Anda di halaman 1dari 20

Bea Meterai

UU 10 tahun 2020
Latar belakang
• bahwa untuk meningkatkan peran serta masyarakat sebagai perwujudan
pelaksanaan kewajiban kewarganegaraan secara berkeadilan dan untuk
mengoptimalkan penerimaan negara, perlu upaya penghimpunan dana
pembiayaan yang memadai dan mandiri untuk melaksanakan pembangunan
nasional, yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
• bahwa untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan komunikasi
serta kelaziman internasional dalam kegiatan perekonomian, perlu dibuat
ketentuan perundang-undangan yang memberikan kemudahan dan ketertiban
administratif dalam pengelolaan dan pengawasan penerimaan perpajakan;
• bahwa Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan hukum, kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan
tata kelola Bea Meterai sehingga perlu diganti.
Asas
• asas kesederhanaan, maksudnya adalah pengaturan Bea Meterai harus dapat
memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi hak dan
kewajibannya
• asas efisiensi, maksudnya adalah pengaturan Bea Meterai harus berorientasi pada
minimalisasi penggunaan sumber daya untuk mencapai hasil kerja yang terbaik
• asas keadilan, maksudnya adalah pengaturan Bea Meterai menjunjung tinggi
keseimbangan hak dan kewajiban setiap pihak yang terlibat
• asas kepastian hukum, maksudnya adalah pengaturan Bea Meterai harus dapat
mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan kepastian hukum; dan
yang terakhir
• asas kemanfaatan maksudnya adalah pengaturan Bea Meterai bermanfaat bagi
kepentingan negara, bangsa, dan masyarakat, khususnya dalam memajukan
kesejahteraan umum
Tujuan
• mengoptimalkan penerimaan negara guna membiayai pembangunan
nasional secara mandiri menuju masyarakat Indonesia yang sejahtera;
• memberikan kepastian hukum dalam pemungutan Bea Meterai;
• menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat;
• menerapkan pengenaan Bea Meterai secara lebih adil; dan
• menyelaraskan ketentuan Bea Meterai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya seperti peraturan perundang-undangan
di bidang informasi dan transaksi elektronik (ITE) untuk mengikuti
perkembangan hukum, bisnis, dan teknologi
Objek Bea Meterai
Dokumen yang bersifat perdata:
1. surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan atau surat lainnya yang sejenis meliputi surat kuasa,
surat hibah, dan surat wasiat, beserta rangkapnya
2. akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya
3. Akta PPAT beserta salinannya
4. Surat berharga
5. Dokumen transaksi surat berharga
6. Dokumen lelang
7. Dokumen yang meyatakan jumlah uang dengan nominal lebih dari Rp5juta
8. Dokumen yang ditetapkan dengn PP

Dokumen sebagai alat bukti di pengadilan


1. Dokumen yang terutang Bea Meterai yang belum dibayar lunas, termasuk Dokumen yang Bea Meterainya
belum dibayar lunas, tetapi telah kedaluwarsa; dan
2. Dokumen yang sebelumnya tidak dikenai Bea Meterai karena tidak termasuk dalam pengertian objek Bea
Meterai
Pasal 7 UU Bea Meterai:
1. Dokumen yang terkait lalu lintas orang dan barang
2. Segala bentuk ijazah
3. tanda terima pembayaran gaji, uang tunggu, pensiun, uang
tunjangan
Dokumen yang 4. tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas pemerintah
daerah, bank, dan lembaga lainnya yang ditunjuk oleh negara

tidak 5. kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang
dapat dipersamakan

dikenakan Bea 6. tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern
organisasi
7. Dokumen yang menyebutkan simpanan uang atau surat berharga,
Meterai pembayaran uang simpanan kepada penyimpan oleh bank, koperasi,
dan badan lainnya yang menyelenggarakan penyimpanan uang, atau
pengeluaran surat berharga oleh kustodian kepada nasabah;
8. Surat gadai
9. Dokumen yang diterbitkan atau dihasilkan oleh Bank Indonesia
dalam rangka pelaksanaan kebijakan moneter
Tarif Pasal 6 UU Bea Meterai:
Pemerintah berdasarkan hasil konsultasi dengn DPR,
dapat:
1. Menaikkan atau menurunkan batasan nilai nominal
yang dikenakan meterai dari yang sekarang berlaku
Pasal 4 dan 5 UU Bea Meterai sebesar Rp5.000.000,00 serta besarnya tarif
Tarif Tetap sebesar Rp 10.000,00 Rp10.000,00. Hal ini dapat dilakukan dengan
yang dikenakan 1x untuk setiap mempertimbangkan kondisi perekonomian
nasional dan tingkat pendapatan masyarakat.
dokumen 2. Mengenakan bea meterai dengan tarif tetap yang
berbeda dengan tarif yang berlaku. Contohnya
dokumen surat berharga, seperti saham, dapat
dikenakan tarif bea meterai tidak Rp10.000,00. Hal
ini dilakukan untuk melaksanakan program
pemerintah dan mendukung pelaksanaan
kebijakan moneter dan/atau sektor keuangan
Saat Terutang Bea Meterai
Terdapat 5 kondisi yang menentukan saat terutang Bea Meterai :
1. Saat dokumen dibubuhi tandatangan
2. Saat dokumen selesai dibuat
3. Saat dokumen diserahkan untuk siapa dokumen dibuat
4. Saat dakumen diajukan ke pengadilan
5. Saat dokumen digunakan di Indonesia untuk dokumen yang
dibuat di Luar Negeri
Pihak yang terutang Bea Meterai
Siapa yang harus menanggung Bea Meterai?
Pasal 9 UU Bea Meterai mengatur :
1. Atas dokumen yang dibuat oleh satu pihak maka Bea meterai terutang oleh pihak yang menerima
dokumen. Contohnya kuitansi, bea meterai terutang oleh pihak yang menyerahkan uang
2. Atas dokumen yang dibuat oleh 2 pihak atau lebih, maka bea meterai terutang oleh masing-masing pihak
atas dokumen yang diterimanya. Contohnya surat pernyataan bersama, masing2 pihak terutang Bea
Meterai
3. Khusus untuk surat berharga seperti saham, obligasi, cek, bilyet giro, aksep, wesel, sukuk, surat utang,
warant, option, deposito, termasuk surat kolektif saham, Bea Meterai terutang oleh penerbitnya
4. Atas dokumen yang digunakan sebagai alat bukti dipengadilan. Bea meterainya terutang oleh pihak yang
mengajukan dokumen tersebut sebagai bukti
5. Atas dokumen yang dibuat di luar negeri yang digunakan di Indonesia, maka Bea Meterainya terutang oleh
pihak yang menerima manfaat atas penggunaan dokumen tersebut.

Pasal 9 (6)
tidak menghalangi pihak atau para pihak untuk bersepakat atau menentukan mengenai siapa yang
membayar meterai
Pemungut Bea Meterai
Apabila Pemungut Tidak Melaksanakan Kewajiban
Pasal 10 UU Bea Meterai Pemungutan Bea Meterai:
“Pemungut Bea Meterai adalah pihak yang wajib 1. Diterbittkan SKP
memungut Bea Meterai yang terutang atas 2. Sanksi 100% dari MB yang tidak atau kurang
Dokumen tertentu dari Pihak Yang Terutang” dibayar/disetor

Kewajiban Pemungut Bea Meterai: Contoh:


1. Memungut Bea Meterai yang terutang atas Hasil pemeriksaan terdapat 15 dokumen yang
Dokumen tertentu dari Pihak Yang Terutang seharusnya dipungut BM. % telah disetor dan 10
2. Menyetorkan Bea Meterai yang dipungut ke Kas masih belu disetor. Maka SKP sbb:
Negara, dan BM terutang : 15 x 10.000 : 150.000
3. Melaporkan pemungutan dan penyetoran Bea BM telah disetor : 5 x 10.000 : 50.000
Meterai yang telah dilakukan ke Kantor BM kurang setor : 10 x 10.000 : 100.000
Direktorat Jenderal Pajak Sanksi (100% x 100.000) : 100.000
BM yang masih hrs dibayar : 200.000
Pembayaran Bea Meterai
Pembayaran dengan Meterai: Pembayaran Meterai dalam bentuk lain:
1. Meterai Tempel 1. Meterai Teraan
Menggunakan
2. Meterai Elektronik 2. Sistem Komputerisasi
Meterai
3. Meterai dalam bentuk Lain 3. Teknologi Percetakan

Terdapat 2 cara
pembayaran
Bea Meterai: Pembayaran dengan Meterai SSP:
1. Pembayaran Bea Meterai atas Dokumen sebagai
alat bukti dipengadilan dengan jumlah lebih dari 50
Menggunakan dokumen, atau
SSP 2. Pembayaran dengan Meterai Tempel tidak mungkin
dilakukan karena Meterai Tempel tidak tersedia
atau tidak dapat digunakan. Pembayaran ini dapat
dilakukan paling lama 30 hari sejak saat terutang
Bea Meterai
Pemeteraian Kemudian
Pasal 1 angka 6 UU Bea Meterai : Berdasarkan PMK-4/PMK.03/2021
“Pemeteraian Kemudian adalah Pemeteraian Kemudian dibagi menjadi 3 kelompok:
pemeteraian yang memerlukan 1. Dokumen yang terutang Bea Meterai setelah 1 Januari 2021.
pengesahan dari pejabat yang Bea Meterai yang harus dibayar adalah sebesar Bea Meterai
ditetapkan oleh Menteri” terutang ditambah dengan sanksi administratif sebesar 100%.
2. Dokumen yang terutang Bea Meterai sebelum 1 Januari 2021.
Pasal 17 UU Bea Meterai Bea Meterai yang harus dibayar adalah sebesar Bea Meterai
Pemeteraian Kemudian dilakukan terutang ditambah dengan sanksi administrasi sebesar 200%.
untuk: 3. Dokumen yang dipakai sebagai alat bukti di pengadilan.
1. Dokumen yang Bea Meterainya Besarnya Bea Meterai yang harus dibayarkan adalah sebesar
tidak atau kurang dibayar tarif Bea Meterai yang berlaku saat dokumen dipakai sebagai
2. Dokumen yang digunakan sebagai bukti
alat bukti di pengadilan

Pemeteraian Kemudian dapat dilakukan dengan Meterai Tempel atau SSP. Selanjutnya harus mendapat
Pengesahan Oleh Pejabat Pos atau Pejabat Lain yang ditunjuk Dirjen Pajak
Dokumen yang dapat diberikan fasilitas pembebasan:
Fasilitas Pembebasan 1. Dokumen yang menyatakan pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan dalam rangka percepatan
Bea Meterai proses penanganan dan pemulihan kondisi sosial
ekonomi suatu daerah akibat bencana alam yang
ditetapkan sebagai bencana alam.
2. Dokumen yang menyatakan pengalihan hak atas
Fasilitas Pembebasan adalah fasilitas yang tanah dan/atau bangunan yang digunakan untuk
diberikan untuk tidak mengenakan Bea Meterai melaksanakan kegiatan yang semata-mata bersifat
untuk sementara maupun untuk selamanya atas keagamaan dan/atau sosial yang tidak bersifat
suatu dokumen tertentu komersial
3. Dokumen yang dibuat dalam rangka mendorong
atau melaksanakan program pemerintah dan/atau
Pasal 22 UU Bea Meterai kebijakan lembaga yang berwenang di bidang
Bea Meterai terutang dapat diberikan fasilitas moneter atau jasa keuangan
pembebasan dari pengenaan, baik untuk 4. Dokumen yang terkait pelaksanaan perjanjian
sementara waktu maupun selamanya internasional yang telah mengikat berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perjanjian internasional atau berdasarkan
asas timbal balik
Daluwarsa Bea Meterai

Pasal 23 UU Bea Meterai mengatur :


