Anda di halaman 1dari 40

Irfan Abdullah

01/16/24 1

C027744
Resume

Nama: Irfan Abdullah Jenis kelamin: Laki-Lak


ABOUT ME umur: 31 Thn suku: Seran
berat: 73 kg Tinggi:173cm
• Informasi dasar Asal: Adonara, Folres Timur
Status perkawinan: Menikah
• Biografi Kontak: 082299253730

E-mail: irfanseran@yahoo.com
• Prestasi
Alamat saat ini: Perum. BSP, Malili
Resume

1997-2003 SDInpres WAIWERANG

ABOUT ME
PT. ALE LUWU RAYA 2018-PRESENT 2003-2006
MTSN. WAIWERANG
• Informasi dasar

• Biografi 2006-2009 MAN MODEL KUPANG

• Prestasi MARKETING, 2015-2016


PT. PENERBIT ERLANGGA 2010-2014S1 ILMU HUKUM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Resume
2011 JUARA II OPEN TOURNAMENT TAEKWONDO POLTEK
CUP SE-INDONESIA TIMUR
ABOUT ME -JUARA I OPEN TOURNAMENT TAEKWONDO POLTEK CUP SE-
INDONESIA
2012 - JUARA I OPEN TOURNAMENT TAEKWONDO POLITANI CUP SE-
INDONESIA TIMUR
• Informasi dasar
-JUARA I PRAPORDA SULSEL 2013
• Biografi 2013 -JUARA I OPEN TOURNAMENT TAEKWONDO UIN
CUP SE-INDONESIA TIMUR

• Prestasi 2014 -JUARA I PORDA SULSEL 2014


-PRA-PON 2014
2021-22 -PELATIH PORDA KAB. LUWUR (JUARA UMUM 2)
A. Tugas Dan Tanggung Jawab Safety Officer
1. Informan Utama Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Mengidentifikasi dan membuat pemetaan potensi
bahaya
3. Membuat atau menyusun gagasan program K3 yang
mencakup usaha preventif dan usaha korektif.
4. Membuat serta memelihara dokumen yang
berkaitan dengan K3
5. Melakukan evaluasi atas insiden kecelakaan
6. Mendokumentasikan Hal-hal Terkait Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
7. Menjadi penghubung antara perusahaan dengan
pemerintah
01/16/24 5
B. STRUKTUR ORGANISASI

01/16/24 6
C. Identifikasi Bahaya dan
Managemen Risk/Pengelolaan
Resiko
1. Identifikasi bahaya adalah suatu usaha untuk mengetahui,
mengenal dan memperkirakan adanya bahaya pada suatu
sistem (peralatan, tempat kerja, prosedur, aturan, dll.)
2. Managemen Risk atau Pengelolaan Resiko adalah segala
proses kegiatan yang dilakukan semata untuk meminimalkan
bahkan mencegah terjadinya risiko pada suatu pekerjaan

01/16/24 7
1) Proses Identifikasi Bahaya
Beberapa Tahapan sederhana:
LIST SEMUA AKTIFITAS YG BERPOTENSI MENYEBAB FATALITY atau

PERUBAHAN FUNGSI TUBUH (BAYANGKAN TANPA KONTROL)


ESTIMASI FREKUENSI YANG SERING TERJADI
PILIH 10 AKTIFITAS YANG PALING KRITIKAL (LOST VS FREKEUNSI)
TENTUKAN KONTROL BERDASARKAN “ANALISIS DASI KUPU-KUPU”
PISAHKAN KONTROL YANG SUDAH ADA DI LAPANGAN (HIJAU) DAN

BELUM ADA (MERAH)


BUAT RENCANA PEMENUHAN KONTROL YANG BELUM ADA
SOSIALISASI KE SEMUA CREW YANG TERLIBAT
INSPEKSI RUTIN KRITIKAL KONTROL OLEH PENGAWAS
AUDIT PELAKSANAAN DI LAPANGAN

01/16/24 8
2) Managemen Risk/Pengelolaan Resiko
Kepmen 1827/2018
Manajemen risiko:
Proses manajemen risiko meliputi 5 (lima)
kegiatan yang terdiri atas:
Komunikasi dan konsultasi risiko,
Penetapan konteks risiko,
Identifikasi bahaya dan penilaian risiko,
Pengendalian risiko, serta
Pemantauan dan peninjauan

01/16/24 9
D. Standar-standar Dan Prosedur-prosedur
K3L PTVI Yang Sesuai Dengan Aktifitas
Pekerjaan (MHS/RAC)
SOP-01/ALR/III/2023 (LOADING-UNLOADING
COAL/SULFUR DARI BARGE KE STOCK PILE MENGGUNAKAN DUMP
TRUCK 10 RODA)
MHS15 Rotating and Moving Equipment
MHS18 Tyre and Rims
RAC03 Mobile equipment
SP O1 General Purpose Risk Assessment
SP 02 Job safety Analysis
Golden Rules PT Vale Indonesia (1,3,9,10)
01/16/24 10
E. Manajemen Pengelolaan Lingkungan

SNI ISO 14001 adalah standar yang


disepakati secara internasional dalam
menerapkan persyaratan untuk sistem
manajemen lingkungan (SML).

01/16/24 11
1. Pengelolaan Bahan B3 & Limbah
B3 (Hidrocarbon) dengan
Penyimpanan (OLI TRAP)

01/16/24 12
2. Pengelolaan Sampah dengan
penyediaan tempat sampah untuk
kategori sampah organic dan
nonorganik

01/16/24 13
3. Pengelolaan Limpasan air dengan pembuatan,
dan pemeliharaan dranase menuju rain
harvesting, sumur resapan atau
biopori

01/16/24 14
F. Program K3 Perusahaan

01/16/24 15
G. Manjemen Investigasi Insiden dan Tindak
Lanjut (SOP:NO.05/SOP/ALR/01/01/2023) lihat

1. Tanggap Awal atau Melakukan Tindakan


Segera
Saat terjadi insiden, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah
mengambil tindakan segera. Langkah ini mungkin termasuk
mengambil area aman, melestarikan area kejadian, dan pemberian
pertolongan pertama pada korban kecelakaan.
Melestarikan area kejadian disini adalah melakukan dokumentasi
tempat kejadian, misalnya merekam, memotret, menulis, atau
membuat sketsa peristiwa. Ini berguna untuk mencegah
penghapusan atau penghilangan bukti material.

01/16/24 16
2. Menyusun Rencana dan Pembentukan
Tim Investigasi
Langkah ini berfungsi untuk memastikan
investigasi insiden berjalan sistematis dan
lengkap. Ini mungkin mencakup persiapan
melakukan investigasi, misalnya menentukan
sumber daya mana yang dibutuhkan, siapa saja
yang bisa terlibat, lama penyelidikan, bagaimana
langkah eksekusi di lapangan, dan lain sebagainya.

01/16/24 17
3. Tentukan Fakta dengan Mengumpulkan
Data yang ada
Setelah insiden, investigasi memang harus dilakukan
segera untuk memastikan “sumber data” tidak hilang
atau lupa. Sumber data disini bisa berupa penampakan
area kejadian, dokumen, peralatan, saksi, atau korban.
Pengumpulan data atau Informasi
biasanya dilakukan dengan mengamati, mempelajari
bukti materi, serta wawancara korban atau saksi.

01/16/24 18
Mengumpulkan sebanyak mungkin detail yang relevan untuk
diaktifkan; deskripsi dan urutan kejadian insiden, sebagai APA yang
terjadi / terlibat, KAPAN itu terjadi, DI MANA itu terjadi, WHO /
terlibat, MENGAPA apakah itu terjadi :

1. Kronologis deskripsi kejadian.


2. Deskripsi cedera, paparan, kerusakan properti atau biaya.
3. Latar belakang / informasi teknis yang relevan tentang proses,
peralatan, atau fasilitas terkait.
4. Peta/diagram/lokasi lokasi kejadian (jika relevan).
5. Prosedur Operasi Standar.
6. Analisis bahaya/ penilaian risiko terhadap proses, peralatan,
atau fasilitas yang terlibat dalam insiden tersebut.
01/16/24 19
4. Tentukan faktor kontribusi atau
penyumbang segera dan dasar

Investigasi komprehensif harus


mengidentifikasi faktor-faktor penyumbang
segera (perilaku, kondisi, sistem/
kerja) serta faktor dasar sistem operasi
atau manajemen yang mendasarinya
(pribadi, sistem / kerja faktor)
01/16/24 20
5. Membuat Urutan Kejadian

01/16/24 21
6. Melakukan Analisis Akar Penyebab
Masalah

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah


melakukan analisis data. Langkah ini akan
mempelajari informasi atau data apapun yang
terkumpul dari investigasi lapangan, wawancara, maupun
dokumen pendukung. Karena biasanya peristiwa terjadi
tidak hanya satu peristiwa, tetapi berupa serangkaian
peristiwa, langkah ini akan membantu mengurutkan
peristiwa secara sistematis dan mengetahui akar
penyebabnya dengan jelas

01/16/24 22
7. Dokumentasi dan Pelaporan

Membuat laporan secara tertulis tentang


urutan peristiwa kejadian secara mendetail
dan mudah dipahami. Karena tidak semua
yang membaca laporan adalah orang yang
mengerti tentang insiden yang terjadi,
sertakan dengan jelas dimana bukti yang
didasarkan pada fakta tertentu, keterangan
saksi, ataupun asumsi lain.
01/16/24 23
8. Membuat Rekomendasi

Langkah terakhir yang paling penting dari


investigasi adalah membuat rekomendasi atau
menentukan tindakan Korektif dan
Preventif dari insiden. Ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya insiden serupa atau
berbeda terulang kembali.

01/16/24 24
Rekomendasi yang dibuat harus spesifik,
konstruktif, dan mengidentifikasi akar serta
faktor penyebab. Jangan membuat rekomendasi
yang bersifat umum, karena itu hanya membuang-
buang waktu dan tenaga. Selain itu, juga jangan
membuat rekomendasi untuk mendisiplinkan
seseorang atau orang-orang yang mungkin
bersalah, karena ini bertentangan dengan tujuan
investigasi. Penyelidikan apapun yang bertujuan
untuk menemukan siapa yang bersalah, ini adalah
salah arah dan tidak benar.
01/16/24 25
G. Emergency Manjemen (Pengelolaan
Keadaan Darurat (ERP/ALR/E-LOG/03/2023)
1. Apa yang dimaksud dengan keadaan darurat?

kejadian atau insiden tidak terduga atau


tidak direncanakan yang berakibat
membahayakan manusia; mengganggu
kelancaran operasi; atau mengakibatkan
kerusakan fisik atau lingkungan, yang
harus dicegah dan ditanggulangi secara
cepat dan tepat agar akibat yang
ditimbulkannya dapat ditekan sekecil
mungkin.
01/16/24 26
2. Bagaimana cara melindungi diri sendiri,
karyawan dan kegiatan operasional saat terjadi
keadaan darurat?

Cara terbaik adalah dengan membuat


perencanaan tanggap darurat
sebagai langkah persiapan dan
penanggulangan keadaan darurat. Hanya
sedikit orang yang dapat berpikir secara jernih
dan logis saat keadaan darurat terjadi, maka
sangat penting bagi manajemen dan seluruh
pekerja untuk merencanakan dan menerapkan
prosedur tanggap darurat di perusahaan.

01/16/24 27
3. Apa itu perencanaan tanggap darurat?

Perencanaan atau rencana tanggap


darurat merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan tim manajemen dan pekerja
yang bertujuan untuk mengantisipasi
datangnya keadaan darurat sehingga
semua orang di tempat kerja
mengetahui hal-hal apa saja yang harus
dilakukan untuk selamat.

01/16/24 28
4. Hal apa saja yang harus ada dalam
perencanaan tanggap darurat?

01/16/24 29
Prosedur pelaporan kecelakaan, kebakaran,
atau keadaan darurat lainnya
Kebijakan dan prosedur evakuasi, mencakup
jalur evakuasi, tim evakuasi (floor warden)
di setiap lantai, denah evakuasi atau sarana
evakuasi lainnya.
Skema atau daftar nomor telepon penting
yang harus dihubungi saat keadaan darurat

01/16/24 30
Prosedur tindakan darurat mulai dari pra
kejadian, saat terjadi keadaan darurat, dan
pasca kejadian. Prosedur juga mencakup
pembahasan tentang peralatan darurat,
peralatan pemadam kebakaran, alarm,
peralatan P3K, hingga
prosedur emergency shutdown.
Sistem emergency shutdown adalah suatu
sistem yang digunakan dalam industri
perminyakan sebagai sistem pelindung
(safety) dari bahaya-bahaya seperti
kebakaran, dan tekanan berlebih yang
dapat menyebabkan ledakan. Biasanya
sistem ini beroperasi apabila keadaan
darurat dengan mematikan sistem proses.
01/16/24 31
Susunan tim tanggap darurat
mencakup koordinator, tim
evakuasi, petugas P3k, dan
petugas lain yang diperlukan.
Penentuan lokasi tempat
berkumpul (muster point) dan
prosedur pelaporan yang
menyatakan bahwa semua
pekerja sudah dievakuasi juga
perlu dipertimbangkan.
01/16/24 32
5.Bagaimana cara memberitahu atau
mengingatkan pekerja dan penghuni
bangunan lain saat terjadi keadaan darurat?

a. INTERNAL ALERTING/PEMBERITAHUAAN INTERNAL


1) Operator yang terlibat atau melihat langsung keadaan
darurat segera menghubungi Shift Supervisor atau
Team Leader yang bertugas
2) Shift Supervisor atau Team Leader yang bertugas
melaporkan kepada L1 Shift Material Transport dan
EHS, dan jika dalam keadaan dibutuhkan segera
menghubungi Team FES.
3) Team EHS Menginformasikan ke Polantas melalui
Security apabila keadaan darurat terjadi di jalan umum
dan mengganggu jalur lalu-lintas umum
01/16/24 33
b. EXTERNAL ALERTING/PEMBERITAHUAAN
EKSTERNAL
Jika dalam kondisi darurat melibatkan
korban atau terjadi kebakaran, maka Shift
Supervisor atau Team Leader yang
bertugas harus menghubungi Team FES
melalui Telepon (PT Vale Indonesia line)
9999, HP; 0811424888 & Telkom : 021 –
5249999 atau Radio Channel 1 Call sign
Sierra Base
01/16/24 34
6. Bagaimana Sistem dan Alur
Komunikasi?
Operator yang terlibat dalam keadaan darurat harus menginformasikan
kepada Shift Supervisor melalui Call sign Logan # 5 Alpha, Logan #
51 atau Logan # 5 Bravo atau kepada Team Leader yang bertugas
melalui Radio Channel # 12 dan # 4.
Jika Call sign yang dimaksud tidak dapat dihubungi, maka operator
dapat langsung menelepon melalui telepon seluler ke 085255346772
(Jasman P), 081342079501 (Syamsul Bahri), 081342218111 (Irawan
Kasim), 081144701476 (Fitra Jaya Sambas), 082217150675 (Asep),
08114481164 (Jufri), 08124296347 (Masrul) atau 081144303218
(Mursal)

01/16/24 35
01/16/24 36
7. Bagaimana Teknis Evakuasi?

01/16/24 37
8. POST-INCIDENT EVALUATION/EVALUASI PASCA-
INSIDEN

01/16/24 38
9. PELATIHAN

01/16/24 39
01/16/24 40

Anda mungkin juga menyukai