Anda di halaman 1dari 3

INPUT-OUTPUT

Analisis input-output adalah suatu model atau cara yang untuk pertama kalinya ditemukan oleh
Leontief. Analisis input-output ini bertujuan untuk melacak arus produksi dari berbagai sektor
produksi, sejak dari bahan mentah, barang setengah jadi sampai menjadi barang akhir. Dengan
mengetahui arus produksi itu maka dapat dipelajari pengaruh perubahan salah satu faktor produksi
kepada barang akhir yang berhubungan.

Perlu pula diketahui bahwa melacak arus produksi tidaklah sesederhana yang kita bayangkan.
Karena pada kenyataannya satu barang input (faktor produksi) sering tidak hanya dipakai untuk
memproduksi suatu barang, tetapi mempunyai sifat multiguna. Demikian pula halnya dengan barang
produksi (output) suatu sektor, kadang-kadang bagi sektor produksi lain berperan sebagai faktor
produksi.

Contoh:

Produksi padi memerlukan input berupa tenaga kerja. Akan tetapi tidaklah produksi padi saja yang
memerlukan tenaga kerja sebagai faktor produksi. Dilain pihak, pada sektor pertanian padi mungkin
adalah merupakan output. Akan tetapi bagi sektor industri makanan bisa jadi padi merupakan faktor
produksi (input).

Arus produksi dari sejak berupa input sampai berupa output, dapat dilacak dengan menggunakan
analisis input-output ini. Pada analisis input-output akan digunakan alat berupa tabel yang disebut
tabel transaksi input-output. Tabel transaksi input-output disamping dapat menggambarkan arus
produksi dari input sampai output, juga dapat menggambarkan hubungan produksi satu sektor
dengan sektor yang lain. sehingga dengan tabel ini nanti dapat diketahui/dilacak pengaruh suatu
perubahan permintaan barang akhir tertentu pada salah satu sektor terhadap produksi barang di
sektor-sektor lainnya dan selanjutnya dapat diketahui pengaruhnya pada perekonomian secara
keseluruhan atau pada GDP. Dalam beberapa hal, pendekatan melalui analisis input-output lebih
sempurna dari pada pendekatan GDP secara berdiri sendiri. Karena pada GDP tidak tercermin
hubungan sektoral secara eksplisit. Sehingga untuk keperluan analisis perekonomian secara sektoral,
analisis input-output ini lebih sering dipakai.

Tabel Transaksi

Tabel transaksi adalah salah satu cara untuk mengorganisir data produksi secara sektoral. Tabel ini
menunjukkan hubungan transaksi antara satu sektor dengan sektor yang lain secara menyuluruh dan
konsisten. Hubungan transaksi antar-sektor menunjukkan suatu kenyataan bahwa satu sektor
biasanya memerlukan input (faktor produksi) yang berupa bahan mentah yang merupakan produk
(output) sektor lain. Tabel transaksi biasanya dinyatakan dalam satuan uang. Tabel transaksi juga
menunjukkan berapa output suatu sektor, berapa bagian dari output ini dijual kepada sektor-sektor
produksi lain sebagai bahan mentah bagi sektor-sektor ini dan berapa yang habis “dikonsumsi-kan”
oleh sektor-sektor non produksi (seperti sektor rumah tangga).

Berikut ini adalah contoh suatu tabel transaksi untuk perekonomian dengan 3 sektor, yaitu sektor
pertanian, sektor industri dan sektor jasa.
Negara X,2010
(Dalam miliar Rp)

Sektor-sektor Pertanian Industr Jasa Permitaan Terakhir Output Total


i
Pertanian 20 19 3 30 72
Industri 5 81 35 111 232
Jasa 4 37 39 102 182
Nilai Tambah 43 95 105 243
Output Total 72 232 182 486

Cara membaca tabel itu adalah sebagai berikut:

