Materi Na 22 April 2018
Materi Na 22 April 2018
4
3
2
1
SOSIALISASI
PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL
GUBERNUR
JAWA TENGAH TAHUN 2018 DAN
PEMILU SERENTAK 2019
oleh : Muntoko
MENANG BENAR
KALAH SALAH
PEREMPUAN DALAM PILKADA 2018
DAN PEMILU 2019
:
Pemilu datang lagi, isu perempuanpun marak lagi. Isu perempuan
seperti nya tidak hanya mendapatkan tempatnya, tetapi juga
seolah bangkit mengudar dendam dan ingin melampiaskannya.
Dan karena mendapat panggungnya, ia juga seakan mengolok-
olok sendi-sendi politik laki-laki dan ingin menghempaskannya.
Pemilu dan regulasinya pun seolah memberi jalan, membentangkan
arena pacuan derap politik perempuan untuk berjejer dan
berjejal dengan dominasi politik laki-laki yang (masih)
menganggap arenanya sendiri.
Kini, perempuan diuji , tidak hanya punya mau, tetapi juga
bagaimana punya laku??, daya laku yang tidak hanya (katanya)
banyak tetapi juga punya daya bobot. Tidak hanya sekedar
kuota, tetapi kualitas.
HARKAT PEREMPUAN DLM PEMILU 2019 :
Dalam hal syarat partai politik menjadi peserta
pemilu psl. 173, ayat (2) hrf e.):
Menyertakan sekurang-kurangnya 30%
keterwakilan perempuan pada
kepengurusan parpol tingkat pusat (tingkat
kabupaten/kota hanya memperhatikan)
Dampaknya : Banyak partai politik yang memenuhi
syarat kepengurusan ini (Padahal pada pemilu 2014
lalu, banyak yang tidak memenuhi syarat ini)
HARKAT PEREMPUAN DLM PEMILU 2019 (LANJUTAN) :
Dalam hal pencalonan, perempuan ditentukan ;
Daftar bakal calon memuat min. 30% keterwakilan
perempuan (psl. 245)
Di dalam daftar bakal calon, setiap 3 orang bakal calon
terdapat min. 1 orang perempuan bakal calon (psl. 246. (2))
Dalam hal daftar bakal calon tidak memuat 30% (tiga puluh
persen) keterwakilan perempuan patrtaii politik diberi
kesempatan untuk memperbaiki daftar calon tersebut (psl. 249,
ayat (2)
Laki-laki : 13.478.821
Perempuan ; 13.589.304
TOTAL : 27.068.125
CONTOH (PEMILU 2014)
PENEMPATAN BAKAL CALON PEREMPUAN PADA DAERAH PEMILIHAN
DENGAN ALOKASI 3 KURSI
1. Untuk dapat menggunakan hak memilih, warga negara Indonesia harus terdaftar
sebagai Pemilih.
2. Dalam hal warga negara Indonesia tidak terdaftar sebagai Pemilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), pada saat pemungutan suara menunjukkan Kartu Tanda
Penduduk Elektronik.
3. Untuk dapat didaftar sebagai Pemilih, warga negara Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat:
a tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya dibuktikan dengan surat Keterangan
Dokter (Pasal 4 ayat (3) PKPU Nomor 2 Tahun 2017) ; dan/atau
b tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap.
4. Warga negara Indonesia yang tidak terdaftar dalam daftar Pemilih dan pada saat
pemungutan suara tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
atau ayat (3), yang bersangkutan tidak dapat menggunakan hak memilihnya.
SANKSI POLITIK UANG
1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum
menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan
kepada warga negara Indonesia baik secara langsung ataupun tidak langsung
untuk mempengaruhi Pemilih agar tidak menggunakan hak pilih,
menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga suara menjadi tidak sah,
memilih calon tertentu, atau tidak memilih calon tertentu sebagaimana
dimaksud pada Pasal 73 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan
dan denda paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
2) Pidana yang sama diterapkan kepada pemilih yang dengan sengaja melakukan
perbuatan melawan hukum menerima pemberian atau janji sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(Pasal 187A UU 10/2016)
PEMUNGUTAN SUARA