Anda di halaman 1dari 28

RANCANGAN TEKNOKRATIK

RENSTRA KEMENPERIN
TAHUN 2020-2024

Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal


15 Januari 2020
Bogor
DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL
Pasal 9 Ayat 1 : RIPIN paling sedikit memper­hatikan:
a. potensi sumber daya Industri;
UU 3 TAHUN 2014 b. budaya Industri dan kearifan lokal yang tumbuh di masyarakat;
UU 17 TAHUN 2007
TTG PERINDUSTRIAN c. potensi dan perkembangan sosial ekonomi wilayah;
d. perkembangan Industri dan bisnis baik nasional maupun
PP internasional;
e. perkembangan lingkungan strategis, baik nasional maupun
RPJPN RIPIN internasional;
f. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, dan/atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Arah Pembangunan Industri: 20 Thn
• Industri yang berdaya saing Pasal 9 Ayat 2 : RIPIN paling sedikit meliputi:
• Keterkaitan dengan a. visi, misi, dan strategi pembangunan Industri;
pengembangan IKM b. sasaran dan tahapan capaian pembangunan Industri;
• Struktur Industri yang sehat c. bangun Industri nasional;
dan berkeadilan d. pembangunan sumber daya Industri;
• Mendorong perkembangan e. pembangunan sarana dan prasarana Industri;
ekonomi di luar Pulau Jawa f. pemberdayaan Industri; dan
g. perwilayahan Industri.

Perpres Permen RENCANA


Perpres Perda
PEMBANGUNAN
RPJMN Renstra KIN INDUSTRI PROPINSI
5 Thn RENCANA
PEMBANGUNAN
INDUSTRI KAB/KOTA

Perpres Permen
Renja
RKP Pembangunan
Industri
1 Thn

2019 2
Penyusunan Renstra Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024

UU No 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025 UU No 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian

Pasal 1 ayat (3): Pasal 12 ayat (1):


RPJM Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional periode 5 (lima)
tahunan, RPJM Nasional I Tahun 2005–2009, RPJM Nasional II Tahun 2010–2014, Kebijakan Industri Nasional merupakan arah dan tindakan untuk
RPJM Nasional III Tahun 2015–2019, dan RPJM Nasional IV Tahun 2020–2024. melaksanakan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional.

Perpres Perpres
Pedoman Penyusunan
Renstra K/L tercantum RPJM Nasional Tahun 2020-2024 Kebijakan Industri Nasional Tahun 2020-2024
pada Permen Bappenas
No. 5 Tahun 2019 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024 Permenperin

1. Penyusunan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2020-2024 dimulai bulan Januari 2019 sampai
sekarang.
2. Penyusunan Renstra Kemenperin 2020-2024 melibatkan semua satker di lingkungan Kementerian Perindustrian, dan telah disepakati Tujuan, Sasaran
Strategis, Indikator serta target kinerja dan anggaran untuk 5 tahun ke depan (2020-2024).
3. Berdasarkan Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024, Kementerian Perindustrian mendapat amanah pada PN 1 dan PN 3.
4. Sampai saat ini telah disepakati melalui rapat penelaahan dengan Bappenas terdapat 6 sasaran strategis perspektif stakeholders dan customer dengan
29 indikator kinerja yang sebagian besar mengacu pada Rancangan Teknokratik RPJMN Tahun 2020-2024.
5. Tindak Lanjut: Koordinasi dengan Bappenas dan Eselon I yang belum melakukan update kinerja dan anggaran.
6. Target penyelesaian: 1 bulan setelah Perpres RPJMN 2020-2024 terbit (Berdasarkan Permen Bappenas Maks 3 bulan).

2019 3
Visi Presiden:
Terwujudnya Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong.
1. Mempercepat dan Melanjutkan Pembangunan Infrastruktur;
2. Pembangunan Sumber Daya Manusia;
3. Undang Investasi Seluas-luasnya Untuk Buka Lapangan Pekerjaan;
4. Reformasi Birokrasi; dan
5. APBN yang Fokus dan Tepat Sasaran.

Misi Presiden:
6. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;
7. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
8. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
9. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
10. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
11. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
12. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga;
13. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya; dan
14. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

2019 4
Rancangan Teknokratik
Renstra Kemenperin
Tahun 2020-2024

2019 5
2019 6
7 Agenda Pembangunan RPJMN IV tahun 2020 - 2024

2019 7
2019 8
2019 9
POHON KINERJA RENSTRA KEMENPERIN TAHUN 2020-2024
PN 1 : Penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas Rancangan Teknokratik RPJMN

(5) Penguatan kewirausahaan dan Usaha (6) Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di (7) Peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi dan (8) Penguatan pilar pertumbuhan dan daya
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sektor riil, dan industrialisasi penguatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) saing ekonomi
11. Jumlah perusahaan dengan nilai
9. Proporsi Nilai penyaluran pinjaman perbankan 2. Pertumbuhan PDB industri pengolahan non-migas 7. Pertumbuhan ekspor industri pengolahan
Indonesia Industry 4.0 Readiness Index
kepada IKM 4. Kontribusi PDB industri pengolahan non-migas 8. Nilai ekspor produk industri pengolahan non-migas
(INDI 4.0) > 3.0
11. Jumlah sentra industri kecil dan menengah 22. Jumlah tenaga kerja industri pengolahan 9. Kontribusi ekspor produk industri berteknologi tinggi
12. Jumlah perusahaan yang tersertifikasi
(IKM) baru di luar Jawa yang beroperasi 24. Kontribusi tenaga kerja industri 14. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (Rerata
Standar Industri Hijau (SIH)
12. Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai 34. Nilai Investasi sektor industri Tertimbang)
tambah industri pengolahan 38. Jumlah Kawasan Industri (KI) di luar Jawa yang beroperasi 15. Jumlah produk tersertifikasi TKDN > 25% yang masih
39. Jumlah Kawasan Industri (KI) di luar Jawa yang dikembangkan berlaku
40. Jumlah kawasan industri halal
42. Persentase SNI bidang industri yang diterapkan

Arah Kebijakan
Arah Kebijakan Terkait
Terkait Industri
Industri
SS1. Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri pengolahan non-migas SS2. Penguatan Implementasi Making SS3. Meningkatnya kemampuan industri dalam
Renstra Kementerian Indonesia 4.0 negeri
Perindustrian 1. Persentase tenaga kerja di sektor industri nonmigas terhadap total pekerja
2. Produktivitas tenaga kerja sektor industri non-migas 1. Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia 1. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (Rerata
3. Produktivitas sektor industri pengolahan non-migas Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) > Tertimbang)
TJ. Meningkatnya peran
4. Nilai investasi industri pengolahan non-migas 3.0 2. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam
sektor industri dalam 5. Hasil riset/inovasi yang dimanfaatkan perusahaan industri/badan usaha 2. Nilai ekspor produk industri berteknologi
perekonomian nasional negeri dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah
6. Persentase lulusan program studi keteknikan industry tinggi
7. Lulusan Pelatihan Vokasi Industri berbasis kompetensi 3. Tumbuhnya IKM start up berbasis teknologi 3. Produk tersertifikasi TKDN > 25% yang masih berlaku
8. Lulusan Pendidikan Vokasi Bersertifikat Kompetensi 4. Sumber Daya Manusia Industri 4.0 yang 4. Persentase SNI bidang industri yang diterapkan
1. Pertumbuhan PDB Industri kompeten
SS4. Meningkatnya penguasaan pasar industri SS5. Penguatan kewirausahaan dan Industri Kecil dan
Pengolahan Non Migas SS6. Meningkatnya persebaran industri
Menengah (IKM)
2. Kontribusi PDB Industri 1. Pertumbuhan ekspor produk industri nonmigas
2. Kontribusi ekspor produk industri terhadap total 1. Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai tambah 1. Jumlah kawasan industri (KI) yang beroperasi di luar Jawa
Pengolahan Non Migas
ekspor industri pengolahan nonmigas 2. Jumlah kawasan industri (KI) yang dikembangkan di luar Jawa
3. Tenaga kerja di sektor industri
3. Rasio impor bahan baku industri terhadap PDB 2. Wirausaha industri kecil yang tumbuh 3. Kawasan Industri dengan zona halal
4. Nilai ekspor produk industri 3. IKM yang melakukan kemitraan dengan industri besar 4. Persentase nilai tambah sektor industri yang diciptakan di luar Pulau Jawa
sektor industri nonmigas
pengolahan non-migas 4. Penambahan jenis produk industri pengolahan sedang dan sektor ekonomi lainnya 5. Tumbuhnya sentra industri kecil dan menengah (IKM) di luar Jawa yang
nonmigas yang di ekspor 4. Proporsi Nilai penyaluran pinjaman perbankan kepada IKM beroperasi

SS8. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

1. Perusahaan industri menengah besar yang tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH) berdasarkan SIH yang ditetapkan

2019 10
PN 3 : Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing Rancangan Teknokratik RPJMN

Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing


3. Jumlah lulusan pelatihan vokasi
4. Lulusan pendidikan dan pelatihan vokasi bersertifikat kompetensi (orang)
6. Persentase lulusan PT menurut program studi Sains keteknikan
13. Jumlah produk inovasi yang dimanfaatkan industri / badan usaha

Arah Kebijakan
Arah Kebijakan Terkait
Terkait Industri
Industri
SS1. Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri pengolahan non-migas SS2. Penguatan Implementasi Making SS3. Meningkatnya kemampuan industri dalam
Renstra Kementerian Indonesia 4.0 negeri
Perindustrian 1. Persentase tenaga kerja di sektor industri nonmigas terhadap total pekerja
2. Produktivitas tenaga kerja sektor industri non-migas 1. Jumlah perusahaan dengan nilai Indonesia 1. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (Rerata
3. Produktivitas sektor industri pengolahan non-migas Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) > Tertimbang)
TJ. Meningkatnya peran
4. Nilai investasi industri pengolahan non-migas 3.0 2. Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam
sektor industri dalam 5. Hasil riset/inovasi yang dimanfaatkan perusahaan industri/badan usaha 2. Nilai ekspor produk industri berteknologi
perekonomian nasional negeri dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah
6. Persentase lulusan program studi keteknikan industri tinggi
7. Lulusan Pelatihan Vokasi Industri berbasis kompetensi 3. Tumbuhnya IKM start up berbasis teknologi 3. Produk tersertifikasi TKDN > 25% yang masih berlaku
8. Lulusan Pendidikan Vokasi Bersertifikat Kompetensi 4. Sumber Daya Manusia Industri 4.0 yang 4. Persentase SNI bidang industri yang diterapkan
1. Pertumbuhan PDB Industri kompeten
SS4. Meningkatnya penguasaan pasar industri SS5. Penguatan kewirausahaan dan Industri Kecil dan
Pengolahan Non Migas SS6. Meningkatnya persebaran industri
Menengah (IKM)
2. Kontribusi PDB Industri 1. Pertumbuhan ekspor produk industri nonmigas
2. Kontribusi ekspor produk industri terhadap total 1. Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai tambah 1. Jumlah kawasan industri (KI) yang beroperasi di luar Jawa
Pengolahan Non Migas
ekspor industri pengolahan nonmigas 2. Jumlah kawasan industri (KI) yang dikembangkan di luar Jawa
3. Tenaga kerja di sektor industri
3. Rasio impor bahan baku industri terhadap PDB 2. Wirausaha industri kecil yang tumbuh 3. Kawasan Industri dengan zona halal
4. Nilai ekspor produk industri 3. IKM yang melakukan kemitraan dengan industri besar 4. Persentase nilai tambah sektor industri yang diciptakan di luar Pulau Jawa
sektor industri nonmigas
pengolahan non-migas 4. Penambahan jenis produk industri pengolahan sedang dan sektor ekonomi lainnya 5. Tumbuhnya sentra industri kecil dan menengah (IKM) di luar Jawa yang
nonmigas yang di ekspor 4. Proporsi Nilai penyaluran pinjaman perbankan kepada IKM beroperasi

SS8. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

1. Perusahaan industri menengah besar yang tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH) berdasarkan SIH yang ditetapkan

2019 11
STAKEHOLDERS PETA STRATEGI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2020-2024
PERSPECTIVE

SS1. Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri


pengolahan non-migas
PERSPECTIVE

SS 2. Penguatan SS 3. Meningkatnya SS 5. Penguatan SS 6. Meningkatnya


CUSTOMER

SS 4. Meningkatnya persebaran industri


Implementasi kemampuan Kewirausahaan dan
penguasaan pasar
Making Indonesia industri dalam Industri Kecil dan
industri Menengah (IKM)
4.0 negeri
INTERNAL PROCESS

PERUMUSAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGAWASAN KEBIJAKAN


PERSPECTIVE

SS 8. Terselenggaranya urusan
SS 7. Tersedianya kebijakan
pemerintahan di bidang SS 9. Tercapainya pengawasan
pembangunan industri yang
perindustrian yang berdaya saing internal yang efektif dan efisien
efektif
dan berkelanjutan
LEARN & GROWTH

SDM INFORMASI ORGANISASI DANA


PERSPECTIVE

SS 13. Tersusunnya
SS 12. Terwujudnya birokrasi perencanaan program,
SS 10. Terwujudnya SS 11. Tersedianya sistem
yang efektif, efisien dan pengelolaan keuangan serta
ASN profesional & informasi yang andal dan
berorientasi pada layanan pengendalian yang berkualitas
berkepribadian mudah diakses
prima dan akuntabel

2019 12
Tujuan dan Sasaran Strategis Renstra Kemenperin Tahun 2020-2024

Kode Tujuan Kode Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022 2023 2024

Tj Meningkatnya peran Tj1 Pertumbuhan PDB Industri Pengolahan Non Migas Persen 5.3 5.5 5,9 6,5 7,0
sektor industri dalam Kontribusi PDB Industri Pengolahan Non Migas
Tj2 Persen 17,8 17,9 18,3 18,7 19,3
perekonomian nasional
Tj3 Tenaga kerja di sektor industri Juta Orang 19,3 19,9 20,5 21,2 21,8
Tj4 Nilai ekspor produk industri pengolahan non-migas US$ Juta 133,8 143,7 156,6 172,8 192,3

Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Persentase tenaga kerja di sektor industri terhadap Persen 15,0 15,2 15,4 15,6 15,8
SS1 Meningkatnya daya S1.1
saing dan kemandirian total pekerja
industri pengolahan S1.2 Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Industri Rp Juta 111,8 113,8 116,7 120,3 124,7
non-migas /orang/tahun
S1.3 Produktivitas Sektor Industri pengolahan non-migas Nilai 1,84-1,89 1,89-1,94 1,93-1,99 1,98-2,04 2,03-2,09
Nilai Investasi sektor industri pengolahan non-migas Rp. Triliun 306,7 372,6 453,7 552,7 672,2
S1.4
S1.5 Hasil riset/inovasi yang dimanfaatkan perusahaan Hasil riset 11 22 33 44 55
industri/badan usaha
S1.6 Persentase lulusan program studi keteknikan industri Persen 95 95.5 96 96.5 97
S1.7 Lulusan Pelatihan Vokasi Industri berbasis Orang 50000 60000 70000 80000 90000
kompetensi (kumulatif)
S1.8 Lulusan Pendidikan Vokasi Bersertifikat Kompetensi Orang 5540 5625 5750 5900 6025
(kumulatif)

2019 13
SASARAN STRATEGIS KEMENPERIN TAHUN 2020-2024 (Stakeholders)
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
SS2 Penguatan S2.1 Perusahaan dengan nilai Indonesia Industry 4.0 Perusahaan 30 36 44 52 60
Implementasi Readiness Index (INDI 4.0) > 3.0
Making Indonesia S2.2 Kontribusi ekspor produk industri berteknologi Persen 10,8 10,9 11,1 11,15 13
4.0 tinggi
S2.3 Tumbuhnya IKM start up berbasis teknologi IKM 20 60 100 160 260
(kumulatif)
S2.4 Sumber Daya Manusia Industri 4.0 yang Orang 500 600 700 800 900
kompeten
SS3 Meningkatnya S3.1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Persen 46,80 47,74 48,69 49,67 50
kemampuan (Rerata Tertimbang)
industri dalam S3.2 Persentase nilai capaian penggunaan produk Persen 46,63 48,02 49,47 50,95 52,48
negeri dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa
pemerintah
S3.3 Produk tersertifikasi TKDN > 25% yang masih Produk 6000 6630 7130 7640 8400
berlaku (kumulatif)
S3.4 Persentase SNI bidang industri yang diterapkan Persen 5 7 10 15 20
SS4 Meningkatnya S4.1 Pertumbuhan ekspor industri pengolahan Persen 5,9 7,5 9,3 10,9 12,1
penguasaan pasar
industri S4.2 Kontribusi ekspor produk industri terhadap total Persen 72.2 72.8 73.4 73.8 74.2
ekspor
S4.3 Rasio impor bahan baku sektor industri terhadap Persen 43 42 40.8 39.5 38.1
PDB sektor industri nonmigas
S4.4 Penambahan jenis produk industri pengolahan Persen 27 28 29 30 32
nonmigas yang di ekspor

2019 14
SASARAN STRATEGIS KEMENPERIN TAHUN 2020-2024 (Stakeholders)
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
SS5 Penguatan S5.1 Proporsi nilai tambah IKM terhadap total Persen 18,50 18,80 19,20 19,60 20
Kewirausahaan nilai tambah industri pengolahan non migas
dan Industri Kecil S5.2 Wirausaha industri kecil yang tumbuh WUB 4000 8000 12000 16000 20.000
dan Menengah (kumulatif)
(IKM) S5.3 IKM yang melakukan kemitraan dengan IKM 50 120 190 265 340
industri besar sedang dan sektor ekonomi (kumulatif)
lainnya
S5.4 Proporsi nilai penyaluran pinjaman Persen 2,40 2,75 3,35 4,05 5
perbankan kepada IKM
SS6 Meningkatnya S6.1 Kawasan industri (KI) yang beroperasi di luar KI 3 5 7 8 9
persebaran Jawa (kumulatif)
industri S6.2 Kawasan industri (KI) yang dikembangkan di KI 3 5 6 7 10
luar Jawa (kumulatif)
S6.3 Kawasan Industri dengan zona halal KI 2 2 3 3 3
(kumulatif)
S6.4 Persentase nilai tambah sektor industri yang Persen 29,9 30,7 31,5 32,3 33,1
diciptakan di luar Pulau Jawa
S6.5 Sentra industri kecil dan menengah (IKM) di Sentra 3 9 15 24 30
luar Jawa yang beroperasi IKM

2019 15
Sasaran Strategis Kemenperin Tahun 2020-2024 (Bisnis Internal & Kelembagaan)
Kode Sasaran Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja SS Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
T1 Tersedianya kebijakan pembangunan T1.1 Efektifitas kebijakan industri Persen 72 74 76 78 80
industri yang efektif
T2 Terselenggaranya urusan T2.1 Perusahaan industri menengah besar yang Perusahaan 28 37 46 61 71 (kumulatif)
pemerintahan di bidang perindustrian tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH)
yang berdaya saing dan berkelanjutan berdasarkan SIH yang ditetapkan
T2.2 Infrastruktur Kompetensi Industri SKKNI 20 20 20 20 20
T3 Tercapainya pengawasan internal T3.1 Batas toleransi temuan pengawasan eksternal Persen 2.80 2.60 2.40 2.20 2.00
yang efektif dan efisien T3.2 Rekomendasi hasil pengawasan internal telah Persen 88 88,5 89 89.5 90
ditindaklanjuti oleh satker
T3.3 Nilai Maturitas SPIP Kemenperin Nilai 3.2 3.4 3.6 3.8 4
L1 Terwujudnya ASN Kementerian L1.1 Indeks kompetensi, profesional, dan integritas Nilai 70 71 73 76 80
Perindustrian yang professional dan pegawai Kementerian Perindustrian
berkepribadian L1.2 ASN yang meningkat kompetensinya Orang 500 550 600 650 700
L2 Terwujudnya sistem informasi industri L2.1 Tersedianya data dan informasi sesuai dengan Skala 3 3.1 3.12 3.15 3.18
yang berkualitas kebutuhan pengambil keputusan
L2.2 Tingkat ketepatan waktu penyampaian Persen 100 100 100 100 100
informasi baku secara periodik
L3 Terwujudnya birokrasi yang efektif, L3.1 Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan Predikat WTP WTP WTP WTP WTP
efisien, dan berorientasi pada layanan BMN
prima L3.2 Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Nilai 78 78.5 79 79.5 80
Kementerian Perindustrian
L4 Tersusunnya perencanaan program, L4.1 Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan Persen 95 96 97 98 99
pengelolaan keuangan serta dengan rencana program dan kegiatan
pengendalian yang berkualitas dan prioritas nasional
akuntabel L4.2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Nilai 77 78 79 80 81
Pemerintah (SAKIP) Kementerian
Perindustrian

2019 16
Sasaran Strategis
Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Tahun 2020-2024
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
SP1.1 Tenaga kerja industri yang kompeten Orang 60,500 63,700 67,000 69,300 71,600
SP1 Meningkatkan Tenaga
Kerja Industri yang SP1.2 Prosentase lulusan program studi keteknikan industri Persen 97% 97% 97% 98% 99%
kompeten Calon tenaga kerja program dual system yang Orang 3,200 4,000 5,000 5,900 6,400
SP1.3
meningkat kompetensinya
SP1.4 Calon tenaga kerja yang memiliki sertifikasi Orang 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400
internasional
SP1.5 Prosentase lulusan sekolah industri yang terserap Persen 73 76 80 84 86
oleh sektor industri
SP2.1 Perusahaan yang memanfaatkan layanan Industri Perusahaan 170 180 190 200 210
SP2 Meningkatkan lembaga
pendidikan dan
SP2.2 Nilai minimum akreditasi program studi di Nilai B B B B A
pelatihan vokasi Politeknik
industri Penelitian yang didesiminasikan melalui seminar Penelitian 140 160 200 230 250
SP2.3
Nasional dan Internasional
SP2.4 Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan dan Orang 125 140 190 220 260
kompetensinya
SP2.5 Implementasi Iindustri 4.0 pada pendidikan vokasi Pilot Project 34 44 55 66 77
SP3 Meningkatkan SP3.1 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI 20 20 20 20 20
Infrastruktur (SKKNI) bidang industri
Kompetensi Industri SP3.2 Fasilitasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan LSP dan TUK 20 20 20 20 20
Tempat Uji Kompetensi (TUP) bidang industri
SP3.3 Asesor kompetensi dan lisensi Asesor 290 300 310 320 330

SP3.4 Wirausaha industri yang tumbuh WUB 150 180 200 220 240

2019 17
Sasaran Strategis
Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri
Tahun 2020-2024
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022 2023 2024

SK1 Meningkatnya kualitas SK1.1 Tingkat kepuasan pegawai atas Nilai 70 72 74 76 78


pelayanan Sekretariat pelayanan Sekretariat Bdan
Badan Pengembangan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia Industri
Industri

SK2 Terwujudnya ASN Badan SK2.1 Indeks kompetensi, professional, dan Indeks 70 71 73 76 80
Pengembangan Sumber integritas pegawai Badan
Daya Manusia Industri Pengembangan Sumber Daya Manusia
Industri

SK3 Terwujudnya birokrasi SK3.1 Nilai Laporan Keuangan Badan Nilai 70 72 74 76 78


Badan Pengembangan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia Industri
Industri yang efektif, SK3.2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Persen 70 72 74 76 78
efisien, dan berorientasi Internal Pemerintah Badan
pada layanan prima Pengembangan Sumber Daya Manusia
Industri

2019 18
Sasaran Strategis
Kegiatan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Industri
Tahun 2020-2024
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022 2023 2024

SK1 Terselenggaranya urusan SK1.1 Tenaga kerja industri yang mendapatkan Orang 20,000 20,000 10,000 10,000 5,000
Sertifikasi Kompetensi
pemerintahan di bidang
perindustrian yang SK2.1 Pelatihan 3 in 1 bagi calon tenaga kerja Orang 36000 38000 36000 27000 20000
berdaya saing dan industri
berkelanjutan

SK3 Terselenggaranya SK2.1 Standar Kompetensi Kerja Nasional SKKNI 20 20 20 20 20


Indonesia (SKKNI) bidang industri
Pembangunan
Infrastruktur Kompetensi SK2.2 Fasilitasi Lembaga Sertifikasi Profesi LSP dan 20 20 20 20 20
(LSP) dan Tempat Uji Kompetensi TUK
Industri
(TUP) bidang industri

SK2.3 Asesor kompetensi dan lisensi Asesor 290 300 310 320 330

SK2.4 Wirausaha industri yang tumbuh WUB 150 180 200 220 240

2019 19
Sasaran Strategis
Kegiatan Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Vokasi Industri Berbasis Kompetensi Menuju Dual Sistem
Tahun 2020-2024
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022 2023 2024

SK1.1 Tenaga kerja industri tingkat ahli yang Orang 2,500 2,600 2,800 2,900 2,900
SK1 Meningkatnya daya saing dan
kompeten
kemandirian industri
SK1.2 Tenaga kerja industri lulusan D1 industri yang Orang 700 800 900 1000 1000
pengolahan non-migas kompeten
SK1.3 Calon tenaga kerja program dual system yang Orang 3200 4000 5000 5900 6400
meningkat kompetensinya
SK2.1 Implementasi Iindustri 4.0 pada pendidikan Pilot Project 9 12 17 22 27
SK2 Penguatan Implementasi
vokasi
Making Indonesia 4.0
SK2.2 Pusat Inovasi dan Pengembangan Industri 4.0 Utilisasi 30% 50% 70% 90% 95%

SK2.3 ASN dan tenaga kerja industri yang kompeten Orang 500 600 700 800 500
di bidang Industri 4.0
SK3.1 Ijin pendirian dan penyelenggaraan pendidikan Unit 3 4 5 6 7
SK3 Terselenggaranya urusan
Akademi Komunitas / Politeknik Industri di
pemerintahan di bidang WPPI / KI
perindustrian yang berdaya Terbangunnya sarana dan prasarana pendidikan Unit 1 2 3 4 5
SK3.2
saing dan berkelanjutan Akademi Komunitas / Politeknik Industri
berbasis kompetensi di WPPI / KI
SK3.3 Penelitian yang didesiminasikan Penelitian 140 160 200 230 250

SK3.4 Nilai minimum akreditasi program studi di Nilai B B B B A


Politeknik
SK3.5 Prosentase lulusan program studi keteknikan Persen 97% 97% 97% 98% 99%
industri
SK3.6 Prosentase lulusan sekolah industri yang Persen 78 81 85 86 89
terserap oleh sektor industri
SK3.7 Tenaga pengajar yang meningkat kemampuan Orang 125 140 190 220 260
dan kompetensinya
SK3.8 Perusahaan yang memanfaatkan layanan Perusahaan 170 180 190 200 210
Industri
2019 20
Sasaran Strategis
Kegiatan Peningkatan Kualitas Pendidikan Menengah Kejuruan Industri Berbasis Kompetensi Menuju Dual Sistem
Tahun 2020-2024
Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
SK1 Meningkatnya daya saing dan SK1.1 Tenaga kerja industri terampil yang kompeten Orang 2000 2100 2200 2400 2000
kemandirian industri SK1.2 Calon tenaga kerja program dual system yang Orang 1000 1200 1500 1800 2100
pengolahan non-migas meningkat kompetensinya
SK1.3 Calon tenaga kerja yang memiliki sertifikasi Orang 1000 1100 1200 1300 1400
internasional
SK1.4 Prosentase lulusan program studi keteknikan Persen 97% 97% 97% 98% 99%
industri
SK1.5 Prosentase lulusan sekolah industri yang Persen 73 76 80 84 86
terserap oleh sektor industri
SK1.6 Pengembangan SMK berbasis kompetensi yang SMK 965 965 965 965 965
Link and Match dengan industri
SK1.7 Guru Produktif kompeten yang mengikuti Orang 4160 4160 2080 2080 2080
pelatihan dan pemagangan
SK1.8 Insentif Silver Expert Orang 144 144 144 144 144
SK2 Penguatan Implementasi SK2.1 Implementasi Iindustri 4.0 pada pendidikan Pilot Project 25 32 38 44 50
Making Indonesia 4.0 vokasi

Sasaran Strategis
Kegiatan Peningkatan Kompetensi ASN Tahun 2020-2024

Kode Sasaran Strategis Kode Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
SK1 Terwujudnya ASN Kementerian SK1.1
Perindustrian yang professional ASN yang meningkat kompetensinya ASN 640 640 640 640 640
dan berkepribadian

2019 21
Matriks Kerangka Regulasi Tahun 2020-2024
Unit
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Unit Terkait/ Target
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi Penanggung
Kajian dan Penelitian Institusi Penyelesaian
jawab
1 Penyusunan RUU tentang Lembaga Pembiayaan Amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
Pembangunan Indonesia Ditjen KPAII Dit. KIUI 2024
2 Penyusunan RUU tentang Bahan Kimia Sinergi Kebijakan antar K/L terkait peredaran bahan kimia di
dalam negeri Ditjen IKFT Dit. IKHu 2024
3 RPP tentang Perizinan dan Pelaporan Bahan Kimia Mengatur Izin Produksi, Penyimpanan, Transportasi,
Daftar dan Bahan Kimia Organik Diskret Nondaftar penanganan, ekspor impor bahan kimia daftar Ditjen IKFT Dit. IKHu 2020

4 RPP tentang Tindakan Pengamanan dan Penyelamatan Amanat UU Nor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 99
Industri Ditjen KPAII Dit. KIUI 2021
5 RPP tentang Revisi PP Nomor 14 Tahun 2015 tentang Amanat UU Nor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun Setjen Biro Perencanaan 2020
2015 – 2035
6 Rperpres tentang Kebijakan Nasional Tahun 2020 – Amanat PP Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk
2024 Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015 – 2035 Setjen Biro Perencanaan 2020
7 RPP tentang Revisi PP Nomor 142 Tahun 2015 tentang Amanat PP 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Kawasan Industri Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Ditjen KPAII Dit. PI 2020
8 Rperpres tentang Industri yang Memiliki Keunikan dan Amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal
Merupakan Warisan Budaya Bangsa Hanya Dapat 103 Ayat (2). Untuk melindungi Industri yang berbasis kearifan
Dimiliki oleh WNI serta Industri Menengah Tertentu lokal juga dalam upaya melindungi pelaku industri yang memiliki
Dicadangkan untuk Dimiliki oleh WNI keunikan dan warisan budaya dari pengaruh perubahan Ditjen IKMA Set. Ditjen IKMA 2020
perekonomian global dan pasar bebas.

9 Rperpres tentang Penetapan Kondisi dalam rangka Amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 46
Penyelamatan Perekonomian Nasional Ayat (2) Ditjen KPAII Dit. KIUI 2021

10 Rperpres tentang Pengadaan Teknologi Industri Melalui Amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 39 Pusat Litbang
Proyek Putar Kunci Ayat (3) BPPI 2021
IKFTLMATE
11 Rperpres tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal
Komite Industri Nasional 112 Ayat (4) Setjen Biro Perencanaan 2020

2019 22
Matriks Pendanaan Kementerian Perindustrian 2020-2024
Dalam Milyar Rp

NO PROGRAM 2020 2021 2022 2023 2024


1 Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian 263,13 490 490 490 490
2 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian 49,72 80 80 80 80
Perindustrian
3 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil 124,15 485 485 485 485
4 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro 112,35 450 450 450 450

5 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, 127,43 485 485 485 485
dan Elektronika
6 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil, Menengah, dan Aneka 365,78 555 555 555 555
7 Program Peningkatan Ketahanan, Pengembangan Perwilayahan Industri dan Akses 151,38 172 182 191 200
Industri Internasional
8 Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 694,63 1.298 1.288 1.279 1.270
9 Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri 1.063,42 985 985 985 985
Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia 52,12 55,71 57,30 59,08 60,71
Industri
Kegiatan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Industri 272,00 274,47 265,97 223,99 190,90

Kegiatan Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Vokasi Industri Berbasis Kompetensi 486,580 391,15 384,95 406,21 421,62
Menuju Dual Sistem
Kegiatan Peningkatan Kualitas Pendidikan Menengah Kejuruan Industri Berbasis 233,29 248,28 261,39 280,33 296,38
Kompetensi Menuju Dual Sistem
Kegiatan Peningkatan Kompetensi ASN Tahun 2020-2024 19,42 15,39 15,39 15,39 15,39

TOTAL 2.952,01 5.000 5.000 5.000 5.000

23
2019 23
Remark Kebijakan dan Program
• Mengelola export-basket yang
potensial baik baru maupun
eksisting baik melalui perluasan
pasar tujuan ekspor maupun
diversifikasi produk.
Pengembangan • Mengurangi defisit neraca
10 Industri Prioritas perdagangan untuk sektor-sektor
prioritas melalui program
substitusi impor (pendalaman
struktur).

Kebijakan Lintas Sektoral


1. Kebijakan Pengembangan
• Tema utamanya adalah
Sumber Daya Industri; penguasaan teknologi dan
2. Kebijakan Pengembangan pengembangan SDM
Sarana dan Prasarana Industri
3. Kebijakan Pemberdayaan industri yang berkompetensi
Industri khususnya menghadapi era
4. Kebijakan Pengembangan
Perwilayahan Industri Industri 4.0
5. Kebijakan Fasilitas Fiskal dan
Non Fiskal
6. Kebijakan Reformasi Birokrasi

2019 24
Kebijakan Lintas Sektoral

1. Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Industri: 2. Kebijakan Pengembangan Sarana dan Prasarana Industri:
a. Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri; a. Pengembangan Standardisasi Industri;
b. Pemanfaatan Sumber Daya Alam; b. Pengembangan Infrastruktur Industri; dan
c. Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri; c. Pengembangan Sistem Informasi Industri Nasional.
d. Pengembangan dan Pemanfaatan Kreativitas dan Inovasi;
e. Penyediaan Sumber Pembiayaan.
3. Kebijakan Pemberdayaan Industri: 4. Kebijakan Pengembangan Perwilayahan Industri:
a. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah; a. Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri
b. Pengembangan Industri Hijau; (WPPI);
c. Pengembangan Industri Strategis; b. Kawasan Peruntukan Industri (KPI);
d. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri; dan c. Kawasan industri (KI); dan
e. Kerjasama Internasional di Bidang Industri d. Pembangunan atau revitalisasi sentra IKM.

2019 25
Kebijakan Lintas Sektoral

5. Kebijakan Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal:


a. Mengakselerasi Pertumbuhan Sektor Industri;
b. Penguatan Struktur Industri Nasional; dan
c. Mendorong Industri Melakukan Inovasi, Invensi dan Penguasaan Teknologi Baru

6. Kebijakan Reformasi Birokrasi:


a. Birokrasi Kementerian Perindustrian yang Bersih dan Bebas KKN;
b. Kualitas Pelayanan Publik Kementerian Perindustrian Kepada Masyarakat; dan
c. Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perindustrian.

2019 26
REKOMENDASI BAPPENAS
1. Anggaran total Kemenperin diupayakan untuk diusulkan naik tapi dalam kisaran Rp 3,9-5,0 T per tahun, sehingga exercise non
operasional adalah Rp 2,8-3,9 T per tahun.
2. Pengusulan exercise anggaran non operasional 5 tahun untuk matriks RPJMN 2020-2024 akan menggunakan alokasi baseline
ditambah matriks kebutuhan tambahan per tahunnya.
3. Kemenperin perlu didorong untuk berpartisipasi dalam pembangunan kawasan industri. Langkah ini ditempuh dengan meminta
Pemda yang memiliki tanah minimal 50 ha di kawasan industri prioritas RPJMN 2020-2024 untuk menyerahkan dulu kepada
Kemenperin untuk dibangunkan.
Kelompok 1: Teluk Bintuni (skema KPBU), Palu.
Kelompok 2: Brebes, Madura, Katibung, Way Pisang, Jorong (tanah yang dimiliki Pemda karena ada yang dimiliki swasta).
Catatan:
(a) Gubernur Lampung melalui Bappeda mengklarifikasi bahwa usulan Lampung tetap Katibung dan Way Pisang (surat
dikirim). Usulan Tanggamus diserahkan keputusannya kepada Kemenperin.
(b) Menperin dalam pertemuan dengan Menteri Bappenas minta agar jumlah KI di RPJMN 2020-2024 bisa lebih dari 19. Stok
yang belum tertampung: Tanggamus, Tj Buton dan Sumbawa (Sumbawa tidak disarankan).
(c) Berapapun usulan Kemenperin, Bappenas menetapkan KI prioritas 2020-2024 ada 9: Tlk Bintuni, Weda, Palu, Sei Mangkei,
Sadai, Ketapang, Surya Borneo, Galang Batang, Bintan Aerospace. Sisanya adalah KI pengembangan, sehingga bila
Kemenperin akan menambah jumlah KI, akan dimasukkan ke kelompok pengembangan

2019 27
REKOMENDASI BAPPENAS

4. Kemenperin diminta fokus dengan industri 4.0 dan pembangunan industri hulu, sambil tetap menjaga daya saing industri hilir.
Belanja modal untuk industri 4.0 tidak hanya untuk pilot reference tapi juga untuk mempercepat kelengkapan sarana prasarana
pengujian, dan kebutuhan percepatan industri hulu dan insentif penyelamatan industri

5. Peningkatan SDM dilanjutkan dengan fokus pada pembangunan politeknik/akom baru maks 15, dan/atau mendorong peralihan
politeknik industri yg bagus milik swasta untuk di negerikan. Diklat dapat ditambah dengan fokus keterampilan tinggi.

6. Digitalisasi silakan dilanjutkan.


7. Sepakat mengarahkan IKM sebagai pemasok dan penumbuhan wirausaha baru tetap dilakukan untuk membantu pendalaman
industri khususnya di luar Jawa.
- Asumsi operasional masih 1,1 T meski akan ada kenaikan

2019 28

Anda mungkin juga menyukai