sesuai dengan situasi
• Mendemonstrasikan interaksi social yang adekuat
• Mengidentifikasi dan menggunakan koping yang
efektif
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai