Anda di halaman 1dari 26

TEORI BELAJAR

SIBERNETIK

Contoso
Pharmaceuticals

1
PENGERTIAN BELAJAR MENURUT
TEORI SIBERNETIK
 Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relative baru
dibandingkan dengan teori-teori yang sudah dibahas sebelumnya.

 Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah


teori mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan
proses belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik,
namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang di proses yang
akan dipelajari siswa. Melalui informasi inilah yang akan menentukan
proses. Bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh
sistem informasi yang dipelajari.

 Menurut teori sibernetik tidak ada cara belajar yang sempurna untuk segala
kondisi karena cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Ada
tiga tahap proses pengolahan informasi dalam ingatan, yakni dimulai dari
proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan
informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali Contoso
Pharmaceuticals
informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).
page 2
TOKOH-TOKOH PENGEMBAN
TEORI BELAJAR SIBERNETIK

Nathaniel Gage David Berliner Landa Bernard Scott Pask


TEORI PEMROSESAN
INFORMASI
Dalam upaya menjelaskan bagaimana suatu informasi
(pesan pengajaran) diterima, disandi, disimpan, dan
dimunculkan kembali dari ingatan serta dimanfaatkan
jika diperlukan, telah dikembangkan sejumlah teori dan
model pemprosesan informasi oleh pakar seperti
Biehler dan Snowman (1986); Baine (1986); dan
Tennyson (1989). Teori-teori tersebut umunya berpijak
pada tiga asumsi (Lusiana, 1992) yaitu:

 Bahwa antara stimulus dan respon terdapat suatu


seri tahapan pemprosesan informasi di mana pada
masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu
tersebut.
 Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi
akan mengalami perubahan bentuk ataupun isinya.
 Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang
terbatas. Contoso
Pharmaceuticals

4
KOMPONEN
TEORI PEMROSESAN INFORMASI
Dari ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen struktur dan
pengatur alur pemprosesan informasi (proses kontrol).
Komponen pemprosesan informasi dipilah menjadi tiga berdasarkan perbedaan
fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”.
Ketiga komponen tersebut adalah;
1) Sensory Reseptor (SR)
2) Working Memory (WM) dan
3) Long Term Memory (LTM).
Sedangkan proses kontrol diasumsikan sebagai strategi yang tersimpan di dalam
Contoso
ingatan dan dapat dipergunakan setiap saat diperlukan. Pharmaceuticals

page 5
MODEL
PEMROSESAN INFORMASI

SHORT TERM LONG TERM


MEMORY MEMORY
SENSORY
INFORMASI PERCEPTION
RECEPTOR
WORKING STROGE
MEMORY RETRIVAL

KREATIVITAS
PENGETAHUAN
Contoso
Pharmaceuticals

page 6
KOMPONEN
TEORI PEMROSESAN INFORMASI
SENSORY RECEPTO (SR) WORKING MEMORY (WM) LONG TERM MEMORY (LTM)

Sensory Recptor (SR) merupakan Working Memory (WM) diasumsikan Dalam Long Term Memory (LTM)
sel tempat pertama kali mampu menangkap informasi yang diasumsikan :
informasi diterima dari luar. Di diberi perhatian oleh individu.  Berisi semua pengetahuan yang
Karakteristik WM adalah memiliki telah dimiliki individu
dalam SR informasi ditangkap
kapasitas terbatas (informasi hanya  Mempunyai kapasitas tidak
dalam bentuk aslinya, bertahan mampu bertahan kurang lebih 15 terbatas
dalam waktu sangat singkat, dan detik tanpa pengulangan) dan  Sekali informasi disimpan di
informasi tadi mudah terganggu informasi dapat disandi dalam dalam LTM, ia tidak akan pernah
atau berganti. bentuk yang berbeda dari stimulus terhapus atau hilang.
aslinya.
Contoso
Pharmaceuticals

page 7
Reigeluth, Bunderson, dan Merrill (1977)
Mengembangkan suatu materi penaatan isi atau materi
pelajaran yang berurusan dengan empat bidang
masalah, yaitu; pemilihan (selection), penataan urutan
(sequencing), rangkuman (summary), dan sintesis
(synthesizing), menurut mereka,
 Jika isi mata pelajaran ditata dengan menggunakan
urutan dari umum ke rinci, maka isi atau materi
pelajaran pada tingkat umum akan menjadi
kerangka untuk mengkaitkan isi-isi lain yang lebih
rinci. Hal ini sesuia dengan struktur representasi
informasi di dalam LTM, sehingga akan
mempermudah proses penelusuran kembali
informasi
 Jika rangkuman diintegrasikan ke dalam strategi
penataan isi atau materi pelajaran, maka ia akan
berfungsi menunjukkan kepada siswa (si belajar)
Charles M Reigeluth informasi mana yang perlu diberi perhatian
disamping menghemat kapasitas WM Contoso
Pharmaceuticals

8
Tujuh komponen strategi teori elaborasi yang
dikembangkan oleh Reigeluth dan Stein yang berpijak
pada kajian tentang teori pemprosesan informasi, yaitu;

Urutan Elaboratif

Urutan Prasyarat Belajar

Rangkuman

Sintesis

Analogi

Pengaktif Strategi dan Kognitif


Charles M Reigeluth
Kontrol Belajar
Contoso
Pharmaceuticals

9
Prinsip- Prinsip Yang Mendasari Model Elaborasi
 Penyajian kerangka isi pelajaran (epitome), yaitu  Penyajian pensintesis secara bertahap. Setiap kali
suatu uapaya untuk menunjukkan bagian-bagian melakukan elaborasi dimaksudkan untuk
utama pelajaran dan hubungan di antaranya, yang menunjukkan hubungan di antara konstruk-konstruk
disajikan pada awal pelajaran. yang lebih rinci yang baru dipelajari, serta
 Elaborasi secara bertahap, berkaitan dengan menunjukkan konteks elaborasi dalam optime,
tahapan dalam melakukan elaborasi isi pengajaran. sehingga suatu pengajaran akan diterima lebih dalam
Elaborasi tahap pertama akan mengelaborasi karena dipelajari di dalam konteksnya.
bagian-bagian yang tercakup pada elaborasi tahap  Penyajian pensintesis. Jenis pensintesis supaya
pertama dan seterusnya. disesuaikan dengan tipe isi pelajaran. Maksudnya,
 Bagian terpenting disajikan pertama kali. Penting pensintesis yang fungsinya sebagai pengkait satuan-
tidaknya suatu bagian ditentukan oleh satuan konsep, prosedur atau prinsip, supaya
sumbangannya untuk memahami keseluruhan isi disesuaikan. Seperti struktur konseptual digunakan
pelajaran. Dalam pelaksanaannya tentunya tidak untuk konsep, struktur prosedural untuk prosedur,
meninggalkan prasyarat belajar. dan struktur teoretik untuk prinsip.
 Cakupan optimal elaborasi, yaitu tingkat  Tahapan pemberian rangkuman. Rangkuman yang
kedalaman dan keluasan elaborasi serta dimaksudkan untuk mengadakan tinjauan ulang
kemudahannya dalam membuat sintesis. Contoso
mengenai isi pelajaran yang sudah dipelajari, supaya
diberikan sebelum menyajikan pensintesis. Pharmaceuticals

page 10
Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses

penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan

informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan

kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan

(retrieval). Ingatan terdiri dari struktur informasi yang

terorganisasi dan proses penelusuran bergerak secara hirarkhis,

dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang

paling umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan

diperoleh. Contoso
Pharmaceuticals

page 11
Kondisi belajar peserta didik yang mempengaruhi proses belajar melalui proses pengolahan
informasi, dan yang sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam mengelola
pembelajaran antara lain:

KO N D I S I B E L A J A R
INTERNAL EKSTERNAL
 Kemampuan Awal Peserta Didik  Kondisi Belajar
 Motivasi  Tujuan Belajar
 Perhatian  Pemberian Umpan Balik
 Persepsi
 Ingatan
 Lupa
 Retensi
 Transfer

Contoso
Pharmaceuticals

page 12
Tahapan dalam proses pembelajaran sebagai cara-cara
eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal
dalam kegiatan belajar adalah :
1. Menarik perhatian.
2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar
4. Menyajikan bahan rangsangan
5. Memberikan bimbingan belajar
6. Mendorong unjuk kerja
7. Memberikan balikan informative
8. Menilai unjuk kerja
9. Meningkatkan retensi dan alih belajar
Contoso
Pharmaceuticals

page 13
TEORI BELAJAR MENURUT LANDA

Landa merupakan salah seorang ahli psikologi yang beraliran sibernetik.


Menurut Landa, ada dua macam proses berpikir.

