Anda di halaman 1dari 18

APLIKASI TEKNOLOGI

NUKLIR DALAM BIDANG


KESEHATAN
Silvina Hayati (20033101)
Afifah Azzahra Harahap (20033109)
Anisya Rahmadani (20033113)
Ghaby Sal Sabila (20033129)

Dosen Pengampu :
Dra. HIDAYATI, M.Si
DEA STIVANI SUHERMAN, S.Pd., M.Pd
DAPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
NUKLIR
Pada tahun 1896 Henri Becquerel menyelidiki fosforensi dalam garam
uranium. Saat itu ditemukan sebuah fenomena baru yang kemudian disebut
radioaktivitas. Pierre Curie dan Marie Curie juga mulai menyelidiki fenomena
itu. Dalam prosesnya, mereka menemukan elemen radium, yang sangat
radioaktif. Mereka menemukan bahwa bahan radioaktif menghasilkan sinar
yang intens dan menembus dari tiga jenis berbeda, yang mereka beri label
alpha, beta, dan gamma. Beberapa jenis radiasi ini dapat melewati materi
biasa, dan semuanya bisa berbahaya dalam jumlah besar.
NUKLIR
Fenomena baru radioaktivitas dimanfaatkan oleh produsen obat (seperti
halnya penemuan listrik dan magnet), dan sejumlah obat paten dan perawatan
yang melibatkan radioaktivitas diajukan. Lambat laun disadari bahwa radiasi
yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif, radiasi pengionisasi, dan bahkan
jumlah yang terlalu kecil untuk dibakar dapat menimbulkan bahaya jangka
panjang yang parah. Ketika atom lebih dipahami, sifat radioaktivitas menjadi
lebih jelas. Beberapa inti atom yang lebih besar tidak stabil, hal ini karena
peluruhannya (melepaskan materi atau energi) setelah interval acak.
NUKLIR
Peluruhan alfa terjadi ketika nukleus melepaskan partikel alfa yang merupakan
dua proton dan dua neutron, setara dengan nukleus helium. Peluruhan beta
adalah pelepasan partikel beta, elektron berenergi tinggi. Peluruhan gamma
melepaskan sinar gamma, yang tidak seperti radiasi alfa dan beta bukan
masalah tetapi radiasi elektromagnetik frekuensi sangat tinggi, dan energi.
Jenis radiasi ini adalah yang paling berbahaya dan paling sulit diblokir. Ketiga
jenis radiasi terjadi secara alami pada unsur-unsur tertentu.
NUKLIR
Secara umum teknologi nuklir adalah teknologi yang berhubungan dengan
penggunaan, pengelolaan, dan rekayasa inti atom (nuklir). Sebuah inti atom
terdiri dari proton dan neutron yang saling terikat sangat kuat.
Dalam konsep nuklir terdapat reaksi fisi dan fusi, adapun beberapa kajian
terhadap reaksi fisi dan fusi adalah sebagai berikut :

1. Fisi nuklir adalah proses pemisahan inti menjadi bagian yang kira-kira
sama, dan melepaskan energi dan neutron dalam proses tersebut.
2. Reaksi Fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah reaksi di mana dua
inti atom bergabung membentuk satu atau lebih inti atom yang lebih
besar dan partikel subatom (neutron atau proton).
NUKLIR

Gambar 2.1 Reaksi Fisi Nuklir Gambar 2.2 Reaksi Fusi Nuklir
Prosedur Penggunaan Nuklir dalam
Teknologi Kesehatan
Dalam perkembangannya PET (Positron Emission Tomography) merupakan
salah satu teknologi nuklir dalam kesehatan. Adanya tahap diagnosa pada
pencitraan nuklir dalam kesehatan menggunakan sejumlah kecil bahan
radioaktif yang disebut radiotracers yang biasanya disuntikkan ke dalam aliran
darah, dihirup atau ditelan. Radiotracer bergerak melalui area yang sedang
diperiksa dan mengeluarkan energi dalam bentuk sinar gamma yang terdeteksi
oleh kamera khusus dan komputer untuk membuat gambar bagian dalam
tubuh pasien
Prosedur Penggunaan Nuklir dalam
Teknologi Kesehatan
Pencitraan kedokteran nuklir menggunakan sejumlah kecil bahan radioaktif
untuk mendiagnosis, mengevaluasi, atau mengobati berbagai penyakit.
Termasuk banyak jenis kanker, penyakit jantung, gangguan pencernaan,
endokrin atau neurologis dan kelainan lainnya. Karena ujian kedokteran nuklir
dapat menunjukkan aktivitas molekuler, radiotracer memiliki potensi untuk
mengidentifikasi penyakit pada tahap paling awal. Radiotracers adalah molekul
yang terhubung dengan, sejumlah kecil bahan radioaktif yang dapat dideteksi
pada pemindaian PET. Radiotracers terakumulasi dalam tumor atau daerah
peradangan.
Prosedur Penggunaan Nuklir dalam
Teknologi Kesehatan
Hasil pencitraan pada jantung biasanya berguna dalam
1) memvisualisasikan aliran dan fungsi darah jantung (seperti pemindaian
perfusi miokard),
2) mendeteksi penyakit arteri koroner dan tingkat stenosis koroner,
3) nilai kerusakan pada jantung setelah serangan jantung,
4) mengevaluasi opsi perawatan seperti operasi bypass jantung dan
angioplasty,
5) mengevaluasi hasil prosedur revaskularisasi (pemulihan aliran darah),
6) mendeteksi penolakan transplantasi jantung, dan 7) mengevaluasi fungsi
jantung sebelum dan sesudah kemoterapi.
Prosedur Penggunaan Nuklir dalam
Teknologi Kesehatan
Teknologi nuklir juga menawarkan prosedur terapeutik, seperti terapi
radioaktif yodium (131I) yang menggunakan sejumlah kecil bahan radioaktif
untuk mengobati kanker dan kondisi medis lainnya yang mempengaruhi
kelenjar tiroid, serta perawatan untuk kanker dan kondisi medis lainnya.
Radioimmunotherapy (RIT) adalah perawatan kanker khusus yang
menggabungkan terapi radiasi dengan kemampuan penargetan imunoterapi,
perawatan yang meniru aktivitas seluler dalam sistem kekebalan tubuh.
Dalam imunoterapi, molekul yang diproduksi laboratorium yang disebut
antibodi monoklonal direkayasa untuk mengenali dan mengikat permukaan
sel kanker. Antibodi monoklonal meniru antibodi yang diproduksi secara
alami oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang zat asing, seperti bakteri
dan virus.
Manfaat Penggunaan Nuklir
Adapun beberapa kebermanfaatan nuklir sebagai berikut :
• Pembangkit listrik
• Kesehatan di bidang kedokteran
• Bidang Industri
• Detektor asap
• Iradiasi makanan
Resiko Penggunaan Nuklir

Adapun beberapa resiko atau efek samping penggunaan nuklir sebagai berikut :
• Dampak biologis bagi kesehatan seseorang yang sering terpapar radioaktif seperti rusaknya sel-sel
tubuh, gangguan tumbuh kembang anak, dan kerusakan jaringan kulit.
• Dampak bagi lingkungan, seperti kejadian di Fukushima atau Chernobyl melepaskan sejumlah besar
radiasi pada masyarakat sekitar, memaksa ratusan ribu orang mengungsi dan beberapa korban jiwa.
• Penyalahgunaan fungsi reaksi nuklir sebagai bahan peledak pada bom atom Nagasaki dan Hiroshima
yang menyebabkan korban jiwa.
Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan
A. Kamera Gamma
• Digunakan dalam penelitian kanker payudara dan kanker prostat dan keperluan riset penyakit lainnya
yang menyangkut jantung, tulang, otak, fungsi ginjal dan lain sebagainya. Keunggulannya, dapat
memberikan informasi fisiologis sehingga jika terjadi kelainan fisiologi dapat segera diketahui. Tingkat
akurasi yang tinggi dan waktu analisis yang cepat. Harga jauh lebih murah dibanding produk impor.
• Gamma camera memiliki komponen dasar yang terdiri dari :
o Kolimator
o Konverging Kolimator
o Diverging Kolimator
o Pin Hole Kolimator
Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan

B. Detektor
Detektor terdiri dari scintilasi kristal yang diletakkan di belakang kolimator, terbuat dari
Natrium Iodida kristal ditambah Thalium. Fungsi utama kristal ini ialah untuk mengubah sinar gamma
menjadi photon.
Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan
C. Photo Multiplier Tube (PMT)
PMT berfungsi untuk merubah signal cahaya menjadi signal elektrik secara terukur. PMT
ditempatkan dibagian belakang kristal NaI dan berjumlah banyak serta tersusun dalam suatu konfigurasi.
PMT dihubungkan dengan kristal secara optis dengan bahan silicon-like materials.
Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang
Kesehatan
C. Cathode Ray Tube (CRT)
Signal-signal yang dapat dari PMT akan diproses menjadi 3 signal X, Y, Z. spatial coordinates X
dan Y sebagai sumbu , dan komponen Z sebagai parameter besarnya energi yang masuk dalam kristal
detektor dan diproses oleh PHA.
D. Pulse Height Analyzer (PHA)
PHA pada prinsipnya memiliki fungsi membuang signal-signal radiasi yang berasal dari sinar
hambur atau radiasi lain dari hasil interferensi isotop, sehingga hanya foton yang berasal dari photopeak
yang dikehendaki yang dicatat. PHA akan melakukan pemilahan terhadap signal-signal tersebut,
selanjutnya meneruskan signal yang sesuai untuk diteruskan ke sistem komputer, sedang yang tidak
sesuai ditolak. PHA mampu melakukan fungsi tersebut karena energi yang diterima oleh detektor akan
diubah menjadi signal skintilasi yang memiliki korelasi linier dengan voltage signal yang dikeluarkan oleh
PMT.
감사합니다 !
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
Pertanyaan
• Nama :
Pertanyaan :

• Nama :
Pertanyaan :

• Nama :
Pertanyaan :

Anda mungkin juga menyukai