Tugas KGD-Harmoko (Manajemen Luka Bakar, Trauma Kepala, Trauma Muskuloskeletal)
Tugas KGD-Harmoko (Manajemen Luka Bakar, Trauma Kepala, Trauma Muskuloskeletal)
FLUID
- Rumus resusitasi : Parklan formula
- Rumus maintenance
ANALGESIA TEST
TUBE
PENGHITUNGAN CAIRAN LUKA BAKAR
Penghitungan Cairan Luka
Bakar
Kategori Luka Bakar Usia dan Berat Badan Penghitungan Cairan Urin Output
Dewasa dan 0,5 ml/kg/jam
Api atau ledakan 2 ml x %TBSA x BB
anak (>14 tahun) 30-50 ml/jam
Anak (<14 tahun) 3 ml x %TBSA x BB 1 ml/kg/jam
1 ml/kg/jam
Infant dan anak (<30 kg) 3 ml x %TBSA x BB
Sumber:
American College of Surgeons (2018) Advanced Trauma Life Support. 10th edn. Chicago: American College of Surgeons.
F ( FLUID)
DEWASA (Luas luka bakar > 20 %)
Harmoko Harmoko
@mocco.alfiko Mocco Ppumum
PENGKAJIAN GAWAT
DARURAT
PENGKAJIAN PRIMER
Hipovolemia
• b/d Peningkatan permeabilitas kapiler
Nyeri Akut
• b/d Agen pencedera kimiawi (mis: terbakar, bahan kimia
iritan)
Sumber:
Muhamad Adam
Muhamad Adam II SDKI (2016), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014)
LUARAN KEPERAWATAN
Dalam 24–72 jam, Bersihan Jalan Napas Meningkat
Bersihan
Jalan Napas dengan kriteria:
Tidak Efektif Produksi sputum menurun, RR 12-20 kali/menit,
ronkhi/wheezing menurun, dispnea menurun
Harmoko (2201036)
Trauma Kepala
Trauma yang mengenai calvaria dan atau basis cranii serta organ- organ di
dalamnya, dimana kerusakan tersebut bersifat non- degeneratif / non-kongenital,
yang disebabkan oleh gaya mekanik dari luar sehingga timbul gangguan fisik,
kognitif maupun sosial serta berhubungan dengan atau tanpa penurunan tingkat
kesadaran.
Epidemiologi
● Salah satu kasus trauma paling sering yang ditemui di Instalasi
Gawat Darurat (IGD)
● Pasien dengan severe brain injury biasanya meninggal sebelum ke
rumah sakit → 90% kematian prehospital trauma disebabkan oleh
brain injury
● 75 % mild, 15 % moderate, 10% severe head injury
● Orang yang selamat biasanya akan mengalami gangguan
neurofisiologi yang berujung pada disabilitas sehingga
mempengaruhi aktivitas kerja dan sosial
Klasifikasi
LINEAR
FRACTURE
Epidural Hematoma
● Perdarahan yang terjadi di antara tulang skull dan lapisan dura
● Bisa terjadi akibat pecahnya arteri meningeal media atau vena sinus dural dan
meningea karena fraktur pada kranium.
● Manifestasi klinis:
○ Kehilangan kesadaran sesaat setelah kejadian trauma
○ Lucid interval
○ Efek massa dari hematom: obtundasi, kontralateral hemiparesis, dilatasi pupil
ipsilateral
● Temuan lain dapat berupa: nyeri kepala, mual, muntah, hemi-hiperrefleksia, babinski
sign (+) unilateral
● Penurunan keadaan dapat berlangsung setelah beberapa jam sampai beberapa hari (jarang
hingga beberapa minggu)
● Kematian biasanya karena gagal napas akibat herniasi menyebabkan injuri di midbrain
Epidural Hematoma
Evaluasi:
● Skull X-Ray : biasanya tidak dapat
menggambarkan hematoma
● Head CT scan:
○ Tampak massa berbentuk
seperti lensa biconvex,
hiperdens, extraaxial, paling
sering ditemukan pada regio
temporoparietal
○ Hematoma epidural tidak
melewati sutures lines
Subdural Hematoma
● Perdarahan di antara lapisan dura dan arakhnoid
● Lebih banyak ditemukan daripada EDH, dan biasanya tidak berkaitan
dengan adanya fraktur cranium
● Kekuatan benturan yang lebih tinggi dibandingkan EDH
● Dapat juga terjadi pada pasien dalam terapi antikoagulan
● Presentasi klinis:
○ Penurunan kesadaran, seringkali tidak ditemukan adanya lucid interval
○ Lucid interval dapat ditemukan apabila kerusakan primer otak tidak terlalu parah.
○ Tanda focal dapat berlangsung terlambat dan kurang prominen dibandingkan dengan EDH
Subdural Hematoma
Acute subdural
● CT scan:
hematoma
○ Tampak massa dengan bentuk
crescent-shaped (bulan sabit),
hiperdens
○ Dapat melewati suture lines dan
masuk ke interhemispheric fissure
○ Biasanya berbentuk concave
○ Seiring berjalannya waktu dan
menjadi subakut, atau jika darah
subdural bercampur dengan CSF,
mungkin akan menjadi isodense.
Subdural Hematoma
Chronic subdural
hematoma
● CT scan:
○ Chronic subdural hematoma terjadi > 3
minggu setelah cedera
○ Biasanya memiliki densitas rendah
dibandingkan bagian otak lainnya
Contusio dan Intracranial
Hematoma
● Contusio ditemukan pada 8% kasus TBI dan 13 -
35% pada kasus severe
● Banyak terjadi di lobus frontal dan temporal
● Terjadi akibat benturan pada kepala yang
mengakibatkan langsung pecahnya pembuluh
darah di dalam parenkim
● Dalam periode jam - hari, contusio dapat berevolusi
menjadi perdarahan intracerebral
● Manifestasi klinis: penurunan kesadaran, nyeri
kepala, gang. neurologis fokal, TTIK
● Gambaran CT :
○ Lesi hiperdens dalam parenkim otak
○ Dapat disertai dengan gambaran hipodens
sekitar (karena edema otak)
Langkah Tatalaksana Cedera Kepala di IGD
6. Menentukan diagnosis pasti CONTUCIO
SDH CEREBRI
EDH SAH ICH
FRACTURE
DEPRESSED IVH PNEUMOCHEPALUS SBF
Rekomendasi Acuan Tatalaksana Pembedahan
2. Hyperventilation
● Hyperventilation -> menurunkan PaCO2 -> Cerebral Vasoconstriction -> menurunkan ICP
● Hanya dilakukan dengan selektif dan hanya dalam waktu tertentu.
● jika berlebihan dapat menyebabkan serebrel iskemi karena vasokonstriksi yang terus menerus
● Secara umum, pertahankan PaCO2 pada tingkat 35 mmHg (N: 35 – 45 mmHg)
● Hypercarbia (PCO2 > 45 mm Hg) -> vasodilasi dan peningkatan tekanan intrakranial
Tatalaksana farmakologi
3. Mannitol
● Digunakan untuk menurunkan tekanan intrakranial
● 20% solution = 20 g mannitol per 100 ml of solution
● Kontraindikasi: hipotensi
● Indikasi: pasien dengan peningkatan ICP (kenaikan menit >20-25 mmHg lebih dari 10
jika terdapat monitor) atau gejala deteriorasi neurologis
(penurunan
seperti akut
kesadaran, dilatasi pupil, hemiparesis), sakit kepala, muntah tanpa
didahului mual.
● Dosis: bolus 0,25 – 1 g/kgBB dalam 5 menit
Tatalaksana farmakologi
4. Koreksi antikoagulan
● Pada pasien cedera kepala yang menggunakan antikoagulan atau antiplatelet, setelah
didapatkan hasil INR → koreksi antikoagulan perlu dilakukan.
Tatalaksana farmakologi
5. Hypertonic Saline
● Digunakan untuk mengurangi ICP yang meningkat, dengan konsentrasi 3% sampai 23,4%
6. Barbiturate
● Efektif menurunkan ICP
● Tidak digunakan ketika hipotensi/hipovolemi
● Dapat menyebabkan hipotensi → tidak diindikasikan pada fase resusitasi
7. Antikonvulsan
● Epilepsi pasca trauma dapat terjadi pada pasien dengan cedera kepala.
● Namun penggunaannya dapat menghambat proses penyembuhan otak sehingga digunakan hanya jika benar-benar
diperlukan.
● Fenitoin dan fosphenytoin umumnya yang digunakan pada fase akut.
● Dosis:
○ Loading dose: 1 g fenitoin diberikan IV dengan kecepatan tidak lebih dari 50 mg/menit.
○ Maintenance: 100 mg/8 jam yang kemudian dititrasi sampai level serum terapeutik.
Referensi
Anatomi Vertebra
33 ruas tulang belakang 7
servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5
sakral, dan 4 tulang eko
Definisi Cedera Medula
Spinalis
● Ingat ABC
● Imobilisasi : collar,
manual
● Log roll bila
memindahkan
pasien
● Imobilisasi
dipertahankan
sampai terbukti
tidak ada
cedera
● Konsultasi ahli
Penatalaksanaan Cedera Medula
Spinalis ● Imobilisasi
● Cairan intravena
● Obat-obatan
Bila cedera tjd sblm 8 jam metilprednisolon
diberikan dgn dosis tinggi 30 mg/kg dalam
15 menit pertama scr iv perlahan, diikuti
dengan infus 5,4 mg/kg/jam selama 23
jam
Metilprednisolon m’hambat peroksidase dan
akan me asam arakidonat.
Imobilisasi tulang belakang
Komplikasi
● Kecacatan
● Ulcus
decubitus
● Pneumonia
● Septikemia
Indikasi operasi pd cedera
MS
● Perburukan progresif krn retropulsi tlg diskus atau hematoma
epidural
● Utk restorasi dan realignment kolumna vertebralis
● Dekompresi struktur saraf utk penyembuhan
● Vertebra yg tidak stabil
Prognosis Cedera Medula
Spinalis
● penelitian prospektif selama 27 tahun rata-rata harapan hidup px
cedera medula spinalis lebih rendah dibanding populasi normal.
● Penyebab kematian utama komplikasi disabilitas neurologik yaitu :
pneumonia, emboli paru, septikemia, dan gagal ginjal.
UPDATE MANAJEMEN EMERGENSI
PADA KASUS TRAUMA ORTOPEDIK
Harmoko (2201036)
Tanda dan Gejala
Gangguan
●Tanda dan gejala yang muncul antara lain :
○ Deformitas,
○ Bengkak,
○ Nyeri terutama saat bergerak,
○ Perubahan warna kulit,
○ Teraba dingin pada lokasi cedera, Sendi tidak stabil, Struktur
○ breathing,
○ circulation,
○ disability (neurological),