Anda di halaman 1dari 15

Minggu Ke V

ASURANSI PENGANGKUTAN

Saat ini pengangkutan barang dari satu daerah ke daerah lain memegang peranan
yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Terlebih dengan begitu pesatnya
perkembangan bidang industri yang tersebar hampir di seluruh wilayah tanah air.
Mengingat begitu besarnya arus perpindahan barang dari satu daerah ke daerah lain,
maka perlu adanya suatu jaminan terhadap risiko-risiko yang mungkin terjadi.
Ada beberapa macam jenis asuransi yang termasuk dalam asuransi pengangkutan,
yaitu asransi pengangkutan darat, asuransi pengangkutan laut, asuransi pengangkutan
terpadu, dan asuransi aviasi, yang kesemuanya bertujuan untuk memberikan jaminan
terhadap risiko atas segala kemungkinan yang terjadi dalam pengangkutan laut. Tapi
untuk lebih praktisnya penyampaiannya dibahas lebih dahulu asuransi pengangkutan
darat.

A. ASURASI PENGANGKUTAN DARAT


Beberapa karakteristik asuransi pengangkutan darat, mulai dari obyek pertanggungan,
bahaya-bahaya dalam pengangkutan darat, jaminan keselamatan penumpang, sampai
dengan asuransi pengangkutan barang.
1. Obyek Pertanggungan
Obyek pertanggungan dalam asuransi pengangkutan darat adalah kendaraan
pengangkut darat beserta muatannya terhadap berbagai macam bahaya yang dapat
menimbulkan kerusakan atau kerugian pada kendaraan pengangkut maupun pada
muatannya.
Asuransi pengangkutan darat meliputi 3 macam asuransi yaitu :
1.1. Asuransi Atas Keselamatan Penumpang
1.2. Asuransi Atas Barang yang Diangkut
1.3. Asuransi Atas Kendaraan Pengangkut

2. Risiko (bahaya) Dalam Pengangkutan Darat


2.1. Angin topan, angin rebut, gempa bumi, letusan gunung berapi, dan banjir.

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 57


2.2. Tabrakan atau senggolan antara sesama kendaraan pengangkut, menabrak benda
keras, tergelincir keluar dari jalan atau rel, jatuh ke sungai atau jurang.
2.3. Penahanan atau penyitaan oleh yang berwajib atau penduduk.
2.4. Peperangan, sabotase, pembajakan, perampasan.
2.5. Kerusuhan, kekacauan, pemogokan, demonstrasi, kebakaran, pencurian,
kehilangan, dan sebagainya.

3. Jaminan Keselamatan Penumpang


Jaminan atas keselamatan penumpang kendaraan darat ditutup asuransinya oleh
pengangkut kepada perusahaan asuransi kerugian. Di Indonesia, jaminan diberikan oleh
perusahan asuransi kerugian PT. Jasaraharja (akan dibahas pada asuransi sosial).

4. Asuransi Pengangkutan Barang


Barang yang diangkut lewat darat, asuransinya ditutup oleh perusahaan asuransi
kerugian dengan menggunakan polis perjalanan darat. Dalam garis besarnya, isi polis
pengangkutan lewat darat (merujuk Pasal 256 dan 686 KUHDagang) adalah sebagai
berikut :
4.1. Nama, alamat tertanggung, dan pialang (apabila asuransi ditutup dengan
perantaraan pialang).
4.2. Bahaya atau risiko yang ditanggung atau (kondisi) standar pertanggungan.
4.3. Saat bahaya mulai ditanggung dan saat bahaya terakhir ditanggung, atau saat
polis mulai berlaku dan berakhirnya polis.
4.4. Keterangan dan data barang yang ditanggung sepanjang yang diketahui oleh
tertanggung (dan broker = pialang).
4.5. Perjanjian yang telah diadakan oleh tertanggung kepada pihak ketiga (bila ada)
mengenai barang yang ditanggung.
4.6. Tanggal diadakan perjanjian asuransi.
4.7. Apabila dalam surat angkutan (surat muatan) disebutkan lamanya perjalanan
darat, disebutkan pula dalam polis.
4.8. Apakah perjalanan darat dilakukan langsung, terputus atau singgah
4.9. Nama dan alamat pengangkut atau ekspeditur yang menerima pengangkutan
4.10. Jumlah harga pertanggungan dan prosedur menentukan harga pertanggungan
(real value, insered value, agreed value).

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 58


4.11. Nama tempat tujuan barang
4.12. Tarif premi (1%) dan jumlah pertanggungan.
Pasal 688 KUHDagang menetapkan bahwa jaminan dari penanggung (butir 4.3 di
atas) mulai berlaku sejak barang telah sampai ke kendaraan yang akan mengangkutnya
ke tempat tujuan atau sejak barang sampai di kantor atau ke tempat lain yang diterima
oleh pengangkut. Jaminan berakhir sejak barang telah diserahkan oleh pengangkut ke
dalam kendaraan tertanggung atau orang-orang yang dikuasakannya.
Ketentuan Pasal 688 KUHDagang di atas oleh para pihak dapat dikesampingkan
yaitu dengan membuat ketentuan dalam polis bahwa jaminan mulai berlaku dari suatu
tempat tertentu dan berakhir pada tempat tertentu pula.

5. Pengangkutan Berganti-ganti Melalui Darat dan Air


Pasal 691 KUHDagang menetapkan bahwa dalam pertanggungan barang yang
diangkut berganti-ganti melalui darat dan air, jaminan dari penanggung tetap berlaku
sekalipun selama perjalanan, barang yang ditanggung dipindahkan ke dalam kendaraan
pengangkut lain atau kapal lain. Akan tetapi perjalan yang berganti-ganti melalui darat
dan air harus dilakukan melalui jalan atau rute yang lazim digunakan untuk kendaraan
pengangkut yang demikian. Kecuali dalam keadaan terpaksa, tidak boleh dialkukan
penyimpangan perjalanan. Apabila dilakukan, maka jaminan dari penaggung berakhir
sejak penyimpangan itu, kecuali dalam polis pertanggungan barang dimasukan syarat
diperkenankan penyimpangan perjalanan, yang diminta oleh tertanggung ketika menutup
asuransi dengan membayar premi tambahan.

6. Asuransi Kendaraan Pengangkut Darat


Kendaraan pengangkut darat ditutup asuransinya kepada perusahaan asuransi
kerugian. Polis yang digunakan dapat berupa polis perjalanan darat atau polis waktu.
Apabila digunakan polis perjalanan, maka jaminan dari penanggung hanya berlaku untuk
satu kali perjalanan dimulai dari tempat pemberangkatan sampai di tempat tujuan.
Namun umumnya digunakan adalah polis waktu (1 tahun, 1/2 tahun, 3 bulan, 1 bulan),
tidak menjadi persoalan apakah kendaraan dijalankan atau tidak.
Khusus untuk kendaraan bermotor Dewan Asuransi Indonesia (DAI) telah mengeluarkan
Kondisi Standar Asuransi Kendaraan Bermotor (hal ini akan dibahas pada bab-bab
berikutnya).

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 59


B. ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Ocean Marine Insurance)
Di Indonesia Asuransi laut diganti dengan istilah Asuransi Pengangkutan.
Adapun karakteristik dari asuransi pengangkutan laut adalah :
1. Kepentingan (obyek yang dijamin)
Asuransi pengangkutan laut itu menjamin kehilangan atau kerusakan akibat adanya
bahaya laut. Yang dijamin ada 3, yaitu :
1.1. Rangka Kapal (Hull)
Pertanggungan jenis ini menjamin lambung dan mesin kapal terhadap risiko
bahaya laut, misalnya cuaca buruk, kandas, tubrukan, kebakaran, dan sebagainya.
1.2. Barang Muatan (cargo)
Pertanggungan ini menjamin barang-barang ekspor atau impor ke atau dari
berbagai penjuru dunia, yang dijamin terhadap bahaya laut, risiko pemindahan muatan,
dan risiko bahaya perang.
1.3. Uang Tambang (Freight)
Di sini tertanggung dijamin tidak kehilangan uang angkutan atau uang tambang,
terutama uang angkutan pada konsumen. Perlu diingat bahwa kerugfian atau kehilangan
barang muatan berarti kerugian pada uang angkutan.

2. Polis yang Digunakan


Polis yang umumnya digunakan dalam asuransi pengangkutan laut adalah :
2.1. Polis dengan jangka waktu 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan atau lebih. Yang umumnya
digunakan adalah jangka waktu 12 bulan.
2.2. Polis perjalanan untuk satu perjalanan atau bolak-balik.
Masa berlakunya polis ini biasanya ditentukan dengan syarat at and from atau
from saja.
Saat mulai dan berakhirnya pertanggungan dalam asuransi pengangkutan laut
ditentukan sebagai berikut :
" Sejak barang meninggalkan gudang atau tempat penyimpanan di tempat yang
disebut dalam polis, kemudian dilanjutkan dalam perjalanan, dan berakhir :
2.2.1. pada waktu penyerahan kepada si penerima atau gudang terakhir atau tempat
penyimpanan di tempat tujuan yang disebutkan pada polis.

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 60


2.2.2. pada waktu penyerahan kepada gudang lain atau tempat penyimpanan, baik
disebut atau tidak disebut dalam polis, yang dipilih tertanggung :
2.2.2.1. untuk penyimpanan selain untuk transit
2.2.2.2. untuk lokasi atau distribusi, atau
2.2.2.3. dalam waktu 60 hari setelah barang tiba lengkap dari kapal di
pelabuhan tujuan.
Yang mana saja yang terjadi lebih dahulu '.

3. Macam-macam Penutupan Asuransi Pengangkutan Laut


Ada 3 macam cara yang ditempuh dalam melakukan penutupan asuransi
pengangkutan laut. Ketiga macam cara tersebut adalah secara fakultatif, dengan floating
policy, dan dengan open cover.
3.1. Secara fakultatif, yaitu mempertanggungkan pengangkutan barang setiap
terjadinya pengiriman.
3.2. Dengan floating policy, yaitu mengasuransikan untuk beberapa kali pengangkutan
yang telah direncanakan sekaligus.
3.3. Dengan open cover, yaitu pada dasarnya hampir sama dengan floating policy,
hanya dalam floating policy sudah merupakan polis, sedangkan pada open cover
merupakan kontrak antara calon tertanggung dengan penanggung untuk jangka waktu
tertentu.

4. Premi
Besar kecilnya premi yang harus dibayar oleh tertanggung dalam asuransi
pengangkutan laut tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak. Setiap perusahaan
asuransi belum tentu sama, tergantung pada pertimbangan masing-masing. Dasar
pertimbangan tersebut tergantung pada :
4.1. Jenis barang yang diangkut, apakah mudah pecah, mudah terbakar, dan
sebaliknya.
4.2. Pengepakannya, apakah secara baik, kuat atau tidak, dan apakah diangkat dengan
kontainer atau tidak.
4.3. Umur kapal dan besar kapal, perlu diteliti apakah kapalnya sudah tua (biasanya
dibatasi sampai umur 15 tahun yang terdapat pada buku registrasi kapal), apabila sudah

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 61


diatas 15 tahun dipertimbangkan oleh perusahaan asuransi apakah premi dinaikan atau
pertanggungannya bahkan ditolak.
4.4. Rute kapal, apabila kapal melewati daerah perang atau kenegara-negara yang
masih belum maju, mungkin preminya dinaikan atau pertanggungannya ditolak.
4.5. Kondisi asuransi yang diminta, kondisi asuransi yang diminta adalah suatu hal
yang paling menentukan besar kecilnya premi, karena luasnya jaminan yang harus
dipikul oleh perusahaan asuransi.

5. Bahaya (risiko) yang dijamin


Bahaya yang dijamin dapat digolongkan menjadi bahaya maritim (maritime perils)
dan bahaya non maritime. Bahaya maritim dapat dipisah ke dalam bahaya dari laut
(perils of the sea) dan bahaya di laut (perils on the sea).
Bahaya dari laut merupakan bahaya yang disebabkan langsung oleh peristiwa yang
secara kebetulan terjadi atau tidak menentu seperti angin topan, angin rebut, cuaca buruk,
gempa bumi, gunung berapi meletus, halilintar dan bahaya lain yang berasal dari lautan.
Sedangkan bahaya di laut merupakan bahaya yang bukan disebabkan langsung oleh
bahaya ganas dari lautan, tetapi disebabkan oleh peristiwa-peristiwa tertentu. Peristiwa-
peristiwa tersebut antara lain :
5.1. Kapal tabrakan dengan kapal atau menabrak kapal lain atau tongkang atau perahu,
atau ditabrak oleh kapal lain
5.2. Kapal menabrak benda terapung di lautan (misalnya gunung es) atau menabrak
benda terapung di pelabuhan atau menabrak dam atau dermaga atau benda permanen
lainnya di pelabuhan.
5.3. Kebakaran di kapal sekalipun kebakaran disebabkan oleh kelalaian atau kebakaran
di kapal disebabkan oleh sambaran halilintar (petir)
5.4. Banjir, yaitu air masuk secara besar-besaran ke dalam kapal karena bocor atau
karena sebab-sebab lain
5.5. Pembajakan
5.6. Barratry (perbuatan tercela atau perbuatan melanggar hukum dari nakhoda dan
atau anak buah kapal yang menimbulkan kerugian pada kapal)
Bahaya non-maritim merupakan risiko yang dihadapi kapal, yang disebabkan oleh :
5.7. Peperangan, perang sipil, revolusi, pemberontakan, perlawanan, atau kegaduhan
sipil yang ditimbulkannya

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 62


5.8. Penangkapan, penahanan, perampasan, penyitaan ataupun akibat-akibatnya atau
setiap perbuatan untuk tujuan yang demikian
5.9. Ranjau, torpedo, bom, atau senjata-senjata perang yang terlontar
5.10. Pemogokan, kerusuhan buruh, huru-hara, kegaduhan sipil, penutupan perusahaan
atau pencegahan buruh-buruh dengan paksa melakukan pekerjaannya, dan lain-lain yang
senada
5.11. Perbuatan teroris atau perbuatan-perbuatan yang bermotif politik
Menurut paham asuransi laut, yang dijamin oleh asuransi adalah bahaya maritim,
akan tetapi dapat juga ditutup asuransi untuk bahaya non maritime
.
6. Macam Kapal yang Ditanggung
Pada prinsipnya, macam kapal yang ditanggung adalah semua jenis kapal laut, kapal
sungai, dan kapal danau yang terbuat dari baja atau kayu, dan digunakan secara legal,
kecuali :
6.1. kapal perang, kapal selam, dan kapal apapun yang digunakan untuk keperluan
perang termasuk kapal logistik perang, dan
6.2. kapal yang digunakan untuk tujuan yang dilarang oleh undang-undnag, misalnya
kapal yang digunakan untuk penyelundupan, perampokan, pembajakan, dan tujuan-
tujuan terlarang lainnya
Menurut hukum yang berlaku di Indonesia, persyaratan agar kapal boleh
diasuransikan adalah sebagai berikut :
6.3. berbendera Indonesia
6.4.berbendera negara lain, tapi kapal yang bersangkutan dimiliki, atau di bawah
pengawasan manajemen Indonesia
6.5.sedang memiliki ijin berlayar dari instansi yang berwenang (Dirjen Perhubungan
Laut)
6.6.tidak dalam status tahanan, baik tahanan yuridis, maupun tahanan politis

C. ASURANSI PENGANGKUTAN TERPADU


Adapun karakteristik dari asuransi pengangkutan terpadu, yaitu :
1. Asuransi Pengangkutan Kepulauan
Asuransi pengangkutan barang yang disusun oleh Dewan Asuransi Indonesia,
disesuaikan dengan yang dibutuhkan oleh suatu kepulauan seperti Indonesia, yaitu

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 63


dipadukan antara asuransi pengangkutan barang melalui laut, melalui darat, dan udara
dengan menggunakan satu polis. Apabila sejumlah barang diangkut dengan kapal laut
dari Menado ke Surabaya dan seterusnya diangkut ke Kediri dengan Kereta api, maka
asuransinya dapat ditutup satu kali untuk pengangkutan Menado- Surabaya- Kediri
dengan kondisi pertanggungan dipilih salah satu dari Risiko I, Risiko II, dan Risiko III.

2. Risiko yang Ditanggung


Risiko dalam pengangkutan kepulauan dibedakan menjadi 3, yaitu : risiko I, risiko II,
dan risiko III. Adapun cirri-ciri dari masing-masing risiko tersebut adalah sebagai
berikut:
2.1. Risiko I
Menjamin smua risiko yang menimbulkan kerugian atau kerusakan pada barang yang
ditanggung, kecuali disebabkan oleh risiko-risiko yang tidak ditanggung (yang
disebutkan di bawah)
2.2. Risiko II
Menjamin kerugian atau kerusakan atau biaya atas barang yang ditanggung, yang
timbul dari risiko-risiko di bawah ini, kecuali disebabkan oleh risiko-risiko yang tidak
ditanggung (yang disebutkan di bawah)
2.2.1. Akibat dari alat pengangkutan mengalami :
2.2.1.1. kebakaran atau peledakan
2.2.1.2.terdampar, terkandas, terbalik, tenggelam, tergelincir keluar rel atau
jalur, tabrakan, terjatuh, tersungkur, pendaratan darurat.
2.2.2. Pembongkaran di pelabuhan darurat
2.2.3. Gempa bumi, letusan gunung berapi, sambaran petir
2.2.4. Disebabkan oleh :
2.2.4.1. pengorbanan kerugian umum
2.2.4.2. pembuangan barang kelaut
2.2.4.3. terlemparnya barang ke laut
2.2.4.4. air laut, air sungai, air danau, air hujan atau air tawar masuk ke dalam
alat pengangkut termasuk tempat penimbun barang
2.2.5. Kerugian akibat bongkar muat
2.2.6. Tanggung jawab akibat tabrakan kapal
2.3. Risiko III

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 64


Menjamin kerugian atau kerusakan keseluruhan atas barang yang ditanggung, yang
timbul dari risiko-risiko tersebut di bawah ini, kecuali disebabkan oleh risiko-risiko yang
tidak disebut.
2.3.1. Akibat dari alat pengangkutan mengalami :
2.3.1.1. kebakaran atau peledakan
2.3.1.2. terdampar, terkandas, terbalik, tenggelam, tergelincir keluar rel atau
jalur, tabrakan, terjatuh, tersungkur, pendaratan darurat
2.3.2. Pembongkaran di pelabuhan darurat
2.3.3. Yang disebabkan oleh :
2.3.3.1. pengorbanan kerugian umum
2.3.3.2. pembuangan barang ke laut
2.3.4. Kerugian akibat dari :
2.3.4.1. bongkar muat, dan
2.3.4.2. terlemparnya barang ke laut karena cuaca buruk
2.3.5. Risiko yang dikecualikan
Selain risiko yang ditanggung oleh perusahaan asuransi, juga terdapat risiko yang
tidak ditanggung, yang biasanya disebut dengan risiko yang dikecualikan adalah sebagai
berikut :
2.3.5.1. Kesalahan atau kelalaian tertanggung asuransi ini tidak menjamin :
2.3.5.1.1. kerugian atau kerusakan barang yang disebabkan oleh kelalaian
atau kesalahan tertanggung, pegawai-pegawai tertanggung atau orang-orang yang bekerja
pada tertanggung dan agen tertanggung
2.3.5.1.2. kerugian atau kerusakan barang dan biaya-biaya yang timbul
akibat dari pembungkus yang kurang baik, termasuk penimbunan atau penyusunan
barang di dalam kontainer, tetapi hanya bila penyusunan barang dilakukan oleh orang-
orang yang berada di bawah pengawasan tertanggung.
2.3.5.1.3. kerugian atau kerusakan yang disengaja pada barang yang
ditanggung atau bagian dari barang yang ditanggung karena tindakan salah oleh seorang
atau orang-orang lain. Ketentuan ini tidak berlaku untuk risiko I.
2.3.5.2. Sifat Pembawaan Barang
Asuransi ini tidak menjamin :
kebocoran atau susut atau keausan yang wajar dari barang-barang yang ditanggung

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 65


kerugian atau kerusakan barang atau biaya-biaya yang timbul akibat dari sifat barang
yang ditanggung
Karena alamiahnya barang-barang tertentu dapat mengalami proses pembusukan
sendiri (sayur-mayur, buah-buahan, makanan, dan lain-lain), demikian pula ada jenis
barang yang dapat terbakar sendiri, misalnya kopra dapat terbakar sendiri di dalam palka
bila udara sangat panas.
2.3.5.3. Kelambatan pengiriman barang
Asuransi ini tidak menjamin kerugian atau kerusakan barang atau biaya-biaya yang
timbul yang diakibatkan langsung oleh kelambatan walaupun kelambatan yang
disebabkan oleh risiko-risiko yang dijamin. Kelambatan yang dialami oleh alat
pengangkut, misalnya karena kesalahan navigasi, dapat menimbulkan pada barang yang
diangkutnya. Kerugian yang demikian tidak termasuk risiko asuransi pengangkutan, tapi
merupakan tanggung jawab pengangkut. Berarti kerugian yang demikian tidak dijamin
oleh asuransi kelambatan penyerahan barang kepada penerima barang di tempat tujuan,
juga dapat menimbulkan kerugian pada barang, yang dikenal dengan istilah liquidity
damage. Kerugian yang demikian merupakan tanggung jawab yang demikian tidak
dijamin oleh asuransi pengangkutan.
Kelambatan barang tiba di tempat tujuan disebabkan oleh kapal melakukan deviasi
ydiperbolehkan menurut hukum atau kapal menghadapi bahaya laut sehingga terpaksa
menyingkir atau mengungsi, tidak terpaksa dalam pengertian kelambatan ini.
2.3.5.4. Keadaan keuangan yang buruk
Asuransi tidak menjamin kerugian atau kerusakan barang atau biaya-biaya yang
timbul dari keadaan keuangan yang buruk dari pemilik kapal atau pengusaha atau
pencharter kapal atau operator kapal. Keadaan yang buruk untukmembiayai operasi kapal
dapat menimbulkan gangguan terhadap jadwal pelayaran sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada barang yang diangkut. Hal yang demikian dapat juga terjadi terhadap alat
pengangkut udara dan darat. Kerugian yang demikian merupakan tanggung jawab
pengangkut terhadap pemilik barang. Berarti tidak dijamin oleh asuransi yang menjamin
barang yang bersangkutan.
2.3.5.5. Risiko senjata perang
Asuransi tidak menjamin kerugian atau kerusakan barang atau biaya-biaya yang
timbul akibat penggunaan senjata perang, senjata atom atau nuklir atau reaksi radioaktif.

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 66


Yang dimaksud di sini adalah penggunaan senjata-senjata perang atau senjata atom atau
nuklir atau radio aktif yang bukan untuk tujuan perang, diatur dalam bahaya perang.
2.3.5.6. Risiko perang
Asuransi tidak menjamin kerugian atau kerusakan barang-barang yang
disebabkan oleh :
2.3.5.6.1. peperangan, perang saudara, revolusi, pemberontakan atau
kerusakan di kalangan masyarakat yang timbul dari kejadian-kejadian tersebut atau
tindakan-tindakan yang bersifat permusuhan oleh atau terhadap pihak yang terlibat
perang
2.3.5.6.2. penyitaan, penangkapan, pembatasan kebebasan atau penahanan
pembajakan (dikecualikan) serta akibatnya atau percobaan untuk melakukan hal-hal
tersebut.
2.3.5.6.3. ranjau, torpedo, dan lain-lain yang tidak diurus lagi.
2.3.5.7. Risiko pemogokan
Asuransi ini tidak menjamin kerugian atau kerusakan barang atau biaya-biaya yang
timbul atau disebabkan oleh pemogokan, pemecatan buruh, atau orang-orang yang ikut
serta dalam kerusuhan, huru-hara dalam masyarakat; akibat dari pemogokan, pemecatan
buruh dan huru-hara dalam masyarakat oleh teroris atau tindakan seseorang dengan latar
belakang poitik.
2.3.5.8. Ketidaklayakan alat pengangkut
Asuransi ini tidak menjamin kerugian atau kerusakan barang atau biaya-biaya yang
timbul dari tidal layaknya kapal atau tongkang atau ketidaklayakan alat pengangkut darat
maupun udara, kecuali bila tertanggung atau orang-orang yang bekerja padanya tidak
mengetahui ketidaklayakan alat pengangkut tersebut. Persyaratan kelayakan kapal harus
dilihat dari 3 komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Ketiga komponen tersebut
sebagai berikut :
2.3.5.8.1. Rangka kapal dan mesin kapal berada dalam keadaan baik dan
mampu berlayar di laut. Kondisi kapal dalam keadaan baik dan mampu berlayar di laut
diproyeksikan dari kebenaran material dari seluruh sertifikat kapal yang
direkomendasikan oleh Biro Klasifikasi yang mengawasi operasi kapal.
2.3.5.8.2. Kemampuyan anak buah kapal bernavigasi yang diproyeksikan
dari ijazah dan pengalaman anak buah kapal sesuai dengan besarnya ukuran kapal dan
luasnya jaringan operasi kapal.

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 67


2.3.5.8.3. Kapal selalu dibekali dengan perbekalan dan peralatan yang
cukup (bahan bakar, peta laut, baringan, kompas, radio atau teleks, dan lain-lain).
Ketiga macam persyaratan kelayakan tersebut juga harus dipenuhi oleh alat
pengangkut udara agar dapat dikategorikan layak udara. Sedangkan alat pengangkutan
darat yang lazim digunakan untuk mengangkut barang seperti truk dan trailer, dapat
dikategorikan layak darat bila telah dites dan dikir oleh instansi yang berwenang
(DLLJR) dan sertifikat kir masih berlaku.

4. Mulai dan Berakhirnya Risiko


Dalam polis asuransi biasanya disebutkan kapan mulai dan berakhirnya risiko. Kapan
mulai dan berakhirnya risiko pertanggungan dapat dipaparkan sebagai berikut :
4.1. Risiko yang dijamin oleh asuransi dimulai sejak barang bergerak meninggalkan
gudang pengiriman untuk diangkut ke tempat tujuan, dan berakhir pada saat barang
diserahterimakan :
4.1.1. di gudang tujuan disebutkan dalam polis, atau
4.1.2. di gudang lain yang ditunjuk oleh tertanggung, atau
4.1.3. lewat waktu 15 hari untuk pengangkutan melalui air; lewat 4 hari untuk
pengangkutan melalui darat; lewat 7 hari untuk pengangkutan melalui udara, yang mana
saja yang lebih dahulu terjadi.
Ketentuan ini merupakan syarat dari gudang ke gudang, tetapi lamanya jaminan di
tempat tujuan dibatasi 15 hari terhitung sejak barang-barang selesai dibongkar dari alat
pengangkut air.
Apabila waktu 15 hari ini dilewati, jaminan berakhir walaupun barang-barang belum
selesai diserahkan ke dalam gudang. Tapi bila penyerahan lebih cepat dari 15 hari, maka
jaminan berakhir ketika barang-barang selesai diserahkan ke dalam gudang.
4.2. Apabila di luar kekuasaan atau kemampuan tertanggung, kontrak pengangkutan
berakhir sebelum barang tiba di tempat tujuan yang disebutkan dalam polis, maka
jaminan diatur sebagaimana diatur dalam ayat (4.1) di atas, kecuali ditentukan atau
disetujui lain oleh penanggung dengan atau tanpa penambahan premi, maka :
4.2.1. jaminan berakhir sebagaimana diatur dalam ayat (4.1.1) di atas bila barang
diteruskan ke tempat tujuan yang disebutkan dalam polis.

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 68


4.2.2. jaminan berakhir bila barang terjual di tempat pengakhiran kontrak
pengangkutan atau lewat 7 hari terhitung sejak barang dibongkar dari alat pengangkut,
yang mana saja yang lebih dahulu terjadi.

D. ASURANSI AVIASI
Asuransi Aviasi merupakan salah satu jenis asuransi pengangkutan. Asuransi ini
terdiri dari asuransi muatan udara, asuransi cargo udara, dan asuransi pesawat
udara.
1. Asuransi Muatan Udara
Karakteristik dari asuransi muatan udara adalah :
1.1. Obyek pertanggungan
Obyek pertanggungan dalam asuransi pengangkutan udara dan muatannya
(barang dan penumpang) terhadap kemungkinan bahaya yang menimpanya, yang terjadi
di Bandar udara (ground risk) atau dalam penerbangan (flight risk).
1.2. Jaminan keselamatan penumpang
Dalam pengangkutan udara, pengangkut diwajibkan oleh undang-undnag untuk
menutup asuransi atau tanggung jawabnya terhadap penumpang, yaitu :
1.2.1. Tanggung jawab atas keselamatan penumpang
1.2.1.1. ketika menaiki pesawat udara
1.2.1.2. selama dalam pesawat udara, dan
1.2.1.3. ketika turun dari pesawat udara
dengan ketentuan bahwa jaminan keselamatan hanya diberikan kepada
penumpang yang memiliki karcis penumpang yang sah. Di Indonesia, keselamatan
penumpang dijamin oleh PT. Jasa Raharja.
1.2.2. Tanggung jawab atas kerugian bagasi penumpang (hilang, rusak, terbakar),
kecuali bagasi yang dibawa sendiri oleh penumpang. Jaminan atas kemungkinan
kerugian atas bagasi penumpang diasuransikan kepada perusahaan asuransi kerugian oleh
pengangkut.

2. Asuransi Cargo Udara


Adalah asuransi atas barang-barang (bukan bagasi penumpang)yang diangkut oleh
pesawat udara untuk melindungi pemilik barang terhadap kemungkinan bahaya yang

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 69


menimbulkan kerugian atau kerusakan yang dialami oleh barang yang disebabkan oleh
pesawat udara yang mengangkutnya ditimpa bahaya.

3. Asuransi Pesawat Udara


Adapun karakteristik dari asuransi pesawat udara adalah :
3.1. Obyek pertanggungan
Obyek pertanggungan dalam asuransi pesawat udara itu sendiri, yang meliputi
kerangka dan mesin pesawat, baling-baling, motor, dan semua peralatan yang merupakan
bagian dari pesawat udara, termasuk perlengkapan yang dapat dilepaskan dari pesawat
udara itu seperti kompas, radio, perlengkapan kabin, dan lain-lain.
3.2. Risiko yang dijamin
Jaminan dari polis gabungan pesawat udara meliputi hal-hal sebagai berikut :
3.2.1. Tanggung jawab terhadap pihak ketiga, tidak termasuk tanggung jawab
terhadap penumpang, misalnya pesawat jatuh di pemukiman penduduk. Peristiwa ini
menyebabkan tertanggung dibebani tanggung jawab untuk membayar kerugian atas
kecelakaan tersebut, dalam hal ini perusahaan asuransi akan mengganti kerugian tersebut.
3.2.2. Tanggung jawab terhadap penumpang atau keselamatan penumpang
ketika :
3.2.2.1. menaiki pesawat udara
3.2.2.2. selama berada di dalam pesawat udara, dan
3.2.2.3. ketika turun dari pesawat udara
dengan ketentuan bahwa penumpang yang bersangkutan memiliki karcis
yang sah.
3.2.3. Tanggung jawab atas kerugian atau kerusakan bagasi penumpang, kecuali
bagasi sendiri yang dibawa oleh penumpang.
3.2.4. Kehilangan atau kerusakan pesawat udara ketika berada di udara,
bergerak di landasan, di darat, dan di permukaan air. Kehilangan atau kerusakan pesawat
udara disebabkan oleh berbagai bahaya seperti topan badai, pesawat udara jatuh atau
tersungkur, melakukan pendaratan darurat, tabrakan di udara, menabrak benda permanen
di bandar udara, kebakaran dan sebagainya.
3.2.5. Luas risiko dan lama pertanggungan
Semakin luas risiko yang dijamin semakin luas pula bahaya yang
ditanggung, maka preminya pun semakin besar. Lamanya pertanggungan juga

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 70


berpengaruh terhadap besar kecilnya premi asuransi. Dalam perbandingannya, premi
untuk jangka panjang lebih kecil daripada premi untuk jangka pendek.

SURAJIMAN: Hukum Asuransi- Tidak dipublikasikan hal 71

Anda mungkin juga menyukai