Anda di halaman 1dari 14

LUKA BAKAR

Kelompok 4:
Nurul aulia nasrin
Aprilia Meiritzka Sohilait
Ellen Ronggur T. Wakum
Fredolina Rahawarin
Kristin Sola G. Morare
Lienda Pagawak
Oktovince M.P. Edowai
Apa itu luka bakar?
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses
patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu, serta
merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan
penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut (Potter & Perry, 2006).
Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap, listrik,
bahan kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saja hanya berupa luka ringan
yang bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam nyawa yang membutuhkan
perawatan medis yang intensif (PRECISE, 2011).
Bagaimana anatomi dan fisiologinya?
Apa saja klasifikasi dari luka bakar?
 Berdasarkan penyebabnya:
• Luka bakar karena api
• Luka bakar karena air panas
• Luka bakar karena bahan kimia
• Luka bakar karena listrik
• Luka bakar karena radiasi
• Luka bakar karena suhu rendah (frost bite)
Berdasarkan kedalaman lukanya
Berdasarkan luas luka bakar
Apa penyebab luka bakar?

 Paparan api  Aliran listrik


 Scalds (air panas)  Zat kimia (asam atau basa)
 Uap panas  Radiasi
 Gas panas  Sunburn sinar matahari, terapi
radiasi.
Patofisiologi luka bakar
Kulit manusia memiliki banyak fungsi, antara lain menghindari terjadinya
kehilangan cairan. Apabila terjadi luka bakar, maka kulit akan mengalami denaturasi
protein, sehingga kehilangan fungsinya. Semakin banyak kulit yang hilang, semakin berat
kehilangan cairan (Basic Trauma Life Support, 2011).
Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber
panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik.
Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan
mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam
termasuk organ visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak
yang lama dengan burning agent. Nekrosis dan keganasan organ dapat terjadi.
Manifestasi klinis Komplikasi
 Sepsis  Adult Respiratory
Superficial burn (derajat I)  Pneumonia Distress Syndrome.
 Ileus Paralitik dan
Partial thickness (derajat II)  Dekubitus
Ulkus Curling.
 Gagal Jantung
Full thickness (derajat III)  Syok
Kongestif dan
Edema Pulmonal  Gagal Ginjal Akut
 Sindrom
Kompartemen.
Apa saja pemeriksaan penunjang luka
bakar?
Menurut Marylin E. Doenges, (2000) Pemeriksaan penunjang yang  GDA (Gas Darah Arteri)
dapat di lakukan pada pasien dengan luka bakar adalah:  Elektrolit Serum
 LED  Natrium Urin
 Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan  Alkali Fosfat
biokimia.
 Glukosa Serum
 Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
 Albumin Serum
 Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat
menurun pada luka bakar masif.  BUN atau Kreatinin

 Hitung darah lengkap  Loop aliran volume

 Leukosit  EKG
 Fotografi luka bakar
Penatalaksanaan medis
Menurut R. Sjamsuhidajat, (2010) Penatalaksanaan
medis pada penderita luka bakar sebagai berikut:
 Mematikan Api
 Mendinginkan Luka Bakar
 Melepaskan Benda Penghalang
 Menutup Luka Bakar
 Mengirigasi Luka Bakar Kimia
Pengkajian primer
Airway
Breathing
Circulation
Disability
Exposure and environment control
Diagnosa keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik.
 Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan suhu lingkungan ekstrem
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi dan keletihan
otot pernapasan.
 Defisien volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui rute
abnormal.
 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan persepsi diri.

Anda mungkin juga menyukai