Anda di halaman 1dari 19

GIZI KURANG PADA ANAK

DWI WAHYUNI, SKM.,MKM


LOGO
Contents

1. Click to add Title

2. Click to add Title

3. Click to add Title

4. Click to add Title


STATUS GIZI

Salah satu unsur penting dalam


membentuk status kesehatan.

 Status gizi (nutritional status) adalah keadaan yang


diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat
gizi dari makanan dan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh.
STATUS GIZI

DIPENGARUHI:
USIA JENIS
KELAMIN

ASUPAN ZAT
KONDISI
FISIOLOGIS GIZI
AKTIFITAS
FISIK
Kaitan Asupan Gizi dengan Status Gizi
METODE PENILAIAN STATUS GIZI

SURVEI KONSUMSI MAKANAN

BIOKIMIA

PENILAIAN
STATUS GIZI
KLINIK

ANTROPOMETRI
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
PADA ANAK
 Mengukur fisik dan bagian tubuh manusia
seperti mengukur berat badan, tinggi badan,
ukuran lingkar kepala, ukuran lingkar dada,
ukuran lingkar lengan atas, dan lainnya
 Hasil pengukuran antropometri tersebut kemudian
dirujukkan pada standar atau rujukan pertumbuhan
manusia.
 Penilaian status gizi pada anak sangat berkaitan
dengan umur.
INDEKS ANTROPOMETRI PADA ANAK

BB/U TB/U TB/U IMT/U


Indeks Berat Badan menurut Umur
(BB/U)
 Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan
relatif dibandingkan dengan umur anak.
 Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan
berat badan kurang (underweight) atau sangat
kurang (severely underweight), tetapi tidak dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk
atau sangat gemuk.
 Seorang anak dengan BB/U rendah,
kemungkinan mengalami masalah pertumbuhan,
sehingga perlu dikonfirmasi dengan indeks
BB/PB atau BB/TB atau IMT/U sebelum
diintervensi.
Indeks Panjang Badan menurut Umur atau
Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U)

Indeks PB/U atau TB/U menggambarkan


pertumbuhan panjang atau tinggi badan
anak berdasarkan umurnya.
Indeks ini dapat mengidentifikasi anak-
anak yang pendek (stunted) atau sangat
pendek (severely stunted), yang
disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu
lama atau sering sakit.
Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan
(BB/PB atau BB/TB)

 Indeks BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan


apakah berat badan anak sesuai terhadap
pertumbuhan panjang/tinggi badannya.
 Indeks ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi anak gizi kurang (wasted), gizi
buruk (severely wasted) serta anak yang memiliki
risiko gizi lebih (possible risk of overweight).
 Kondisi gizi buruk biasanya disebabkan oleh
penyakit dan kekurangan asupan gizi yang baru
saja terjadi (akut) maupun yang telah lama terjadi
(kronis)
Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

 Indeks IMT/U digunakan untuk menentukan


kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, berisiko
gizi lebih, gizi lebih dan obesitas.
 Grafik IMT/U dan grafik BB/PB atau BB/TB
cenderung menunjukkan hasil yang sama.
Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk
penapisan anak gizi lebih dan obesitas.
 Anak dengan ambang batas IMT/U >+1SD
berisiko gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih
lanjut untuk mencegah terjadinya gizi lebih dan
obesitas.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak
Faktor yang mempengaruhi status gizi

STATUS GIZI

Faktor langsung
 Kurangnya asupan Faktor tidak
makanan dan penyakit
yang diderita.
langsung
 Seseorang yang asupan  Kurangnya ketersediaan
gizinya kurang akan pangan pada tingkat
mengakibatkan rendahnya rumah tangga,
daya tahan tubuh yang dapat perilaku/asuhan ibu dan
menyebabkan mudah sakit. anak yang kurang dan
 Sebaliknya pada orang sakit kurangnya pelayanan
akan kehilangan gairah untuk kesehatan dan
makan, akibatnya status gizi lingkungan yang tidak
menjadi kurang. sehat.
 Asupan gizi dan penyakit
mempunyai hubungan yang
saling ketergantungan
Faktor Penyebab Gizi Kurang
Dampak Gizi Kurang pada Anak

GIZI
GIZI KURANG
KURANG PADA
PADA ANAK
ANAK

DAMPAK

Kekurangan anak mudah Perilaku tidak


Pertumbuhan tenaga
Struktur dan
terganggu terserang fungsi otak tenang,
(bergerak,
bekerja,
penyakit terganggu cengeng,
beraktivitas) bersifat
apatis.
PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA

pola makan gizi seimbang


(Piramida makanan
> 24 bulan
4. MELANJUTKAN ASI SAMPAI
2 TAHUN ATAU LEBIH
Pemberian makanan & cairan
6 - 23 bulan
pada bayi mulai usia 6 bulan
3. PEMBERIAN MP-ASI
pemberian ASI saja
sampai usia 6 bulan
0- 6 bulan
2. ASI EKSKLUSIF
proses menyusu dimulai
baru lahir segera setelah lahir
1. INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

PEDOMAN PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK,


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020
Pemberian Makan Pada Bayi dan Anak
(usia 6-23 bulan)

Usia Konsistensi/Tekstur Frekuensi Jumalah setiap kali makan

Mulai dengan 2-3 sendok makan


2-3 kali setiap hari. 1-2
Mulai dengan bubur setiap kali makan, tingkatkan
6-8 Bulan kali selingan dapat
kental, makanan lumat bertahap hingga ½ mangkok
diberikan
berukuran 250 ml (125 ml)

Makanan yang dicincang 3-4 kali setiap hari1-2


9-11 bulan halus dan makanan yang kali selingan dapat
½ - ¾ mangkok ukuran 250 ml
(125 – 200 ml)
dapat dipegang bayi diberikan
3-4 kali setiap hari1-2
kali selingan dapat ¾ - 1 mangkok ukuran 250
12-23 bulan Makanan keluarga
diberikan ml

Frekuensi sesuai Jumlah setiap kali makan sesuai


dengan kelompok usia dengan kelompok umur, dengan
Jika Tidak Mendapat Tekstur/konsistensi sesuai dan Tambahkan 1-2 penambahan 1-2 gelas susu per
ASI (6-23 bulan) dengan kelompok usia kali makan ekstra1-2 hari @250 ml dan 2-3 kali
kali selingan dapat cairan(air putih, kuah sayur,
diberikan.
www.themegallery.com

LOGO

Anda mungkin juga menyukai