Anda di halaman 1dari 18

NATSRI ANSHARI, SH.

LLM
BRIGJEN TNI (PURN)
Pengertian

Seluruh kegiatan HHI oleh


anggota angkatan
bersenjata yang tidak
bertempur secara
langsung
Daerah Belakang
Tempat pemusatan orang-orang dan
obyek-obyek yang dilindungi

Cadangan munisi dan bahan bakar,


fasilitas kesehatan

Kamp tawanan perang/interniran


Daerah Belakang

Zona-zona netral yang harus dilindungi dari


serangan musuh.

Kombatan dan obyek militer, berada pada


jarak yang cukup jauh dari orang atau obyek
yang dilindungi.

Tindakan komando bersifat pengorganisasian.


Garis batas antara Garis Depan dengan Garis
Belakang tidak dapat ditentukan dengan pasti

 Ada ambang batas kegiatan


 Pengumpulan korban luka
 Mengurus korban tewas
 Penyerahan barang milik penduduk sipil
kepada penguasa militer dsb.
Dasar Penentuan Garis Batas

 Pertanggungjawaban antara garis depan dan garis


belakang yang sangat tergantung pada sistem
pengorganisasian pasukan:

 Pergeseran pow dari lokasi penangkapan ke lokasi


pengumpulan atau lokasi penjemputan (garis
depan) menuju kamp interniran (garis belakang).

 Gerakan atau perpindahan orang atau obyek yang


dilindungi menjauh dari sasaran militer.
Logistik
Giat militer mendukung pertempuran

 Memberikan dukungan persenjataan.

 Memberikan dukungan tenaga (orang).

 Memberikan dukungan bahan bakar.

 Memberikan dukungan pengangkutan.

 Memberikan perlindungan.
Penempatan Duklog di Rahkang

 Pusat pelayanan kesehatan militer


 Pusat pemeliharaan
 Depot
 Kamp tawanan perang
 Gedung pemerintah.
 Duklog bisa ditempatkan di area yang
terkena dampak pertempuran.
Kerja Sama Penguasa Militer, Sipil, Kepolisian

o Perlindungan sipil, badan perlindungan sipil dan giatnya.

o Pendirian RS dan pembentukan zona keamanan.

o Pembentukan zona netral atau zona demiliterisasi.

o Perlindungan terhadap benda-benda cagar budaya.

o Tawanan perang dan/atau kamp interniran sipil.

o Aspek hukum dan administratif dari HHI.


Tindakan Komando oleh Komandan Militer

 Penentuan obyek militer dan sipil (non-militer).

 Identifikasi obyek militer di daerah belakang.

 Identifikasi orang yang dilindungi secara khusus.

 Identifikasi obyek yang dilindungi secara khusus


Orang dan Obyek yang Dilindungi

• Bangunan Kesehatan.
• Tempat dan Kawasan Rumah Sakit.
• Cagar budaya.
• Instalasi atau bangunani yang berbahaya
• Zona Demiliterisasi.
• Tawanan Perang
• Perlindungan Masyarakat
Perlindungan Masyarakat
 Peringatan (adanya bahaya)
 Evakuasi.
 Pos-pos jaga.
 Tindakan pemadaman listrik.
 Penyelamatan.
 Pelayanan kesehatan dan keagamaan.
 Pemadaman kebakaran
 Deteksi dan pemberian tanda pada daerah bahaya.
 Dekontaminasi dan perlindungan sejenis
 Penyediaan tempat tinggal dan pasokan
 Bantuan darurat dalam Lih dan Har Kamtib
 Perbaikan darurat sarana umum
 Pemakaman darurat para Prajurit yang gugur.
Kegiatan Administrasi

 Tanggung jawab Komandan Rahkang

 Penerjemahan HHI

 Kegiatan Penasehat Hukum.

 Kantor Penerangan Nasional (KPN).

 Dinas Pelayanan Pemakaman (DPP).

 Orang dan obyek yg dilindungi


Perjanjian Khusus

o Antara belijeren atau dengan negara netral

o Mempertahankan wilayah-wilayah tertentu tetap


berada pada jarak cukup jauh dari giat militer

o Penghentian atau Tuspur di daerah tertentu

o Pengangkutan kesehatan, angkutan udara

o Repatriasi atau pemindahan POW ke rah netral.


Pemberitahuan

Kepada belijeren atau negara netral:

 Terjemahan resmi hhi dan peraturan yang berlaku


 Integrasi para militer atau polisi kedalam AB.
 Lokasi kamp POW dan interniran Faskes
 Kapal RS dan kapal kesehatan lainnya.
 Penerbangan evakuasi kesehatan
 Pangkat para tawanan perang.
 Validitas wasiat yang dibuat tawanan perang.
Evakuasi

 Pembedaan kewenangan militer dan sipil

 Petunjuk terperinci setiap jalur evakuasi

 Pelaksanaan evakuasi

# Korban luka, sakit dan kapal karam.


# Tewas
# Pers kesehatan dan rohaniawan musuh
# Barang rampasan perang

Anda mungkin juga menyukai