PENDAHULUAN
yang relative tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhannya yang terbatas.
pokok-pokok variabel agregatif ekonomi makro adalah sebagai berikut: tingkat pendapatan
saving, jumlah investasi, jumlah uang yang beredar, tingkat harga-harga dipasar, tingkat
Dengan dapatnya kita memahami masalah-masalah ekonomi makro maka kita akan
Misalnya jikalau terjadi masalah pengangguran yang hebat dalam suatu perekonomian,
maka kita akan dapat memecahkan masalah pengangguran dengan menjawab pertanyaan
pengangguran? Begitu juga kalau terjadi penurunan tingkat pendapatan nasional maka kita
nasional, jikalau terjadi peningkatan pengeluaran konsumsi masyarakat secara makro dapat
agregatif dengan bantuan matematik model ekonomi makro dapat dibentuk. Karena
dapat dimengerti secara tepat. Selain matematik ilmu statistik dan ilmu-ilmu lainnya seperti
ilmu psikologi juga dapat membantu pemecahan masalah-masalah ekonomi makro. Seperti
misalnya terjadi penurunan pengeluaran konsumsi hal ini disebabkan oleh penurunan
tingkat pendapatan nasional tetapi pengeluaran konsumsi juga dipengaruhi oleh ilmu
pisikologi yaitu hasrat konsumsi seseorang semakin berkurang hasrat ini dipengaruhi oleh
faktor psikologi seseoarang itu sendiri yang berasal dari kebiasaan seseorang dalam
Secara matematik model analisis ekonomi makro dapat disederhanakan sebagai berikut
Y = C + S…………………………………………………………………………….. (1)
Y= C + I………………………………………………………………………………...(2)
Y= C + I + G…………………………………………………………………………(3)
Y= C + I + G +(x-m) …………………………………………………………………(4)
(x-m) = adalah besarnya ekspor dan impor atau selisih ekspor dan impor
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai, ekonomi makro bertujuan untuk
1. Perekonomian mencapai tingkat kesempatan kerja yang tinggi, artinya dalam suatu
menimbukan masalah sosial yang tidak diinginkan oleh masyarakat atau negara
manapun.
pembangunan nasional.
jumlah barang-barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian suatu negara.
nasional
perekonomian dari sisi ekspor dan sisi impor tidak depisit dan tidak surplus.
Pasar dalam ekonomi makro terbagi dalam empat macam pasar sebagai berikut:
3. Pasar modal
4. Pasar komoditi
Latihan:
3. Jelaskan peranan ilmu matematika dan ilmu statitistik serta ilmu lainnya dalam
A. Pendapatan Nasional
Salah satu tolak ukur dalam menentukan keberhasilan sebuah perekonomian dapat
dilihat dari jumlah pendapatan nasional yang dicapai. Pendapatan nasional terdiri dari
akuan pemilikan (claims) atas hasil-hasil produksi yang dihasilkan oleh sebuah
nasional dan pendapatan nasional tidak bisa dipisahkan karena keduanya melihat nilai
1. Metode produksi
produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan oleh semua sektor ekonomi, harga
yang dihitung adalah harga faktor –faktor produksi yang digunakan tiap proses produksi
selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Hasil perhitungannya disebut
Jenis barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu
sangat banyak seperti, komputer, televise, radio, kipas angin, mobil, Honda dll. Dan
sebagai berikut: barang primer, barang sekunder, dan tersier atau pembagian tersebut
dapat diubah menjadi barang pertanian, barang industri dan barang jasa.
bagian proses produksi misalnya untuk memproduksi motor tidak semuanya komponen-
komponen dihasilkan dalam satu perusahaan. Mesin dibuat oleh perusahaan A, Produksi
Ban oleh perusahaan B, baut dan mor oleh perusahaan C, busi dan komponen-komponen
lainnya oleh perusahaan D. kalau hal ini dilakukan dalam mengitung proses produksi
secara total maka akan terjadi perhitungan berulang-ulang (double counting). Dengan
demikian untuk memudahkan perhitungan sekali saja maka yang dihitung adalah nilai
NT = NK – NM
Jika nilai tambah disemua sector sudah diketahui, maka PDB bisa dicari dimana
besarnya PDB tersebut adalah penjumlahan total dari seluruh nilai tambah di semua
sektor
PDB = ∑NT
Untuk lebih jelasnya perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan
Tabel 2.1 Perhutungan nilai tambah pembuatan kapas hingga menjadi batik (juta
rupiah)
(NK) (NM)
Primer: Kapas 100 0 100
-pertanian
BAN
MOTOR/MOBIl/SEPEDA Rp
25.000/Kg
level petani
Jumlah 1.770 1.220 550
Penjumlahan nilai tambah yang dihasilkan sebesar 550 adalah mencerminkan
nilai produksi yang sesungguhnya disebut produksi nasional bruto(PNB) bila telah
jasa disuatu negara ada yang dimiliki oleh warga negara asing ada yang dimiliki oleh
warga negara itu sendiri. Begitu juga tempat pemanfaatan faktor produksi ada yang
Untuk itu nilai faktor produksi milik penduduk setempat yang digunakan
dinegara itu sendiri disebut NPPDN (nilai factor produksi dalam negeri).Kemudian
factor-faktor produksi milik penduduk setempat yang digunakan di luar negeri disebut
NPPLN (nilai factor produksi luar negeri). Kemudian nilai factor-faktor produksi milik
warga asing tetapi digunakan dinegara tersebut disebut NPADN (nilai factor milik
warga asing Dalam negeri) untuk lebih jelasnya hubungan NPDN = NPPLN= NPADN
sebagai berikut:
PNB =PDB-PFB
2. Metode Pendapatan
disebuah negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang diperoleh
sebagai balas jasa langsung dari perusahaan. Kalau tanah yang dijual maka pembayaran
berupa sewah dari tanah, kalau tenaga kerja yang dijual maka pembayarannya bentuk
upah atau gaji, kalau modal yang dipinjamkan maka bunga yang diterima, kalau skill
yang dijual pada sektor perusahaan maka yang diterima adalah laba kewiraswastaan
tersebut. menurut metode pendapatan semua balas jasa yang diterima oleh sektor rumah
Tabel 2.1 Contoh perhintungan pendapatan nasional dengan menggunakan metode pendapatan
Sewa Rp 200
Bunga modal Rp 50
Dalam praktekya sesorang bisa saja bekerja secara sendiri oleh karena itu orang
yang bekerja secara sendiri semua pendapatannnya yang diterima dalam jangka waktu
tertentu tidak peduli apakah orang tersebut memberikan kontribusi bekerja atau tidak
disebut pendapatan perorangan (personal income). Dan juga tidak semua pendapatan
perorangan tersebut di konsumsi semua sebagian dibayar pajak kepada pemerintah untuk
pembangunan nasional oleh karena itu pendapatan perorangan tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut
( Y d = Y – Tx)
Tx = Pajak
S = Saving
3. Metode Pengeluaran
dihitung seluruhnya baik pengeluaran oleh sector rumah tangga (c), pengeluaran
perusahaan (I), pengeluaran konsumsi pemerintah (G) dan Ekspor bersih (X-M) yang
dihitung disini adalah nilai pengeluaran total yang dibeli oleh sector RTP, RTK, G, (X-
PNBp = C + I + G + (X-M)
PNN = PNBp - D
oleh berbagai sektor ekonomi suatu negara selama periode tertentu haruslah sama
barang-barang yang dihasilkan pada tahun yang bersangkutan tetapi dalam kenyataannya
tidak akan sama karena ada pengaruh pajak, subsidi dan penyusutan oleh karena itu
besarnya pendapatan nasional bersih (PNB) adalah besarnya pendapatan nasioanl bersih
atas faktor produksi setelah dikurangi dengan pajak dapat di lihat pada formula berikut
ini
PNBf = PNBp - D
B. Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu kegunaan penting dari data pendapatan nasional adalah untuk
menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara dari tahun ke
tahun. Dengan mengamati tingkat pertumbuhan ekonomi yang tercapai dari tahun ke
tahun dapatlah dinilai prestasi dan kesuksesan negara tersebut dalam mengendalikan
kegiatan ekonominya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. perbandingan
tingkat pertumbuhan ekonomi sutau negara dapat juga melihat tingkat perkembangan
ekonomi antara negara yang satu dengan negara yang lain dalam prestasi ekonomi.
G= x 100 %
PN-rill0
harus dilakukan secara dua tahap, (1) menghitung pendapatan nasional riil dengan
mendeflasikan pendapatan nasional pada harga masa kini, dan (ii) mengitung tingkat
sebagai berikut:
100
HIi
Dimana PNriili adalah pendapatan nasional riil tahun I, HIi adalah indeks harga
atau pendeflasi pendapatan nasional (GNP deplator) dan PN masa kini I adalah
Sebagai contoh pada tahun 2008 pendapatan nasional riil aadalah Rp120,2 triliun,
sedangkan pada tahun 2009 nilainya meningkat menjadi Rp128,2 triliun. Dengan
demikian tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara dalam satu tahun
sebagai berikut.
G= x 100 %
PN-rill0
120,2
Pada contoh yang kedua kita akan menggunakan pemisalan berikut, pada tahun
2009 PDB menurut harga berlaku bernilai Rp198,5 triliun pada tahun 2009 PDB
menjadi 225,7 triliun. Indeks harga tahun 2008 adalah 152 dan tahun 2009 adalah 160
dengan demikian terlebih dahulu harus dihitung pendapatan nasional riil tahun 2009
sebagai berikut.
152
160
Nilai Rp 214,4 triliun tersebut adalah nilai PDB tahun 2009 yang dihitung
berdasarkan harga-harga yang berlaku pada tahun 2008. Dengan demikian sekarang
kita telah dapat menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 sebagai
berikut
214,4 – 198,5
G= x 100% = 8.0 %
198,5
% %
2002 7,91 2005 8,53
% %
2002 5,09 2005 6,57
Faktor penyebab tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau lebih tinggi dari
membaiknya iklim investasi di Riau khususnya sektor pertanian dan perkebunan. Dan
Latihan:
BAB III
Dalam perekonomian tertutup sederhana, perekonomian dapat kita kenal pada dua
macam istilah adalah perekonomian yang belum mengenal tabungan artinya dalam
sauatu tingkat perekonomian seluruh pendapatan yang diterima oleh sector rumah
sudah mengenal tabungan seluruh pendapatan yang diterima oleh sector RTK tidak
dari sector rumah tangga (RTK) dan sector rumah tangga perusahaan (RTP)
perekonomian ini dapat pula disebut corak perekonomian yang belum mengenal
2. aliran pendapatan
RTK RTP
3. Aliran konsumsi
Dalam gambar 3.1 dapat dijelaskan pada aliran (1) RTK menjual faktor produksi
berupa tanah, tenaga kerja, modal dan skill kepada sector RTP disebut aliran faktor-faktor
produksi Aliran (2) RTP membayar jasa kepada RTK kalau tanah akan dibayar dalam
bentuk sewa tanah, kalau tenaga kerja dibayar dengan upah/gaji, kalau modal dibayar
dengan bunga modal, kalau skill dibayar dengan laba kewiraswataan dengan demikian
aliran ini disebut dengan aliran pendapatan bagi sector RTK. (3) RTK mengeluarkan
sejumlah pendapatannya untuk di konsumsi kepada sector RTP dan sebagian di Saving
pada lembaga keuangan. (4) RTP menjual barang-barang dan jasa-jasa dari hasil
produksinya
Sebagai langkah pertama, kita ambil suatu perekonomian yang palin sederhana untuk
kita analisis, yaitu perekonomian tertutup disini adalah perekonomian yang tidak mengenal
hubungan ekonomi dengan negara lain. Dan sederhana disini juga artinya sebuah
perekonomian yang belum mengenal transaksi oleh pemerintah baik transaksi berupa pajak,
Dalam perekonomian ini pengeluaran masyarakat seluruhnya pada tiap tahunnya, atau
pada tiap satuan waktunya, akan terdiri dari pnegeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan
sederhana terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi dan pengeluaran untuk saving,
Y = C + I……………………………………………………………………………..(1)
Y = C + S……………………………………………………………………………..(2)
Berikut ini akan dijelaskan hubungan pendapatan nasional dengan tabungan saving.
C. Fungsi Konsumsi
Pengeluaran konsumsi dalam literature disebutkan pengeluaran konsumsi yang bukan
tangga.
C = a + by………………………………………………………………………….(3)
Dimana:
C = besarnya consumsi
MPC =AC/AY……………………………………………………………………(4)
perubahan pendapatan, nilai MPC ini lebih kecil daripada satu akan tetapi lebih besar dari
setengah. Akan tetapi nilai MPC adalah positif. Nilai MPC yang lebih besar dari setengah
Kemudian kalau ada hasrat marginal mengkonsumsi ada pula istilahnya hasrat rata-
rata mengkonsumsi yang disingkat dengan APC ( average propensity to consume) yaitu
besarnya rata-rata mengkonsumsi akibat besarnya rata-rata pendapatan hal ini dapat ditulis
dalam notasi
APC = C/Y……………………………………………………………………….(5)
Nilai MPC dan MPS = 1 atau 1-MPC dan 1-MPS hal ini dapat dibuktikan dengan
Y=C+S
AY = AC + AS
AY = AC + AS
AY AY
1 = MPC + MPS
C Y=C
C = a + by
D. Fungsi Saving
tergantung pada besarnya pendapatan. fungsi saving dapat ditulis dalam notasi
S = Y - C………………………………………………………………………(6)
Pada konsumsi ada MPC maka pada saving ada juga MPS (marginal propensity to
save) hasrat untuk menabung ditandai dengan besarnya perubahan pendapatan atau ditulis
dengan MPS = AS/AY dan kalau pada konsumsi ada istilah APC maka pada saving ada
pula yang namanya APS adalah (average propensity to save) APS = C/Y sehingga untuk
menemukan fungsi saving dengan mensibtusikan persamaan (6) dengan persamaan (3)
menjadi
S = Y - C………………………………………………………………………..(6)
C = a + by ……………………………………………………………………….(3)
Menjadi
S = Y -C
= Y – ( a + by)
= (1 – b) y – a
S = (1 –b) y – a…………………………………………………………………..(7)
Secara grafik fungsi saving seperti berikut
S = (1-b) y-a
Contoh soal:
Carilah:
Jawab
1) Y=C
Y = 200 + 0,75Y
Y - 0,75Y – 200 = 0
0,25Y = 200
Y = 200/0,25
mengenal; tabungan
2) C1 = 200 + 0,75Y
KUNSUMSI Domestik 200 jt butuh segala barang nah kita lihat lakukan impor ?
Kebutuhan domestik terhadap telur ayam menjelang lebaran 200 ton, terpenuhi 300
ton ada lebih 100 ton yang ton kita jual atau ekspor ke berbagai daerah/negara
lakukan M I G X
C2 = 200 + 0,75Y
= 200 + 0,75 (1000)
= 200 + 450
= 950
APC1 = C/Y
APC2 = C2/Y2
4) Y=C
A C = 200 + 0,75 Y
S = Y-C
5) S = (1 – b ) Y – a
= ( 1 – 0,75) Y – 200
= 0,25Y -200
6) S1 = 0,25 Y -200
= 150 - 200
= -50
S2 = 0,25 Y -200
= 250 - 200
= 50
7)
S = 0,25 Y -200
Y
sederhana ada dua cara yaitu dengan melihat bantuan tabel dan grafik atau persamaan
matematik.
C + S = C + I………………………………………………………………… (8)
Y =C + I
Y=C + I
= a + by + I
Y – by = a + I
(1-b) Y = a + I
Y= 1 ( a + I)……………………………………………………….(9)
1- b
1 - MPC
Contoh soal
Miliar rupiah. Dari informasi yang ada, berapakah besar pendapatan nasional ekulibrium
Jawab
Y = 1 (a+I)
1 - MPC
= 1 ( 20 + 10 )
1- 0,75
= 4 x 30
Y = C + I
= 20 + 0,75 Y + 10
= 30 + 0,75 Y
(1- 0,75)Y = 30
Y = 30/0,25
S = I
- 20 + 0,75 Y = 10
0,75Y = 10 + 20
Y = 30/0,25
Latihan
1. Defenisi Konsumsi
2. Defenisi Saving
3. Hubungan antara konsumsi, saving dengan pendapatan nasional
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah MPC, APC
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah MPS, APS
6. Diketahui FC = 40 +0,8Y, besarnya investasi adalah 20 miliar rupiah tentukan
keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup sederhana
dan gambarkan grafiknya
BAB IV
Dalam bagian ini kita uraikan mekanisme penentuan tingkat pendapatan nasional dalam
perekonomian tertutup sederhana di mana kita gunakan kebijakan fiscal dengan sistem
perpajakan yang sederhana , yaitu system perpajakan di mana besar kecilnya pajak di tentukan
oleh salah satu atau beberapa variable yang kita perhatikan dalam analisis. Yang di maksud
system perpajakan yang sederhana adalah system perpajakan dimana pajak sepenuhya
4.1. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Saving Dengan Adanya Tindakan Fiscal Pemerintah
Dalam perekonomian tertutup sederhana tanpa adanya kebijakan fiscal masyarakat untuk
konsumsi tergantung pada besar kecilnya pendapatan nasional. Besar kecilnya saving juga
tergantung pada pendapatn nasional. Terhadap pernyataan tersebut kita harus menengahkan yang
dimaksud pendapatan dalam pengertian sebagai earning atau dengan istilah lain sebagai earned
income yaitu jumlah pendapatan yang diterima anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu
sebagai balas jasa atas factor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta membentuk
produk nasional.
secara langsung ditentukan besar kecilnya pendapatn nasional sebagai earning tetapi tinggi
rendahnya pendapatan yang siap untuk dibelanjakan bias juga disebut disposable income.
Disposable ini besarnya sama dengan besarnya pendapatan sebagai earning ditambah besarnya
Yd = Y + Tr – Tx ………………………………………….………………(4.1.1)
Dengan mengetahui bahwa konsumsi masyarakat dalam analisis kita sekarang tidak
tergantung pada besarnya pendapatan nasional sebagai earning melainkan tergantungf pada
basarnya disposable income maka fungsi konsumsi yang berlaku tanpa adanya tindakan fiscal
pemerintah yang diasumsikan mempunyai persamaan C = a + cY tidak lagi dapat digunakan.
C = a +cY……………………………………………………………………(4.1.2)
dimana
Yd = Y + Tr – Tx
Sedangkan fungsi saving dapat kita temukan dengan cara sebagai berikut:
S = Yd – C = Yd – (a + cYd)
= Yd – a – c Yd
= (1- c) Yd – a
Jadi,
S = (1 – c) Yd – a ……………………………..……………………………(4.1.3)
Mengingat bahwa :
Yd = Y + Tr – Tx
maka :
C = a + c (Y + Tr _Tx)…………….………………………………………(4.1.4)
atau :
atau :
S = (1 – c) Y + (1 – c) Tr – (1 – c) Tx – a ………………………………(4.1.7)
Bila S menunjukan tingginya marginal propensity to save, maka rumus (4.,1.7) dapat di
perpendek menjadi:
S = sY + s Tr – sTx – a ……………………………………………………(4.1.8)
Contoh 6.1.1
Diketahuai :
b) Transfer Pemerintah Tr = 40 M
c) Pajak Tx = 20 M
Soal :
a) Carilah dan gambarlah fungsi konsumsi sebelum adanya transfer pemerintah dan sebelum
pajak ?
b) Caarilah dan gambarkan fungsi konsumsi sesudah adanya transfer pemerintah akan tetapi
sebelum adanya !
c) Carilah dan gambarkan fungsi konsumsi sesudah adanya pajak, tetapi sebelum adanya
transfe rpemerintah!
d) Carilah dan gambarkan fungsi konsumsi sesudah adanya transfer pemerintah dan pajak!
e) Carilah dan gambarkan fungsi saving sesudah adanya transfer pemerintah dan pajak!
Jawab:
C = 0,75 Yd + 20
C = 0,75 (Y + Tr – Tx) + 20
C = 0,75 (Y + 0 – 0) + 20
C = 0,75 Y + 20M
C = 0,75 (Y + 40 – 0) + 20
C = 0,75 Y + 30 – 0 + 20
C = 0,75 Y + 50M
C = 0,75 (Y + 0 – 20) + 20
C = o,75 Y + 0 – 15 + 20
C = 0,75 Y + 5M
C = 0,75 (Y + 40 – 20) + 20
C = o,75 Y + 15 + 20
C = 0,75 Y + 35M
S = (1 – c)(Y + Tr – Tx) – a
S = (1 – o,75)(Y + 40 – 20) – 20
S = 0,25 (Y +20) – 20
S = 0,25 Y – 15M
4.2. Perubahan Jumlah Konsumsi dan Jumlah Saving Sebagai Akibat daripada Perubahan
Jumlah konsumsi dan jumlah saving pada tingkat pendapatan nasional yang sama akan
berubah pula dengan berubahnya jumlah pajak dan transfer pemerintah tersebut.
a. Perubahan Jumlah Konsumsi pada Tingkat Pendapatan yang Sama Sebagai Akibat
berubahnya Pajak
∆C) sebagai akibat dari berubahnya pajak sebesar ∆Tx dari semula sebesar Tx menjadi
C + ∆C = a + c [ Y + Tr – (Tx + ∆Tx)]
C + ∆C = a + c ( Y + Tr - Tx) – c∆ TX
C + ∆C = C – c∆ Tx
∆C = - c∆ Tx ……………………………………………………....(4.2.1)
b. Perubahan Saving Pada Tingkat Pendapatan Yang Sama Sebagai Akibat Berubahnya
Pajak
Bila pajak berubah dari Tx menjadi (Tx + ∆ Tx) menyebabkan jumlah saving
S + ∆S = (1 – c) [Y + Tr – (Tx + ∆Tx)] – a
S + ∆S = (1 – c) (Y + Tr – Tx - ∆Tx) – a
S + ∆S = S + (1 – c)(- ∆Tx)
∆S = (1 – C)(- Tx)……………………………………………….(.4.2.2)
c. Perubahan Jumlah konsumsi Pada Tingkat Pendapatan Yang Sama Sebagai Akibat
Bila cara di atas kita terapkan pada perumusan (6.1.5)untuk menghitung besarnya
pemerintah adalah:
∆C = c∆ T…………………………………………………………..(4.2.3)
d. Perubahan Jumlah Saving pada Tingkat Pendapatan yang Sama sebagai Akibat Dari
Bila cara diatas kita terapkan pada (6.1.6) maka untuk menghitung besarnya
perubahan saving sebagai akibat dari perubahan jumlah transfer pemerintah adalah:
∆S = (1 – c)∆ Tr……...……………………………………………(4.2.4)
e. Perubahan jumlah Konsumsi Pada Tingkat Pendapatan Yang Sama Sebagai Akibat
∆C = c ∆ Tr - c ∆ Tx
∆C = c (∆ Tr - ∆ Tx)…………………………………………….(4.2.5)
f. Perubahan Saving Pada Tingkat Pendapatan Yang Sama Sebagai Akibat dari Berubahnya
Dengan menggunakan rumus (4.2.2.) dan (4.2.3) dapat kiata lihat pengaruh
perubahan pajak dan perubahan transfer pemerintah terhadap jumlah saving simultan:
∆S = ∆STr + ∆STx
∆S = (1 – c)(∆Tr - ∆Tx……………………………………………(4.3.5)
Terhadap rumus tersebut perlu kita tahu bahwa yang dimaksud perubahan disini adalah
perubahan saving dan konsumsi secara langsung ditimbulkan oleh perubahan pajak atau transfer
pemerintah. Perubahan jumlah konsumsi ekuilibirium dan saving ekilibirium dari tingkat
pendapatan nasional ekuilibirium yang baru sebagai akibat daripada perubahan pajak ,perubahan
Contoh : 4.2.1
Diketahui :
a) Fungsi konsumsi C = 0,75 Yd + 20M
c) Pajak Tx =20M
Soal:
a) Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sebelum adanya transfer pemerintah dan
b) Carilah jumlah konsumsi dan saving sesudah adanya transfer pemerintah akan tetapi
c) Carilah jumlah konsumsi dan jumlah saving sesudah adanya pajak tapi belum ada transfer
d) Carilah jumlah konsumsi dan transfer pemerintah dan sesudah adanya pajak pada tingkat
Jawab:
Y = 100 Tr = 0 Tx = 0
Konsumsi : C = 0,75 Y + 20
= 0,75 (100 + 0 – 0) + 20
= 95 M per tahun
Saving =Y–C
= (100 + 0 – 0) – 95
= 5 M per tahun
b) Jumlah konsumsi dan saving pada
Y = 100 Tr = 40 dan Tx = 0
Konsumsi:
C¹ = Cₒ + ∆C = Cₒ + c ∆Tr
= 95 + 0,75 × 40
Saving :
S¹ = Sₒ + ∆S = Sₒ + (1 – c) ∆Tr
= 5 + (1 – 0,75) × 40
= 15 M per tahun
Y = 100, T r = 0 dan Tx = 20
Konsumsi :
C¹ = Cₒ + ∆C = Cₒ - c ∆Tx
= 95 – 0,75 × 20
= 80 M per tahun
Saving :
Sˡ = Sₒ + ∆S = Sₒ + (1 – c) - ∆Tx
= 5 + (1 – 0,75)(- 20)
= 0 per tahun
d) Jumlah konsumsi dan saving sesudah adanya transfer pemerintah dan pajak
Konsumsi :
Cˡ = Cₒ + ∆C = Cₒ + c (∆Tr - ∆Tx)
Saving :
= 5 + (1 – 0,75)(40 - 20)
= 10 m per tahun
Dalam perekonomian ini tanpa adanya kebijakan fiscal seperti yang telah di uraikan
Dalam perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiscal, kita telah mengetahui bahwa
yang merupakan sumber daripada pendapatn nasional adalah pengeluaran masyarakat untuk
berupa government expenditure. Untuk dapat bagian dari produk nasional, baik masyarakat
konsumen, badan – badan swasta maupun badan pemerintahharus mengeluarkan uang sebagai
pembayaranya, maka dari segi sumbernya , dalam perekonomian ini dengan adanya tindakan
Dari pendapatan ini, oleh penerima pendapatan sebagian dipergunakan untuk membayar
pajak kepada pemerintah. Tetapi sebaliknya kepada badan – badan tertentu pemerintah
membayar uanag tanpa mengharapkan balas jasa. Transaksi yang di sebut transfer pemerintah
atau pengeluarn pemerintah. Pendapatn yang sudah siap di pakai dan untuk saving ini yang di
sebut dengan disposable income. Jadi besarnya disposable income sama dengan besarnya
pendapatn nasional dan di tambah dengan besarnya transfer pemerintah dan dikurangi pajak.
Yd = Y + Tr – Tx……………………………………………………………(4.1.1)
Y = Yd –Tr + Tx ……………………………………………………………(4.3.2)
Mengingat bahwa disposable income tersebut yang digunakan untuk konsumsi dan sisanya
Yd = C + S………………………………………………………………..…(4.3.3)
a. Y = C + I + G …………….…………………………………………...(4.3.1)
b. Y = Yd – Tr + Tx ………………………………………………………(4.3.2)
c. Yd = C + S ……………………………………………………………..(4.3.3)
Maka :
C + I + G = Yd – Tr + Tx
C + I + G = C + S – Tr + Tx
Berarti :
I + G + Tr = S +Tx ………………………………………………….........(4.3.4)
Gambar 6.3.1 memberikan gambaran hubungan diantara variable – variable. Kita dapat
G+I+C=Y
a. Y = (Y – Tx) + Tr
b. (Y – Tx) + Tr = Yd
Yd = Tr + (Y – Tx) = C + S
Untuk ekuilibrium pendapatan nasional, Y dari waktu ke waktu harus sama besarnya, dan
untuk ini diperlukan jumlah I + G + Tr = S + Tx, sebab dengan terpenuhinya kesamaan ini,
maka C dalam kolom I akan sama dengan C pada kolom IV. Oleh karena dengan Tr dan Tx yang
tidak berubah dikarenakan sifatnya autonomous maka sepenuhnya C ditentukan oleh Y. Dengan
samanya C pada kolom I dan C pada kolom IV, maka Y akan juga sama dari periode yang satu ke
periode berikutnya.
nasional, syarat terpenuhinya kesamaan S = I tidak berlaku lagi.meski S tidak sama dengan I
asalkan S + Tx sama dengan I + G +Tr, maka pendapatan nasional aka nada dalam keadaan
ekuilibrium.
Perbedaan positif antara saving dengan investasi ada yang menyebutnya dengan istilah
hoarding sedangkan perbedaan negative antara saving dengan investasi disebut dishoarding.
Negara dalam keadaan deficit (Tx < G + Tr) ataupun dalam keadaan surplus (Tx > G + Tr).
Pengertian lain yang menuntut perhatian khusus ialah pengertian “balanced budged
multiplier”. Istilah yang di maksud adalah kesamaan ∆G dan ∆Tx, dan bukan kesamaan Tx yang
Cara pertama :
Y = C + I + G ………………………….…………………………………(4.3.1)
C = a + c Yd ……………………………………….……………………..(4.1.2)
Yd = Y + Tr – Tx ……………………………………………….………….(4.1.1)
Maka :
Y=C+I+G
= a + cYd + I + G
= a + c (Y + Tr - Tx) + I + G
= a + cY + cTr – cTx + I + G
Y – cY = a + cTr – cTx + I + G
(1 – c) Y = a + cTr – cTx + I + G
Y
Cara kedua :
S + Tr = G + Tr + I
Yd – C + Tx = G + Tr + I
Yd – ( a + cYd ) + Tx = Tr + G + I
(Y + Tr – Tx) – [a +c (Y + Tr - Tx)] + Tx = G + Tr + I
Y + Tr – Tx – a – cY – cTr + cTx + Tx = G + Tr + I
Y – cY = - Tr + Tx + a + cTr – cTx – Tx + G + Tr + I
Contoh 6.4.1
Diketahui :
b) Investasi : I = 40 M
c) Pajak : Tx = 20 M
d) Konsumsi pemerintah G = 60 M
e) Transfer pemerintah Tr = 40 M
Soal :
Jawab :
= 4 × (20 – 15 + 30 + 60 + 40)
= 540
C = 0,75 Yd + 20
= 0,75 (560) + 20
= 440
S = Yd – C
= 120
Kesimpilan :
a) Besarnya pendapatn nasional ekuilibrium = 540 M
Pencocokan :
S + Tx = I + G + Tr
120 + 20 = 40 + 60 + 40
140 = 140
tindakan fiscal, kita hanya mengenal satu macam angka pengganda yaitu angka pengganda
investasi, yang biasa disebut investment multiplier. Akan tetapi dalam perekonomian ini kita
mengenal lima macam angka pengganda plus satu angka pengganda konsumsi.
Pasar Barang atau Commodity market –nya saja investasi biasa diperlukan sebagai
variable” maka kita cukup mengetahui factor apa saja yang menyebabkan
sekaligus berarti kita perlu mengetahui hal ikhwal daripada “fungsi investasi”.
bermunculan.
k¹ = ∆Y / ∆I = …………………………………………(6.5.1)
dimana:
apabila investasi berubah dari sebesar I per tahun menjadi sebesar (I + ∆I)
nasional ekuilibrium dari semula setinggi Y per tahun berubah menjadi (Y - ∆Y)
Y= ……………………………(6.4.1)
Y = ∆Y =
Y = ∆Y =
∆Y =
∆Y / ∆I =
k¹ = ∆Y / ∆I =
pendapatan nasional ekuilibrium tersebut, oleh karena kita ketahui konsumsi adalah
+ cYd, dengan berubahnya nilai “a” atau “c” akan mengakibatkan pendapatan
perubahan nilai “a” sajalah yang dapat kita jumpai hubunganya yang tetap dengan
perubahan tingkat pendapatan nasional yang diakibatkan oleh adanya perubahan nilai
pendapatan nasional yang diakibatknan tidak pasti sifatnya, sebab sangat tergantung
pada besarnya jumlah pengeluarn konsumsi pada tinkat pendapatan sebesar nol
(yaiutu yang dimaksud disini : nilai daripada “a”), besarnya investasi, besarnya
pada pajak. Dengan demikian kita hanya dapat mempersoalkan multiplier daripada
tingkat pendapatn nasional , dimana yang dimaksud dengan “a” ialah besarnya
konsumsi pada tingkat disposable income sebesar nol. Angka pengganda inilah yang
Formula :
Kc = ∆Y / ∆a =
Cara menurunkan:
Apabila fungsi konsumsi bergeser dengan jumlahpengeluarn jumlah konsumsi
pada tingkat disposable income sebesar nol berubah dari semula sebesar “a” menjadi
Y= ………………………………….(6.4.1)
Y + ∆Y =
Y + ∆Y =
∆Y =
∆Y / ∆a =
Kc = ∆Y / ∆a =
Formula :
Kg = ∆Y / ∆G = ……………………………………….(6.5.3)
periode, maka:
Y= …………………………………….(6.4.1)
Y = ∆Y =
Y = ∆Y =
∆Y = ∆Y/∆G =
Kg = ∆Y / ∆G =
Formula :
Cara menurunkannya :
Apbila jumlah pemerintah per periode berubah dari semula sebesar Tr menjadi
∆Y), maka :
Y= ………………………………………….(6.4.1)
akan menjadi:
Y + ∆Y =
Y + ∆Y =
∆Y =
∆Y / ∆Tr =
Ktr = ∆Y / ∆Tr =
Seperti halnya dengan variable - variable lainya, perubahn jumlah pajak yang
mempunyai tanda negative. Berarti bahwa bertambahnya junlah pajak yang dipungut
Negatifnya angka penggganda pajak karena pajak diperbesar, maka pada tingkat
pendapatan nasional. Dan begitu juga sebaliknya,akibat dari berkurangnya pajak yang
bertambah besar.
Formula :
Y= …………………………………………..(6.4.1)
pemerintah :
Y + ∆Y =
Y + ∆Y =
Y + ∆Y =
∆Y =
∆Y / ∆Tx =
Ktx = ∆Y / ∆Tx =
pungutan pajak dengan jumlah yang sama tidak mempunyai pengaruh terhadap
expeniture” yang disertai pengurangn pajak dengan jumlah yang sama juga tidak
berpengaruh terhadap tingkat pendapatn nasional. Tetapi anggapan seperti itu salah,
perubahan pajakdengan jumlah yang sama, besarny tidaklah sama dengan nol
expenditure yang dibarengi berubahnya pajak dengan jumlah yang sama untuk
menentukan perubahan tingkat pendapatn nasional yang terjadi ini yang disebut
“balanced budget multiplier” atau angka pengganda anggaran belanja yang sama.
Formula :
Kb = …………………………………………(6.5.6)
Cara 1 :
menjadi (G + ∆G) per tahun disertai dengan berubahnya pajak dari T menjadi (Tx +
∆G) per tahun (yaitu dengan ∆Tx = ∆G maka Tx + ∆Tx = Tx - ∆G), mengakibatkan
berubahnya tingkat pendapatn nasional dari semula setinggi Y per tahun berubah
menjadi (Y + ∆Y) per tahun maka kita dapat persamaan sebagai berikut :
pajak:
Y= ………………………………………….(6.4.1)
Sesudah adanya perubahn pengeluaran konsumsi pemerintah dan pajak :
Y + ∆Y =
Maka :
Y + ∆Y =
Y + ∆Y =
Y + ∆Y =
∆Y =
∆Y / ∆G =
Kb =
Cara ke 2 :
Kb = Kb + Ktx =
=
Ini berarti :
Kb = 1
Contoh 6.5.1
Diketahui :
a. Investasi I = 50 M
b. Konsumsi pemrintah G = 60
c. Transfer pemerintah Tr = 60
d. Pajak Tx = 40
3) Fungsi konsumsi
Soal:
Jawab :
= 540
C ¹ = 0,75 Yd + 20 M
= 0,76 × 560 + 20
= 440
S¹ = Yd – C
= 120
K¹ =
Kg =
Ktr =
Ktx =
Besarnya perubahan – perubahan I,G,Tr dan Tx.
∆I = 50 – 40 = +10
∆G = 60 – 60 = 0
∆Tr = 60 – 40 = +20
∆Tx = 40 – 20 = +20
= 580
Besarnya konsumsi :
= 470
Besarnya savung :
S¹ + MPS.∆Yd S¹ = 120
= 130
Kesimpulan :
a) Besarnya pendapatn nasional periode sesudah tahun 1971 = 580 M per tahun.
Pencocokan :
S + Tx = I + G + Tr
130 + 40 = 50 + 60 + 60
170 = 170
Tingkat pendapatn nasional yang biasa dianggap sebagai tingkat pendapatn nasional yang
ideal bagi sustu perekonomian ialah tingkat pendapatan pada tingkat full employment. Bila dalam
Contoh :
Soal :
employment ?
dengan jumlah yang sama, berapakah government expenditure dan pajak masing-
Jawab :
= 540
Untuk mencapai ekuilibrium pada tingkat full employment, pendapatn nasional perlu
Y¹ + ∆Y = Qm
540 + ∆Y = 600
∆Y = 600 – 540
∆Y = + 60
Untuk menaikan pendapatn nasional sebesar 60 M kita dapat memilih salah satu diantara
Ktr . ∆Tr = 60
= 60
3 ∆Tr = 60
∆Tr = 20
Kg . ∆G = 60
4 ∆G = 60
∆G = 15
Ktr .∆Tx = 60
- 3 ∆Tx = 60
∆Tx = - 20
Kg . ∆G = 60
1 × ∆G = 60
∆G = 60 = ∆Tx.
Kesimpulan :
Agar pendapatan nasional tercapai pada tingkat full employment, pemerintah dapat
tahunnya.
75 M per tahun.
d) Konsumsi pemerintah diperbesar dengan 60M dan pada waktu yang sama pajak
semula sebesar 60 M per tahun menjadi 120 M per tahun dan pajak yang semula 20
INDONESIA
akuntansi. Dengan teknik akuntansi dapat dikolom – kolomkan kedalam transaksi kredit dan
transaksi debet. Dari segi akuntansi neraca pembayaran harus senantiasa harus seimbang, dalam
arti bahwa jumlah transaksi debet nilainya sama dengan jumlah seluruh nilai transaksi kreditnya.
Transaksi Debit
Negara NPI untuk membayar kepada penduduk Negara lain atau mengakibatkan berkurang hak
penduduk Negara NPI untuk menerima pembayaran dari penduduk Negara lain.
Transaksi Kredit
Terjadi bila sebuah transaksi menciptakan bertambahnya hak bagi penduduk Negara NPI
untuk menerima pembayaran dari penduduk Negara lain atau mengakibatkan berkurangnya
a) Ekspor f.o.b.
F.o.b adalah “free on board”. Ekspor f.o.b ialah harga barang yang di ekspor
sampai dikapal pada pelabuhan Negara pengekspor. Apabila terhadap ekspor ini kita
Negara pengimpor dan biaya asuransi maka nilai ekspor yang kita catat pada NPI adalah
lain:
produsen – produsen barang ekspor dengan harga ekspor f.o.b yang sama
b) Impor f. o.b.
Nilai impor ini menunjukkan jumlah nilai barang – barang yang kita impor dalam
tahun NPI yang dinyatakan dalam harga barang – barang tersebut sampai dikapal
lain:
c) Jasa – jasa
Transaksi impor dan ekspor jasa – jasa disebut “invisible trade transactions”.
d) Pendapatan Modal
Pendapatan modal mempunyai makna bahwa nilai total modal asing , yang
kredit jangka panjang dan kredit jangka pendek. Negara yang mempunyai saldo debit
Sementara ahli ekonomi percaya ststus Negara sebagai Negara debitur atau
kreditur tidak tetap, akan tetapi berubah. Dan apabila kalau kita lihat status
e) Neraca Investasi
Pos ini mencakup semua transaksi penanaman modal luar negeri, dimana dari
bentuk bunga, laba atau deviden.apabila neraca investasi mempunyai saldo debit
dikatakan adanya aliran modal keluar atau “capital outflow”. Apabila saldo investasi
bertanda plus atau kredit, dikatakan terjadi aliran modal masuk atau “capital inflow”.
f) Sector Moneter
Sector moneter mencatat perubahan – perubahan yang terjadi pada likuiditas luar
negeri perekonomian Negara bersangkutan. Dengan perkataan lain, pos – pos pada
Untuk neraca moneter hanya beberapa bulan atau tahun saja bisa terus menerus
Istilah asing untuk pos ini adalah pos “Errors and Omissions”. Dari segi akuntansi
neraca pembayaran luar negeri suatu Negara senantiasa harus seimbang. Tetapi
sampai saat ini belum ada Negara didunia yang administrasinya cukup baik untuk
yang dipergunakan untuk menyusun sebuah NPI. Selisih antara debit dan kredit yang
berhasil tercatat dengan sendirinya merupakan angka saldo transaksi yang tidak
berhasil dicatat, entah disebabkan karena kesalahan ataupun khilaf. Saldo inilah yang
Dalam negeri
sifat satu arah, namun kalau kita pandang transaksi neraca pembayaran tersebut sebagai
kelompok – kelompok transaki dan variable ekonomi dalam negeri juga dalam bentuk
kelompok, maka dapat dikatakan bahwa hubungan kausal antara neraca pembayaran
internasional suatu Negara dengan perekonomian dalam negerinya mempunyai sifat
timbal balik.
Untuk saluran no. 3 lebih lanjut, perlu ditambah bahwa paling sedikit dua jalan neraca
salah satu factor yang menentukan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian
yang bersangkutan.
