Program Manfaat Purnakarya Program manfaat purnakarya atau programa pensiun atau tunjanga hari tua adalah perjanjian untuk setiap entitas yang menyediakan manfaat purnakarya untuk karyawan pada saat atau setelah berhenti bekerja (baik dalam bentuk iuran bulanan ataupun langsung) ketika manfaat semacam itu atau iuran selanjutnya untuk karyawan dapat ditentukan atau diestimasi sebelum purnakarya berdasarkan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam dokumen atau praktik-praktik entitas. Dana Pensiun Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi pesertanya (UU No 11 Taun 1992) Terdapat 2 Dana Pensiun yaitu: 1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPKK) 2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Kepesertaan Berserta Manfaatnya 1) Program Iuran Pasti (Defined Contribution Plan) 2) Program manfaat pasti atau imbalan pasti (Defined Benefit Palnt) Program Iuran Pasti Tujuan pelaporan program iuran pasti adalah memberikan informasi secara periodik penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasi. Laporan keungan untuk memenuhi tujuan tersebut lazimnya dapat dipenuhi antara lain terdiri atas: 1. Penjelasan kegiatan signifikan, dampak setiap perubahan, keangotaan, syarat dan kondisi 2. Pelaporan terait dengan kinerja investasi dan posisi keuangan 3. Penjelasan atas kebijakan investasi Program Manfaat Pasti Tujuan laporan keungan program manfaat pasti adalah memberikan informasi secaa periodik tentang sumber daya keuangan dan kegiatan dari program manfaat purnakarya yang berguna untuk menilai hubungan antara akumulasi sumberdaya dan manfaat program selama jangka waktu. Laporan keuangan program manfaat pasti terdiri atas: a) Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya b) Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji yang membedakan antara manfaat telah manjadi hak dan manfaat yang belum menjadi hak c) Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya a) Catatan yang mengungkpkan nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji, yang membedakan atara manfaat yang sudah menjadi hak dan belum menjadi hak. b) Referensi atas informasi aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya disertakan dalam laporan aktuaris Penilaian Aset Program Purnakarya Penilaian Aset Program Purnakarya Investasi program manfaat purnakarya harus diakui dan dicatat pada nilai wajar Dalam kasus surat berharga yang diperdagangkan pada nilai wajar biasanya menggunakan nilai pasar karena dianggap paling tepat Surat berharga yang nilai jatuh temponya sudah ditetapkan dan memang dimaksud untuk membayar purnakarya dinilai dengan nilai jatuh temponya Investasi program purnakarya yang dimiliki namaun tidak memungkinkan menggunakan nilai wajar, maka perlu diungkap mengapa nilai wajar tidak bisa digunakan Sepanjang investasi dicatat pada jumlah selain nilai pasar dan nilai wajar maka nilai wajar biasanya juga diungkapkan Sepanjang investasi dicatat pada jumlah selain nilai pasar atau nilai wajar maka nilai wajarnya biasanya juga diungkap Aset yang digunakan untuk operasional dicatat sesuai dengan PSAK lain yang relevabn Aspek Perpajakan Program Manfaat Purnakarya A. Pengasilan Dana Pensiun 234/PMK03/2009 bukan objek pajak B. Pembayaran PPH 21 yang ditangung pemberi kerja pengurang penghasilan bruto dan bagi pegawai jaminan pensiun pengurang penghasilan neto C. DJP memperoleh penerimaan pajak dari PPH 21; o Uang pesangon, maka besaran pajaknya sebagai berikut: Penghasilan bruto s.d. Rp50 juta sebesar 0%. Penghasilan bruto di atas Rp50 juta s.d. Rp100 juta sebesar 5%. Penghasilan bruto di atas Rp100 s.d. Rp500 juta sebesar 15%. Penghasilan bruto di atas Rp500 juta sebesar 25%. o Sedangkan untuk uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, dan jaminan hari tua, ketentuan pajaknya sebagai berikut: Penghasilan bruto sampai dengan Rp50 juta sebesar 0%. Penghasilan bruto di atas Rp50 juta sebesar 5%. Di sini tarif PPh 21 untuk uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, dan jaminan hari tua diberlakukan atas jumlah kumulatif dan dibayarkan dalam jangka waktu paling lama 2 tahun.