Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS INPUT

OUTPUT
Pengertian Tabel Input Output (Tabel IO)
◦ Dikembangkan oleh Profesor Wassily Leontief (1930an), didasarkan model keseimbangan
umum.
◦ Model Input-Output atau model Leontief diturunkan dari tabel Input-Output.
◦ Uraian statistik dalam bentuk matrik yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan
jasa serta saling keterkaitan antar satuan kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah, pada suatu
periode waktu tertentu.
◦ Isian sepanjang baris:
◦ Pengalokasian output yang dihasilkan suatu sektor untuk memenuhi permintaan antara dan
akhir.
◦ Isian sepanjang kolom:
◦ Struktur input yang digunakan oleh masing-masing sektor dalam proses produksi, baik
input antara maupun input primer
Pengertian Tabel Input Output
◦ Dalam analisis tabel input-output, komponen paling penting dalam analisis adalah inverse
matrik tabel input-output, yang sering disebut sebagai inverse Leontief.
◦ Inverse Leontief pada prinsipnya merupakan koefisien dari fungsi antara permintaan akhir
dengan tingkat output
◦ Dua macam inverse Leontief dapat dibuat dari tabel input-output sesuai dengan perlakuan
terhadap impor, yakni
◦ Inverse dengan per­lakuan impor secara non-kompetitif (Jika unsur impor dalam tabel input-
output telah dikeluarkan dari data permintaan antara dan akhir)
◦ Inverse dengan perlakuan impor secara kompetitif (Jika un­sur impor dalam tabel input-
output tidak dikeluarkan dari data permintaan antara dan akhir
Tabel Input Output (IO) Indonesia (Badan
Pusat Statistik)
◦ Tabel Input Output (IO) Indonesia disusun dengan tujuan untuk menyajikan gambaran
tentang hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar satuan kegiatan (sektor)
dalam perekonomian di Indonesia secara menyeluruh.
◦ Bentuk penyajian tabel IO adalah matriks, dimana masing-masing barisnya
menunjukkan bagaimana output suatu sektor dialokasikan untuk memenuhi
permintaan antara dan permintaan akhir, sedangkan masing-masing kolomnya
menunjukkan pemakaian input antara dan input primer oleh suatu sektor dalam proses
produksinya.
◦ Tabel IO Indonesia Updating disusun setiap dua atau tiga tahun di antara tahun
berakhiran 5 dan 0. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa level dan nominal (current
price) sektor-sektor ekonomi untuk proses produksi barang dan jasa mengalami
perubahan cukup berarti, meskipun secara struktur ekonomi tidak berubah secara
nyata.
Analisis IO Memiliki Tiga Hal Penting
◦ Periode waktu
◦ Mengacu pada tahun tertentu. Misal di Indonesia, Tabel IO tahun 2010 mengacu
pada kondisi perekonomian Indonesia tahun tersebut.
◦ Sektor
◦ Mengacu kepada unit-unit produksi disuatu wilayah yang menghasilkan barang
dan jasa
◦ Sektor ekonomi juga disebut lapangan usaha
◦ Keterkaitan antar sektor
◦ Menunjukkan ketergantungan sektoral
Sektor Pada Tabel IO Tahun 2010
Tabel Input-Output Indonesia tahun 2010
Manfaat Tabel IO
◦ Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa terutama dalam analisis terhadap
kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya.
◦ Untuk mengetahui sektor yang pengaruhnya paling dominan dan paling peka terhadap pertumbuhan
ekonomi (nasional/regional).
◦ Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai tambah, impor, penerimaan pajak,
dan penyerapan tenaga kerja diberbagai sektor produksi.
◦ Untuk menyusun proteksi dan evaluasi variabel-variabel ekonomi makro.
Empat Kuadran Tabel IO
◦ Kuadran I (Intermediate Quadran/ kuadran antara)
◦ Kuadran transaksi antara yaitu transaksi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi
◦ Kuadran II (Final Demand Quadran/kuadran permintaan akhir)
◦ Penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi
permintaan akhir
◦ Kuadran III (Primary Input Quadran/kuadran input primer)
◦ Pembelian input primer yang dihasilkan diluar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam
kuadran antara (kuadran I)
◦ Kuadran IV (Primary Input-Final Demand Quadran)
◦ Transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui kuadran
antara
Contoh Non-Kompetitif
Membaca Tabel Input Output
Membaca Tabel Input Output
Membaca Tabel Input Output
Membaca Tabel Input Output
Membaca Tabel Input Output
Membaca Tabel Input Output
Membaca Tabel Input Output
Kerangka Dasar Tabel Input Output
Input-Output Model
Secara ringkas dapat dirumuskan menjadi: (Bagian Horizontal)
(horisontal)
x11+ x12+.....+x1n+ F1 = X1
= banyaknya output sektor i yang dipergunakan sebagai input di sektor j
x21+ x22+.....+x2n+ F2 = X2 = permintaan akhir terhadap sektor i
▪ ▪ ▪ ▪ ▪
= total output sektor i

▪ ▪ ▪ ▪ ▪
xn1+ xn2+.....+xn2+ Fn = Xn ……………………(1)

(vertikal) (Bagian Vertikal)


x11+ x121+.....+xn1+ V1 = X1
x12+ x22+.....+xn2+ V2 = X2 = input primer (nilai tambah bruto) dari sector j.
▪ ▪ ▪ ▪ ▪

▪ ▪ ▪ ▪ ▪
x1n+ x2n+.....+xnn+ Vn = Xn ……………………(2)
Input-Output Model
Berdasarkan persamaan (1) (dislide sebelumnya), jika diketahui matriks koefisien teknologi
(koefisien input), maka adalah sebagai berikut:
𝑋 𝑖𝑗 ………………………….(3)
𝐴 → 𝑎 𝑖𝑗 =
𝑋𝑗
Keterangan:
= koefisien input sector ke i oleh sector ke j
= banyaknya output sector i yang digunakan sebagai input di sektor j
= total output di sector j

A disebut Matriks Koefisien Teknologi (Teknis), yaitu matrik yang menunjukkan technological input structure
antar sektor perekonomian. dibaca sebagai jumlah ouput sektor i yang dibutuhkan sektor j untuk memproduksi
satu unit output sektor j
Input-Output Model
Jika persamaan (3) disubstitusikan ke persamaan (1) maka didapat persamaan (4) sebagai berikut:
x + 12x2+.....+ 1nxn+ F1 = X1
11 1

21x1+ 22x2+.....+ 2nxn+ F2 = X2

▪ ▪ ▪ ▪ ▪

▪ ▪ ▪ ▪ ▪

n1 1 x + n2x2+.....+ nnxn+ Fn = Xn ...........(4)


Apabila persamaan (4) ditulis dalam bentuk persamaan matriks, maka akan diperoleh persamaan
(5) sebagai berikut:
11 12 ... 1n 1 1 1
Keterangan:
I = matriks identitas yang elemennya memuat
▪ ▪ ▪
angka satu pada diagonalnya dan nol pada selainnya
▪ ▪ ▪
F = permintaan akhir
... nn X = jumlah output
n1 n2
A X + F = X
(I – A) = matriks leontif
AX + F = X atau (I – A) X = F (I – A)-1 = matriks kebalikan leontif terbuka (ij)
X = (I – A)-1 F …………………..(5)
Kasus IO Non kompetitif:
Cari Matriks Invers Leontif!

SELAMAT MENCOBA
MATERI LANJUTAN
Matriks Inverse Leontif
(Model IO non kompetitif)
Beberapa Penggunaan Matrik
Inverse Leontif
◦ Matrik inverse Leontif sering dilambangkan sebagai B, dan elemen-elemen
matriknya sebagai bij. bij dibaca sebagai besarnya output sektor i yang
disebabkan oleh permintaan di sektor j sebesar satu unit.
◦ Matrik Inverse Leontif menjadi dasar perhitungan berbagai analisis ekonomi,
di antaranya
◦ Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi
◦ Angka Pengganda Reaksi Output,
◦ Angka Pengganda Reaksi Tenaga Kerja,
◦ Angka Ketergantungan.
Keterkaitan Antar sektor Ekonomi
◦ Analisis Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi dipergunakan untuk melihat keterkaitan suatu
sektor ekonomi dengan sektor ekonomi lainnya.
◦ Ada 2 konsep keterkaitan
 Keterkaitan ke belakang mengukur derajat keterkaitan suatu sektor ekonomi dalam
merangsang terjadinya produksi sektor-sektor lain karena menimbulkan permintaan faktor
produksi terhadap output sektor-sektor lain tersebut.
 Keterkaitan ke muka mengukur derajat keterkaitan suatu sektor ekonomi dalam
menyediakan input bagi sektor-sektor lain.
◦ Rasmussen memformulasikan dua jenis indeks untuk melihat derajat keterkaitan suatu sektor
ekonomi dengan sektor-sektor lainnya:
(1) Indeks kemampuan penyebaran (power of dispersion) Uj untuk mengukur kaitan ke belakang,
(2) indeks kepekaan penyebaran (sensitivity of dispersion) Wi untuk mengukur kaitan ke depan.
Indeks Kemampuan Penyebaran
◦ Kemampuan penyebaran merupakan ukuran untuk melihat keterkaitan kebelakang (backward linkages) sektor-
sektor ekonomi disuatu wilayah.
◦ Dari persamaan 5 (X = (I – A)-1 F ) dapat melihat dampak akibat perubahan permintaan akhir suatu sector
terhadap output seluruh sektor ekonomi (:
……………….(6)
Dengan membagi jumlah dampak () dengan banyaknya sector (n), dapat dihitung rata-rata dampak yang
ditimbulkan terhadap output masing-masing sector akibat perubahan permintaan akhir.
◦ Rumus Indeks Kemampuan Penyebaran (Uj) yang sudah dinormalkan adalah sebagai berikut:
………..(7)
Kriteria:
Uj = 1  daya menarik sektor i sama dengan rata-rata daya menarik seluruh sektor ekonomi
Uj > 1  daya menarik sektor i lebih besar dari rata-rata daya menarik seluruh sektor ekonomi
Uj < 1  daya menarik sektor i lebih kecil dari rata-rata daya menarik seluruh sektor ekonomi
Indeks Derajat Kepekaan Penyebaran
◦ Derajat kepekaan penyebaran merupakan ukuran untuk melihat keterkaitan kedepan (forward linkages)
sektor-sektor ekonomi disuatu wilayah.
◦ Rumus Indeks Kepekaan Penyebaran (Wi) yang sudah dinormalkan adalah sebagai berikut:
………..(8)
◦ Kriteria:
Wi = 1  derajat kepekaan sektor j sama dengan rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi
Wi > 1  derajat kepekaan sektor j lebih besar dari rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi
Wi < 1  derajat kepekaan sektor j lebih kecil dari rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi

Semakin tinggi Uj dan Wi, semakin tinggi tingkat keterkaitan suatu sektor ekonomi terhadap sektor-sektor
lain. Suatu sektor ekonomi yang memiliki Uj > 1dan Wi > 1 dapat dianggap sebagai sektor kunci.
Angka Pengganda Reaksi Output (apro)
◦ Analisis Angka Pengganda Reaksi Output dipergunakan untuk mengukur dampak dari kenaikan final
demand terhadap output suatu sektor ekonomi
Angka Pengganda Reaksi Non Kompetitif
Output-Ekspor  bij E j
j
proei 
E j
j

Output-Konsumsi b Cj
ij j

proci 
C j
j

Output-Pengeluaran b G ij j
Pemerintah prog i  j

G j
j

Output-Investasi b I
j
ij j

proii 
I j
j
Kasus IO Non kompetitif:
Saudara Hitung:
(1) Angka Pengganda Reaksi Output,
(2) Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi.

SELAMAT MENCOBA
MATERI LANJUTAN (2)
Matriks Inverse Leontif
(Model IO non kompetitif)
Beberapa Penggunaan Matrik
Inverse Leontif
◦ Matrik inverse Leontif sering dilambangkan sebagai B, dan elemen-elemen
matriknya sebagai bij. bij dibaca sebagai besarnya output sektor i yang
disebabkan oleh permintaan di sektor j sebesar satu unit.
◦ Matrik Inverse Leontif menjadi dasar perhitungan berbagai analisis ekonomi,
di antaranya
◦ Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi
◦ Angka Pengganda Reaksi Output,
◦ Angka Pengganda Reaksi Tenaga Kerja,
◦ Angka Ketergantungan.
Angka Pengganda Reaksi Tenaga Kerja
(aprl)
◦ Dampak kenaikan permintaan akhir terhadap penyerapan tenaga kerja suatu sektor ekonomi dapat dilihat
dari Angka Pengganda Reaksi Tenaga Kerja
◦ li adalah koefisien tenaga kerja sektor i, yang dapat diperoleh dengan cara membagi total tenaga kerja
yang bekerja di sektor i dengan total output yang dihasilkan sektor i
Angka Pengganda Reaksi Non Kompetitif
Tenaga Kerja-Ekspor li  bij E j
j
proei 
 Ej j

Tenaga Kerja-Konsumsi li  bij C j


j
proci 
C j
j

Tenaga Kerja-Pengeluaran li  bij G j


Pemerintah progi 
j

G j
j

Tenaga Kerja-Investasi li  bij I j


j
proii 
Ij
j
Contoh Angka Pengganda Reaksi Tenaga Kerja
Misal, diketahui:

Sektor X L li
Pertanian (1) 1820 998 0,5484
Industri (2) 4040 3310 0,8193
Jasa (3) 4024 3085 0,7667

Keterangan:
X adalah output
L adalah tenaga kerja
li adalah koefisien tenaga kerja sektor i, yang dapat diperoleh dengan cara membagi total tenaga kerja yang bekerja di
sektor i dengan total output yang dihasilkan sektor
Angka Ketergantungan (ak)
◦ Analisis Angka Ketergantungan dipergunakan untuk melihat proporsi pengaruh elemen final demand
terhadap output suatu sektor ekonomi.
Angka Ketergantungan Non Kompetitif
Ekspor j bij E j
akei  100%
Xi
Konsumsi b Cj
ij j

akci  100%
Xi
Pengeluaran Pemerintah b Gj
ij j

akgi  100%
Xi
Investasi b I
j
ij j

akii  100%
Xi
Kasus IO Non kompetitif:
Saudara Hitung:
(1) Angka Pengganda Reaksi Tenaga Kerja,
(2) Angka Ketergantungan.

SELAMAT MENCOBA

Anda mungkin juga menyukai