BAB VI
PEREKONOMIAN TERBUKA
Y = C + I + X – M ……………………………………………….(8.1.1)
X = nilai ekspor
M = nilai impor
Oleh karena
Y=C+S
Maka :
C+S=C+I+X–M
S + M = I + X …………………………………………………….(8..1.2)
(I + X). Saving tida harus lagi sama denga investasi. Demikian pula nilai ekspor tidak perlu sama
dengan nilai impor. Perekonomian yang tengah memiliki neraca perdagangan yang positif , yaitu
neraca perdagangan dimana X > M, akan mencapai keadaan ekuilibrium justru dimana I < S
Dalam model ini pengeluaran investasi dan ekspor kedua – duanya diperlakukan sebagi
variabelyang eksogen, sedangkan S dan M masing – masing di perlakukan sebagai variable yang
S = Sₒ + Sy ………………………………………………………(8.1.3)
M = Mₒ + mY …………………………………………………....(8.1.4)
Dimana :
S disini menggantikan (1 - c)
Dengan memasukkan (8.1.3) dan (8.1.3) kedalam persamaan ekuilibrium (8.1.2) kita
temukan :
Sₒ + sY + Mₒ + mY = I + X
sY + mY = I + X – Sₒ – Mₒ
(s + m) Y = I + X – Sₒ – Mₒ
Y= ……………………………………(8.1.5)
Contoh 8.1.1 :
Diket :
Ekspor X = 100
Hitunglah besarnya :
c) Impor ekuilibrium
d) Konsumsi ekuilibrium
Jawab :
a) Pendapatan nasional
Y=
Y=
= 800
b) Saving
= 200
c) Impor
M = 20 + 0,2 Y
= 20 + 0,2 × 800
= 20 + 160
= 180
d) Konsumsi
Y=C+I+X–M
C = 800 – 200
= 600
Pencocokan :
S+M=I+X
380 = 380
e) neraca perdagangan
X = 100, M = 180
ini berarti bahwa neraca perdagangan berada dalam keadaan pasif dengan impor
Istilah lain untuk neraca perdaganagan yang pasif ialah neraca perdaganagn yang
perdagangan yang memiliki ekspor disebut neraca perdagangan yang aktif, yang pasif
angka pengganda perdagangan luar negeri atau foreign trade multiplier. Cara menurunkan
Y= ……………………………………………………(8.1.5)
Y + ∆Y =
Y + ∆Y =
∆Y = Y – Y +
∆Y =
…………………………………………..(8.2.1)
Dimana Kfx merupakan symbol untuk angka pengganda ekspor. Dengan cara yang sama dapat
kita temukan :
a) Angka pengganda investasi untuk perekonomian terbuka:
……………………………………..(8.2.2)
Kfs o = …………………………………………(8.2.3)
Kfm o = …………………………………………(8.2.4)
satu rupiah akan sama dengan perubahan pendapatan nasional yang ditimbulkan oleh
bertambahnya ekspor sebesar satu rupiah. Selanjutnya dapat pula dikatakan bahwa sebagai akibat
daripada kenyataan tersebut perubahan impor yang ditimbulkan oleh bertambahnya investasi
sebesar satu rupiah juga akan sama dengan perubahan impor yang ditimbulkan oleh
bertambahnya ekspor sebesar satu rupiah. Kedua hubungan yang diperbandingkan ini dapat
………………………………………………….(8.3.1)
b) Pengaruh perubahan investasi sebesar Rp 1,-
∆I = Rp 1, → ∆Y = Kfi =
……………………………………………………(8.3.2)
Meskipun pengaruh kenaikan ekspor terhadap impor sama besarnya dengan pengaruh
kenaikan investasi terhadap impor, namun dari segi neraca pembayaran pengaruh perubahan
investasi. Ini berarti meningkatnya kewajiban luar negeri tidak disertai dengan kenaikan
Perubahan ekspor, di lain pihak, perlu diteliti dahulu. Kita ketahui bahwa :
Yang cara membacanya ialah : perubahannilai ekspor akan mengakibatkan pendapatn nasional
ekuilibrium berubah dengan perubahan sebesar k∆X yang nilainya sama dengan
nilai impor dengan perubahan . Kalau hubungan kausal (8.3.3.) hanya bagian yang paling
∆X → ∆M = ………………………………………………………..(8.3.4)
Ynag mempunyai makna bahwa meningkatnya nilai ekspor sebesar ∆X mengakibatkan
meningkatnya nilai impor dengan oleh karena kita mengetahui bahwa m dan s massing
– masing mempunyai nilai positif maka pecahan mempunyai nilai positif yang besarnya
Yang mempunyai makna bahwa peningkatan nilai ekspor akan bertendensi mengakibatkan
meningkatnya nilai impor dengan jumlah yang lebih kecil daripada jumlah penambahan ekspor
Contoh :
Diketahui :
a) Mula – mula perekonomian dalam keadaaan ekuilibrium dengan ekspor netto sebesar 10
M per tahun.
Soal :
keadaan ekuilibrium lagi, berapakah besarnya ekspor netto atau impor netto yang terjadi?
a) Pengeuaran investasi bertambah dengan 40 M, nilai ekspor tidak mengalami
perubahan.
perubahan.
Jawab :
Kfi =
Kfx =
a) Perubahan nilai impor sebagai akibat dari pada perubahan pengeluaran investasi :
Jadi, ekspor netto yang baru = - 6 M atau dengan ungkapan lain, impor netto yang
baru sebesar 6 M.
∆X = 40 → ∆M = ∆M =
Ekspor netto yang baru :
c) Perubahan nilai impor sebagai akibat dari bertambahnya ekspor dan investasi masing
– masing sebesar 20 M :
∆M =
Yang dimaksud keseimbangan intern ialah keadaan perekonomian dalam negeri dimana
tingkat kesempatan kerja berada pada tingkat yang cukup tinggi. Keseimbangan ekstern
dimaksudkan sebagai keadaan perekonomian dengan neraca pembayaran yang tidak deficit.
Kedua – duany amerupakan keadaan yang diinginkan suatu Negara. Dengan mengetahui bahwa
angka pengganda pengeluaran konsumsi pe,erintah dan angka pengganda transfer pemerintah
adalah positif sedangkan angka bertanda pajak bertanda negative, maka kebijakan ekspansi ,
yaitu kebijakan yang bertujuan untuk menaikkan permintaan agregatif dalam perekonomian
yang bisa disebut juga kebijakan pendeflasian perekonomian, yaitu kebijakan yang berbtujuan
cara mengurangi pengeluaran konsumsi pemerintah, mengurangi transfer pemerintah, dan atau
Mengingat bahwa marginal propensity to import nilainya lebih besar daripada nol, maka
membasa konsekuensi berupa kemungkinan adanya konflik antara internal balanced dengan
eksternal balance, yaitu bilamana perekonomian menghadapai masalah pengangguran dan deficit
neraca pembayaran luar negeri besama – sama. Apabial keadaan ini diambila kebijakan kontraksi
tuntutan external balance berupa rendahnya atau tidak adanya deficit neraca pembayaran luar
negeri akan dapat terpenuhi. Kebijakan kontraksi tersebut bertendensi menurunkan tingkat
kesempatan kerja yang berarti tuntutan internal balance semakin tidak bisa terpenuhi. Apabila
berarti tuntutan internal balance menjadi lebih terpenuhi, bila keadaan neraca pembayaran luar
negeri jadi parah, yang berate tuntutan external balance semakin kurang terpenuhi.