“Bea Meterai yang terutang menjadi Contoh :
kedaluwarsa setelah jangka waktu 5 (lima) tahun Anda membuat dokumen tanggal 5 Maret 2021
sejak saat terutang” namun Bea Meterai yang terutang belum
dilunasi. Apabila dilakukan penelitian pada bulan
Artinya, apabila telah lewat dari jangka waktu 5 April tahun 2026, maka Bea Meterai terutang
tahun sejak saat terutang bea Meterai, maka atas dokumen tersebut tidak dapat ditagih
atas bea meterai yang belum dilunasi tidak kembali. Atau dianggap telah lunas
dapat ditagih kembali
Larangan Bagi Pejabat
Pasal 21 UU Bea Meterai mengatur
Pejabat yang berwenang dalam menjalankan tugas atau jabatannya, DILARANG:
1. menerima, mempertimbangkan, atau menyimpan Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang
dibayar;
2. melekatkan Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar pada Dokumen lain yang
berkaitan;
3. membuat salinan, tembusan, rangkap, atau petikan dari Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau
kurang dibayar; dan/atau
4. memberikan keterangan atau catatan pada Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar

Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Ketentuan Pidana
Pasal 24 UU Bea Meterai mengatur bahwa, setia orang yang:
1. meniru atau memalsu Meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan maksud
untuk memakai atau meminta orang lain memakai Meterai tersebut sebagai Meterai asli, tidak
dipalsu, atau sah; atau
2. dengan maksud yang sama sebagaimana dimaksud di atas, membuat Meterai dengan menggunakan
cap asli secara melawan hukum, termasuk membuat Meterai elektronik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 dan Meterai dalam bentuk lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, secara
melawan hukum

dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Ketentuan Pidana
Pasal 25 UU Bea Meterai
Setiap Orang yang memakai, menjual, menawarkan, menyerahkan, mempunyai persediaan untuk
dijual, atau memasukkan ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia:
1. Meterai yang dipalsu atau dibuat secara melawan hukum seolah-olah asli, tidak dipalsu, dan
dibuat secara tidak melawan hukum; atau
2. barang yang dibubuhi Meterai sebagaimana dimaksud dalam huruf a, seolah-olah barang
tersebut asli, tidak dipalsu, dan dibuat secara tidak melawan hukum

dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Ketentuan Pidana
Pasal 26 UU Bea Meterai, mengatur bahwa setiap orang yang :
1. menghilangkan tanda yang gunanya untuk menunjukkan suatu Meterai tidak dapat dipakai lagi pada
Meterai Pemerintah Republik Indonesia yang telah dipakai dengan maksud untuk memakai atau meminta
orang lain memakainya seolah-olah Meterai tersebut belum dipakai;
2. dengan maksud yang sama sebagaimana dimaksud dalam huruf a, menghilangkan Tanda Tangan, ciri, atau
tanda saat dipakainya Meterai Pemerintah Republik Indonesia yang telah dipakai sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku harus dibubuhkan di atas atau pada Meterai tersebut; atau
3. memakai, menjual, menawarkan, menyerahkan, mempunyai persediaan untuk dijual, atau memasukkan
ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Meterai yang tandanya, Tanda Tangannya, cirinya, atau
tanggal dipakainya dihilangkan, seolah-olah Meterai tersebut belum dipakai

dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
Aturan Peralihan
Pasal 28 UU Bea Meterai
Pada saat UU ini mulai berlaku:
1. Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dibayar yang dibuat sebelum Undang-Undang ini
berlaku, Bea Meterainya tetap terutang dan dibayar berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1985 tentang Bea Meterai.
2. Meterai tempel yang telah dicetak berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea
Meterai dan peraturan pelaksanaannya yang masih tersisa, masih dapat digunakan sampai dengan
jangka waktu 1 (satu) tahun setelah Undang-Undang ini mulai berlaku dan tidak dapat ditukarkan
dengan uang atau dalam bentuk apa pun.
3. Meterai tempel yang digunakan untuk melakukan pembayaran Bea Meterai yang terutang atas
Dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf b, dapat digunakan dengan nilai total Meterai tempel
yang dibubuhkan pada Dokumen paling sedikit Rp9.000,00 (sembilan ribu rupiah).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai