Anda di halaman 1dari 18

TUGAS AKHIR SEMESTER

ANALISIS INPUT-OUTPUT

HENDRI WIBOWO

PRODI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i

BAB I ......................................................................................................................................... 1

ANALISA INPUT-OUTPUT .................................................................................................... 1

1.1. Pengertian Input-Output .......................................................................................... 1

1.2. Konsep Dasar Analisi Input-Output ....................................................................... 1

1.3. Ciri-Ciri Utama ......................................................................................................... 2

1.4. Asumsi ........................................................................................................................ 2

1.5. Struktur Analisis Input-Output ............................................................................... 3

1.6. Tabel Input-Output ................................................................................................... 4

BAB II........................................................................................................................................ 7

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS INPUT-OUTPUT.......................................................... 7

BAB III .................................................................................................................................... 11

PENGGUNAAN MODEL INPUT-OUPUT DALAM PERENCANAAN ............................. 11

3.1. Penggunaan Teknik Input-Output Dalam Perencanaan..................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

i
BAB I
ANALISA INPUT-OUTPUT

1.1. Pengertian Input-Output

Input output merupakan teknik baru yang diperkenalkan oleh Profesor Wassily W.
Leontief pada 1951. Teknik ini dipergunakan untuk menelaah hubungan antar industri dalam
rangka memahami saling ketergantungan dan kompleksitas perekenomian serta kondisi
untuk mempertahankan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Teknik ini juga
dikenal sebagai “analisa industri”.

Menurut Profesor J.R. Hicks input adalah “sesuatu yang dibeli untuk perusahaan”,
sedang output adalah “sesuatu yang dijual oleh perusahaan”. Input diperoleh tetapi output
diproduksi. Jadi input merupakan pengeluaran perusahaan, dan ouput merupakan
penerimaannya. Jumlah nilai uang dari input merupakan biaya total suatu perusahaan dan
jumlah nilai uang dari output merupakan total penerimaan.

Sebagian besar kegiatan ekonomi memproduksi barang-barang antara (input) untuk


digunakan lebih lanjut dalam pembuatan barang-barang akhir (output). Pada hakikatnya,
analisa input-output mengandung arti bahwa dalam ekilibrium jumlah nilai uang antar
industri dan jumlah nilai uang ouput antar industri.

1.2. Konsep Dasar Analisi Input-Output


1. Struktur perekonomian tersusun dari berbagai sektor/industri yang satu sama lain
berinteraksi melalui transaksi jual beli.
2. Output suatu sektor akan didistribusikan dengan jalan dijual kepada sektor-
sektor lainnya dan untuk memenuhi permintaan akhir, baik yang berasal dari rumah
tangga(C), pemerintah (G), investasi (I), maupun permintaan ekspor (X).
3. Input suatu sektor didapatkan dengan cara membeli bahan baku dari sektor-
sektor lainnya, dari rumah tangga (dalam bentuk jasa tenaga kerja),
pemerintah (misalkan saja dalam bentuk pembayaran pajak tidak langsung),
penyusutan, surplus usaha serta impor (M).
4. Hubungan antara input dengan output adalah linier.

1
5. Analisis model dilakukan pada kurun waktu tertentu (biasanya setahun)
dimana akan selalu didapat identitas bahwa total input sama dengan total
output.
6. Suatu sektor dianggap terdiri dari satu atau beberapa perusahaan dengan
ketentuan utama bahwa output yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut
diproduksi oleh satu tingkat teknologi yang sama.

1.3. Ciri-Ciri Utama


Analisa input-output merupakan varian terbaik ekilibrium umum. Sebagai varian terbaik
memiliki tiga unsur utama”:
1. Analisa input-output memusatkan perhatiannya pada perekonomian dalam
keadaan ekilibrium. Unsur ini tidak dijumpai didalam analisa ekilibrium parsial.
2. Ia tidak memutuskan dirinya pad analisa permintaan tetapi pada masalah teknik
produksi.
3. Analisa ini didasarkan pada penelitian empiris.

1.4. Asumsi
1. Keseluruhan perekonomian dibagi kedalam dua sektor yaitu “sektor antar
industri” dan “sektor permintaan akhir”, yang masing-masing dapat dibagi-dibagi
ke dalam subsektor.
2. Output total tiap sektor antar industri pada umumnya dapat dipergunakan sebagai
input oleh sektor antar industri lain, oleh sektor intu sendiri dan oleh permintaan
akhir.
3. Masing-masing industri hanya memproduksi datu produksi homogen.
4. Harga permintaan konsumen dan persediaan faktor adalah tertentu (given).
5. Perbandingan antar hasil dan skala bersifat konstan.
6. Didalam produksi tidak terdapat ekonomi dan disekonomi eksternal.
7. Kombinasi input diterapkan dalam proporsi yang ditetapkan secara ketat.
Proporsi input terhadap output senantiasa konstan.

Dengan kata lain tidak ada substitusi diantara berbagai bahan dan tidak ada kemajuan
teknologi. Koefisien input produksi juga tetap.

Analisa input-output terdiri dari dua bagian yaitu penyusunan input-output dan
penggunaan model input-output.
1.5. Struktur Analisis Input-Output

Tujuan utama dari analisis Input-Output adalah menghasilkan gambaran aliran


antar industri-industri untuk menghasilkan keluaran (produk) bagi suatu sektor tertentu atau
menjelaskan besaran aliran antar industri dalam hubungannya dengan tingkat produksi
dalam setiap sektor. Analisis dilakukan dalam suatu periode waktu tertentu, biasanya dalam
tahunan. Analisis yang diperoleh adalah gambaran statis selama periode waktu analisis.

Adapun 3 macam klasifikasi hubungan Input-Output yaitu :

1. Hubungan Langsung, adalah pengaruh yang secara langsung dirasakan oleh sektor
yang menggunakan input dari output sektor yang bersangkutan.
Misalnya, kalau industri konveksi menaikkan produksinya menjadi dua kali lipat
maka permintaan akan benang, tekstil, dan kancing juga akan naik lebih kurang dua
kali lipat. Kenaikan industri tekstil pasti akan berpengaruh terhadap industri lainnya,
seperti pengangkutan.
2. Hubungan tidak langsung, adalah pengaruh terhadap industri yang outputnya tidak
digunakan sebagai input bagi keluaran industri yang bersangkutan.
Misalnya, pengaruh industri konveksi terhadap industri jasa pengangkutan.
3. Hubungan Sampingan, adalah pengaruh tidak langsung yang lebih panjang lagi
jangkauannya daripada pengaruh langsung tersebut di atas.
Misalnya, peningkatan reproduksi sektor industri tertentu akan meningkatkan
pendapatanburuh industri, atau peningkatan jumlah buruh yang berarti pula
peningkatan sejumlah buruh tersebut. Dengan peningkatan pendapatan ini maka
permintaan atau kebutuhan beras dapat naik.

Untuk mendapatkan model aliran input-output dibutuhkan:

1. Transaksi barang dan jasa yang terjadi antar produsen dan supplier pada periode
waktu yang diamati.
2. Kebutuhan langsung input yang diperlukan satu produsen untuk menghasilkan
satu unit produk dari supplier langsungnya.
3. Kebutuhan keseluruhan menunjukkan input yang diperlukan baik langsung
maupun tidak langsung untuk menghasilkan produk.

3
1.6. Tabel Input-Output

Tabel I-0 adalah suatu sistem informasi statistik yang disusun dalam bentuk matriks
yang menggambarkan transaksi barang dan jasa antar sektor-sektor ekonomi. Aspek yang
ingin ditonjolkan oleh tabel I-0 adalah bahwa setiap sektor mempunyai keterkaitan atau
ketergantungan dengan sektor lain. Seberapa besar ketergantungan suatu sektor ditentukan
oleh besarnya input yang digunakan dalam proses produksinya. (Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, 2007).
Untuk memberikan gambaran Tabel Input-Output, berikut diberikan suatu ilustrasi
tabel dengan menyederhanakan suatu sistem ekonomi menjadi tiga sektor produksi. Pada
garis horizontal atau baris, isian-isian angka memperlihatkan bagaimana output suatu sektor
dialokasikan, sebagian untuk memenuhi permintaan antara (intermediate demand) dan
sebagian lagi dipakai untuk memenuhi permintaan akhir (final demand). (Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, 2007).

Tabel 1. Ilustrasi Tabel Input-Output

Keterangan :
 Permintaan antara : Permintaan antara adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang
digunakan untuk proses lebih lanjut pada sektor produksi.
 Permintan akhir : Permintaan untuk konsumsi akhir yang terdiri dari konsumsi rumah
tangga, pemerintah, pembentukan modal dan ekspor. Isian angka menurut garis vertikal
atau kolom, menunjukkan pemakaian input antara
 Input primer dalam istilah yang lebih populer disebut nilai tambah.

Setiap angka dalam sistem matriks tersebut mempunyai pengertian ganda. Misalnya di
kuadran pertama yaitu transaksi antara (permintaan antara dan input antara), tiap angka
dilihat secara horizontal merupakan alokasi output suatu sektor kepada sektor lainnya, dan
pada waktu yang bersamaan dilihat secara vertikal merupakan input dari suatu sektor yang
diperoleh dari sektor lainnya.

1. Manfaat Tabel Input Output


Berdasarkan Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegarat (2007), tabel I-O sangat
bermanfaat bagi para perencana pembangunan maupun kalangan dunia usaha, diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Menyediakan informasi yang lengkap dan menyeluruh tentang struktur penggunaan
barang dan jasa di masing-masing sektor serta pola distribusi produksi yang dihasilkan.
b. Sebagai dasar perencanaan dan analisis makro terutama yang berkaitan dengan
produksi, konsumsi, pembentukan modal, ekspor dan impor.
c. Sebagai kerangka atau model untuk studi-studi kuantitatif, seperti analisis dampak
permintaan akhir (konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal
dan ekspor) terhadap penciptaan output dan nilai tambah sektoral, tenaga kerja serta
ketubuhan impor; proyeksi ekonomi; serta studi-studi yang bersifat khusus lainnya.
d. Proses penyusunan Tabel I-0 sekaligus juga dipakai untuk tujuan pengecekan dan
evaluasi terhadap konsistensi data sektoral antar berbagai sumber, sehingga berguna
untuk perbaikan dan penyempurnaan data dasar dalam penyusunan pendapatan
regional.
2. Langkah-Langkah Analisis Input Output
Analisis Input output mencakup beberapa perhitungan dalam menganalisis suatu
sektor yaitu:
a. Matriks Pengganda
Dampak Pengganda adalah suatu dampak yang terjadi baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap berbagai kegiatan ekonomi dalam negeri sebagai akibat
adanya perubahan pada variabel-variabel eksogen perekonomian nasional. Untuk
menghitung matriks pengganda dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut.
b. Menghitung matriks koefisien input (matriks A)
Unsur matriks A dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan :
aij = koefisien Input sektor ke i oleh sektor ke j

5
Xij = penggunaan input sektor ke i oleh sektor ke j
Xj = output sektor ke j.
c. Menghitung Matriks (I-A)
Mengurangkan suatu matriks identitas (yaitu matriks dengan diagonal utama
bernilai 1 dan unsur-unsur lainnya bernilai 0) terhadap matriks koefisien input.
d. Menghitung matriks pengganda (B) dan total.
Matriks pengganda (B) dihitung dengan cara menginverskan matriks yang
diperoleh pada tahap 2 diatas (B = (I-A)-1).
BAB II
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS INPUT-OUTPUT

Analisis Input-output mencakup beberapa perhitungan dalam menganalisis suatu


sektor yaitu:

1. Matriks Pengganda.

Dampak Pengganda adalah suatu dampak yang terjadi baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap berbagai kegiatan ekonomi dalam negeri sebagai akibat adanya
perubahan pada variabel-variabel eksogen perekonomian nasional.

Untuk menghitung matriks pengganda dilakukan melalui beberapa tahap sebagai


berikut:

A. Menghitung matriks koefisien input (matriks A) Unsur matriks A dapat dihitung


dengan rumus:
Dimana:
aij = koefisien Input sektor ke i oleh sektor ke j
Xij = penggunaan input sektor ke i oleh sektor ke j
Xj = output sektor ke j

B. Menghitung Matriks(I-A)

Mengurangkan suatu matriks identitas (yaitu matriks dengan diagonal utama bernilai
1 dan unsur-unsur lainnya bernilai 0) terhadap matriks koefisien input.

C. Menghitung matriks pengganda (B) dan total.

Matriks pengganda (B) dihitung dengan cara menginverskan matriks yang diperoleh

pada tahap 2 diatas (B = (I-A)-1 ).

7
2. Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan

- Hubungan antara output dan permintaan akhir dapat dijabarkan sebagai X = (I- A)-1
F, dimana X adalah vektor kolom dari output, F adalah vektor kolom dari permintaan
akhir.
- Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa dampak akibat perubahan permintaan
akhir suatu sektor terhadap output seluruh sektor ekonomi (rj) dapat dirumuskan
sebagai:

rj = b1j + b2j … + bnj = Σibij.

- Jumlah dampak tersebut juga disebut sebagai jumlah daya penyebaran. Daya
penyebaran merupakan ukuran untuk melihat keterkaitan kebelakang
(backward linkage) sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah. Selanjutnya, dengan
membagi jumlah dampak tersebut (rj) dengan banyaknya sektor (n), dapat dihitung
rata-rata dampak yang ditimbulkan terhadap output masing- masing sektor akibat
perubahan permintaan akhir.
- Namun demikian, karena sifat permintaan akhir masing-masing sektor saling
berbeda, maka baik jumlah maupun rata-rata dampak tersebut kurang tepat untuk
dijadikan sebagai ukuran pembanding dampak pada setiap sektor. Oleh karenanya,
ukuran tersebut perlu dinormalkan (normalized) dengan cara membagi rata-rata
dampak suatu sektor dengan rata-rata dampak seluruh sektor. Ukuran yang
dinormalkan ini dinamakan dengan indeks daya penyebaran (αj) atau tingkat dampak
keterkaitan kebelakang (backward linkages effect ratio), yang dapat dirumuskan:

Dimana:

αj = 1 daya penyebaran sektor j sama dengan rata-rata daya penyebaran


seluruh sektor ekonomi.

αj> 1 daya penyebaran sektor j diatas rata-rata daya penyebaran seluruh sektor
ekonomi.
αj< 1 daya penyebaran sektor j dibawah rata-rata daya penyebaran seluruh
sektor ekonomi.

- Dari persamaan tadi juga dapat dilihat jumlah dampak output suatu sektor i sebagai
akibat perubahan permintaan akhir seluruh sektor, yang dapat dirumuskan sebagai:
sj=Σjbij
- Nilai sj disebut dengan jumlah derajat kepekaan, merupakan ukuran untuk
melihat keterkaitan kedepan (forward linkage) sektor-sektor ekonomi di suatu
wilayah.
- Dengan pola pikir yang sama seperti ketika menghitung indeks daya
penyebaran, kita juga bisa menghitung indeks derajat kepekaan (β i) dengan rumus
sebagai berikut:

Dimana :

βi = 1 derajat kepekaan sektor j sama dengan rata-rata derajat kepekaan


seluruh sektor ekonomi.

βi> 1 derajat kepekaan sektor j diatas rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor
ekonomi.

βi< 1 derajat kepekaan sektor j dibawah rata-rata derajat kepekaan seluruh


sektor ekonomi.

3. Analisis Dampak
A. Dampak permintaan akhir terhadap output.

Rumus dampak permintaan akhir terhadap output: X = (I-A)-1 F

Artinya: mengalikan matriks pengganda dengan matriks permintaan akhir. Sesuai


dengan penempatan data.(lihat pada contoh kasus).

9
B. Dampak permintaan akhir terhadap nilai tambah bruto (NTB).

Untuk menghitung dampak permintaan akhir terhadap NTB, terlebih dahulu


dibentuk matriks diagonal koefisien NTB. Koefisien NTB dicari dengan cara membagi nilai
tambah bruto (input primer) dengan total input.(lihat pada contoh kasus).

Tahap penghitungan dampak permintaan akhir terhadap NTB :

- Membentuk matriks diagonal koefisien NTB dengan cara membagi nilai tambah
bruto (input primer) dengan total input.
- Mengalikan matriks diagonal koefisien NTB dengan matriks dampak permintaan
akhir terhadap output yang telah dihitung sebelumnya.
C. Dampak permintaan Akhir Terhadap kebutuhan Impor.

Untuk menghitung dampak permintaan akhir terhadap kebutuhan impor, diperlukan


informasi mengenai komponen impor pada masing-masing sektor, baik untuk permintaan
antara maupun permintaan akhir.
BAB III
PENGGUNAAN MODEL INPUT-OUPUT DALAM PERENCANAAN

Tabel input-output mengacu pada perekonomian secara keseluruhan dalam tahun


tertentu. Ia menunjukkan nilai arus barang dan jasa diantara berbagai sektor produksi
terutama antar industri.

Untuk mudahnya, kita ambil perekonomian dengan tiga sektor: sektor antar industri,
sektor pertanian dan industri, dan satu sektor permintaan akhir.

Tabel 1. Tabel Input-Output

(Dalam Arti Nilai)(Rupiah)


Sektor Pembelian
Input ke Input ke Permintaan Output Total atau Penerimaan
Sektor Pertanian (1) Industri (2) Akhir (3) Total
Pertanian 50 150 100 300
Industri 100 250 150 500
Nilai Tambah* 150 100 0 250
Output Total
atau Biaya
Total 300 500 250 1050

*Nilai tambah menunjuk pada pembayaran untuk faktor-faktor produksi

Pada tabel ini, output total dari sektor industri, pertanian dan rumah tangga disusun
berbaris (baca horisontal) dan telah dibagi menjadi sektor pertanian, industri dan permintaan
akhir. Input sektor-sektor ini disusun dalam kolom-kolom. Jumlah total baris pertama
menunjukkan bahwa ouput pertanian semuanya dinilai sebesar Rp 300.- per tahun. Dari total
ini, Rp 100.- merupakan konsumsi akhir, yaitu konsumsi pemerintah dan rumah tangga,
sebagaimana ditunjukkan dalam kolom ketiga baris pertama. Sisa output pertanian
merupakan input, 50 untuk pertanian sendiri dan 150 input untuk industri. Begitu juga baris
kedua menunjukkan pendistribusian output total sektor industri yang dinilai sebesar Rp
500.- per tahun. Kolom 1, 2 dan 3 memperlihatkan bahwa 100 unit barang-barang
manufaktur merupakan input bagi pertanian, 250 bagi industri itu sendiri dan 150 untuk
konsumsi akhir sektor rumah tangga.

11
Selanjutnya kolom-kolomnya (baca vertikal), kolom pertama menggambarkan input
atau struktur biaya dari indsutri pertanian. Output yang dinilai sebesar Rp 300.- diproduksi
dengan menggunakan barang-barang pertanian seharga Rp 50.- barang manufaktur sebesar
Rp 100.- dan jasa buruh atau manajemen seharag Rp 150.-. Dengan kata lain, untuk
mendapatkan penerimaan sebesar Rp 300.- dari sektor pertanian diperlukan biaya sebesar Rp
300.-. Begitu juga, kolom kedua menjelaskan struktur input dari sekotr industri (yaitu
150+250+100=500). Jadi “satu kolom memberikan satu angka/titik pada fungsi produksi
masing-masing industri”. Kolom “permintaan akhir” menunjukkan apa yang tersedia untuk
konsumsi dan pengeluaran pemerintah. Baris ketiga pada masing-masing kolom terlihat
angka nol. Ini berarti bahwa sektor rumah tangga hanyalah merupakan sektor pengeluaran
(konsumsi) yang tidak menjual apa-apa kepada dirinya. Dengan kata lain, tenaga buruh tidak
secara langsung dikonsumsikan.

Ada dua jenis hubungan yang menandakan dan menentukan cara suatu
perekonomian bertingkah laku dan mengandung pola arus sumber tertentu. Keduanya ialah:
(a) stabilitas atau keseimbangan internal masing-masing sektor perekonomian, dan (b)
stabilitas eksternal masing-masing sektor atau hubungan antar sektoral, Profesor Leontief
menyebut keduanya sebagai “hubungan fundamental antar keseimbangan dan struktur”. Jika
dinyatakan secara matematik keduanya dikenal sebagai “persamaan keseimbangan” dan
“persamaan struktural”.

Jika misalnya output total XI dari industri ke-1 dibagi kedalam berbagai jumlah
industri 1, 2, 3, n, maka kita mendapatkan persamaan keseimbangan.

Xi = Xi1 + Xi2 + Xi3 + ... Xin + Di

dan jika misalnya jumlah Yi yang diserap oleh “sektor luar” juga dipertimbangkan,
maka persamaan keseimbangan dari industri i tersebut menjadi:

Xi = Xi1 + Xi2 + Xi3 + ... Xin + Di + Yi

atau ∑𝑛𝑗=𝑖 Xij + Yi = Xi

Harus dicatat disini bahwa Yi berarti jumlah arus produk dari industri ke-i, ke konsumsi,
investasi dan ekspor, impr metto, dan sebagainya. Ini juga disebut “tagihan akhir barang”
yang merupakan fungsi output yang harus dipenuhi. Persamaan keseimbangan itu
menunujukkan kondisi ekilibrium antara permintaan dan penawaran. Ia memperlihatkan arus
output dan input ke dan dari satu industri lainnya dan sebaliknya.

3.1. Penggunaan Teknik Input-Output Dalam Perencanaan

Suatu kajian PBB menyebutkan beberapa penggunaan model input-output di dalam


perencanaan pembangunan sebagai berikut:

1. Model-model ini membberikan kepda masing-masing bidang perekonomian


perkiraan tentang produksi dan tingkat impor yang sesuai satu sama lain dan sesuai
dengan perkiraan permintaan akhir.
2. Solusi model ini membantu di dalam pengalokasian investasi yang diperlukan untuk
mencapai tingkat produksi di dalam program dan model ini memberikan pengetesan
yang lebih tajam mengenai cukup tidaknya sumber investasi yang tersedia.
3. Kebutuhan akan buruh terdidik juga dapat dievaluasi dengan cara yang sama.
4. Dengan adnaya pengetahuan tentang penggunaan bahan baku impor dan eks dalam
negeri dalam berbagai bidang perekonomian, analisa tentang kebutuhan impor dan
kemungkinan substitusi menjadi lebih mudah.
5. Sebagai tambahan terhadap kebutuhan langsung akan modal, buruh dan impor,
kebutuhan tidak langsung pda sektor-sektor lain perekonomian juga dapat
diperkirakan.
6. Model input-output secara regional juga dapat dibuat untuk tujuan perencanaan,
untuk menjajagi implikasi program pembangunan wilayah tertentu, ataupun untuk
perekonomian secara keseluruhan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bilas, Richard A, Teori Ekonomi Edisi Kedua

Chiang, Alpha C, Dasar-Dasar Matematika Ekonomi Jilid 1 Edisi Keempat

Chiang, Alpha C, Dasar-Dasar Matematika Ekonomi Jilid 2 Edisi Ketiga

Jhingan, M.L, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta, 2016

Panggabean, A.B, Dasar-Dasar Matematika Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai