Pert 01. Ketentuan2 Umum
Pert 01. Ketentuan2 Umum
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksudkan dengan perikatan adalah hubungan hukum antara dua
pihak, di mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban memenuhi
tuntutan tersebut.
PASAL 1233 KUHPERDATA
Pasal 1233 KUHPer berbunyi : “Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena perjanjian, maupun karena undang-
undang”
Pasal ini seharusnya menerangkan tentang pengertian perikatan karena merupakan awal dari ketentuan hukum
yang mengatur ttg perikatan. Namun kenyataannya pasal ini hanya menerangkan tentang dua sumber lahirnya
perikatan, yaitu :
a. Perjanjian, dan
b. Undang-undang
Perjanjian sebagai sumber perikatan ini, apabila dilihat dari bentuknya dapat berupa perjanjian tertulis maupun
perjanjian tidak tertulis. Sementara itu, sumber perikatan yang berupa undang-undang selanjutnya dapat dilihat
dalam pasal 1352, yakni dapat dibagi atas :
a. Undang-undang saja
b. Undang-undang karena adanya perbuatan manusia
Sumber perikatan yg bersumber dari undang-undang karena adanya perbuatan manusia, berdasarkan pasal 1353 juga
dibagi atas dua , yaitu :
c. Perbuatan manusia yang sesuai hukum/halal
d. Perbuatan manusia yg melanggar hukum
PASAL 1234
Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu.
Pasal ini menerangkan tentang prestasi atau cara pelaksanaan kewajiban, yaitu berupa :
a. Memberikan sesuatu
b. Berbuat sesuatu
c. Tidak berbuat sesuatu
Berdasarkan tiga cara pelaksanaan kewajiban tsb, dengan sendirinya dapat diketahui bahwa wujud prestasi itu dapat
berupa :
d. Barang;
e. Jasa (tenaga atau keahlian);
f. Tidak berbuat sesuatu
Apabila kedua hal tsb dipadukan, cara pelaksanaan masing-masing wujud prestasi sebagai berikut :