 Yang pertama disebut proses berpikir alogoritmik yaitu proses


berpikir linier, konvergen, lurus menuju ke satu target tertentu.

 Jenis kedua adalah berpikir heuristik, yaitu cara berpikir divergen,


menuju ke beberapa target sekaligus. Memahami suatu konsep yang
mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut
seseorang untuk menggunakan cara berpikir heuristik.
Contoso
Pharmaceuticals

page 14
TEORI BELAJAR MENURUT LANDA

 Proses belajar akan berjalan dan baik jika materi pelajaran yang
hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan (dalam
istilah teori sibernatik adalah system informasi yang hendak
dipelajari) diketahui ciri-cirinya.
 Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan
yang teratur, linear, sekuensial, sedangkan materi pelajaran lainnya
akan lebih tepat bila disajikan dalam bentuk terbuka dan memberi
kebebasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berpikir.

Contoso
Pharmaceuticals

page 15
TEORI BELAJAR MENURUT
PA S K D A N S C OT T
 Menurut Pask dan Scott ada dua macam cara berfikir, yaitu
cara berfikir serialis dan cara berfikir wholist atau menyeluruh.
 Pendekatan serialis yang dikemukakannya memiliki
kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Namun apa yang
dikatakan sebagai cara berfikir menyeluruh (wholist) tidak
sama dengan cara berfikir heuristic.
Bedanya, cara berfikir menyeruluh adalah berfikir yang
cenderung melompat kedepan, langsung ke gambaran
lengkap sistem informasi.
 Siswa tipe wholist atau menyeluruh ini biasanya dalam
mempelajari sesuatu cenderung dilakukan dari tahap yang
paling umum kemudian bergerak ke khusus atau detail.
Sedangkan siswa tipe serialist dalam mempelajari sesuatu
cenderung menggunakan cara berfikir secara algoritmik
Contoso
Pharmaceuticals

page 16
TEORI BELAJAR MENURUT
PA S K D A N S C OT T
 Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi,
pemikir, dan pencipta. Berdasarkan pandangan tersebut
maka diasumsikam bahwa manusia merupakan makhluk
yang mampu mengolah, menyimpan, dan
mengorganisasikan informasi.
 Asumsi diatas direfleksikan ke dalam suatu model belajar dan
pembelajaran. Model tersebut menggambarkan proses
mental dalam belajar yang secara terstruktur membentuk
suatu sistem kegiatan mental. Dari model ini dikembangkan
prinsip-prinsip belajar seperti :
a. Proses mental dalam belajar terfokus pada pengetahuan
yang bermakna
b. Proses mental tersebut mampu menyandi informasi
secara bermakna
c. Proses mental bermuara pada pengorganisasian dan Contoso
pengaktualisasian informasi. Pharmaceuticals

page 17
A p l i k a s i Te o r i B e l a j a r S i b e r n e t i k
d a l a m Ke g i a t a n Pe m b e l a j a r a n
Dalam mengorganisasikan pembelajaran perlu
dipertimbangkan ada tidaknya prasyarat belajar untuk suatu
kapabilitas, apakah siswa telah memiliki prasyarat belajar yang
diperlukan. Ada prasyarat belajar utama yang harus dikuasai
siswa, dan ada prasyarat belajar pendukung yang dapat
memudahkan siswa.
Pengorganisasian pembelajaran untuk kapabilitas belajar
tertentu dijelaskan sebagai berikut:
 Pengorganisasian pembelajaran ranah keterampilan
intelektual
 Pengorganisasian pembelajaran ranah informasi verbal
 Pengorganisasian pembelajaran ranah strategi kognitif
 Pengorganisasian pembelajaran ranah sikap
 Pengorganisasian pembelajaran ranah keterampilan
motorik
Contoso
Pharmaceuticals

18
Kapablitas belajar kaitannya dengan No Kapabilitas Belajar Unjuk Kerja
unjuk kerja dirumuskan oleh Gagne 1. Informasi verbal Menyatakan informasi
sebagai berikut: Keterampilan Menggunakan simbol untuk berinteraksi
2.
intelektual dengan lingkungan
Membedakan perangsang yang memiliki
 Diskriminasi dimensi fisik yang berlainan.
 Konsep konkrit Mengidentifikasi contoh-contoh konkrit
Mengklarifikasi contoh-contoh dengan
 Konsep abstrak menggunakan ungkapan verbal atau
definisi.
 Kaidah Menunjukkan aplikasi suatu kaidah.
 Kaidah tingkat lebih Mengembangkan kaidah baru untuk
tinggi memecahkan masalah.
Mengembangkan cara-cara baru untuk
memecahkan masalah. Menggunakan
3. Strategi kognitif
berbagai cara untuk mengontrol proses
belajar dan/atau berpikir.
4. Sikap Memilih berprilaku dengan cara tertentu.
Melakukan gerakan tubuh yang luwes,
5. Keterampilan Motorik
cekatan, serta dengan urutan yang benar.

Contoso
Robert M. Gagne Pharmaceuticals

page 19
A p l i k a s i Te o r i B e l a j a r S i b e r n e t i k
d a l a m Ke g i a t a n Pe m b e l a j a r a n
Aplikasi teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran yang
dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irawan (2001), baik
diterapkan dengan langkah-langkah berikut :

 Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran


 Menentukan materi pelajaran
 Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi
pembelajaran
 Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem
informasi tersebut
 Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai
dengan sistem informasinya
 Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan
pola yang sesuai dengan urutan pelajaran.

Contoso
Pharmaceuticals

20
langkah pengajaran yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
menerapkan teori sibernetik, yakni :
1. melakukan tindakan untuk menarik perhatian peserta didik;
2. Memberikan informasi kepada peseta didik mengenai tujuan
pengajaran dan topik yang akan di bahas;
3. merangsang peserta didik untuk memulai aktivitas
pembelajaran;
4. menyampaikan isi pelajaran yang dibahas sesuai dengan
topik yang ditetapkan;
5. memberikan bimbingan bagi peserta didik dalam melakukan
aktivitas dalam pembelajaran;
6. memberikan penguatan pada prilaku pembelajaran peserta
didik;
7. memberikan umpan balik terhadap perilaku yang
ditunjukkan peserta didik;
8. melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar;
9. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengingat dan menggunakan hasil pembelajaran.
Contoso
Pharmaceuticals

21
M O D E L- M O D E L P E M B E L A J A R A N YA N G S E S U A I D E N G A N
TEORI BELAJAR SIBERNETIK

Dalam pembelajaran kooperatif, Tujuan dari pembelajaran open-ended


guru memberikan stimulus menurut Nohda ialah untuk
berupa kuis atau pertanyaan- membantu mengembangkan kegiatan
pertanyaan sebagai tes kreatif dan pola pikir matematis siswa
kemampuan prasyarat siswa, melalui problem solving secara
sehingga siswa aktif berfikir. Dan simultan. Dengan kata lain, kegiatan
belajar menurut sibernetik adalah kreatif dan pola pikir matematis siswa
pengolahan informasi oleh siswa. harus dikembangkan semaksimal
Pengolahan informasi ini terjadi mungkin sesuai dengan kemampuan
karena adanya stimulus dari guru setiap siswa.
yang berupa informasi.

Model Pembelajaran Model Pembelajaran


Kooperatif Open Ended

Contoso
Pharmaceuticals

page 22
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
TEORI BELAJAR SIBERNETIK
Keunggulan teori belajar Sibernetik yaitu:
 Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
 Penyajian pengetahuan memenuhi beberapa aspek
 Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
 Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
 Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
 Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing
individu
 Balikan informasi memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk
kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan

Kelemahan
Teori aliran ini dikritik karena secara tidak langsung membahas tentang proses
belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan. Ulasan teori ini cenderung ke
dunia psikologi dan informasi dengan mencoba melihat mekanisme kerja otak.
Karena pegetahuan dan pemahaman akan mekanisme ini sangat terbatasContoso maka
Pharmaceuticals
terbatas pula kemampuan untuk menerapkan teori ini.
page 23
KESIMPULAN

Teori belajar sibernitik merupakan teori belajar yang paling


baru. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan
teknologi dan teknik informasi. Menurut teori sibernitik,
belajar adalah pengolahan informasi.
Dalam rancangan pengolah informasi ada dua bidang yang
penting secara khusus bagi belajar. Diantaranya ialah
penyelidikan mengenai proses orang yang memperoleh dan
mengingat informasi, dan penelitian mengenai siasat yang di
pakai orang dalam memecahkan masalah.
Asumsi pokok yang mendasari teori –teori pengolah informasi
ialah bahwa memori manusia itu terorganiser dan prosesor
Contoso
informasi yang aktif. Pharmaceuticals

24
TERIMAH KASIH
Contoso
Pharmaceuticals
Contoso
Pharmaceuticals

page 26

Anda mungkin juga menyukai