Anda di halaman 1dari 33

MARINE

CARGO
INSURANCE
ARTI DAN FUNGSI PENGANGKUTAN
 Mac Donnel dalam bukunya Ocean
Transportation mengatakan bahwa :
“The function of shipping industry is to
transport good and service across waters
and island waterways”

yang berarti bahwa :


 Angkutan laut adalah untuk memindahkan
barang-barang dan jasa melalui air dan
perairan pedalaman
MARINE INSURANCE
MARINE CARGO MARINE HULL
INSURANCE INSURANCE

- Muatan - Rangka Kapal


- Biaya Pengangkutan - Uang Tambang
- Premi Asuransi - Disbursement
- Keuntungan yang diharapkan - Premi Asuransi

RISIKO YANG DIHADAPI


1.Bahaya-bahaya Laut
2.Bahaya-bahaya Darat
3.Bahaya-bahaya Udara
SUMBER HUKUM ASURANSI
DI INDONESIA

1. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHP)

2. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)

3. Yurisprudensi

4. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan Asuransi

5. New Mar Policy (Inggris), Marine Insurance Act 1906


(MIA 1906)
Ad No.4

4.1 UU RI No. 2 thn 1992 & Peraturan Pelaksanaan Ttg Usaha


Perasuransian

4.2 PP No. 73 thn 1992 ttg Penyelenggaraan Usaha Perasuransian

4.3 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia :

 No. 223/KMK.017/1993 : Tentang Perizinan Usaha


Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi

 No. 224/KMK.017/1993 : Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan


Asuransi dan Perusahaan Reasuransi

 No. 225/KMK.017/1993 : Tentang Penyelenggaraan Usaha


Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi

 No. 226/KMK.017/1993 : Tentang Perizinan & Penyelenggaraan


Kegiatan Usaha Perusahaan
Penunjang Usaha Asuransi
DASAR HUKUM
PENGANGKUTAN
DAPAT DIBEDAKAN :
1. DASAR HUKUM PENGANGKUTAN LAUT
2. DASAR HUKUM PENGANGKUTAN DARAT
3. DASAR HUKUM PENGANGKUTAN UDARA
4. DASAR HUKUM MULTI MODA TRANSPORT
1. Dasar Hukum
Pengangkutan Laut dibagi 2 :

a. Pelayaran Nusantara (Intersuler)


Perusahaan Pelayaran Nusantara yang
beroperasi
didalam negeri (interinsuler) menentukan
pasal 470
KUHD sebagai hukum tertinggi yang berlaku untuk
B/L
Pasal 470 KUHD tersebut adalah :

Ayat 1 :
Pengangkutan tidak dapat membatasi
tanggung
jawabnya bilamana kapalnya tidak laik laut dan laik
muatan.

Ayat 2 :
Pengangkut boleh membatasi tanggung
jawabnya
bilamana dia dapat membuktikan bahwa kapalnya
telah laik laut dan laik muatan.
b. Pelayaran Samudra (Ocean Going Vessel)
Dasar hukum tunduk kepada ketentuan

“INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE


UNIFICATION OF CERTAIN RULES RELATING BILL
OF LADING” THE HAGUE RULES, Brussel 1924.
Sebagai dasar hukum (Basic of Contract).

Hal tersebut tertuang dalam International


Convention pada artikel III ayat 1 & ayat 2 THE
HAGUE RULES, Brussel 1924.
Artikel III ayat 1

The Carrier Shall Be Bound Before or at The


Beginning of The Voyage to Exercise Due
Diligence to :

 to make a ship Seaworthy


 Properly man, equip and supply the ship
 Make the hold, refrigerating and
coolchembers and all the other part the
ship in which goods are carried, fit and save
for their reception carriage and
preservation
Artikel III ayat 2

The Carrier Shall Properly and Careful Load,


Handle, Stow, Carry, Keep, Care for and
Discharge in Goods Carry.

“Pengangkut berkewajiban agar barang2 yang


diangkutnya dengan sewajarnya dimuat,
dirawat, dijaga, dipadatkan, diangkut,
dipelihara dan dibongkar”.
2. DASAR HUKUM
PENGANGKUTAN DARAT

1. Diatur dalam Undang-undang Lalu


Lintas 1992 Tentang Persyaratan
Alat Angkut yang harus memenuhi
Surat Tanda Uji Kendaraan
(STUK) dan SIM

2. Makna yang tersirat dalam UU Lalu


Lintas 1992 Keselamatan
Penumpang serta Muatan Harus
Terjamin.
3. DASAR HUKUM
PENGANGKUTAN UDARA

Fungsi B/L & Airway Bill secara tegas menyatakan


bahwa “Penerimaan barang kelihatan dari luar utuh
(In Apparent Good Order and Condition) kekebalan
pihak pengangkut dalam tanggung jawab (Limitation
of Liability) pengangkut.

Di Indonesia tanggung jawab Perusahaan


Penerbangan terhadap penumpang & barang
(bagasi) diatur dalam SK MENPERH. NO. A013/A 4
507/MPBH tanggal 27-08-1991.

Santunan Asuransi sebesar US$


20.000,-/penumpang dan Rp. 20.000,- per kg
barang penumpang.
4. DASAR HUKUM
MULTI MODA TRANSPORT
Fungsi sebagai “Door to door Service” yang
menggunakan minimal 2 (dua) jenis angkutan
yang berbeda menjadi satu kontrak
pengangkutan “International Freight Forwarder
Bill of Lading” (FIATA B/L)

Dasar hukum yang dipakai :


Protocol Visby 1968 yang diratifikasi menjadi
THE HAGUE VISBY RULES 1971
MARINE CARGO INSURANCE MEMILIKI 3 JENIS
KONDISI PERTANGGUNGAN, YAITU:

1. INSTITUTE CARGO CLAUSES “C” 1/1/82


2. INSTITUTE CARGO CLAUSES “B” 1/1/82
3. INSTITUTE CARGO CLAUSES “A” 1/1/82

EXTENDED COVER :

a. Risiko perang, kecuali pada negara yang sedang


berperang (Institute War Clause (Cargo) 1/182)

b. Risiko huru hara dan pemogokan


(Institute Strike Clause (Cargo) 1/182)
Risiko yang dijamin ICC “C” ,”B”, dan ”A” sbb :
ICC “C” 1/1/82 ICC “B” 1/1/82 ICC ”A” 1/1/82

KERUGIAN / KERUSAKAN ICC “C” DITAMBAH: ICC “B“ DITAMBAH :


YANG DISEBABKAN OLEH 6. - GEMPA BUMI KERUGIAN / KERUSAKAN
1.KEBAKARAN / PELEDAKAN - LETUSAN GUNUNG BERAPI YANG DISEBABKAN OLEH
2. KAPAL : KANDAS, - SAMBARAN PETIR TERKECUALI OLEH HAL-HAL
TABRAKAN, TERDAMPAR, YANG TERCANTUM DALAM
7. KEMASUKAN AIR
TENGGELAM, TERBALIK. LAUT/SUNGAI/DANAU PENGECUALIAN UMUM
3. ALAT ANGKUT DARAT : 8. KERUGIAN TOTAL SETIAP
TERBALIK, TERGELINCIR
PETI/BUNGKUS KARENA :
4. PEMBONGKARAN BARANG
- TERLEMPAR KELUAR KAPAL
DI PELABUHAN DARURAT
- TERJATUH WAKTU
5. GENERAL AVERAGE :
BONGKAR MUAT
- JETTISON
- SACRIFICES
- SALVAGE CHARGES
JANGKA WAKTU PERTANGGUNGAN
ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT

Prinsip Warehouse to
Warehouse
( Si pengirim ) ( Si penerima )

Dimulai pada saat barang meninggalkan gudang si Pengirim


berakhir pada saat:

1. Barang diterima oleh si penerima di tempat tujuan


2. Barang tiba di gudang (tempat penimbunan) di tempat tujuan
3. Barang tiba di gudang (tempat penimbunan) lain yang
dikehendaki Tertanggung baik sebelum maupun di tempat tujuan
– Untuk keperluan penimbunan khusus
– Untuk keperluan alokasi/distribusi
4. Berlakunya jangka waktu 60 hari terhitung sejak pembongkaran
terakhir dipelabuhan tujuan
PERPANJANGAN
Jika jangka waktu 60 hari dianggap tidak
cukup, jangka waktu pertanggungan bisa
diperpanjang dengan syarat :
 Permintaan perpanjangan harus diajukan
sebelum berakhirnya pertanggungan
 Dengan tambahan premi
KERUGIAN-KERUGIAN YANG TIDAK
DIJAMIN OLEH SI PENGANGKUT :
1. KEBAKARAN, KECUALI KEBAKARAN TERSEBUT
TERJADI KARENA KESALAHAN PENGANGKUT.
2. KEJADIAN LAIN DI LUAR KEMAMPUAN MANUSIA
UNTUK MENGATASINYA.
3. PEPERANGAN.
4. TINDAKAN PERMUSUHAN DARI RAKYAT
SETEMPAT.
5. PENAHANAN OLEH PEMERINTAH ATAU
PENYITAAN KARENA TUNTUTAN HUKUM
6. PEMBATASAN KARANTINA.
7. KEALPAAN PEMILIK BARANG, AGENNYA ATAU
WAKILNYA.
8. PEMOGOKAN ATAU TINDAKAN YANG
MENYERUPAINYA.
9. KERUSUHAN ATAU PEMBERONTAKAN.
10. KARENA SUSUT ISI, SUSUT BERAT, CACAT DAN
MENURUNNYA KUALITAS.
11. PEMBUNGKUS YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT ATAU
(SEA WORTHY PACKAGE).
12. MERK TIDAK JELAS SEHINGGA SULIT DIBACA.
13. CACAT TERSEMBUNYI YANG TIDAK DAPAT
DIKETAHUI DENGAN PENGAMATAN YANG WAJAR.
14. SEBAB LAIN DILUAR KESALAHAN PENGANGKUT.
15. SIFAT ALAMI DARIPADA BARANG (INHERENT VICE)
PROSEDUR AKSEPTASI RISIKO
ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG

Penutupan asuransi pengangkutan barang biasanya membutuhkan


informasi yang disampaikan kepada perusahaan asuransi adalah
sebagai berikut :
1. Nama & alamat pemilik barang barang
2. Jumlah/volume/kubikasi/peti barang yang diangkut
3. Harga Pertanggungan
4. Jenis cargo
5. Alat angkut berupa :
a. Nama kapal (Konosemen/Bill of Lading)
b. No. Polisi Truk/Colt Diesel
c. Angkutan Udara (Nama perusahaan pengangkut & AWB)
6. Jika barang yang diangkut transit disebutkan nama pelabuhannya
7. Nama dan alamat penerima barang / consignee di pelabuhan
tujuan
8. Tanggal berangkat barang
PERMINTAAN PENUTUPAN ASURANSI PENGANGKUTAN
BARANG (CARGO)
1. Nama Tertanggung :
- Alamat :
2. Nama barang & rinciannya :
(kalau perlu dalam daftar tersendiri)
Cara pembungkusannya :
3. Jumlah Pertanggungan :
- cost :
- freight :
- insurance :
- biaya-biaya lain :
4. Dari mana ke mana :
- tempat pemberangkatan :
pelabuhan muat :
 tempat tujuan :
 pelabuhan bongkar :
- pelabuhan pindah :
(transhipment) kalau ada
5. Nama alat pengangkut/kapal :
- cara pemuatan : dimuat diatas / dibawah
geladak
- tanggal pemberangkatan :
6. Nama penerima barang :
Alamat :
7. Syarat Pertanggungan yg diminta :
PROSEDUR KLAIM ASURANSI
PENGANGKUTAN

Dokumen pendukung klaim yang harus dilampirkan adalah


sebagai berikut :
1. Polis asli yang diterbitkan perusahaan asuransi y.b.s
2. Faktur asli atau tembusan yang diterbitkan oleh pengirim barang
3. Surat muatan asli dari pihak pengangkut
4. Surat daftar barang dari pengirim barang
5. Surat bukti kekurangan atau surat bukti kerusakan barang yang
diterbitkan oleh pengangkut barang
6. Tembusan dokumen penyerahan barang dari pengangkut atau
agennya
7. Tembusan surat tuntutan tertanggung kepada pihak yang
bertanggung jawab atas kerugian kerusakan barang
8. Dokumen penyerahan dan atau pengiriman barang dari gudang
Tertanggung
SISTEMATIKA DARI INSTITUTE CARGO
CLAUSES (A), (B), (C)

Ketiga Institute Cargo Clauses (ICC) 1.1.82 untuk A, B dan


C tersebut terdiri dari 19 pasal yang dikelompokkan menjadi 8
kelompok sedangkan Institute Cargo Clauses (ICC) 1.163 tidak
dikelompokkan dan hanya terdiri dari 14 pasal yang berdiri sendiri
sendiri. Ke-8 kelompok termaksud dalam ICC (A, B & C) tersebut
adalah :

I. Luasnya Jaminan (Risks Covered)


Terdiri dari 3 pasal, yaitu pasal-pasal :

1. Risiko-risiko yang dijamin (Risk Clauses)


2. Jaminan untuk “general average“
(General Average Clauses)
3. Jaminan dalam hal tubrukan
(both the blame collision clause)
II. Pengecualian-pengecualian
(Exclutions),
Terdiri dari 4 pasal, yaitu pasal-pasal :

4. Pengecualian umum
(general exclutions clauses)

5. Pengecualian yang berhubungan


dengan
alat pengangkut (untuk
seaworthiness
and unfitness exclutions
clauses).

6. Pengecualian karena perang


(War exclutions clauses)

7. Pengecualian karena pemogokan


(strikes exclutions clauses)
III. Masa berlakunya jaminan (Duration),
Terdiri dari 3 pasal, yaitu pasal-pasal :

8. Mulai dari perjalanan yang


dijamin (Transit clause)

9. Berakhirnya polis sehubungan


dengan berakhirnya kontrak
pengangkutan ( Termination of
Contract of Carriage Clauses)

10. Berlakunya jaminan dalam hal


terjadi perubahan voyage
(Change of voyage clauses)
IV. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam hal
claim (Claims)
Terdiri dari 4 pasal, yaitu pasal-pasal :

11. Keharusan adanya kepentingan (Insurable interest clauses)

12. Biaya-biaya tambahan yang dijamin apabila perjalanan


dihentikan di tengah perjalanan (Forwarding charges clauses)

13. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat


digolongkan kepada constructive total loss (Constructive total
loss clauses)

14 Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi apabila ada


tambahan nilai atas barang diasuransikan (Increased value
clauses)
V. Asuransi tidak menguntungkan orang
lain, benefits of insurance
Hanya 1 pasal, yaitu pasal :

15. Adanya asuransi tidak akan


digunakan menguntungkan

pengangkut atau pihak lain


(Not to insure clause)
VI. Kewajiban untuk memperkecil kerugian
(Minimizing Losses)
Terdiri dari 2 pasal, yaitu pasal-pasal :

16. Kewajiban Tertanggung untuk


melakukan tindakan-tindakan
yang wajar untuk memperkecil
kerugian
(Duty of Assured Clause)

17. Tindakan yang diambil oleh


Tertanggung atau Penanggung untuk
mengurangi kerugian tidak boleh
dianggap sebagai pengabaian atau
menghilangkan
hak/kewajiban orang lain
(Waiver Clauses)
VII. Kewajiban untuk menghindari
kelambatan (Avoidance of delay)
Hanya 1 pasal, yaitu pasal :

18. Tertanggung diwajibkan untuk


melakukan segala
pelaksanaan yang wajar dalam
pengawasannya
(reasonable dispactch clause)

VIII. Dasar hukum yang dipergunakan


(Law and Practise)
Hanya 1 pasal, yaitu pasal :

19. Dasar hukum yang digunakan dalam


polis adalah hukum dan
kebiasaan Inggris (English Law
and Practise Clause)
EXCLUTIONS CLAUSES
OF ICC (A), (B), & (C) 1/1/82
Penjelasan klausula pengecualian yang terdiri dari 4 pasal
tersebut sebagai berikut :
General Exclutions Clauses, Seaworthiness and Unfitness Excl.
Clauses, War Excl. Clauses. Strikes Excl. Clauses, yaitu
kerugian-kerugian yang secara tegas dinyatakan tidak dijamin
oleh Penanggung berdasarkan klausula-klausula tersebut diatas
sebagai berikut :

CLAUSE 4 (GENERAL EXCLUTIONS CLAUSES)


– Tidak sekali-kali pertanggungan ini menjamin
– Salah urus yang disengaja oleh Tertanggung
– Kebocoran biasa, keausan
– Kerugian karena alat pembungkus tidak memenuhi syarat
– Sifat alamiah dari barang
– Keterlambatan
– Kepailitan, kesulitan keuangan / financial default operator
kapal
– Akibat perang
– Karena Radio Aktif
CLAUSE 5 (SEAWORTHINESS & UNFITNESS)
– Tidak laik lautnya kapal
– Ketidaksempurnaan kapal, tongkang, alat pengangkut,
container atau liftvan yang dipergunakan untuk itu

CLAUSE 6 (WAR)
– Perang, perang saudara, revolusi, pemberontakan,
tindakan yang bersifat bermusuhan
– Pembeslahan, penyitaan, penangkapan, pembatasan
kebebasan atau penahanan
– Akibat ranjau, torpedo, bom dan senjata perang lainnya.

CLAUSE 7 (STRIKES)
– Para pekerja dilarang masuk kerja
– Pemogokan, gangguan terhadap pekerjaan
– Teroris yang berlatar belakang politik.
MARINE INSURANCE
PERBEDAAN I.C.C 1/1/63 DENGAN I.C.C
1/1/82
NO. NAME OF PERILS ICC1/1/63 ICC 1/1/82
AR WA FPA A B C
1. Fire or explosion C C C C C C
2. Vessel of craft stranded, ground, C C C C C
sunk or capsized
3. Overtuning or derailmen of land NC NC NC C C C
conveyance
4. Collision or contact of vessel, craft C C C C C C
or conveyance with external object
5. Discharge of cargo at port of C C C C C C
distress
6. General average sacrifice C C C C C C
7. Jettison C C C C C C
8. W.O.B C C C C C NC
9. Earthquake, volcanic eruption or C NC NC C C NC
lighting
10. Entry of sea, lake or river into C NC NC C C NC
vessel/craft hold, conveyance,
container, liftvan or place of storage
11. Heavy weather C C NC C NC NC
12. Total loss of any one package, lost over C C C C
board or dropped whilst loading or
unloading from vessel or craft C C C C C C
13. Proportion liability under both to blame
Collision C C NC C NC NC
14. General average and salvage charges
15. Theft Pilferage & Non Delivery (TPND) C NC NC NC NC NC
16. Strikes Riots & Civil Commotions (SRCC) NC NC NC NC NC NC
17. War NC NC NC NC NC NC
18. Capture Seizure Arrest Restraint (CSAR) NC NC NC NC NC NC
19. Derelict mines, torpedos, bombs or other NC NC NC NC NC NC
derelict weapon of war
20. Terrorist or any persons acting for NC NC NC NC NC NC
political motive
21. Wilfull misconduct of the insured NC NC NC NC NC NC
22. Ordinary breakage, ordinary loss of
weight, wear & tear of the subject NC NC NC NC NC NC
matter of insured

Note
C : cover
NC : no cover

Anda mungkin juga menyukai