Teori Basis Ekspor
Teori Basis Ekspor
(RESUME MATERI)
(Pertemuan 3)
Disusun Oleh :
NIM. 21040120140072
PROGRAM STUDI S1
SEMARANG
Analisis Ekonomi untuk Perencanaan Wilayah dan Kota
Teori ini diciptakan oleh Charles Tiebot & Douglas North. Isi dari teori ini yaitu
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah/kota ditentukan oleh kegiatan ekspor kota tersebut
baik barang dan jasa, yang disebut dengan sektor basis yaitu sektor yang nilai LQ nya lebih
dari 1 yang mana besarnya ekspor tergantung permintaan dari luar wilayah/kota. Dalam
sektor basis selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri, barang dan jasa juga diekspor ke
luar wilayah/kota .
Pusat pertumbuhan ekonomi Indonesai berada di Jabodetabek dengan LQ > 1 (sektor
basis) yang artinya jabodetabek merupakan wilayah dengan ekspor ke luar wilayah paling
banyak sehingga menyebabkan perekonomian meningkat. Sedangkan sektor non basis
yaitu sektor pendukung yang dibutuhkan untuk melayani produksi sesktor basis termasuk
pekerjanya. Kedua sektor saling berhubungan yang mana jika permintaan meningkat maka
sektor basis akan berkembang dan akan mendorong perkembangan sektor non basis pula
sehingga akan mengembangkan perekonomian wilayah/kota melalui proses penggandaan
(multiplier effect).
Jika X (ekspor) makin besar maka G (pertumbuhan ekonomi) akan makin besar pula
(berbanding lurus). Besar kecilnya ekspor dipengaruhi oleh DE (permintaan dari luar
wilayah). Para buruh yang bekerja di pabrik membutuhkan sektor non basis seperti :
rumah, kesehatan, transportasi, pendidikan, komunikasi, makanan & minuman,
perdagangan, kebutuhan pokok, dan hiburan. Jika wilayah tidak memiliki sektor basis
maka sektor non basis dan perekonomian tidak akan berkembang.
- Total hasil penjualan seluruh = 100 M --> multiplier effect round 1 (efek langsung), karena
hasil dari ekspor 100 M akan diterima oleh 3 pihak pertama yaitu pemilik modal, tenaga
kerja, pemilik lahan. (ILUSTRASI)
- Asumsi 1 : 100 M diterima pihak 1, tidak akan dihabiskan sehingga 60 M dibelanjakan
untuk mebeli makan & minum, rumah dan hiburan kepada pihak 2 yaitu penyedia makanan
(restauran, dsb), penyedia perumahan (apart, kos), dan penyedia hiburan --> indirect effect
Sedangkan asumsinya sisa pengahsilan sebesar 40 M akan ditabung.
- Asumsi 2 : Pihak 2 akan Kembali berhubungan dengan pihak 3 dengan mengeluarkan
60% dari 60 M yaitu sebesar 36 M → efek induksi 1 (induced effect)
- Asumsi 3 : Pihak 3 akan kembali berinteraksi dengan pihak selanjutnya yaitu pihak 4
dengan mengeluarkan 60% dari 36 M yaitu sebesar 21,6 M → efek induksi 2 (induced
effect)
Lalu akan ada hubungan dan interaksi lagi hingga mencapai Round-n.
Keterangan :
pihak 1 : pemilik modal, tenaga kerja, pemilik lahan
pihak 2 : penyedia makanan, perumahan, hiburan
pihak 3 : yg memasok bahan makanan, toko bangunan, meubel, dsb
pihak 4 : petani, pengrajin kayu, MUA
pihak 5 : pengusaha bibit/pupuk, dst
Kesimpulan Asumsi :
Y di round 1 = 100 M
Y di round 2 = 60 M
Y di round 3 = 36 M
Y di induced 1 = 21,6 M, dst
RUMUS :
LQ = (ps/pl) : PS/PL
Keterangan :
LQ = Location Quotient
ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal lokal.
pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal lokal.
PS = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal regional.
PL = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal regional.
KESIMPULAN : untuk menentukan sektor basis dapat menggunakan metode LQ, dengan
syarat :
- LQ > 1 yang menandakan sektor basis.
Artinya yaitu dapat memenuhi kebutuhan sendiri (local) dan juga kebutuhan di luar
wilayah/kota asal.
- LQ < 1 yang menandakan sector non basis.
Artinya yaitu hanya dapat memenuhi kebutuhan sendiri (local).
Xd = f (Px, Z, Ps)
Keterangan :
Xd = permintaan ekspor suatu wilayah/kota
Px = harga barang yang diekspor
Z = pendapatan masyarakat di wilayah/kota yang menjadi tujuan ekspor
Ps = harga barang susbstitusi dari komoditas ekspor tsb
• Fungsi penawaran ekspor dipengaruhi oleh ahrga abrang, tingkat upah di wilayah
tersebut, biaya modal, biaya bahan mentah, biaya input antara, tingkat teknologi.
Xs = f (Px, W, Pk, R, C, T)
Keterangan :
Xs = penawaran ekspor suatu wilayah/kota
Px = harga barang yang diekspor → (bernilai positif)
W = tingkat upah di wilayah/kota tsb → (bernilai negatif)
Pk = biaya modal (tingkat suku bunga) → (bernilai negatif)
R = biaya bahan baku → (bernilai negatif)
C = biaya antara (intermediate/transportation cost) → (bernilai negatif)
T = tingkat teknologi wilayah/kota tersebut → (bernilai positif)