1. Dibaca mendatar:
- Baris pertama menyatakan bahwa output total sektor pertanian adalah sebesar 72. Dari
jumlah itu, 20 dipergunakan sendiri oleh sektor tersebut sebagai inputnya (misal: untuk
bibit, percobaan dan sebagainya); 19 dibeli oleh sektor industri untuk bahan mentahnya
(misalnya: untuk dibuat roti atau obat); 3 dibeli oleh sektor jasa untuk bahan mentahnya
(misalnya untuk keperluan hidangan pasien di rumah-rumah sakit); dan sisanya
sebanyak 30 dikonsumsikan langsung oleh sektor-sektor lain yang dianggap non
produktif (misal sektor rumah tangga). Tentu saja hal ini adalah penyederhanaan dari
tabel yang sebenarnya. Karena pada tabel di atas kita menganggap bahwa selain sektor-
sektor pertanian, industri, dan jasa adalah sektor yang tidak produktif; padahal kita
ketahui bersama bahwa masih ada sektor-sektor produktif yang lain
- Baris kedua dibaca sebagai berikut: Produksi total sektor industri sebanyak 232;
sebanyak 5 dibeli oleh sektor pertanian; 81 dipakai oleh sektor industri sendiri sebagai
bahan mentah; 35 digunakan oleh sektor jasa dan sisanya sebesar 111 dikonsumsikan
oleh sektor-sektor non produksi.
- Baris ketiga dibaca sejalan dengan baris di atasnya.
- Baris keempat menunjukkan besarnya nialai tambah yang dihasilkan oleh masing-masing
sektor, yaitu: 43 dihasilkan oleh sektor pertanian, 95 oleh sektor industri dan 105 oleh
sektor jasa.
- Baris trakhir menunjukkan nilai output total masing-masing sektor tersebut.
2. Apabila dibaca menurun atau mengikuti masing-masing kolom maka kita akan dapatkan nilai
output total masing-masing sektor yang dipecah menurut macam atau banyaknya faktor
produksi (input) yang dipergunakan untuk itu.
- Kolom pertama dapat dibaca sebagai berikut:
Nilai output total sektor pertanian sebanyak 72; Nilai sebanyak itu diproduksi dengan
menggunakan faktor produksi (input) sebanyak 20 dari sektor pertanian sendiri;
sebanyak 5 berasal dari sektor industri; sebanyak 4 berasal dari sektor jasa dan sisanya
sebanyak 43 adalah “nilai tambah”yang dihasilkan oleh sektor tersebut.
- Kolom kedua dibaca sebagai berikut:
Hasil produksi total sektor industri adalah senilai 232; dari jumlah itu 19 berupa input
dari sektor pertanian; 89 berupa input dari sektor sendiri yaitu sektor industri ; 37
berupa input dari sektor jasa dan sisanya sebanyak 95 adalah “nilai tambah” yang
dihasilkan dari proses produksi di sektor industri tersebut.
Perhatikan bahwa apabila kita menjumlahkan kolom. Permintaan akhir untuk semua sektor akan kita
peroleh angka yang sama dengan pejumlahan “nilai tambah”untuk semua sektor. Ini sudah
seharusnya demikian, karena nilai GDP bisa diperoleh dengan du acara sebagai berikut:

a. GDP = ∑ nilai tambah semua sektor


b. GDP = ∑ permintaan akhir setiap sektor = C+I+G+X-M

Tabel di atas dapat dituliskan sebagai berikut:

Sektor-sektor Pertanian Industri Jasa Permintaan Akhir Output Total


Pertanian X11 X12 X13 d1 X1
Industri X21 X22 X23 d2 X2
Jasa X31 X32 X33 d3 X3
Nilai Tambah V1 V2 V3 V -
Output Total X1 X2 X3 - X

Atau apabila dianggap bahwa perekonomian terdiri atas (sektor) dan masing-masing industri,
(sektor) hanya memproduksi satu jenis output, maka tabel ditransaksi ditulis sebagai berikut:

Output
Sektor-sektor 1 2 3 4 ….. n Permintaan Akhir
Total
1 X11 X12 X13 X14 …. X1n d1 X1
2 X21 X22 X23 X24 …. X2n d2 X2
3 X31 X32 X33 X34 …. X3n d3 X3
4 X41 X42 X43 X44 …. X4n d4 X4
. . . . . . .
. . . . . . .
N Xn1 Xn2 Xn3 Xn4 …. Xnn dn X
Nilai tambah V1 V2 V3 V4 …. Vn GDP
Output total X1 X2 X3 X4 …. Xn

Xij = jumlah output sektor (i) yang diperlukan oleh sektor (j)

di = permintaan akhir atas output

Anda mungkin juga menyukai