Anda di halaman 1dari 41

DISKUSI TOPIK

Psikogeriatri & CLP


Pembimbing:
dr. Arundhati Nugrahaning Aji, SpKJ

Periode 19 Juni-14 Juli 2023


Presentan:
1. Khansa Najma Salsabila
2. Rizka Putri
DEMENSIA
Demensia
GANGGUAN INTELEKTUAL YANG BERSIFAT
PROGRESIF DAN IRREVERSIBEL
❖ Gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel
(multiple higher cortical function), termasuk
di dalamnya: daya ingat, daya pikir, orientasi,
daya tangkap (comprehension), berhitung,
kemampuan belajar, berbahasa, dan daya nilai
(judgment)
❖ Dimana umumnya disertai dan ada kalanya
diawali dengan kemerosotan (deterioration)
dalam pengendalian emosi, perilaku sosial,
atau motivasi hidup
Demensia

Etiologi Pseudodemensia
Semua penyakit yang ❏ Gangguan depresi
menyebabkan disfungsi otak ❏ Gangguan konversi
❏ Skizofrenia
❏ Alzheimer (dapat menimbulkan hendaya
❏ Penyakit Serebrovaskular daya ingat dan gangguan
(Stroke) konsentrasi mirip dengan
❏ Hidrosephalus demensia)
❏ Parkinson
❏ AIDS
❏ Huntington
❏ Gangguan Metabolik
Klasifikasi Demensia

Demensia yang tak dapat Demensia yang dapat Demensia menetap yang
pulih (irreversible) pulih (reversible) diinduksi oleh zat

1. Demensia tipe 1. Demensia Vaskular


Alzheimer (DTA) 2. Hidrosefalus
2. Korea Huntington tekanan normal
3. Penyakit Parkinson (Normal Pressure
4. Lain-lain Hydrocephalus)
Pedoman Diagnostik
1. Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan
daya pikir, yang sampai mengganggu kegiatan
harian seseorang (personal activities of daily
living) seperti: mandi, berpakaian, makan,
kebersihan diri, buang air besar, dan kecil.
2. Tidak ada gangguan kesadaran (clear
consciousness)
3. Gejala dan disabiltas sudah nyata untuk paling
sedikit 6 bulan
Diagnosis Banding
1. Gangguan Depresif (F30-F39)
2. Delirium (F05), F05.1 Delirium,
bertumpang tindih dengan Demensia
3. Retardasi Mental Ringan dan Sedang (F70-
F71)
F00-F09 Gangguan Mental
Organik
Demensia pada Penyakit Demensia Vaskular
Alzheimer
F00.0 Demensia pada F01.0 Demensia vaskular
penyakit Alzheimer dengan onset akut
F00 onset dini F01 F01.1 Demensia multi-infark
F00.1 Demensia pada F01.2 Demensia vaskular
penyakit Alzheimer dengan subkortikal
onset lambat F01.3 Demensia vaskular
F00.2 Demensia pada campuran kortikal dan
penyakit Alzheimer, tipe tak subkortikal
khas atau tipe campuran F01.8 Demensia vaskular
F00.9 Demensia pada lainnya
Alzheimer YTT F01. 9 Demensia vaskular
YTT
F00-F09 Gangguan Mental
Organik
Demensia pada Penyakit F03 Demensia YTT
Lain YDK F04 Sindrom Amnesik Organik Bukan
Akibat Alkohol dan Zat Psikoaktif
F02.0 Demensia pada penyakit
lainnya
Pick
F02.1 Demensia pada penyakit
F05 Delirium Bukan Akibat Alkohol dan
Creutzfeldt-Jakob Zat Psikoaktif lainnya
F02 F02.2 Demensia pada penyakit
Huntington
F06 Gangguan Mental Lainnya Akibat
Kerusakan dan Disfungsi Otak dan
F02.3 Demensia pada penyakit Penyakit Fisik
Parkinson F07 Gangguan Keperibadian dan
F02.4 Demensia pada Human Perilaku Akibat Penyakit, Kerusakan dan
Immunodeficiency Virus (HIV) Disfungsi Otak
F02.8 Demensia pada penyakit F09 Gangguan Mental Organik atau
lain YDT YDK Simtomatik YTT
F00 Demensia Pada Penyakit Alzheimer
1. Terdapat gejala demensia
2. Onset bertahap (insidious onset)
dengan deteriorasi lambat
3. Onset biasanya sulit ditentukan
waktunya yang persis, tiba-tiba
orang lain sudah menyadari
adanya kelainan tersebut. Dalam
perjalanan penyakitnya dapat
Pedoman
01 Diagnostik
terjadi suatu taraf yang stabil
(plateau) secara nyata
4. Tidak ada bukti klinis atau temuan
dari pemeriksaan khusus yang
menyatakan bahwa kondisi mental
itu dapat disebabkan oleh penyakit
otak atau penyakit sistemik lain
yang dapat menimbulkan
demensia
Onset
F00.0 Onset Dini F00.1
Lambat
1. Onset sebelum usia 65 tahun
1. Sama dengan onset dini
2. Perkembangan gejala cepat dan
2. Onset sesudah usia 65 tahun
progresif (deteriorasi)
3. Perjalanan penyakit lamban dengan
3. Adanya riwayat keluarga yang
gangguan daya ingat sebagai gambaran
berpenyakit Alzheimer (tidak harus
utamanya
terpenuhi)

Tipe Tak Demensia Pada


F00.2 Khas/Tipe Penyakit
Campuran F00.9 Alzheimer YTT
(unspecified)
1. Yang tidak cocok dengan pedoman untuk
F00.0 atau F00.1
2. Tipe campuran adalah Alzheimer +
vaskular
F01 Demensia Vaskular
1. Terdapat gejala demensia
2. Hendaya fungsi kognitif biasanya
tidak merata (mungkin terdapat
hilangnya daya ingat, gangguan daya
pikir, gejala neurologis fokal). Daya
tilik diri (insight) dan daya nilai
(judment)secara relatif tetap baik
Pedoman
01 Diagnostik
3. Suatu onset yang mendadak atau
deteriorasi yang bertahap, disertai
adanya gejala neurologis fokal,
meningkatkan kemungkinan
diagnosis demensia vaskular. Pada
beberapa kasus, penetapan hanya
dapat dilakukan dengan pemeriksaan
CT-Scan atau pemeriksaan
neuropatologis
Multi-
F01.0 Onset Akut F01.1
Infark

Biasanya terjadi secara cepat sesudah serangkaian Onsetnya lebih lambat, biasanya setelah serangkaian
“stroke” akibat thrombosis serebrovaskular, embolisme, episode iskemik minor yang menimbulkan akumulasi
atau perdarahan. Pada kasus-kasus jarang, satu infark dari infark pada parenkim otak
yang besar dapat sebagai penyebabnya
Campuran
F01.3 Kortikal dan
F01.2 Subcortical Subkortikal

Komponen campuran kortikal dan subkortikal dapat


Fokus kerusakan akibat iskemia pada substansia alba di diduga dari gambaran klinis, hasil pemeriksaan
hemisferi serebral, yang dapat diduga secara klinis dan
(termasuk autopsi) atau keduanya.
dibuktikan dengan CT-Scan. Korteks serebri biasanya tetap
baik, walaupun demikian gambaran klinis masih mirip
dengan demensia pada penyakit Alzheimer

Demensia F01.9 Demensia


F01.8 Vaskular Vaskular YTT
Lainnya
F02 Demensia Pada Penyakit Lain YDK

F02.0 Demensia Pada Penyakit Pick


1. Adanya gejala demensia yang
progresif
2. Gambaran neurologi berupa atrofi
selektif dari lobus frontalis yang
menonjol, disertai euforia, emosi
Pedoman
01 Diagnostik
tumpul, dan perilaku sosial yang
kasar, diinhibisi, dan apatis atau
gelisah
3. Manifestasi gangguan perilaku pada
umumnya mendahului gangguan
daya ingat
F02 Demensia Pada Penyakit Lain YDK
F02.0 Demensia Pada Penyakit
Creutzfeldt-Jakob

Pedoman
01 Diagnostik

Trias yang sangat mengarah pada diagnosis


penyakit ini:
1. Demensia yang progresif merusak
2. Penyakit piramidal dan
ekstrapiramidal dengan mioklonus
3. Elektroensefalogram yang khas
(trifasik)
Demensia Pada Demensia Pada
F02.2 Penyakit F02.3 Penyakit
Huntington Parkinson
Demensia yang berkembang pada seseorang dengan
1. Ada kaitan antara gangguan gerakan koreiform penyakit Parkinson yang sudah parah, tidak ada
(Choreiform), demensia, dan riwayat keluarga gambaran klinis khusus yang dapat ditampilkan
dengan penyakit parkinson
2. Gerakan koreiform yang involunter, terutama
pada wajah, tangan, dan bahu, atau cara berjalan Demensia Pada
F02.4 Penyakit HIV
yang khas, merupakan manifestasi dini dari
gangguan ini. Gejala ini biasanya mendahului
gejala demensia, dan jarang sekali gejala dini Demensia yang berkembang pada seseorang dengan penyakit HIV,
tersebut tak muncul sampai demensia menjadi tidak ditemukannya penyakit atau kondisi lain yang bersamaan
sangat lanjut selain infeksi HIV itu
3. Gejala demensia ditandai dengan gangguan
fungsi lobus frontalis pada tahap dini, dengan
daya ingat relatif masih terpelihara, sampai saat Demensia pada
selanjutnya. F02.8 Penyakit Lain
YDT YDK
Demensia yang terjadi sebagai manifestasi atau konsekuensi
beberapa macam kondisi sometik dan serebral lainnya
F03 Demensia YTT

Kategori ini digunakan bila kriteria umum untuk


diagnosis demensia terpenuhi, tetapi tidak mungkin
diidentifikasi pada salah satu tipe tertentu
Tanda dan Gejala DEMENSIA DINI

• Perubahan samar-samar dalam keperibadian


• Hendaya dalam keterampilan sosial
• Berkurangnya minat dan ambisi
• Afek yang labil dan dangkal
• Agitasi (Perasaan gelisah, jengkel)
• Sejumlah keluhan somatik …
• Gejala psikiatrik yang samar
• Penurunan bertahap kemampuan intelektual dan ketajaman pikiran
Tanda dan Gejala DEMENSIA LANJUT

1. Penurunan memori (daya ingat)


2. Perubahan mood dan keperibadian
3. Penurunan daya orientasi
4. Hendaya intelektual
5. Gangguan daya nilai (judgment)
6. Gejala psikotik
7. Hendaya berbahasa
Diagnosis Banding
Proses Menua Normal Skizofrenia

01 02
Dengan dorongan pertanyaan- Riwayat psikosis dan
pertanyaan persisten biasanya penarikan diri secara sosial
menyebabkan memori dan orientasi serta adanya gangguan
kembali normal
proses pikir yang khas

Depresi Berat
Delirium Penyebab pseudodemensia

03 Pada delirium ada tingkat


kesadaran yang berubah dan
berfluktuasi
04 Onset relatif cepat
Ada gangguan memori berat,
perubahan afektif
Menekankan ketidakmampuan dan
kegagalannya
Sering menjawab pertanyaan
sederhana dengan “tidak tahu”
Terapi Suportif
1. Berikan perawatan fisik yang baik, seperti nutrisi, alat bantu dengar dan alat proteksi (untuk anak
tangga, kompor) sewaktu-waktu mungkin perlu pembatasan secara fisik
2. Pertahankan pasien dengan lingkungan yang sudah dikenalnya
3. Pertahankan keterlibatan pasien melalui kontak personal, orientasi yang sering (seperti mengingat
nama hari dan jam)
4. Pertahankan rasa percaya diri pasien (rawat sebagi orang dewasa dan jangan memperlakukan anak
kecil). Bersikap menerima dan menghargai pasien
5. Hindari suasana remang-remang, terpencil, dan stimulasi berlebihan
Terapi Simtomatik
1. Ansietas akut, kegelisahan, agresi, agitasi
Haloperidol 0,5 mg per oral 3x/hari
Risperidon 1 mg per oral sehari (hentikan setelah 4-6 minggu)
2. Ansietas non psikotik
Diazepam 2 mg per oral 2x/hari (hentikan setelah 4-6 minggu)
3. Agitasi kronik
Fluoxetine 10-20 mg/hari
Buspiron 15 mg 2x/hari
4. Depresi
Despiramin 75-100 mg per oral sehari
Terapi Khusus
1. Tidak ada terapi obat khusus yang bermanfaat secara konsisten

2. Peningkatan aktivitas kolinergik sentral dapat memberikan perbaikan sementara dari beberapa

gejala pada pasien alzheimer, pemberian asetilkolin esterase inhibitor:

Donepezil (Aricept 5-10 mg, 1x/hari, malam hari)

Rivastigmine (Exelon 6-12 mg, 2x/hari)

Galantamine (Reminyl 8-16 mg, 2x/hari)


Prevensi dan
01 Primer
Rehabilitasi
02 Sekunder
Pencegahan progresivitas penyakit
Edukasi agar orang selalu dilakukan dengan pemberian obat yang
mengaktifkan fungsi otaknya dengan dapat menahan laju perkembangan
bekerja atau melakukan aktivitas, demensia. Dalam hal ini diperlukan
bersosialisasi, berpikir kreatif dan keteraturan dan kesinambungan obat
menyelesaikan problem. dalam jangka waktu lama.

Tersier
03 Upaya pencegahan perburukan
fungsi kognitif dilakukan dengan
program aktivitas dan stimulasi
( jangan berlebihan atau di luar
batas kemampuan individu)
CLP
(CONSULTATION-LIAISON
PSYCHIARTY)
(CONSULTATION-LIAISON PSYCHIARTY)
● Merupakan cabang spesialisasi ilmu psikiatri (Kedokteran Jiwa) yang menjembatani ilmu
psikiatri dengan cabang spesialis kedokteran lainnya yang pada umumnya berada dalam
Rumah Sakit.

Tujuan
● Memberikan pelayanan yang holistik, tidak hanya kesembuhan peyakit namun juga meliputi
kesehatan metal.

● CLP → integrasi tim multidisipliner, meliputi : spesialis, psikolog, perawat, pekerja sosial,
dan praktisi agama sehingga diperlukan kompetensi dalam komunikasi antar profesi, ilmu
kedoktera secara umum dan psikiatri secara khusus serta berkaitan dengan isu legal.
(CONSULTATION-LIAISON PSYCHIARTY)
Proses pelayanan CLP
● Penemuan kasus
● Penentuan diagnosis dan prognosis
● Penentuan strategi tatalaksana
● Pelaksanaan oleh tim dengan mengutamakan kualitas hidup pasien

Peran CLP
● Menangani pasien dengan komorbiditas gangguan psikiatrik
● Mencegah terjadinya komorditas gangguan psikiatri
● Mencegah kekambuhan komorditas gangguan psikiatri
Area Layanan CLP
➢ Gangguan stres akut
➢ Agresi dan impulsitas ➢ Manifestasi psikiatri didalam penyakit medis
➢ Penyakit AIDS dan HIV dan neurologis
➢ Kecemasan didalam tatanan medis umum ➢ Faktor psikologis yang memengaruhi kondisi
➢ Penyalah-gunaan zat, alkohol didalam tatanan medis
medis umum, termasuk sindrom putus zat ➢ Psiko-onkologi
➢ Penyesuaian dan penerimaan terhadap penyakit ➢ Psikofarmakologi pada penyakit medis,
➢ Kematian, kondisi terminal, dan kedukaan termasuk interaksi obat
➢ Delirium dan demensia ➢ Psikoterappi pada penyakit medis
➢ Depresi didalam tatanan medis umum ➢ Gangguan somatoform
➢ Gangguan buatan dan malingering ➢ Bunuh diri
➢ Rasa sakit ➢ Obesitas, hipertensi
➢ Gangguan kepribadian didalam tatanan medis ➢ Smoking cessation
umum
Tatanan Pelayanan CLP
● Terdapat kondisi psikiatri pada kondisi medis umum
● Terdapat komplikasi psikiatrik akibat terapi dan kondisi medis umum
● Reaksi psikologik dari terapi dan kondisi medis umum
● Terdapat kondisi medis pada kondisi psikiatrik
● Komorbid kondisi medik dan psikiatrik

Pendekatan Case Finding

● Berbeda pada model rujukan medis standar (psikiater konsultan menunggu


untuk dipanggil), model liaison adalah berdasar pada strategi deteksi dini untuk
mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul
● Pelayanan liaison diarahkan pada peningkatan sensitivitas staf medis, sehingga
mampu menghasilkan deteksi dini dan manajemen yang lebih efektif biayan
terhadap pelayanan kepada pasien
Pedoman keadaan yang Pelaksanaan Case Finding
kemungkinan besar dapat dilakukan dengan cara :
memerlukan penanganan
psikiatri ● Wawancara tidak terstruktur pada anamnesis
medis, pemeriksaan fisik, atau saat
kunjungan pasien rawat jalan
● Wawancara terstruktur
● Kuesioner self report
Instrumen Skrining
CAGE (Cut down, Annoyed, Guilty, and Eye opener)

1. Pernahkah Anda merasa harus berhenti minum? (cut down)


2. Pernahkah Anda merasa jengkel terhadap orang-orang mengkiritik
kebiasaan Anda minum ? (annoyed)
3. Pernahkah Anda merasa buruk atau bersalah atas kebiasaan minum? (guilty)
4. Pernahkah Anda memiliki kebiasaan minum alkohol di pagi hari sebagai hal
pertama untuk menyiagakan Anda di pagi hari? (eye opener)

● Mendeteksi alkoholisme
● Total 2 atau lebih jawaban positif → riwayat alkoholisme +
Instrumen Skrining
Cornell Psychiatric Screen

1. Pernahkah Anda merasa harus berhenti minum atau berhenti menggunakan


obat?
2. Pernahkah orang-orang mengkiritik kebiasaan minum atau penyalahgunaan
obat Anda?
3. Pernahkah Anda merasa buruk atau bersalah atas kebiasaan minum atau
menggunakan obat?
4. Pernahkah Anda memiliki kebiasaan minum alkohol di pagi hari sebagai hal
pertama untuk menyiagakan Anda dan mengawali hari?

● Skrining diberikan oleh non psikiater


● Mengidentifikasi pasien rawat inap dengan komorbiditas psikiatri yang memerlukan
evaluasi psikiatri
● Mendeteksi pasien yang berisiko karena lama tinggal di RS
Instrumen Skrining
Prime Care Evaluation of Mental Disorder (PRIME_MD)
PRIME-MD terdiri dari 26 item yang diisi oleh pasien sendiri yang menyaring lima
kelompok gangguan psikiatri yang paling sering dijumpai, yakni depresi, anxietas,
penyalahgunaan alkohol, somatoform, dan gangguan makan, disertai dengan
petunjuk evaluasi dokter sebanyak 12 lembar

Self Report
● Beck Depression Index (BDI) menilai intensitas depresi (bukan untuk
diagnosis)
● Patient health Questionnaire-9 (PHQ-9)
PHQ-9 → komponen dari PRIME-MD, yaitu skala depresi self report dan terdiri
dari 9 kriteria berdasarkan diagnosis depresi pada DSM-IV-TR
PHQ-9 dapat menegakkan diagnosis depresi + derajat keparahan depresi
Instrumen Skrining
Patient Health
Questionnaire-9
Total score Depression scale

1-4 Minimal depression

5-9 Mild depression

10-14 Moderate depression

Moderate severe
15-19
depression

20-27 Severe depression


Instrumen Case FInding
Gangguan Kognitif
Skrining kognitif → Mini Mental State
Examination (MMSE)

Menguji orientasi, memori (registrasi dan recall),


atensi, kalkulasi, bahasa (penamaan, pengulangan,
kemampuan mengikuti perintah, membaca dan
menulis), dan kemampuan konstruksional

Skor <24 → gangguan kognitif


Peran Case Finding
● Aktif
Mencari kasus maupun potensi kasus gangguan psikiatri dan medis/bedah di populasi
maupun di unit pelayanan

● Pasif
Mendapatkan kasus karena rujukan dan konsultasi

● Team work
Kasus yang sejak awal dikerjakan secara tim (semua tim terlibat)

● Sistem Pelayanan
Standar pelayanan kepada pasien rawat inap maupun rawat jalan untuk mendapatkan
pemeriksaan psikiatri
Langkah Menuju Diagnosis Yang Tepat
● Anamnesis yang terarah sampai pemeriksaan penunjang diagnostik
● Beberapa bidang yang sering bersamaan antara psikiater dan bidang kedokteran spesialisasi
lain dalam CLP :
○ Efek psikologis akibat menderita penyakit fisik atau prosedur terapi
○ Gangguan somatoform
○ Perilaku yang membahayakan
○ Kedaruratan psikiatrik yang datang ke RS
○ Keadaan gangguan fisik dan psikologis akibat terapi psikiatris
○ Gangguan fisik dan perilaku akibat kekerasan termasuk bersifat seksual
Kaidah Pemeriksaan Umum Status Mental
● Bidang utama dasar kaidah pemeriksaan status mental bagi psikiater CLP :
3D → Delirium, Dementia, Depresi
● Cara ringkas → membagi menjadi 2 bagian besar :

Non kognitif Kognitif

● Penampilan umum dan perilaku ● Tingkat kesadaran dan kewaspadaan


● Afek dan Mood ● Perhatian
● Proses fikir dan isi fikir ● Kemampuan berbicara dan berbahasa
● Persepsi ● Orientasi
● Kemampuan abstraksi ● Memori
● Daya nilai
● Tilikan diri
KESIMPULAN
1. Penyelesaian masalah kesehatan saat ini tidak hanya tertuju pada penanganan yang terpisah antara fisik
dan mental. Namun juga aspek sosial karena itu keluhan dan gejala penyakit tidak hanya diatasi dengan
model medik, tetapi juga tertuju pada kualitas hidup pasien

2. Dalam perkembangannya terbentuklah suatu konsep yang bisa diterima diantara komunitas kedokteran
dan dikenalkan dengan `Consultation Liaison Psychiatary (CLP)

3. Kesehatan mental, bukan semata-mata tanggung jawab dari psikiater, tetapi pencapainnya memerlukan
kerja sama lintas sektoral. Prevalensi gangguan mental dalam populasi umum yang terdiagnosis
berjumalh sekitar 20%, lebih dari separuhnya mendapatkan pelayanan psikiatrik di tempat pelayanan
primer. Karenanya, diperlukan kemampuan yang sesuai berkaitan dengan kesehatan mental bagi tenaga
non psikiatri, agar pasien dengan gangguan komorbid dapat ditatalaksana lebih dini serta memadai
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai