Kelompok 1. Jurnal Kepememimpinan-1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi terhadap

Kinerja Pegawai Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo


Kabupaten Sigi.

Kelompok 1:
Ajeng Puspitasari. AK0322005
Putu Aan Katika Yudha. AK0322002
I Gusti Wahyu Widiartha. AK0322007
Mathew Rifaifle Talomanafe. AK0322010
PENDAHULUAN
Sistem pengelolaan sumber daya manusia yang tepat merupakan kunci keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuannya. Proses pemerintahan dan pembangunan harus didukung oleh sumber daya
manusia yang mumpuni, yang diharapkan melalui pendidikan dan latihan akan menghasilkan pegawai-
pegawai dengan sifat dan sikap serta mempunyai daya tanggap, inisiatif dan kreatif serta berkinerja
yang tinggi (Siagian, 2000).
Hasil observasi awal ditemukan motivasi yang dimiliki oleh pegawai yang terlihat lebih dominan
memiliki motivasi bekerja hanya untuk menyelesaikan tugas pokok dan fungsinya saja. Padahal jika
dilihat sebenarnya motivasi dapat lebih ditingkatkan. Kinerja kerja pegawai hanya dapat dicapai jika
pegawai tersebut benar-benar memiliki motivasi kerja yang tinggi. Faktor kedisiplinan pegawai Pada
RSUD Tora Belo, dapat dikatakan masih rendah. Hal ini terlihat dengan adanya pegawai yang pada
jam kerja, tidak melakukan hal-hal yang berhubungan dengan tupoksinya, dan ada pula pegawai yang
tidak berada di tempat kerja. Budaya organisasi di lingkungan RSUD Tora Belo,sudah berjalan dengan
baik, pengawasan dan dukungan dari pimpinan sudah terlaksana dengan baik.akan tetapi, pola
komunikasi dalam instansi belum maksimal, sehingga kadang kala masih terjadi konflik dalam
organisasi dan penyelesaiannya kadang kala sulit dilakukan.
MOTIVASI KERJA
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau penggerakkan. Jadi pentingnya
motivasi adalah karena motivasi menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, agar
mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Menurut Rivai (2004; 455) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi
individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut
merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah
laku dalam mencapai tujuan.
Pada dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat
mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga
berpengaruh pada pencapaian tujuan organisasi. Rivai (2004; 456)
Sumber motivasi ada 3 variabel, yakni:
1. Kemungkinan untuk berkembang.
2. Jenis pekerjaan.
3. Apakah mereka dapat merasa bangga menjadi bagian dari organisasi dimana mereka
mengaktualisasikan diri.
Definisi motivasi menurut beberapa ahli sebagai berikut:
1. Menurut Wahjosumidjo (1987; 177) definisi motivasi adalah: Dorongan kerja yang timbul
pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Menurut Sukanto (1982; 256) definisi motivasi adalah: Keadaan dalam pribadi seseorang
yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai suatu tujuan tertentu.
3. Menurut Hasibuan (2001; 158) adalah: Motivasi adalah pemberian dari penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama.
4. Menurut Siagian (2000; 124) adalah: Motivasi adalah keseluruhan proses pemberian
motivasi bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan
ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
DISIPLIN KERJA
Menurut Noe dan Mondy (2005) disiplin adalah status pengendalian diri seseorang karyawan, sebagai tanda
ketertiban dan kerapian dalam melakukan kerjasama dari sekelompok unit kerja di dalam suatu organisasi.
Mc Clelland dan Gibson (1991) membedakan disiplin dalam 2 kategori, yaitu:
1. Self discipline, merupakan disiplin pribadi karyawan yang tercermin dari pribadinya dalam melakukan
tugas kerja rutin yang harus dilaksanakan. Sedangkan,
2. Social discipline, merupakan pelaksanaan disiplin dalam organisasi secara keseluruhan.

Tindakan pendisiplinan kepada pegawai haruslah sama pemberlakuannya. Tindakan disiplin berlaku bagi
semua, tidak memilih, memilah dan memihak kepada siapapun yang melanggar akan dikenakan sanksi
pendisiplinan yang sama termasuk bagi manajer atau pimpinan, karena pimpinan harus member contoh pada
bawahannya.
Berdasarkan beberapa teori yang telah dijelaskan, maka untuk variabel disiplin kerja pada
penelitian mengacu pada teori yang dinyatakan oleh Singodimendjo dalam Sutrisno (2011) adalah
sebagai berikut:
1. Taat terhadap aturan waktu, Dilihat dari jam masuk kerja, jam pulang, dan jam istirahat
yang tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan.
2. Taat terhadap peraturan perusahaan, Peraturan dasar tentang cara berpakaian, dan
bertingkah laku dalam pekerjaan.
3. Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan, Ditunjukan dengan cara-cara melakukan
pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan jabatan, tugas dan tanggung jawab serta cara
berhubungan dengan unit kerja lain.
4. Taat terhadap peraturan lainnya diperusahaan.
BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi merujuk kepada suatu system pengertian bersama yang dipegang oleh anggota-anggota suatu
organisasi, yang membedakan organisasi tersebut dari organisasi lainnya. merupakan serangkaian karakter penting
yang menjadi nilai bagi suatu organisasi. Peneliti menyatakan terdapat tujuh karakter utama, yang kesemuanya
menjadi elemen-elemen penting suatu budaya organisasi. (Robins,1996).

1. Inovasi dan pengambilan resiko. Tingkat daya pendorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani
mengambil resiko.
2. Perhatian terhadap detail. Tingkat tuntutan terhadap karyawan untuk mampu memperlihatkan ketepatan,
analisis, dan perhatian terhadap detail.
3. Orientasi terhadap hasil. Tingkat tuntutan terhadap manajemen untuk lebih memusatkan perhatian pada
hasil, dibandingkan perhatian padateknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.
4. Orientasi terhadap individu. Tingkat keputusan manajemen dalam mempertimbangkan efek-efek hasil
terhadap individu yang ada di dalam organisasi.
5. Orientasi terhadap tim. Tingkat aktivitas pekerjaan yang diatur dalam tim, bukan secara perorangan.
6. Agresivitas. Tingkat tuntutan terhadap orang-orang agar berlaku agresif dan bersaing, dan tidak bersikap
santai.
7. Stabilitas. Tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam mempertahankan status quo berbanding
pertumbuhan.
KINERJA
Kinerja atau performance menurut Prawiro (1999) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
sesuai moral dan etika. Kinerja sangat dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor – factor:

1. Usaha, hasil dari adanya motivasi, menunjukkan jumlah tenaga (fisik maupun mental) seseorang
yang digunakan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam meningkatkan prestasi
kerjanya.
2. Kemampuan, kriteria seseorang yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Kemampuan umumnya tidak berubah terlalu banyak dalam waktu yang relatif singkat.
3. Persepsi Tugas, aktivitas dan sikap percaya seseorang juga diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan yang sesuai dengan persepsi peran/tugas masing-masing, karena tanggung jawab atas
tugas dan sistem kerja merupakan hal penting dalam sebuah penugasan, apresiasi karyawan
terhadap tugas yang diberikan harus tercermin dalam pribadi masing-masing pegawai sehingga
tugas yang diberikan dipahami sebagai tanggung jawab pribadi atas terlaksananya tugas yang
diberikan. (Byars dan Rue, 2008).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang menjelaskan secara
rinci mengenai pengaruh motivasi, disip;lin kerja dan budaya kerja terhadap kinerja pegawai di
Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah.
Pendekatan deskriptif dalam penelitian ini digunakan mengembangkan konsep dan menghimpun
fakta serta melakukan pengujian hipotesis, (Arikunto, 2001: 21).

A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai yang
bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Jumlah
populasi dalam penelitian ini yaitu 60 orang. Karena populasi dapat dijangkau oleh peneliti
maka dalam penelitian dilakukan metode sensus yaitu mengikutsertakan semua anggota
populasi sebagai responden Sugiyono (2007:68).
B. Analisis Regresi Berganda Dalam penelitian ini digunakan metode analisis regresi linier
berganda. Penggunaan analisis regresi linier berganda ini, dikarenakan data yang diperoleh
dianggap sebagai data populasi dan berdistribusi normal serta antara variabel independen dan
dependen terdapat hubungan linier.
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
1. Motivasi Kerja Berpengaruh Positif dan Siginifikan terhadap Kinerja Pegawai RSUD
Tora Belo Kabupaten Sigi.

Motivasi kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai RSUD Tora
Belo Kabupaten Sigi, Banyak motif atau alasan bagi seseorang bekerja, demikian pula halnya
dengan pegawai RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi. Motivasi mendasar yang mendorong pegawai
untuk bekerja adalah agar mendapatkan posisi yang lebih baik lagi. Kuatnya dorongan untuk
mendapatkan posisi tertentu, menyebabkan pegawai dalam bekerja benar-benar mencurahkan
perhatiannya sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat diselesaikan sesuai dengan keinginan
pimpinan.
2. Disiplin Kerja Berpengaruh Positif dan Tidak Signifikan Terhadap Kinerja Pegawai
RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi.
Disiplin kerja dalam konteks penelitian adalah bentuk ketaatan dari perilaku seorang pegawai
dalam mematuhi ketentuan-ketentuan ataupun peraturan-peraturan tertentu yang berkaitan
dengan pekerjaan dan diberlakukan pada RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi, atas dasar keinsafan
bukan unsur paksaan. Dalam penelitian disiplin kerja diukur dengan dimensi mengacu kepada
pendapat yang dikemukakan Soetrisno (2002:94) yang menyatakan disiplin kerja dapat dibagi
kedalam 3 (tiga)yaitu:
1. Disiplin waktu, adalah disiplin yang berkaitan dengan unsur waktu yang telah ditetapkan,
termasuk jam kerja, jam istirahat, jam pulang kantor dan jam mulai serta penutupan rapat
seminar dan lain-lain.
2. Disiplin moral, adalah adalah disiplin yang keluar dari hati untuk berusaha menepati atau
menyelesaikan suatu pekerjaan yang nampak pada pertanggung jawaban serta selesai
tidaknya pekerjaan.
3. Disiplin administrasi, adalah disiplin untuk mengerjakan (atau tidak mengerjakan) seperti
tertera dalam aturan atau kaidah yang telah ditetapkan sebelumnya. Kaidah tersebut dapat
berupa suatu norma hukum, norma kesusilaan, peraturan kepegawaian dan lain-lain.
3. Budaya Organisasi Pengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Pegawai RSUD Tora Belo
Kabupaten Sigi.

Menurut asumsi peneliti, budaya organisasi pada kantor RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi,
memiliki pola komunikasi yang belum efektif antar pimpinan dan bawahan ataupun bawahan,
sehingga dapat mengganggu kinerja para pegawai karena suatu budaya yang kuat merupakan
perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengarahkan perilaku, karena membantu pegawai
untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik sehingga setiap pegawai pada awal karirnya perlu
memahami budaya dan bagaimana budaya tersebut diimplementasikan demi mencapai tujuan
organisasi.

Setiap orang akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima di
lingkungannya. Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya dan agar
kepribadian tersebut mengarah ke sikap dan perilaku yang positif tentunya harus didukung oleh
suatu norma yang diakui tentang kebenarannya dan dipatuhi oleh pegawai yang ada di
lingkungan RSUD Tora Belo Sigi sebagai pedoman dalam bertindak.
KESIMPULAN & SARAN
Motivasi kerja yang dimiliki oleh pegawai sebaiknya ditingkatkan ke kinerja, sebab
tindakan untuk bekerja yang didasari atau di motivasi oleh keinginan untuk berprestasi
akan jauh lebih baik dibanding dengan motivasi akan penghargaan atau jabatan, dalam hal
disiplin kerja, perlu ditingkatkan lagi untuk dapat meningkatkan kinerja, khususnya dalam
hal aturan berpakaian lebih disiplin lagi, disesuaikan dengan aturan berpakaian yang telah
ada, pimpinan atau atasan langsung pegawai dapat memberikan contoh baik, menegur atau
memberikan sanksi pada pegawai yang tidak mentaati disiplin dan aturan yang berlaku
dalam kantor, serta bekerja tepat sasaran (menempatkan pegawai sesuai dengan bidang
tugas dan keahliannya), dan menanamkan kebiasaan selalu ijin mana kala meninggalkan
tempat kerja pada saat jam kerja, budaya organisasi sebaiknya ditingkatkan lagi, khususnya
dalam hal penyelesaikan konflik yang terjadi dalam organisasi, agar lebih diupayakan
untuk diselesaikan secara kekeluargaan serta pola komunikasi lebih dikembangkan lebih
baik lagi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai