Anda di halaman 1dari 16

Analisis Input

Output
Dipaparkan oleh:
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Provinsi Kalimantan Barat

2019
1
OVERVIEW

1. DEFINISI
2. TUJUAN
3. MODEL INPUT OUPUT
4. PENGGUNAAN TEKNIK INPUT-OUTPUT DALAM PERENCANAAN
5. CONTOH-CONTOH PENGGUNAAN ANALISIS INPUT OUTPUT
6. PENUTUP

2
DEFINISI

Alat analisis input output (I-O) pertama kali


dikenalkan tahun 1930-an oleh Francois
Quesnary dan selanjutnya dikembangkan oleh
Wassily W. Leontief.

model I-O menyajikan informasi tentang transaksi barang


dan jasa serta keterkaitan antar-satuan kegiatan ekonomi
untuk suatu waktu tertentu yang disajikan dalam bentuk
matrix. Isian sepanjang baris menunjukkan alokasi output
dan isian menurut kolom menunjukkan pemakaian input
dalam proses produksi.
3
TUJUAN

Analisis input-output merupakan suatu model


yang bertujuan untuk melacak arus produksi
dari berbagai sektor produksi mulai dari bahan
mentah hingga hasil akhir (Widayat, 2015).

Selain sebagai alat untuk melacak arus produksi,


analisis input output juga berguna utuk perencanaan
pembangunan (Djojodipuro & Sudigno, 1987).

4
Kuadran I : Menunjukkan arus barang dan jasa yang
MODEL INPUT OUTPUT dihasilkan dan digunakan oleh sektor-sektor ekonomi dalam
proses produksi di suatu perekonomian. Kuadran ini
menunjukkan distribusi penggunaan barang dan jasa untuk
suatu proses produksi sehingga disebut juga sebagai
transaksi antara (intermediate transaction).

Kuadran II : Menunjukkan permintaan akhir (final demand)


Kuadran I Kuadran II dan impor. Permintaan akhir yaitu penggunaan barang dan
Transaksi antar Permintaan akhir jasa bukan untuk proses produksi yang biasanya terdiri atas
kegiatan konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah,
(nxm) pembentukan modal tetap bruto, perubahan persediaan
(nxn) (stock), dan ekspor.
Kuadran III Kuadran IV
Input primer sektor Input primer
Kuadran III : Memperlihatkan input primer dari sektor-
produksi permintaan akhir
sektor produksi, yaitu semua balas jasa setiap faktor
(pxn) (pxm) produksi yang biasanya meliputi upah dan gaji, surplus
usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung neto.

Kuadran IV: Memperlihatkan input primer yang langsung


5 didistribusikan ke sektor-sektor permintaan akhir.
Permintaan Antara
Output Total
Permintaan Akhir
Sektor 1 2 3 4......n

1 X11 X12 X13 X14...X1n d1 X1

2 X21 X22 X23 X24...X2n d2 X2

3 X31 X32 X3 X34...X3n d3 X3


4 X41 X42 X43 X44..X4n d4 X4

N Xn1 Xn2 Xn3 Xn4...Xnn dn Xn

Permintaan Akhir V1 V2 V3 V4...Vn GDP

Output Total X1 X2 X3 X4...n X

Xij = jumlah output sektor (i) yang diperlukan oleh sektor (j)
Xj = jumlah output sektor j
d1= permintaan akhir atas output sektor (i)

6
SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) atau
SOCIAL ACCOUNTING MATRIX (SAM)

JENIS INPUT OUTPUT

WORLD INPUT OUTPUT DATABASE (WIOD)


atau GLOBAL INPUT OUTPUT

7
Penggunaan Teknik Input-Output dalam Perencanaan
Suatu kajian PBB menyebutkan beberapa penggunaan model IO dalam perencanaan adalah sebagia berikut:

Model IO memberikan perkiraan tentang produksi dan tingkat impor yang sesuai satu
sama lain dan sesuai dengan perkiraan permintaan akhir pada masing-masing bidang
pada perekonomian.
Solusi yang diberikan pada model ini membantu di dalam pengalokasian investasi yang
diperlukan untuk mencapai tingkat produksi dalam program.
Model ini juga memberikan pengujian yang lebih tajam mengenai cukup tidaknya
sumber investasi yang tersedia.

Kebutuhan akan tenaga kerja terdidik juga daat dievaluasi dengan model IO

Dengan adanya pengetahuan tentang penggunaan bahan baku impor dan ekspor dalam
negeri, analisa tentang kebutuhan impor dan kemungkinan subtitusi menjadi lebih
mudah.

Model IO secara regional juga dapat dibuat untuk program perencanaan, untuk
mengamati dan menganalisis implikasi program pembangunan wilayah tertentu
maupun perekonomian secara keseluruhan.
8
CONTOH PENGGUNAAN ANALISIS INPUT-OUTPUT
Penelitian oleh Malba dan Taher (2016) menunjukkan dampak sektor
pariwisata terhadap perekonomian Maluku. Dengan fokus utama melihat
pengaruh investasi pada industri pariwisata dan sektor pedukungnya.
Data yang digunakan adalah tabel transaksi domestik atas dasar harga
produsen (TDHP) Provinsi Maluku tahun 2010 yang diolah menjadi analisis
input-output dengan jumalh sektor sebanyak 35.
Hasil penelitian menunjukkan sektor pariwisata di Maluku memiliki
keterkaitan yang erat ke belakang dan keterkaitan ke depan yang tidak
terlalu kuat. Penelitian ini juga menemukan sektor pariwisata di Maluku
bersifat pro-growth dan pro-poor. Ini artinya, sektor pariwisata dapat
digunakan sebagai salah satu langkah untuk mengatasi kemiskinan di
Provinsi Maluku. Pengembangan yang utama dilakukan adalah
pengembangan sektor perhotelan dan restoran sebagai sarana
akomodasi.
Silaban (2013) meneliti dampak subsidi pangan (raskin) kepada rumah
tangga miskin di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis
Social Accounting Matrix (SAM) atau Sistem Nerca Sosial Ekonomi (SNSE)
tahun 2008.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subsidi pangan (raskin) memiliki
dampak untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin di Indonesia
sebesar 0,86 %. Golongan rumah tangga yang mendapatkan dampak
terbesar adalah golongan rumah tangga pengusaha pertanian sedangkan
golongan rumah tangga buruh pertanian mendapatkan dampak yang kecil.
Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan produktivitas dengan
adanya raskin adalah sektor industri makanan, minuman, dan tembakau.

11
Zuhri (2015) meneliti tentang model input-output Indonesia pada enam
sektor. Analisis IO digunakan dalam perencanaan pembangunan Jangka
Panjang Kedua (PJP II). Analisis IO yang digunakan menggunakan enam
sektor yakni pertanian, industri, listrik, pengangkutan, keuangan, dan jasa.
Hasil penelitian menunjukkan sektor pertanian merupakan sektor yang
memiliki dampak paling besar terhadap perekonomian Indonesia. Analisis
input-output Indonesia dalam skala regional baru dapat dirasakan
manfaatnya pada akhir Pelita V.

12
Subanti et al (2017) meneliti peran sektor ekonomi terhadap peningkatan
pendapatan rumah tangga pedesaan di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian
ini menggunakan pendekatan SNSE Jawa Tengah tahun 2004 yang terbagi
dalam enam sektor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor keuangan, real estate, dan
jasa berkontribusi paling besar dalam meningkatkan pendapatan rumah
tangga di pedesaan Provinsi Jawa Tengah. Sektor pertambangan, industri
pengolahan kecuali makanan, listrik, gas, dan air minum berkontribusi
paling kecil dalam meningkatka pendapatan rumah tangga pedesaan.
Hal ini menunjukkan adanya perbedaan expected income antar sektor
pedesaan dan sektor modern sehingga mendorong kemungkinan
peluang terjadinya mobilitas tenaga kerja dari desa ke kota. Expected
income yang dimaksud adalah faktor-faktor yang memengaruhi upah
yang ditawarkan di kedua sektor tersebut.

13
Horowitz & Riker (2014) meneliti komposisi nilai tambah barang dan jasa di setiap negara
melalui pelacakan perdagangan internasional untuk melihat perubahan pola perdagangan di
Brazil tahun 1995 sampai tahun 2009. Dengan menggunakan data World Input-Output
Database (WIOD).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pergeseran pola perdagangan di Brazil pada
komoditas ekspor barang-barang intermediate (barang setengah jadi) dan barang akhir pada
sektor jasa dan industri. Pergeseran ini juga menyebabkan pergeseran komoditas unggulan dan
spesialisasi Brazil pada sektor pertanian dan mineral. Terdapat juga perubahan pola
perdagangan untuk ekspor Brazil ke negara Asia Timur dan negara-negara berkembang yang
jauh dari Uni Eropa dan Amerika Serikat. Namun, perkembangan ekspor Brazil ke Asia Timur
tidak menunjukkan dampak yang signifikan untuk menstimulasi nilai tambah yang berasal dari
pasar tradisinal Brazil.

14
PENUTUP

Analisis input output berguna untuk


menyusun perencanaan pembangunan dan
berguna untuk menidentifikasi dampak dari
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai