Anda di halaman 1dari 26

TEORI BELAJAR

BEHAVIORISME
• Behaviorisme memandang belajar adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respon.

• Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan
respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut.

• Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behaviorisme adalah faktor
penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon
dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin
kuat
Teori belajar behaviorisme dapat dipergunakan
ciri-cirinya yakni:
• Mementingkan pengaruh lingkungan (environmentalistis)
• Mementingkan bagian-bagian (elentaristis)
• Mementingkan peranan reaksi (respon)
• Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
• Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu
• Mementingkan pembentukan kebiasaan.
• Ciri khusus dalam pemecahan masalah dengan “mencoba dan gagal’ atau trial and error.
Tokoh Teori
Behaviorisme
• Teori Connectionism dikenal “Instrumental
Conditioning”, karena respon tertentu akan
dipilih sebagai instrumen dalam memperoleh
“reward” atau hasil yang memuaskan. Jadi
Connectionis Belajar adalah proses interaksi antara stimulus
m Edward L. dan respon, teori “trial and error” atau
“selecting and conecting”, yaitu bahwa belajar
Thorndike itu terjadi dengan cara mencoba-coba dan
membuat salah. Respon yang benar secara
(1874-1949) bertahap diperkuat melalui serangkaian proses
coba-coba, sementara respon yang tidak benar
melemah atau menghilang.
Eksperimen
Percobaan Thorndike yang terkenal ialah dengan menggunakan seekor kucing
yang telah dilaparkan dan diletakkan di dalam sangkar yang tertutup dan
pintunya dapat dibuka secara otomatis apabila kenop yang terletak di dalam
sangkar tersebut tersentuh. Dalam percobaan tersebut apabila di luar sangkar
diletakkan makanan, maka kucing berusaha untuk mencapainya dengan cara
meloncat-loncat kian kemari. Dengan tidak tersengaja kucing telah menyentuh
kenop, maka terbukalah pintu sangkar tersebut, dan kucing segera lari ke
tempat makan. Percobaan ini diulangi untuk beberapa kali, dan setelah kurang
lebih 10 sampai dengan 12 kali, kucing baru dapat dengan sengaja menyentuh
kenop tersebut apabila di luar diletakkan makanan.
Conditioning • Belajar adalah proses interaksi antara stimulus
dan respon, namun stimulus dan respon yang
Watson dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang
(1878-1958) dapat diamati (observabel) dan dapat diukur.
Eksperimen
Albert adalah seorang bayi yang gembira dan tidak takut
bahkan senag bermain-main dengan tikus putih berbulu
halus. Dalam ejperimennya watson memulai proses
pembiasaannya dengan cara memukul sebatang besi dengan
sebuah palu setiap kali Albert mendekati dan ingin
memegang tikus putih itu. Akibatnya, tidak lama kemudian
Albert menjadi takut terhadap tikus putih juga kelinci putih.
Bahkan terhadap semua benda putih, termasuk jaket dan
topeng Sinterklas yang berjenggot putih.
• Chark hull juga menggunakan variabel
hubungan antara stimulus dan respon yang
dipengaruhi oleh teori evolusi Charles Darwin
bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan
kebutuhan biologis sangat penting dan
menempati posisi sentral dalam seluruh
Clark Hull kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam
belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan
kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan
muncul mungkin dapat bermacam-macam
bentuknya.
• Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum
kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus
yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul
Conditioning kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan
yang sama (Bell, Gredler, 1991). bahwa setiap
Edwin Ray kejadian yang diikuti dengan respons yang
diinginkan akan mengubah kondisi yang
Guthrie (1946) menstimulasi dan karenanya mempertahankan
respons di dalam kondisi yang menstimulasi
sebelumnya.
Eksperimen
• Guthrie dan Horton (1946) secara cermat mengamati sekitar delapan ratus
kali tidak melepaskan diri dari kotak teka-teki yang dilakukan oleh kucing
yang kemudian observasi ini dilaporan dalam sebuah buku yang berjudul
cats in a Puzzle Box. Kotak yang mereka pakai sama dengan yang dipakai
Thorndike dalam melakukan eksperimennya. Guthrie dan Horton
menggunakan banyak kucing sebagai subyek percobaan, akan tetapi
mereka melihat kucing keluar dari kotak dengan cara sendiri-sendiri dan
berbeda-beda. Dari percobaan diatas respon khusus yang dipelajari oleh
hewan tertentu adalah respon yang dilakukan hewan sebelum ia keluar dari
kotak. Karena respon ini cenderung diulang lagi saat kucing diletakkan di
kotak di waktu yang lain, maka ia dinamakan stereotyped behavior (perilaku
strereotip)
• Reflek Bersyarat atau Conditioned respon
Classic bahwa pengkondisian atau pembiasaan dapat
diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus
Conditioning alami dapat digantikan oleh bunyi lonceng
sebagai stimulus yang dikondisikan. Bahwa
Ivan individu dapat dikendalikan melalui cara
mengganti stimulus alami dengan stimulus yang
Petrovich tepat untuk mendapatkan pengulangan respon
yang diinginkan, sementara individu tidak
Pavlov (1849- menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus
1936). yang berasal dari luar dirinya.
Eksperimen
Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi leher pada seekor
anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan
sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing tersebut. Kini sebelum
makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih
dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar pula. Apabila
perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika
dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan maka air liurpun
akan keluar pula. Makanan adalah rangsangan wajar, sedang sinar merah adalah
rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-
ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat (kondisi) untuk timbulnya
air liur pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Reflek Bersyarat atau
Conditioned Respons.
Operant • Model instruksi langsung dan meyakini bahwa
Conditioning perilaku dikontrol melalui proses operant
conditioning sebagai suatu proses perilaku
Burrhus operant (penguatan positif atau negatif) yang
dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat
Frederic berulang kembali atau menghilang sesuai
dengan keinginan.
Skinner
(1904-1990)
Eksperimen
Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah
dilaparkan dalam kotak yang disebut “skinner box”, yang
sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol, alat
pemberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat
diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik. Karena
dorongan lapar tikus berusaha keluar untuk mencari makanan.
Selama tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box,
tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara
terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai
peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini
disebut shapping
• Robert Gagne dikenal sebagai seorang ahli
psikologi pendidikan. Gagne memiliki
pendapatnya sendiri mengenai istilah belajar,
yaitu sebagai proses suatu organisasi atau siswa
berubah perilakunya sebagai akibat dari
Robert Gagne ( pengalaman yang pernah dialaminya. Belajar
adalah proses yang memerlukan waktu untuk
1916-2002). dapat melihat perubahannya (dari kurang baik
menjadi lebih baik). Gagne juga berpendapat
bahwa pembelajaran adalah periode terjadinya
penerimaan informasi yang kemudian diolah
dan dihasilkan output dalam bentuk hasil
belajar.
• Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning
Albert Theory), yaitu konsep dalam teori behaviorisme
yang menekankan komponen kognitif, pikiran,
Bandura pemahaman, dan evaluasi. Teori Pembelajaran
Sosial ini memiliki konsep utama pembelajaran
(1925) dengan metode pengamatan. Menurut teori ini,
perilaku individu bisa timbul karena
proses modeling, atau tindakan peniruan.
Aplikasi teori behaviorisme dalam proses
pembelajaran
Aplikasi teori behaviorisme dalam proses pembelajaran untuk
memaksimalkan tercapainya tujuan pembelajaran (siswa
menunjukkan tingkah laku/kompetensi sebagaimana telah
dirumuskan), guru perlu menyiapkan dua hal, sebagai berikut:
• Menganalisis Kemampuan Awal dan Karakteristik Siswa
• Merencanakan materi pembelajaran yang akan dibelajarkan
Langkah Umum penerapan Teori
Behaviorisme
• Mengidentifikasi tujuan pembelajaran.
• Melakukan analisis pembelajaran
• Mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal pembelajar
• Menentukan indikator-indikator keberhasilan belajar.
• Mengembangkan bahan ajar (pokok bahasan, topik, dll)
• Mengembangkan strategi pembelajaran (kegiatan, metode, media dan waktu)
• Mengamati stimulus yang mungkin dapat diberikan (latihan, tugas, tes dan sejenisnya)
• Mengamati dan menganalisis respons pembelajar
• Memberikan penguatan (reinfrocement) baik posistif maupun negatif,
• Merevisi kegiatan pembelajaran (Mukminan, 1997: 27).
Direct Instruction
Direct Instruction atau pembelajaran
langsung digunakan oleh para peneliti
untuk merujuk pola-pola pembelajaran
Model PBM dimana guru banyak menjelaskan konsep
atau keterampilan kepada sejumlah
Dalam Teori kelompok siswa dan menguji keterampilan
Behaviorisme siswa melalui latihan-latihan dibawah
bimbingan dan arahan guru. Dengan
demikian tujuan pembelajaran
distrukturkan oleh guru.
Model PBM Dalam Teori Behaviorisme
Teaching Centered Kelebihan Kelemahan
Sejumlah besar informasi dapat Pengajar mengendalikan
• sistem pembelajaran model diberikan dalam waktu singkat pengetahuan sepenuhnya, tidak ada
partisipasi dari pembelajar
Teacher Centered Learning, guru
Informasi dapat diberikan ke Terjadi komunikasi satu arah, tidak
lebih banyak melakukan kegiatan sejumlah besar siswa merangsang siswa unuk
mengemukakan pendapatnya
belajar-mengajar dengan bentuk
ceramah (lecturing). Pendekatan Pengajar mengendalikan Tidak kondusif terjadinya critical
sepenuhnya organisasi, bahan ajar, thinking
teacher center dimana proses dan irama pembelajaran

pembelajaran lebih berpusat pada Merupakan mimbar utama bagi Mendorong pembelajaran pasif
guru, hanya akan membuat guru pengajar dengan kualifikasi pakar

semakin cerdas tetapi siswa hanya Bila pembelajaran diberikan dengan Suasana tidak optimal untuk
baik menimbulkan inspirasi dan pembelajaran secara aktif dan
memiliki pengalaman mendengar stimulasi bagi siswa mandiri

paparan saja. Metode asesmen cepat dan mudah


Metode Pembelajaran
Berorientasi Pada
Model PBM Guru
Dalam Teori Seringkali metode pembelajaran ini dikenal dengan
Behaviorisme istilah teacher based learning. Di mana seorang guru
menjadi orientasi atau pusat dari proses pembelajaran
tersebut. Beberapa metode pembelajaran itu antara lain
adalah :
• Ceramah.
• Metode Tanya Jawab
• Metode Demonstrasi
• Model Komando atau Banking Learning Concept
Sintaks model pembelajaran langsung (Direct Instruction)
menurut Bruce dan Weil (1996:349) adalah sebagai berikut.

Orientasi

Langkah Presentasi

rinci PBM Latihan terstruktur

Latihan terbimbing

Latihan mandiri
Kesimpulan
• Tokoh-Tokoh dan Pemikirannya terhadap Teori Belajar Behaviorisme adalah Pavlov : Classic Conditioning,
Skinner : Operant conditioning, Edwin Guthrie : Conditioning, Watson : Conditioning, Thorndike :
koneksionisme. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran
yang tersedia.
• Teori belajar Behaviorisme adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena
seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar.
• Menurut teori ini, peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi
kebiasaan yang dikuasai individu. Refleks yang bisa meberikan respons kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran. Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku
dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan
belajar sebagai aktivitas mimetic, yang menuntut pembelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan
yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.
KELEBIHAN TEORI BEHAVIORISME :

1. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan


pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas,
kelenturan, refleks, dan daya tahan. Contoh : percakapan bahasa asing, mengetik,
menari, berenang, olahraga,

2. Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi


peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan
senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau
pujian,

3. Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan


stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan,
sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang
berasal dari luar dirinya.
KEKURANGAN TEORI BEHAVIORISME:

1. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning),


bersifat meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan
diukur,
2. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan
menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar
yang efektif.
3. Penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa
( teori skinner ) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata– kata
kasar , ejekan , jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.

Anda mungkin juga menyukai