Anda di halaman 1dari 78

Hasil

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia


(SDKI) 2017
Kalimantan Barat
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
Lingkup Survei
SDKI Secara Nasional
menyajikan informasi

Survei serupa juga dilaksanakan di negara-negara


Amerika Latin, Asia, Afrika dan Timur Tengah.
KELAHIRAN KEMATIAN
Di Indonesia: SDKI 1991, 1994, 1997, 2002/03, 2007,
2012 dan 2017
KESEHATAN
KELUARGA
BENCANA
MANFAAT SDKI
• Menyediakan indikator penting
(fertilitas, mortalitas dan kespro)
Kerangka Kajian Demografi
sebagai dasar perencanaan
(RPJMN/D) dan evaluasi Kelahiran
pembangunan Kematian
Perpindahan
• Pemenuhan indikator SDG’s Sosial
• Evaluasi Proyeksi Penduduk pada Ekonomi
Asumsi Fertilitas Budaya Jumlah
• Kajian demografi; Politik Struktur
Lingkungan Persebaran
o Perkiraan statistik demografi Hukum
o Analisis tren, perbedaan, pola dan Keamanan
determinan
KEUNGGULAN SDKI
Daftar pertanyaan (kuesioner) standar internasional

Struktur data kompleks; Informasi yang dikumpulkan


sangat spesifik dan rinci

Pengolahan data standar internasional

Data yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan


data dari negara lain (Survei serupa)
Cakupan dan Instrument SDKI
2017 (SDKI17-PK)
Kegiatan SDKI 2017 mencakup • Kespro
pencacahan terhadap rumah Pria Kawin (PK) • KB
tangga (SDKI17-RT) dan tiga
15-54 tahun • pengetahuan ttg AIDS/IMS
daftar pertanyaan individu,
yaitu: • persepsi tentang perkawinan
dan sikap terhadap perempuan
• prefalensi fertilitas
Wanita Usia Subur (WUS) • partisipasi dalam perawatan
15-49 tahun kesehatan.
(SDKI17-RP
(SDKI17-WUS)
• Pubertas
• jumlah anak • KB dan kespro Remaja Pria (RP)
• partisipasi KB, • Pacaran belum kawin - 15-24 tahun
• kesehatan ibu dan anak • perilaku seksual
• pengetahuan ttg AIDS /IMS • Merokok
• minuman beralkohol
• AIDS/IMS

5
Bagan Pembagian Sampel SDKI2017
Wanita Usia Subur
Sebanyak 25 Ruta sampel
(lakukan wawancara
sebanyak responden WUS di
masing-masing ruta sampel)

Pria Kawin Remaja Pria


Sebanyak 8 Ruta sampel Sebanyak 25 Ruta sampel
Pembagian (lakukan wawancara
(lakukan wawancara
sampel RT, sebanyak responden RP di
sebanyak responden PK di
WUS, RP dan PK masing-masing ruta sampel)
masing-masing ruta sampel)
pada setiap BS

RT
Sebanyak 25 Ruta sampel

6
Garis Besar Kegiatan SDKI 2017

Persiapan, Pelatihan, Ujicoba


Lapangan, Pengolahan, dan
Laporan Uji Coba SDKI 2017 2016
serta Finalisasi dan Pencetakan
Pelatihan Petugas ( Juli 2017)
Intrumen
Lapangan
2017 - Listing ( Juni 2017)
- Pencacahan (Juli – Sept ‘17)
Pengolahan (Sept-Des ‘17)
2018
Penulisan Laporan
dan Diseminasi Hasil

7
Foto Kegiatan Pencacahan SDKI 2017 Kalimantan Barat

8
Foto Kegiatan Pencacahan SDKI 2017 Kalimantan Barat

9
Sistematika Penulisan Hasil SDKI 2017

BAB 1 Pendahuluan
BAB 2 Karakteristik Perumahan dan Anggota Rumah Tangga
BAB 3 Karakteristik Responden
BAB 4 Perkawinan dan Aktivitas Seksual
BAB 5 Fertilitas
BAB 6 Keinginan Memiliki Anak
BAB 7 Keluarga Berencana
BAB 8 Pelayanan Kesehatan Ibu
BAB 9 Kesehatan Anak
BAB 10 Pemberian Makan Pada Anak
BAB 11 Pengetahuan, Sikap, Perilaku Tentang HIV-AIDS
BAB 12 Pemberdayaan Wanita
BAB 13 Peran Serta Ayah Dalam Perawatan Kesehatan

10
Bab 1
Pendahuluan
KABUPATEN BLOK SENSUS
SAMBAS 6
BENGKAYANG 1
LANDAK 3
SANGGAU 6
KETAPANG 3
SINTANG 4
KAPUAS HULU 1
SEKADAU 1
MELAWI 2
KAYONG UTARA 1
KUBU RAYA 4
KOTA PONTIANAK 6
JUMLAH 38
11
SAMPEL KECAMATAN SDKI 2017
KALIMANTAN BARAT
Kab Sambas Kab Ketapang
Selakau Benua Kayong
Semparuk Delta Pawan SAMPEL PERKOTAAN SDKI 2017
Tebas Simpang Hulu
Sambas Kab Sintang Kab Sambas Selakau Sungai Nyirih
Jawai Tempunak Sambas Dalam Kaum
Paloh Sintang Kab Sanggau Meliau Meliau Hilir
Kab Bengkayang Ketungau Tengah Kembayan Tanjung Merpati
Sei Raya Kepulauan Kab Kapuas Hulu Delta
Tengah
Kab Landak Jongkong Kab Ketapang Pawan
Menjalin Kab Sekadau Kapuas Kanan
Sintang
Banyuke Hulu Nanga Taman Kab Sintang Hulu
Kab Sanggau Kab Melawi Kab Kubu Raya Rasau Jaya Rasau Jaya I
Meliau Belimbing Hulu Ptk
Bansir Darat
Parindu Pinoh Selatan Kota Pontianak Tenggara
Kembayan Kab Kayong Utara Ptk Timur Parit Mayor
Sekayam Sukadana Tambelan Sampit
Entikong Kota Pontianak Ptk Kota Sungai Bangkong
Kab Kubu Raya Pontianak Tenggara Ptk Utara Siantan Hilir
Rasau Jaya Pontianak Timur Siantan Hulu
Sungai Raya Pontianak Utara

12
Tujuan Penyelenggaraan SDKI

Pokok
Umum
• Mengumpulkan informasi
mengenai kesehatan ibu dan
• Mengumpulkan data fertilitas, mortalitas dan KB
anak, prevalensi imunisasi,
• Mengumpulkan informasi tentang kesehatan ibu dan anak
kesehatan reproduksi, KB
• Memenuhi data dasar kependudukan dan kesehatan
serta pengetahuan tentang
• Mengumpulkan data mengenai pengetahuan dan perilaku
AIDS dan IMS lainnya
pria kawin tentang kespro, AIDS dan IMS lainnya
• Mengumpulkan data untuk memantau peran pria dalam KB
• Mengumpulkan data mengenai pengetahuan dan perilaku
remaja belum kawin tentang kespro, AIDS dan IMS lain
• Mengumpulkan informasi mengeani kesehatan lingkungan
tempat tinggal

13
Organisasi Lapangan
Pengawas

Editor WUS Editor RP


dan PK

Pewawancara WUS Pewawancara RP


1
Pewawancara WUS
2
Pewawancara WUS Masing-masing Tim bertugas di 12-16 Blok Sensus
3
Pewawancara WUS Ket: Pengawas menggunakan ballpoint warna
4 merah, editor warna hijau dan pewawancara
Pewawancara PK warna biru
(merangkap Editor RP)

14
Hasil Wawancara SDKI 2017 Hasil Wawancara rumah tangga dan perseorangan
Jumlah rumah tangga, jumlah kunjungan dan hasil kunjungan, menurut
tempat tinggal
Kalimantan Barat
Daerah tempat tinggal Total Total
Hasil
Perkotaan Perdesaan 2017 2012
Blok Sensus 14 24 38 54
Wawancara rumah tangga
Rumah tangga sampel 350 600 950 1.350
Rumah tangga ditemui 336 580 916 1.277
Rumah tangga
330 575 905 1.257
diwawancarai
Hasil kunjungan1 98,2 99,1 98,8 98,4

Wawancara perseorangan wanita usia 15-49 tahun


Wanita yang memenuhi
420 644 1.064 1.331
syarat
Wanita yang diwawancarai 391 635 1.026 1.267
Hasil kunjungan2 93,1 98,6 96,4 95,2

Wawancara perseorangan pria usia 15-54


Pria yang memenuhi syarat 90 158 248 306
Pria yang diwawancarai 73 150 223 256
Hasil kunjungan2 81,1 94,9 89,9 83,7
15
Bab 2
Karakteristik Perumahan dan Anggota Rumah Tangga

 Tujuh puluh enam persen rumah tangga di Kalimantan Barat memiliki akses terhadap
sumber air minum layak, 92 persen di perkotaan dan 76 persen di perdesaan
 Terdapat 81 persen rumah tangga menyediakan sabun dan air di tempat cuci tangan;
87 persen di perkotaan dan 79 persen di perdesaan.
 Hampir semua rumah tangga memiliki akses terhadap listrik (93%), 99% di perkotaan
dan 90 persen di perdesaan.
 Penduduk Kalimantan Barat terdiri dari 31 persen umur di bawah 15 tahun, 64
persen umur 15-64 tahun, dan 5 persen umur 65 tahun atau lebih.

16
17
18
19
Tren: Persentase wanita
umur 6 tahun atau lebih
yang tidak sekolah turun
dari 10 persen pada SDKI
2012 menjadi 7 persen
pada SDKI 2017. Untuk
pria, persentasenya turun
dari 6 persen menjadi 4
persen

20
Bab 3
Karakteristik Responden

 Tiga puluh persen wanita umur 15-49 dan 32 persen pria kawin umur 15-54
tamat SLTA atau lebih tinggi.
 Hampir semua (92%) wanita umur 15-49 dan 89 % pria kawin umur 15-54 melek huruf.
 Televisi merupakan media yang paling banyak diakses baik oleh wanita maupun pria; 77 persen
wanita dan 80 persen pria menonton televisi paling sedikit sekali seminggu.
 Di antara wanita umur 15-49 yang menggunakan internet dalam 12 bulan sebelum survei, 71
persen menggunakan internet hampir setiap hari. Persentase untuk pria kawin umur 15-54
adalah 59 persen.
 Lebih dari separuh (52%) wanita umur 15-49 dan hampir semua (98%) pria kawin umur 15-54
bekerja dalam 12 bulan sebelum survei.
 Di antara wanita umur 15-49, 60,2 persen tidak tercakup ke dalam jaminan kesehatan, di
perkotaan sebanyak 49,9 persen dan 64,8 persen di perdesaan.
 Enam puluh empat persen pria kawin umur 15-54 merokok, di antaranya 57 persen merokok
setiap hari.

21
Tren: Persentase wanita
dengan pendidikan
perguruan tinggi
meningkat dari 8 persen
pada SDKI 2012 menjadi
10 persen pada SDKI
2017

22
Tren: Akses pada media televisi
memperlihatkan trend yang
menurun dimana pada SDKI 2012
persentase wanita dan pria yang
mengakses televisi sebesar
masing-masing 84 persen dan 85
persen, sedangkan pada SDKI
2017 turun menjadi 77 persen
dan 80 persen

23
 Penggunaan internet dalam 12
bulan terakhir di perkotaan lebih
tinggi dibandingkan dengan di
perdesaan.
 Penggunaan internet dalam 12
bulan terakhir naik sejalan dengan
pendidikan responden. Sembilan
puluh persen wanita dengan
pendidikan perguruan tinggi
pernah menggunakan internet

24
 Persentase wanita yang bekerja
meningkat sejalan dengan
makin tingginya umur.
 Berdasarkan status perkawinan,
persentase tertinggi wanita
bekerja adalah wanita dengan
status cerai hidup/pisah/cerai
mati

25
Tren: Cakupan jaminan kesehatan
pada SDKI 2017 lebih tinggi
dibandingkan dengan pada SDKI
2012. Untuk wanita, cakupan naik
dari 23 persen pada SDKI 2012
menjadi 40 persen pada SDKI 2017.
Untuk pria kawin, persentasenya
masing-masing adalah 14 persen
dan 38 persen

26
Tren: Persentase wanita yang
merokok tidak mengalami
perubahan sejak SDKI 2012, yaitu
4 persen wanita, sedangkan pada
pria kawin mengalami penurunan
dari 72 persen menjadi 64 persen
pada SDKI 2017

27
Bab 4
Perkawinan dan Aktivitas Seksual
 Tujuh puluh empat persen wanita berstatus kawin/hidup bersama
dan 2 persen berstatus cerai hidup/pisah/cerai mati
 Median umur kawin pertama wanita kawin umur 25-49 adalah 20,2 tahun
dan pria kawin umur 25-49 adalah 23,8 tahun. Median umur kawin pertama
wanita dan pria meningkat seiring meningkatnya tingkat pendidikan dan
kekayaan
 Wanita kawin umur 25-49 melakukan hubungan seksual pertama kali lebih awal
(20,7 tahun) dibandingkan dengan pria kawin umur 25-49 (23,6 tahun). Median
umur pertama melakukan hubungan seksual wanita dan pria meningkat seiring
meningkatnya tingkat pendidikan dan kekayaan
 Kurang dari 1 persen pria kawin umur 15-54 mempunyai lebih dari 1 istri.

28
Tren: Median umur kawin pertama
wanita pernah kawin 25-49 terus
meningkat dari 19,3 tahun pada SDKI
1991 menjadi 21,1 tahun pada SDKI
2017

Median umur kawin pertama wanita


kawin umur 25-49 yang tinggal di
perkotaan lebih tinggi (22,6 tahun)
dibandingkan yang tinggal di perdesaan
(20,6 tahun)

29
Median umur dalam tahun Tren: Median umur melakukan
hubungan seksual pertama kali pada
23.7 wanita dan pria pada SDKI 2017 (21,
23.5
6 tahun dan 23,5 tahun) lebih tinggi
dibandingkan pada SDKI 2012 (20,0
tahun dan 22,9 tahun)

21.6
 Enam puluh persen wanita
21.1 umur 15-49 melakukan
hubungan seksual dalam
waktu 4 minggu sebelum
survei dan 13 persen aktif
secara seksual dalam 12
median umur pertama melakukan median umur kawin pertama bulan sebelum survei.
hubungan seksual  Satu dari 5 (22%) wanita
pria kawin umur 25-54 wanitakawin umur 25-49 umur 15-49 tahun tidak
pernah melakukan hubungan
seksual

30
Bab 5
Fertilitas
 Angka fertilitas total untuk periode 3 tahun sebelum survei adalah 2,7 anak per
wanita. Angka fertilitas total di daerah perkotaan sedikit lebih rendah (2,4 anak)
dibandingkan daerah perdesaan (2,8 anak).
 Secara umum semakin tinggi pendidikan dan kuintil kekayaan semakin rendah
angka fertilitas total.
 Median jarak antar kelahiran adalah 64,1 bulan.
Di daerah perkotaan angka ini lebih besar (64,5 bulan)
dibandingkan perdesaan (62,6 bulan)
 Median umur melahirkan pertama wanita umur 25-49 adalah 21,6 tahun
 Delapan persen wanita umur 15-17 tahun sudah pernah melahirkan atau sedang
hamil anak pertama.

31
32
33
34
Tren: Median jarak antar kelahiran terus
meningkat selama 1 dekade terakhir, dari 49, 5
bulan pada SDKI 2002-2003, kemudian 50,8
bulan pada SDKI 2007; menjadi 60,6 bulan pada
SDKI 2012; dan 64,1 bulan pada SDKI 2017

35
Trend : Median umur melahirkan
pertama pada wanita umur 25-49 pada
SDKI 2012 adalah 21,6 tahun ; sedangkan
pada SDKI 2012 adalah 20,9

36
37
38
Bab 6
Keinginan Memiliki Anak
 Tiga belas persen wanita menginginkan anak lagi dalam 2 tahun
dan 19 persen menginginkan setelah 2 tahun.
 Secara keseluruhan, 53 persen wanita tidak ingin anak lagi
atau telah disterilisasi.
 Rata-rata jumlah anak ideal pada wanita 2,9 anak dan
3,2 anak pada pria
 Dari semua kelahiran dalam 5 tahun terakhir dan semua kehamilan
pada saat survei, 89 persen diinginkan, 6
persen tidak tepat waktu, dan 3 persen tidak diinginkan.
 Angka fertilitas yang diinginkan (2,3 anak)
lebih rendah dari angka fertilitas sebenarnya (2,7 anak).

39
40
41
Tren antara fertilitas total dengan
fertilitas yang diinginkan

42
43
Bab 7
Keluarga Berencana
 Enam puluh tujuh persen wanita kawin umur 15-49 menggunakan suatu
alat/cara KB, 61 persen memakai alat/cara KB modern
dan 6 persen memakai alat/cara KB tradisional
 Di antara wanita kawin yang menggunakan alat/cara KB, 9
persen memakai metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang terdiri dari
IUD, implant, dan MOW.
 Selama 5 tahun sebelum survei, 34 persen episode pemakaian alat/cara KB
dihentikan dalam waktu 12 bulan. Alasan berhenti memakai alat/cara KB paling
umum adalah efek samping/masalah kesehatan (29%) dan ingin hamil (31%).
 Kebutuhan KB pada 10 persen wanita kawin umur 15-49 tidak terpenuhi

44
45
46
47
48
49
50
51
Bab 8
Pelayanan Kesehatan Ibu

 Selama kehamilan anak terakhir, 79 persen wanita 15-49 tahun melakukan


pemeriksaan kehamilan yang pertama kali pada trimester pertama.
 Tujuh puluh lima persen wanita 15-49 tahun melakukan pemeriksaan
kehamilan dari tenaga kesehatan kompeten minimal 4 kali (K4)
 Enam puluh satu persen kelahiran hidup dalam 5 tahun sebelum survei lahir di
fasilitas pelayanan kesehatan
 Tujuh puluh persen wanita 15-49 tahun yang melahirkan hidup, mendapatkan
pelayanan kesehatan masa nifas oleh tenaga kesehatan dalam 2 hari pertama
setelah melahirkan
 Lima puluh delapan persen bayi baru lahir memperoleh pemeriksaan
kesehatan dalam 2 hari pertama setelah lahir

52
53
54
Tren: Proporsi persalinan yang ditolong
oleh tenaga kesehatan kompeten
meningkat dari 72 persen pada SDKI 2012
menjadi 78 persen pada SDKI 2017.
Masih terdapat persalinan yang ditolong
oleh dukun bayi, dengan jumlah yang
makin menurun dari 26 persen pada SDKI
2012 menjadi 10 persen pada SDKI 2017

55
Tren: Dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir, persentase wanita yang
memperoleh perawatan masa nifas
dalam kurun waktu 2 hari pertama
setelah persalinan (KF1) meningkat dari
60 persen pada SDKI 2012 menjadi 70
persen pada SDKI 2017

56
Secara keseluruhan, 58 persen bayi baru lahir
yang dilahirkan dalam 2 tahun sebelum survei
mendapatkan pelayanan kesehatan dalam 2
hari pertama setelah dilahirkan (KN1).
Persentase ini lebih rendah dari target 75
persen yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan pada tahun 2015

57
Bab 9
Kesehatan Anak

 Sembilan puluh persen bayi lahir (yang dilaporkan) dengan berat


badan 2,5 kg atau lebih
 Dua puluh enam persen balita mempunyai gejala infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) pada 2 minggu sebelum survey
 Satu dari 3 balita (26%) dilaporkan mengalami demam dalam 2
minggu sebelum survey
 Sebelas persen balita pernah menderita diare dalam 2 minggu
sebelum survei. Di antara balita tersebut, 80 persen dibawa ke
fasilitas atau tenaga kesehatan

58
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019,
diharapkan prevalensi BBLR turun menjadi 8
persen pada tahun 2019 (Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, 2015).

59
Tren: Prevalensi balita yang
demam menurun dari 33 persen
pada SDKI 2012 menjadi 26
persen pada SDKI 2017

60
Tren: Persentase balita diare yang di bawa
ke fasilitas atau tenaga kesehatan
meningkat dari 65 persen pada SDKI 2012
menjadi 80 persen pada SDKI 2017. Pada
periode yang sama, persentase anak yang
diare dan tidak diobati turun dari 18 persen
menjadi 15 persen

61
Bab 10
Pemberian makan pada Anak
 Di antara anak umur di bawah 2 tahun, 62 persen mendapat ASI
dalam 1 jam setelah lahir; 46 persen segera diletakkan di dada
ibu setelah lahir; dan 45 persen terjadi kontak kulit dengan ibu
segera setelah lahir
 Delapan persen anak umur di bawah 2 tahun mendapat ASI
eksklusif. Median lama pemberian ASI eksklusif adalah 3 bulan
 Dua puluh enam persen anak 6-23 bulan mendapatkan praktik
PMBA sesuai dengan rekomendasi
 Persentase anak 6-23 bulan yang mengonsumsi makanan kaya
vitamin A yaitu 83 persen dan zat besi 76 persen
 Separuh (51%) wanita menerima kapsul vitamin A masa nifas
dan 36 persen wanita mengonsumsi tablet/sirup tambah darah
masa kehamilannya sesuai dengan yang dianjurkan oleh
Kementerian Kesehatan

62
Tren: Dalam 10 tahun terakhir,
persentase anak yang mendapatkan
ASI dalam 1 jam setelah lahir
mengalami peningkatan dari 54
persen pada SDKI 2007 menjadi 62
persen pada SDKI 2017. Dalam kurun
waktu yang sama, persentase
pemberian makanan pralaktasi
mengalami penurunan dari 60 persen
pada SDKI 2007 menjadi 41 persen
pada SDKI 2017

63
Tren: Sejak SDKI 2007, median lama
pemberian ASI meningkat sebesar 1,1
bulan, median pemberian ASI eksklusif
meningkat sebesar 2,0 bulan, dan median
pemberian ASI predominan meningkat
sebesar 2,2 bulan

64
65
Tren: Persentase praktik PMBA
pada anak 6-23 bulan yang
sesuai rekomendasi menurun
dari 31 persen (SDKI 2012)
menjadi 26 persen (SDKI 2017)

66
Bab 11
Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Tentang HIV-AIDS

 Lebih dari separuh wanita (59%) dan tujuh dari sepuluh pria kawin (70%)
memiliki pengetahuan tentang cara pencegahan HIV AIDS
 Empat puluh dua persen wanita dan 32 persen pria kawin mengetahui bahwa
HIV dapat ditularkan dari ibu kepada anaknya pada masa kehamilan, saat
melahirkan, dan saat menyusui
 Tiga puluh lima persen wanita dan 30 persen pria tidak sependapat tentang
anak yang terinfeksi HIV dapat bersekolah dengan anak yang tidak terinfeksi
HIV
 Sebagian besar informasi tetang HIV/AIDS.di dapat wanita dan pria kawin
melalui televisi (62 % dan 67%)

67
Tren: Pengetahuan tentang cara
mencegah penularan HIV pada
wanita umur 15-49 mengalami
peningkatan dari 19 persen pada
SDKI 2007 menjadi 34 persen pada
SDKI 2017. Peningkatan pengetahuan
cara pencegahan penularan HIV pada
pria kawin lebih tinggi dibandingkan
wanita, yaitu 37 persen pada SDKI
2007 menjadi 56 persen pada SDKI
2017

68
Tren: Persentase wanita yang
memiliki pengetahuan komprehensif
tentang HIV AIDS meningkat dari 6
persen (SDKI 2007) menjadi 12
persen pada SDKI 2017. Hal yang
sama juga terjadi pada pria kawin,
persentasenya meningkat dari 13
persen pada SDKI 2012 menjadi 35
persen pada SDKI 2017

69
70
Bab 12
Pemberdayaan Wanita
 Sebagian besar wanita kawin (62%) dan hampir semua pria kawin (99%) bekerja
dalam 12 bulan terakhir sebelum survei.
 Di antara wanita kawin yang bekerja, 97 persen berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan atas penggunaan penghasilan mereka
 Lima puluh satu persen wanita dan 70 persen pria kawin memiliki rumah
 Tiga puluh tujuh persen wanita dan 45 persen pria kawin memiliki rekening bank.
Sebagian besar wanita (78%) dan pria (84%) memiliki telepon seluler
 Enam puluh delapan persen wanita kawin berpartisipasi dalam 3 keputusan rumah
tangga (perawatan kesehatan sendiri, pengeluaran besar dalam rumah tangga, dan
kunjungan ke keluarga atau kerabat)
 Tiga puluh dua persen wanita umur 15-49 percaya bahwa seorang suami dibenarkan
memukuli istrinya dalam setidaknya 1 dari 5 keadaan tertentu, dibandingkan dengan
17 persen pria

71
Tren: Proporsi wanita yang bekerja dalam 12
bulan terakhir sedikit turun dari 64 persen
pada SDKI 2007 menjadi 61 persen pada
SDKI 2017, sedangkan proporsi pria yang
bekerja dalam 12 bulan terakhir relatif tidak
mengalami perubahan (99% pada SDKI 2012
dan SDKI 2017)

72
Tren: Proporsi wanita yang memutuskan
sendiri penggunaan penghasilannya
meningkat dari 32 persen (SDKI 2007)
menjadi 63 persen (SDKI 2017).
Sebaliknya, wanita yang memutuskan
bersama suami persentasenya turun dari
65 persen pada SDKI 2007 menjadi 28
persen pada SDKI 2017

73
Tren: Persentase pria yang istrinya
menjadi pembuat keputusan utama
dalam penggunaan penghasilan suami
meningkat dari 45 persen (SDKI 2012)
menjadi 47 persen (SDKI 2017).
Sebaliknya, persentase pria yang
memutuskan penggunaan
penghasilannya bersama dengan istri
mengalami penurunan dari 51 persen
pada SDKI 2012 menjadi 33 persen pada
SDKI 2017

74
Bab 13
Peran serta ayah dalam perawatan kesehatan

 Sebagian besar ayah (91%) menemani ibu pada pemeriksaan kehamilan


 Sebagian besar ibu hamil (85%) melakukan pemeriksaan kehamilan
 Sebagian besar ayah (82%) mengetahui bahwa ketika anak mengalami
diare, jumlah cairan yang diberikan ketika anak mengalami diare harus
lebih banyak dari biasanya

75
Tren: Persentase kehadiran ayah pada
ssat ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan meningkat dari 79 persen
pada SDKI 2012 menjadi 91 persen
pada SDKI 2017

76
Tren: Pengetahuan ayah yang benar
mengenai pemberian jumlah cairan saat
anak mengalami diare meningkat dari 59
persen pada SDKI 2012 menjadi 82 persen
pada SDKI 2017

77
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai