Encoding dan retrieval merupakan rangkaian proses yang terjadi dalam pemrosesan
informasi untuk menjadi pengetahuan yang tersimpan di dalam memori atau yang disebut
dengan proses kognitif. Encoding dan retrieval dalam proses kognitif dapat dilihat pada
Selection Encoding
term memory (Brunning, 2011:65). Bagaimana suatu informasi di kode akan berpengaruh
pada bagaimana informasi tersebut akan diingat kembali (Brunning, 2011:66). Dengan
demikian, proses encoding ini perlu diperhatikan karena sangat penting dalam proses
mengolah informasi menjadi pengetahuan yang tersimpan dengan baik di dalam long term
memory. Strategi yang digunakan untuk encoding tergantung dengan jenis informasinya.
Strategi encoding menurut Brunning (2011:66-80) terbagi menjadi dua yakni strategi
encoding pada informasi yang sederhana dan strategi pada informasi yang lebih kompleks.
Strategi encoding pada informasi yang sederhana terbagi menjadi dua yakni
pengulangan informasi secara langsung dengan tujuan untuk mempertahankan agar suatu
informasi tetap ada (aktif) di dalam working memory. Menurut beberapa penelitian, informasi
tersebut dengan informasi lain yang sudah ada di memori (Brunning, 2011:67). Beda tugas
atau informasi yang akan disimpan, maka beda pula tipe strategi rehearsal yang digunakan.
Sehingga, ada beberapa tipe strategi dalam melakukan elaborative rehearsal yaitu mediation,
imagery dan mnemonics. Mediation adalah tipe strategi encoding yang paling sederhana dari
membuat informasi tersebut lebih bermakna. Imagery merupakan salah satu strategi dalam
menyimpan informasi verbal. Pada strategi imagery, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan diantaranya ialah bahan yang bervariasi, perbedaan individual dan sifat dari
informasi dengan melibatkan pasangan informasi yang akan dan yang telah dipelajari.
Macam-macam mnemonics diantaranya ialah the peg method (menggunakan sajak yang
sederhana), the method of loci (mempelajari informasi baru dengan mengingat lokasinya), the
link method (mendaftar dan menghubungkan suatu item informasi dengan item informasi
yang lain), stories (mengubah item-item informasi yang akan diingat menjadi sebuah cerita),
the first letter method (menggunakan huruf-huruf awal untuk membuat akronim atau kata),
Strategi encoding pada informasi yang lebih kompleks terbagi menjadi tiga yakni
sebuah proses pembelajaran. Ide utamanya ialah pengetahuan yang baru selalu dibangun dari
pengetahuan awal yang merupakan dasar informasi yang akan menolong siswa dalam
memahami informasi baru. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam schema activation
ini ialah memberi contoh, melakukan percobaan, mereview materi sebelumnya dan
menggunakan konteks. Pada guided questioning, kegiatan menanya dan menjawab tentang
sebuah materi atau penjelasan guru akan dapat meningkatkan (memperbaiki) pemahaman
khususnya ketika siswa didorong pertanyaan untuk berfikir dan mendiskusikan materi dengan
cara yang spesifik seperti membandingkan, menyelidiki sebab dan akibat, menjelaskan, dan
menilai. Guided questioning menolong siswa untuk membangun elaborasi dan integrasi
antara ide-ide dalam materi yang membuat ingatan mereka lebih tahan lama dan
menyediakan lebih banyak clue untuk dipanggil. Pada levels of processing, memori untuk
menerima informasi baru dipandang sebagai hasil dari analisis kognitif dan persepsi yang
dilakukan dalam menerima informasi. Suatu informasi akan mudah diingat bergantung pada
dalamya memproses informasi (proses yang menekankan pada pemaknaan). Dua tipe dari
levels of processing menurut Jacoby dan Craik (1979) ialah distinctiveness of encoding yakni
materi yang dipelajari lebih compleks akan lebih mudah di recall dibanding materi yang lebih
mudah dan elaboration of processing yakni mengelaborasi materi yang sama dengan cara
Impilkasi