Anda di halaman 1dari 32

PERENCANAAN

SDM KESEHATAN
D r. d r. I r m a n s y a h , S p . K J ( K )
Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan
SDM Kesehatan

PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN


Arah pengembangan upaya
kesehatan, dari kuratif bergerak ke
arah promotif, preventif sesuai
kondisi dan kebutuhan
SDM Kesehatan adalah
Investasi
WHO (2006):

SDM adalah Tata Kelola SDM Kesehatan Holistik :

Key Factor
Penting dan Mutlak

Keberhasilan
Pembangunan Keberhasilan Tata Kelola SDM Kesehatan : Diawali
dan Ditentukan oleh Perencanaan SDM Kesehatan
yang Berkualitas (Tepat Jenis, Tepat Jumlah, Tepat
Kualifikasi dan Tepat Lokasi Penempatan)
TARGET IDEAL REFORMASI KESEHATAN
Pengendalian Penyakit & Penguatan Promotif-Preventif &
Penguatan Ketahanan Kesehatan Pemenuhan Supply-Side

Tuberkulosis: kasus baru 190 per 100.000 penduduk Fungsi puskesmas: preventif-promotif>kuratif
(Saat ini: No.3 terbanyak di dunia, 314 per 100.000 penduduk) (Saat ini: kuratif>preventif-promotif)

Malaria: eliminasi di 405 kab./kota Puskesmas dengan 9 nakes: 83% puskesmas


(Saat ini: eliminasi di 300 kab./kota) (Saat ini: 39,6% puskesmas)

Kusta: eliminasi di seluruh Indonesia Rasio dokter umum: 1,12 per 1.000 penduduk
(Saat ini: eliminasi di 382 kab/kota) (Saat ini: 0,52 per 1.000 penduduk)

Imunisasi: 90% imunisasi dasar lengkap (IDL) Rasio dokter spesialis: 0,28 per 1.000 penduduk
(Saat ini: 57,9% IDL) (Saat ini: 0,13 per 1.000 penduduk)

Stunting: 14% balita Rasio tempat tidur RS: 2,0 per 1.000 penduduk
(Saat ini: 27,7% balita stunting) (Saat ini: 1,3 per 1.000 penduduk)

Merokok: 8,7% penduduk usia 10-18 tahun Jumlah RS Rujukan Nasional: 40 RS


(Saat ini: 9,1% merokok) (Saat ini: 14 RS)

Sistem surveilans: terpadu, real-time, berbasis lab Sistem informasi kesehatan: digitalisasi & terpadu
Saat ini: fragmented & belum berbasis lab. Saat ini: sebagian besar masih manual, sasaran program tidak
tepat, & fragmented
KETENAGAAN PUSKESMAS
PROVINSI JAWA BARAT
Jumlah Puskesmas 1.099
TIDAK SESUAI STANDAR
SESUAI
STANDAR > Standar < Standar
NO TENAGA KESEHATAN
JML PUSK JML PUSK
KELEBIHA
N NAKES
JML PUSK
KEKURANGAN
NAKES  Saat ini kondisi Puskesmas
1 DOKTER UMUM 216 855 1.928 24 24 tanpa dokter di Jawa Barat
2 DOKTER GIGI 632 137 149 326 326
sebesar 0,18% (2 Puskesmas)*
3 PERAWAT 92 821 6.006 182 321
 Kekurangan tenaga
4 BIDAN 48 1.009 12.232 38 52
5 TENAGA KEFARMASIAN 349 660 1.067 86 86 berdasarkan standar minimal,
6 PROMOSI KESEHATAN 391 363 579 341 401 sebanyak 1.930 Tenaga
7
TENAGA KESEHATAN
695 227 247 173 173
 Puskesmas yang sudah memiliki
LINGKUNGAN
9 jenis nakes sesuai standar
8 TENAGA GIZI 608 201 224 286 325
sebesar 43.49%*
AHLI TEKNOLOGI
9
LABORATORIUM MEDIK
605 258 348 232 232

TOTAL 22.780 1.940


* Chatbot Akses 12 Jun 2021
Sumber : Datin BPPSDMK, Mei 2021
KETENAGAAN RUMAH SAKIT
PROVINSI JAWA BARAT
TENAGA KESEHATAN JUMLAH RS KEADAAN KEKURANGAN TENAGA KESEHATAN JUMLAH RS KEADAAN KEKURANGAN
Spesialis Anak 1.120 73
RS DI PROV JAWA BARAT

Spesialis Anak 195 23


Spesialis Obgyn 1.165 69 Spesialis Obgyn 208 18

RS PEMERINTAH
Spesialis Penyakit Dalam 1.052 70 Spesialis Penyakit Dalam 241 13
Spesialis Bedah 736 115 Spesialis Bedah 154 38
Spesialis Radiologi 592 52 Spesialis Radiologi 149 5
Spesialis Rehab Medik 270 38 Spesialis Rehab Medik 70 27
Spesialis Anestesi 772 56 Spesialis Anestesi 155 14
Spesialis Pat Klinik 369 55 Spesialis Pat Klinik 111 19
Spesialis Pat Anatomi 122 62 Spesialis Pat Anatomi 53 31
378 84
Spesialis Jantung & PD 274 10 Spesialis Jantung & PD 70 5
Spesialis Mata 446 22 Spesialis Mata 108 14
Spesialis THT 380 7 Spesialis THT 80 3
Spesialis Jiwa 223 9 Spesialis Jiwa 100 1
Spesialis Saraf 529 4 Spesialis Saraf 125 2
Spesialis Paru 295 96 Spesialis Paru 71 26
Dr Umum 4.949 216 Dr Umum 1.435 43
Dr Gigi 947 110 Dr Gigi 226 37
Drg Spesialis 727 122 Drg Spesialis 212 36
TOTAL 6.609 1.352 TOTAL 3.763 355
SIRS Yankes, Maret 2021
INDIKATOR KINERJA PROGRAM PPSDMK DIKAITKAN DENGAN RPJMN
DAN RENSTRA 2020 - 2024
Target
Indikator
2020 2021 2022 2023 2024

Persentase puskesmas tanpa dokter 6 0 0 0 0

Persentase puskesmas dengan jenis tenaga kesehatan sesuai standar 35 47 59 71 83

Persentase RSUD kabupaten/kota yang memiliki 4 dokter


spesialis dasar dan 3 dokter spesialis lainnya sebesar 90% (minimal 4 70 75 80 85 90
spesialis dasar wajib ada).

Jumlah SDM Kesehatan Yang Ditingkatkan Kompetensinya 41.669 39.627 40.275 40.437 40.585
CAPAIAN INDIKATOR RPJMN
2021
I N D I K ATO R Target Capaian
Triwulan 1

5,46%
Persentase puskesmas tanpa dokter 0 Jawa Barat : 0,18%
Persentase puskesmas dengan jenis tenaga kesehatan 47.43%
47
sesuai standar Jawa Barat : 43,49% (104 Pkm)
Persentase RSUD kabupaten/kota yang memiliki 4 dokter
60.33*
spesialis dasar dan 3 dokter spesialis lainnya sebesar 90% 75 Jawa Barat : 82,35% (42 RS)
(minimal 4 spesialis dasar wajib ada)
Jumlah SDM Kesehatan Yang Ditingkatkan Kompetensinya 4.873/22.824
39.627**
(> 20 JPL / < 20 JPL) Jawa Barat : 406/870

*4 Sp dasar, SpRad, SpPK, SpAn


** capaian Nasional

Sumber : Chatbot Datin BPPSDMK (akses 12 Juni 2021)


01.

DASAR HUKUM
Regulasi dalam pengelolaan SDM
Kesehatan
DASAR HUKUM PENGELOLAAN SDM KESEHATAN

UUD 1945 Ps 28 (1) UU 36/2014 Ps 4(b), 17, dan 23

01. Setiap orang berhak hidup sejahtera


lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
02.  Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung
jawab terhadap perencanaan, pengadaan, dan
pendayagunaan nakes sesuai kebutuhan
mendapatkan lingkungan hidup yang  Pengadaan nakes dilaksanakan sesuai dengan
baik dan sehat serta berhak perencanaan dan pendayagunaan nakes
 Pendayagunaan nakes dilakukan di dalam dan luar
memperoleh pelayanan kesehatan
negeri dgn memperhatikan pemerataan,
pemanfaatan, dan pengembangan

UU 36/2019 Ps 21 (1) PP 67/ 2019


03. Pemerintah mengatur perencanaan,
pengadaan, pendayagunaan,
04.  Pengelolaan Tenaga Kesehatan
meliputi upaya : Perencanaan,
Pengadaan, Pendayagunaan, dan
pembinaan, dan pengawasan mutu
Pembinaan Pengawasan
tenaga kesehatan dalam rangka
 Pengelolaan harus dilakukan secara
penyelenggaraan pelayanan kesehatan
sistematis
REGULASI LAIN TERKAIT PERHITUNGAN
KEBUTUHAN SDM KESEHATAN

 Permenkes Nomor 53 Tahun 2012 tentang Pedoman


Pelaksanaan ABK di lingkungan Kemenkes
 Permenkes Nomor 43 Tahun 2017 tentang Penyusunan
Formasi Jabfung Kesehatan
 Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pedoman
Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
Proses Teknis
PERENCANAAN SDMK • Formulasi Perhitungan
• Analisis Hasil


Perencanaan Kebutuhan SDMK
merupakan proses sistematis dalam
upaya menetapkan jumlah, jenis, dan Aspek Politis
kualifikasi SDMK yang dibutuhkan
sesuai dengan kondisi suatu wilayah • Penetapan rasio, jumlah, dan distribusi
dalam rangka mencapai tujuan • Mempertimbangkan nilai dan pilihan
pembangunan kesehatan politis

Permenkes No. 33 Tahun 2015


TUJUAN PERHITUNGAN SDM KESEHATAN
PENGELOLAAN TENAGA KESEHATAN -
REKRUTMEN - UU ASN 5/2020 PP 67/ 2019
Pasal 58 ayat (3) Pasal 5 ayat (1) Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib
Pengadaan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat menyusun dan menetapkan perencanaan Tenaga Kesehatan.
(1) dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, Pasal 7 ayat (2) Perencanaan Tenaga Kesehatan sebagaimana
pengumuman hasil seleksi, masa percobaan, dan dimaksud pada ayat (1) disusun secara berjenjang dimulai dari Fasilitas
pengangkatan menjadi PNS. Pelayanan Kesehatan, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah
daerah provinsi, dan pemerintah pusat secara nasional.

MUTASI PEGAWAI
Permendagri 58/2019
Perka BKN 5/2019
 Mutasi dilakukan atas dasar kesesuaian antara kompetensi PNS dengan persyaratan jabatan, klasifikasi jabatan dan pola
karier, dan analisis beban kerja; dengan memperhatikan kebutuhan organisasi.
 Salah satu persyaratan dalam mutasi adalah adanya anjab dan ABK bagi PNS yang akan mutasi
 Bentuk koordinasi Mutasi menggunakan integrasi sistem informasi aparatur sipil negara BKN dengan sistem e-mutasi
Kementerian Dalam Negeri.
PROSES PERENCANAAN SDM
KESEHATAN
 Tahap awal dari manajemen SDMK
- Menetapkan kebijakan Merekapitulasi dan
Renbut SDMK Nas
- Sosialisasi & Advokasi
evaluasi hasil  Bottom-up planning sebagai konsep
Renbut Prov
Kebij Renbut SDMK
Pusat
(Agregat) perencanaan dengan memperhatikan
kebutuhan pembangunan kesehatan baik
Provinsi Provinsi lokal, nasional, maupun global
• Menghitung
- Menetapkan
kebijakan Prov
Renbut SDMK
• Merekapitulasi
 Komitmen dan keterlibatan pemangku
- Sosialisasi dan
advokasi
hasil perhitungan
Renbut SDMK
kebijakan dan pelaksana terkait di setiap
- Memfasilitasi
Metode Renbut
Institusi / Faskes
tingkat administrasi pemerintahan
SDMK
Kab/ Kota Kab/ Kota
 Dokumen Rencana Kebutuhan SDMK
Memfasilitasi Institusi/
sebagai output (disusun melalui rangkaian
Metode Renbut
SDMK kpd
Faskes tahapan sosialisasi, fasilitasi, advokasi
Institusi dan
Faskes
pemangku kepentingan sampai tindak lanjut
Menghitung
Renbut SDMK terhadap dokumen yang dihasilkan)
METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN
Permenkes 33/2015

• Kebutuhan minimal yang • Kebutuhan berdasarkan • Kebutuhan berdasarkan


harus ada. Perhitungan perhitungan riil/ sesuai ratio dan melihat
menggunakan Standar fakta. Metode kebutuhan beberapa
Ketenagaan Minimal perhitungan tahun kedepan pada
bagi Pelayanan Kesehatan menggunakan Analisis satuan wilayah terbesar
yaitu pada Permenkes Beban Kerja (Provinsi/ Nasional)
43/2019 tentang Perhitungan
Puskesmas menggunakan proyeksi
kebutuhan SDMK

Need Based Demand Based Population Based


ALUR PERENCANAAN SDM KESEHATAN
Penetapan mekanisme
Melakukan perhitungan
perencanaan SDM dan analisis hasil
Kesehatan perhitungan tenaga
(pembentukan tim kesehatan, baik yang
perencana secara inklusif,
pengumpulan data, dan 1 2 bekerja sesuai profesi
pemilihan metode maupun yang bekerja tidak
perhitungan kebutuhan) sesuai profesi, dengan
melihat kebijakan nasional
dan kebijakan daerah

Disusun berjenjang di setiap


Dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah
4 3 tingkatan administrasi
Pemerintahan mulai
Provinsi, hingga Pemerintah Daerah
Pemerintah Pusat Kabupaten/Kota, kemudian
melakukan proses Pemerintah Daerah Provinsi,
tersebut
hingga Pemerintah Pusat
SIAPA YANG MENYUSUN DOKUMEN RENCANA
KEBUTUHAN SDMK?

Tim Perencana kebutuhan SDMK adalah kelompok


pemangku kepentingan (pemerintah daerah
kabupaten/kota maupun pemerintah daerah provinsi)
yang bekerja secara sinergis untuk menyusun dokumen
perencanaan kebutuhan SDMK di suatu tingkatan yang
susunan, tugas,dan fungsinya ditetapkan melalui
Surat Keputusan dari yang berwenang

SK TIM PERENCANA Kebutuhan SDMK


ditandatangani Kepala Daerah
ANGGOTA TIM PERENCANA

TIM PENGARAH TIM PELAKSANA

ASDA bidang Organisasi, Kelembagaan Tim teknis penyusun dokrenbut berasal


dan Kepegawaian, BKD, Biro Organisasi dari BKD, Biro Organisasi dan Tata
dan Tata Laksana, Bappeda, Dinkes, Laksana, Bappeda, Dinkes,Faskes
perwakilan RS

tugas
tugas
1. Memberikan arahan penyusunan dokrenbut 1. Mengidentifikasi & menghitung kebutuhan institusi
2. Prioritas kebijakan dalam mendukung pembangunan 2. mengkoordinir pengumpulan data
Kesehatan 3. memfasilitasi/pembinaan UPTD
3. Dukungan kebijakan terkait rekomendasi 4. menyusun rekapitulasi ketersediaan dan kebutuhan
4. Memberikan arahan & dukungan dalam sinergisme SDMK
dan koordinasi para pemangku kepentingan 5. memroses legalisasi
6. menyusun usulan rekomendasi
7. melaporkan hasil analisis dokrenbut
Contoh SK Tim Perencana Kebutuhan SDMK
PEMANFAATAN DOKRENBUT
Perencanaan kebutuhan SDMK menjamin ketersediaan,
pendistribusian, dan peningkatan kualitas SDMK

PEMENUHAN NAKES SECARA


TEMPORER (PGDS, NS, dll)

PENGADAAN ASN
Formasi CASN
Formasi PPPK PENGEMBANGAN
Pola Karir
Pelatihan

MUTASI Permendagri 58/2019


dan Perka BKN 5/2019
Mutasi pegawai negeri sipil dilakukan sesuai
dengan kualifikasi, kompetensi dan analisis
beban kerja serta kebutuhan organisasi Pemanfaatan Perlu
ADVOKASI
Penataan/penyempurnaan
SOTK organisasi, penyusunan
standar beban kerja Menyusun rencana
Pemenuhan pegawai sesuai jabatan/kelembagaan, kebutuhan pegawai secara riil
jenis, jumlah dan kualifikasi penyusunan Daftar Susunan sesuai dengan beban kerja
Pegawai (DSP) atau bahan organisasi
penetapan eselonisasi TATA KELOLA/
jabatan struktural
MANAJEMEN SDM
KESEHATAN
HOLISTIK
Program redistribusi = mutasi
Bahan pertimbangan untuk
pegawai dari unit yang Program Pengembangan Karir
peningkatan kompetensi dan
berkelebihan ke unit yang = Promosi Pegawai
mutu pegawai
kekurangan

Bahan penyempurnaan
program pendidikan dan MANFAAT PENYUSUNAN
pelatihan
DOKUMEN RENCANA
KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
02.

APLIKASI PERENCANAAN SDMK

Pemanfaatan teknologi dalam


penyederhanaan birokrasi
INTEGRASI SISTEM INFORMASI

e-formasi

e-mutasi

SI-Bangjangkri
TRANSFORMASI APLIKASI PERENCANAAN
SDMK

2020 2021
Pemanfaatan Data Rencana Interoperabilitas
oleh Menpan sebagai dengan SI-Bangjangkri,
pertimbangan Kemenpan, dan
formasi CASN Kemendagri

Tahun 2020 Kementerian Kesehatan telah


dilibatkan dalam Coaching Clinic sebagai bentuk
Evaluasi/ Verifikasi Usulan Formasi CASN
2016 2019 Bidang Kesehatan berbasis data Perencanaan
Perhitungan Interoperabilitas dengan SI-SDMK Keutuhan SDMK menggunakan metode Analisis
ketenagaan mll web terutama dalam penentuan Beban Kerja- Kesehatan yang berasal dari
renbut.kemkes.go.id Exisiting SDMK Kementerian Kesehatan
03.

PENDAYAGUNAAN SDMK
Pola pendayagunaan dalam era
desentralisasi dan upaya yang
dilakukan pemerintah pusat
MEKANISME PEMENUHAN SDMK

UU No 5 Tahun 2014 Ps 6 UU No 36/2014 Ps 23 (2)


Rekrutmen pegawai ASN dan Pengangkatan tenaga
PPPK kesehatan melalui PNS, PPPK dan
Penugasan Khusus

UU No 36/2014 Ps 28 (1) UU No 36/2014 Ps 29 (1)


Wajib Kerja kepada tenaga Pemerintah dan/atau Pemda dapat menetapkan
kesehatan yang memenuhi pola ikatan dinas
kualifikasi akademik dan
kompetensi
UPAYA PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN
Pemenuhan Nakes sesuai Standar

• NS (Individu dan Tim)


• Rekrut melalui dana Pemenuhan
DAK non Fisik / BOK Nakes sesuai
Standar di Puskesmas Pemenuhan Pusk Tanpa Dokter
(Pemda) Pkm Tnp Dokter • Program NS (Individu
dan Tim)
• Pendayagunaan
Pemenuhan
Pemenuhan Spesialis Dasar Dokter dalam PIDI
Spesialis
Program PGDS pada RS
di daerah DTPK,
bermasalah kesehatan
dan tidak diminati
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN
SDM KESEHATAN ERA OTONOMI DAERAH

Rekrutmen Menjaga Pengembangan Pengembangan model


tenaga kesehatan keseimbangan kebijakan pendayagunaan tenaga
distribusi dan pengelolaan tenaga kesehatan
redistribusi tenaga kesehatan
kesehatan

Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan, baik
dalam jumlah, jenis, maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin
keberlangsungan pembangunan kesehatan. Dalam hal terjadi kekosongan Pemerintah dan
Pemda wajib menyediakan tenaga kesehatan pengganti
PERAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN
PEMENUHAN DAN REDISTRIBUSI TENAGA
KESEHATAN

PROVINSI KABUPATEN/
KABUPATEN/KOTA
KOTA
PROVINSI

1. Memenuhi kebutuhan dan Memenuhi kebutuhan SDM


meningkatkan kapasitas SDM Kesehatan Kesehatan, Upaya Kesehatan
Provinsi Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) dan
2. Membantu distribusi SDM Kesehatan melakukan redistribusi SDM Kesehatan
Kabupaten/Kota (terutama tenaga kesehatan di wilayahnya.
strategis)
Time Line Penyusunan Dokumen Tahun 2021

Penyusunan Dokumen
Pertemuan Persiapan Pertemuan Nasional ke-1 Fasilitasi dan Advokasi Perencanaan Kebutuhan
Januari 2021 Feb-Maret April-Mei 2021 SDMK Daerah
2021 Mei-Juni 2021

Penguatan Peran PEMDA DEKON  Dokrenbut


Pengembangan Aplikasi Pembinaan dan Daerah SELESAI
Penyusunan Revisi Permenkes Koordinasi Pelaksanaan
Identifikasi 33/2015
Penguatan
Kebutuhan SDMK Tingkat
Kebutuhan Data Pengusulan e-Formasi Menpan Renbut SDMK di Provinsi
2020 Daerah Analisis Rencana Kebutuhan
Coaching Clinic 2022 SDMK Tingkat Provinsi

Rapat Koordinasi
Penetapan Pengusulan e-Formasi Penyusunan Dokrenbut
Menpan 2023 Pengelola Data 2022
Formasi CASN Coaching Clinic Dan Perencana (dan peta pemenuhan
2023 2023 SDMK 2022)
Kebutuhan SDMK
Februari 2022 Agustus 2021 Juni-Juli 2021
Maret 2022 Kab/Kota Pertemuan Nasional ke-2 Dok renbut Nasional
E-Fomasi dan Prov
CAPAIAN Dokumen Renbut Prov. Jawa Barat
Coaching
clinic Menpan
RB 
Formasi
CASN
 Dokumen Jabar 2021 (Penyusunan 2020)  27 Kab/Kota
LENGKAP
Beberapa
Pemenuhan Pemanfaatan
E-Mutasi
tenaga dengan Dokumen
Kemendagri
dana BOK  Perencanaan
 Proses
Yankes Kebutuhan
Mutasi ASN
SDMK
(pusat)
What’s Next?
Formasi
PGDS, NS 1. Advokasi pemanfaatan untuk tata kelola SDMK
Individu dan 2. Evaluasi tahapan penyusunan (SK tim, data, timing,
tim
perhitungan, analisis, dll)
3. Supporting proses perencanaan kebutuhan SDMK (man,
money, method, material, machines)
4. Dll sesuai situasi dan kondisi daerah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai