Anda di halaman 1dari 16

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKES KEMENKES JAYAPURA JURUSAN KEPERAWATAN


PRODI D III KEPERAWATAN TIMIKA
TAHUN AJARAN 2019/2020

Disusun Oleh Kelompok 3

ANA ANDILA TEMONGMERE : P07120718005


AYU MULIYATI : P07120718011
JESSICA WINDA WANTAH : P07120718030
MARIA YAKOBA KAPAN : P07120718036
PASCALINA WENEHENUBUN : P07120718044
YUPENSIA TSOLME : P07120718065
KONSEP DASAR MEDIS

1. definisi
Infark Miokard Akut (IMA) adalah terjadinya nekrosis miokard
yang cepat disebabkan oleh karena ketidakseimbangan yang kritis
antara aliran darah dan kebutuhan darah miokard. (M.Widiastuti
Samekto,13 : 2001).
2. ANATOMI FISOLOGI
a. Jantung

b. Pembuluh darah

c. Darah
3. KLASIFIKASI
a. Infark Miokard Subendokardial
b. Infark Miokard Transmural
4. ETIOLOGI
a. Faktor penyebab
1) Suplai oksigen ke miokard berkurang
2) Curah jantung yang meningkat
3) Kebutuhan oksigen miokard meningkat

b. Faktor predisposisi
4) Factor biologis yang tidak dapat diubah
5) Factor resiko yang dapat diubah
5. PATOFISIOLOGI

Penyebab sumbatan tidak diketahui diperkirakan adanya penyempitan arteri koronaria

yang disebabkan karena penebalan dari dinding pembuluh darah, vasospasme, emboli

atau thrombus. Karena penyempitan dinding pembuluh darah pada arteri koronaria

menyebabakan suplai oksigen yang menuju kejantung berkurang, jantung yang

kekurangan oksigen akan mengubah metabolisme yang bersifat aerob menjadi anaerob.

Perubahan ini menyebabakan penurunan pembentukan fosfat yang berenergi tinggi diman

hasil akhir dari metabolisme anaerob ini adalah asam laktat, apabila berlangsung lebih

dari 20 menit akan akan terjadi ishemia jantung yang meningkat sehingga akan

menyebabkan nyeri dada yang hebat bahkan karena nyeri dada yang hebat tersebut terjadi

schok kardiogenik.
6. MANIFESTASI KLINIS
Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-
remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat.Nyeri
dapat menjalar ke lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang
bahkan ke punggung dan epigastrium
7. KOMPLIKASI

a. Aritmia
b. Bradikardia sinus
d. Gangguan hantaran atrioventrikular
e. Gangguan hantaran intraventrikel
f. Asistolik
g. Takikardia sinus
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. EKG
b. Enzim Jantung
c. Elektrolit.
d. Sel darah putih
e. Kecepatan sedimentasi
f. Kimia
g. GDA
h. Kolesterol atau Trigliserida serum
i. Foto dada
j. Ekokardiogram
8. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Rawat ICU, puasa 8 jam


b. Tirah baring, posisi semi fowler.
c. Monitor EKG
d. Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit
e. Oksigen 2 – 4 lt/menit
f. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg
g. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg
h. Bowel care : laksadin
i. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infus
j. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
k. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Primer
Pengkajian Primer adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki dengan
segera masalah yang mengancam kehidupan

1) Airways/ Jalan napas


2) Breathing/Pernapasan
3) Circulation/Sirkulasi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut b/d agen cedera biologis
b. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
c. Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi jantung,perubahan
irama jantung,perubahan afterload,perubahan kontriksi,perubahan
preload,dan perubahan volume sekuncup.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Nyeri akut b/d agen cedera biologis


Intervensi :
1. Kaji masalah nyeri (karakteristik, lokasi, intensitas, durasi),
catat setiap respon verbal/non verbal, perubahan hemo-
dinamik.
Rasional : Mengetahui tentang masalah nyeri dan dapat sebagai acuan untuk
melakukan tindakan selanjutnya
2. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional :Mengetahui keadaan umum pasien
3. Ajarkan tentang manajemen nyeri (napas dalam/perlahan,
distraksi, visualisasi, bimbingan imajinasi)
Rasional : Manajemen nyeri dapat mengontrol dan mengurangi rasa nyeri
4. Anjurkan pasien untuk istirahat
Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan oksigen jari perifer
sehingga akan menurunkan kebutuhan miokardium dan akan
meningkatkan suplai darah dan oksigen ke miokardium yang
membutuhkan oksigen untuk menurunkan iskemia

5. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat sesuai indikasi:


Antiangina seperti nitogliserin (Nitro-Bid, Nitrostat, Nitro-Dur) Beta-
Bloker seperti atenolol (Tenormin), pindolol (Visken), propanolol
(Inderal)
Analgetik seperti morfin, meperidin (Demerol)
Penyekat saluran kalsium seperti verapamil (Calan), diltiazem (Prokardia).
Rasional :Mengontrol nyeri melalui efek vasodilatasi koroner yang
meningkatkan sirkulasi koroner dan perfusi miokard
b. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
Intervensi :
1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas
normal, catat laporan kelemahan, keletihan
Rasional :Menentukan respon klien terhadap aktivitas, mempengaruhi
pilihan intervensi
2. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Mengetahui tanda vital pasien
3. Bantu aktivitas sesuai dengan keadaan klien dan
jelaskan pola peningkatan aktivita bertahap
Rasional :Mencegah aktivitas berlebihan; sesuai dengan kemampuan kerja
jantung.
4. Kolaborasi pelaksanaan program rehabilitasi pasca serangan
IMA.
Rasional :Menggalang kerjasama tim kesehatan dalam proses penyembuhan
klien.

Anda mungkin juga menyukai