Anda di halaman 1dari 21

PRODUKSI BENIH PADI HIBRIDA

Oleh:
Ir. Mursidin
PBT. AHLI MADYA

DI BALAI PELATIHAN PERTANIAN LAMPUNG


RABU, 16 MARET 2022

UPTD BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN


DAN HORTIKULTURA PROVINSI LAMPUNG
PERSYARATAN DAN TATA CARA PRODUKSI BENIH
PADI HIBRIDA
Pengertian;
 Benih Padi Hibrida adalah keturunan pertama (F1) yang dihasilkan dari
persilangan antara 2 (dua) atau lebih tetua pembentuknya.

 Galur Mandul Jantan atau CMS (Cytoplasmic Male Sterile) yang juga disebut
galur A, adalah galur yang mempunyai tepung sari mandul sehingga tidak
mampu menyerbuk sendiri

 Galur Pelestari atau Maintener yang juga disebut Galur B adalah galur
pasangan galur A sebagai sumber tepung sari dalam produksi benih galur A

 Galur Pemulih Kesuburan atau Restorer yang juga disebut Galur R adalah galur
yang mempunyai kemampuan memulihkan kesuburan (tepung sari) galur
CMS, untuk digunakan sebagai sumber tepung sari dalam produksi benih padi
hibrida
 Galur Tetua adalah galur yang digunakan untuk memproduksi benih padi
hibrida, terdiri dari galur A, galur B dan galur R
PRODUKSI BENIH PADI HIBRIDA

1. Benih yang ditanam

a. BS berasal dari :
1. Glr mandul jantan (CMS)
2. Glr Pelestari (maintener)
3. Glr kesuburan (restorer)
b. BD berasal dari
1. Glr Pelestari (maintener)
2. Glr kesuburan (restorer) .
c. BR/F1 berasal dari
CMS X R
Materi induk betina Materi induk Jantan

X
Cytoplasmic Male Steril
(CMS) Maintainer
Galur Mandul Jantan Galur Pelestari
(A) - rfrf – Steril
(B) - rfrf - Fertil

Materi Induk Betina


Cytoplasmic Male Steril (CMS)
Galur Mandul Jantan
(A) - rfrf - Steril

BILA DITANAM TANPA MAINTAINER HASIL GABAHNYA AKAN HAMPA


Materi Induk Betina Materi induk Jantan

X
Cytoplasmic Male steril
(CMS) Restorer
Galur Mandul Jantan Galur Pemulih Kesuburan
(A) rfrf Steril (R) RfRf Fertil

BENIH PADI
HIBRIDA
BR/F1
Hibrida = F1  Produksi F1  Menghasilkan Benih F2 
Pertanaman F2  segregasi (pertumbuhan tanaman tidak
seragam) & ± 25 % gabah hampa 
jangan gunakan hasil pertanaman hibrida untuk benih
Galur B Galur B Galur A Galur R

N N S N/S
rfrf rfrf X rfrf RfRf

N S N/S
rfrf rfrf
X
RfRf

Galur B Galur A Galur R

S
Rfrf

Hibrida

Gambar skema pembuatan padi hibrida dengan


galur CMS (sistem 3 galur)
KOMBINASI SITOPLASMA DAN GENOTIPE

S N
rf rf rf rf

Mandul jantan Normal / fertil

S N
Rf Rf Rf Rf

Normal / fertil Normal / fertil


2. Areal Produksi
 DINYATAKAN DENGAN JELAS BATAS-BATASNYA
BERUPA PARIT,PEMATANG, JALAN MAUPUN
TANDA-TANDA LANNYA
 SATU HAMPARAN YANG TERDIRI DARI BEBERAPA
PETAK TETAPI JARAK PEMISAHNYA TIDAK LEBIH
10 M & TIDAK DIPISAHKAN OLEH VAR/TANAMAN
LAIN
 DALAM 1 AREAL 1 VAR & 1 KELAS BENIH
 KISARAN WAKTU TANAM MAK 5 HARI,
RESTORER MENYESUAIKAN
3. Persyaratan & Prosedur
a. Tanah:

bekas tan lain/bera. Bekas padi (olah tanah & persemaian bebas
roguing) Voluntir
b. ISOLASI JARAK DAN WAKTU

Isolasi Jarak
(BS 500 m, BD 100 m, BR 50m)

Isolasi Waktu
(saat bunga berbeda min 21 hari)
10
Isolasi Penghalang setinggi 2 m
c. Permohonan:
Diajukan paling lambat 10 hari sebelum tanam, dilampirkan;
1. label benih sumber
2. sket peta lapangan

d. Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan;


1 minggu sblm pemeriksaan

e. Pemeliharaan tan sebelum pemeriksaan;


 Roguing; varietas lain, type simpang, terserang happen (Fase vegetatif,
berbunga, masak).
 Pemeriksaan lap I & III bisa diulang 1x, lap II tidak diulang.
 Sebelum pemeriksaan lap III, restorer/maintener dipanen paling lambat 5 hari
sebelum panen CMS.
 Hal-hal yang diperhatikan saat roguing;
Type pertumbuhan, daun (kehalusan, warna helai, warna lidah, warna tepi,
bendera), warna batang, type malai, gabah (warna, bentuk, bulu ujung, warna
ujung,
Panen
Restorer CMS
Pemeliharaan Tanaman

Roguing Tanaman
g. Pemeriksaan alat panen & alat pengolahan
benih; diperiksa BPSB.
h. Pengawasan Panen dan Pengolahan Benih

 Benih yang dipanen & diolah diawasi BPSB


 Sebelum panen CMS, restorernya
dipanen dahulu
n. Standar Lapangan

No. Uraian BS BD BR
1 Isolasi jarak (m) 500 100 50
2 Isolasi Waktu (hr) 30 30 21
3 Isolasi TL/barier min tinggi (m) - - 2
4 CVL/Type simpang %
-Maintener (max) 0,0 - -
-Restorer (max) - - 0,0
-CMS (max) 0,0 - 0,2
5 Gulma berbahaya 0,0 0,0 0,0
4. Pemeriksaan lapangan

 Tujuan Pemeriksaan Lap:


1. Menilai kemurnian genetik
2. Menilai sumberkontaminasi (Var lain & type
simpang)
3. Menilai kesehatan benih
4. memberikan rekomendasi

 Pemeriksaan lapangan
1. Produsen mengajukan permohonan pemeriksaan
2. Pemeriksaan lapangan dilakukan PBT
TAHAPAN PEMERIKSAAN LAPANGAN

Pendahuluan; pada saat olah tanam/tanam Lapangan I; umur tanaman 30/50 HST

Lapangan ke II/fase berbunga; Lapangan III/pase masak;


Diperiksa 3 kali 1 mg sebelum dipanen
KESIMPULAN
1. Sarana dan Prasarana harus sesuai dengan kebutuhan
2. Tanaman tetua baik jantan maupun betina harus
benar-banar sesuai dengan Deskripsi
3. Waktu penanaman tetua jantan dan betina harus
menyesuaikan dengan umur berbunya agar terjadi
penyerbukan silang.
4. Isolasi jarak dan waktu harus benar-benar
diperhatikan agar tidak terjadi penyerbukan dari luar.
5. Perlakuan panen harus berbeda waktu antara panen
restorer dan CMS (F1/hibrida)

Anda mungkin juga menyukai