Anda di halaman 1dari 33

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Benda Tegar

Benda yang tidak mengalami perubahan


bentuk dan volume.
Syarat-syarat Kesetimbangan
a. Gaya-gaya sama besar dan berlawanan arah
ΣFx = 0 ; ΣFy = 0 ; ΣFz = 0
b. Garis kerja gaya harus berimpit
ΣM= 0

Apabila syarat (a) terpenuhi  setimbang translasi


Apabila syarat (b) terpenuhi  setimbang rotasi
Apabila syarat (a) dan (b) terpenuhi  Hukum gerak
Newton pertama
Syarat-syarat Kesetimbangan

F1 F1 F1

(a) F2 (b) (c)


F2

Dua buah gaya yang bekerja pada benda tegar akan


setimbang bila gaya-gayanya sama besar, berlawanan
arah, dan garis kerjanya berimpit (b)
Syarat-syarat Kesetimbangan
F3 F3

F1 F1

F2 F2
R

Pada sebuah benda bekerja tiga gaya koplanar


yang non-paralel akan setimbang bila garis
kerja ketiga gaya bertemu di satu titik.
Contoh:
1. Sebuah papan bermassa 2 kg, berfungsi sebagai jungkat-
jungkit untuk dua anak seperti pada gambar. Seorang
anak mempunyai massa 30 kg dan duduk 2,5 m dari titik
tumpu. Tentukan jarak yang diperlukan dari titik tumpu ke
anak lainnya yang massanya 25 kg agar dapat
mengimbangi jungkat-jungkit tersebut!
m1 = 30 kg
m2 = 25 kg

2,5 m x

FN=20 N
2,5 m x

P
F1=300 N FG=20 N F2=250 N
ΣMp= 0
F2.x – F1.2,5 = 0
250. X – 300. 2,5 = 0
X=3m

2. Sebuah balok homogen dengan panjang 2,20 m


dan massa m= 2,5 kg dipasang dengan engsel
pada dinding seperti pada gambar. Balok tersebut
ditahan pada posisi horizontal oleh sebuah kawat
yang membentuk sudut 30. Balok menahan
massa M= 280 kg yang tergantung pada
ujungnya.
Tentukan komponen-komponen gaya FH yang
diberikan engsel terhadap balok dan
komponen-komponen tegangan FT pada kawat
penopang!

FHy FH FT
FTy
30
FHx FTx
M.g
m.g
 Fy = 0
FHy + FTy - m.g – M.g = 0 ……(1)

 Fx
FHx – Ftx = 0 ……(2)

ΣMA= 0
FHy . 2,20 - m.g. 1,10 = 0
FHy = 1/2,20 (2,5.10. 1,10)
= 12,5 N

FTy = FTx tg 30


FTy = 0,577. FTx ……(3)
Dari persamaan (1),(2) dan (3) diperoleh:
FTy = (m+M)g – FHy
= 282,5.10 – 12,5
= 2812,5 N

FTx = 1/0,577 (FTy )


= 2812,5/0,577
= 4871,4 N

FHx = 4871,4 N
Pusat Massa Sebagai Titik Berat
Pusat massa sebuah benda merupakan titik dimana
gaya total dapat dianggap bekerja untuk tujuan
menentukan gerak translasi benda sebagai satu
kesatuan. x
y 2

x1
x
xs m1 m2

Pusat massa sebagai titik berat dapat didefinisikan


sebagai berikut: (m1.x1 )  (m2 .x2 )
Xs 
m1  m2
Titik berat untuk sejumlah massa m 1, m2, … , mn yang
terletak pada satu garis adalah:
n

 m .x i i
Xs  i 1
n

m i 1
i

Jika massa tidak terletak pada satu garis, maka harus


ditambah koordinat-koordinat titik berat lainnya.

n n

 m .y i i  m .z i i
Ys  i 1
n
Zs  i 1
n

m
i 1
i m
i 1
i
Koordinat Titik Berat
Contoh:

Tentukan koordinat
titik beratnya!

88
Torsi dan Momen Inersia
TORSI adalah hasil kali gaya dengan lengan gaya.
 = F.r
 = torsi (Nm)
F = gaya (N)
r = lengan gaya (m)
= jarak tegak lurus antara gaya dan sumbu
rotasi.

F
Lengan gaya
r

sumbu rotasi
F = m.a; percepatan sudut a = r. 
= m.r.

Jika kedua ruas dikalikan dengan r, maka torsi


dapat dinyatakan dengan mr2.
Kuantitas mr2 menyatakan inersia rotasi partikel
dan disebut MOMEN INERSIA.
Momen Inersia
Inersia Gabungan

y 
 Ay i i

A
0
i

I  I  A (y
x 0 i 0  yi ) 2
Contoh:

Tentukan koordinat
titik berat gabungan
dan inersia
penampangnya!
Jawaban:
No b h Ai yi Ai.yi I0 Ai(yo-yi)2
I 300 30 9000 15 135000 675000 379702440
II 20 440 8800 250 2200000 141973333 7710208
III 200 30 6000 485 2910000 450000 420078960
 23800 5245000 143098333 807491608

y 
 Ay i
 220,4mm i

A
0
i

I  I  A (y  y )
x 0 i 0 i
2

I x  950.589.941mm 4
Elastisitas, Tegangan, dan Regangan

stis

s
p l a Titik patah

sti
ra h
Dae

e la
gaya,F
h
era
Batas elastis
Da

Pertambahan panjang, L

Hukum Hooke (Robert Hooke 1635-1703)


F = k. L
F = gaya (N)
k = konstanta pembanding
L = perubahan panjang (m)
F .Lo
L 
E. A
L = perubahan panjang (m)
F = gaya (N)
Lo = panjang awal (m)
A = luas penampang (m2)
E = modulus elastisitas (N/m2)  tergantung
bahan
TEGANGAN didefinisikan sebagai gaya per satuan
luas.
F

A

 = tegangan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)
REGANGAN didefinisikan sebagai perbandingan
perubahan panjang terhadap panjang awal.

L
 
Lo
ε = regangan
L = perubahan panjang (m)
Lo = panjang awal (m)
Hubungan Antara Tegangan dan
Regangan
Regangan berbanding lurus dengan tegangan,
selama material masih berada dalam batas elastis
(linier):

  E. Hukum Hooke


 : Tegangan (N/mm2)
 : Regangan
E : Elastisitas material (N/mm2)
Tegangan  tarik, tekan, geser.
F
F F A L
A
A L L

L0 L0 L0

F
F
F
Tegangan tarik atau tekan Tegangan geser
F
 tarik  F
A  geser 
F A
 tekan 
A F .Lo
F .Lo L 
L  G. A
E. A
PATAHAN
Jika tegangan pada benda padat terlalu besar, maka
benda akan patah.

 Nilai kekuatan tarik, tekan, geser


faktor aman
tegangan yang diijinkan
Stabilitas dan Kesetimbangan
Bila sebuah benda yang dalam kesetimbangan digeser
sedikit, maka besar, arah, dan garis kerja gaya-gaya yang
bekerja terhadap benda tersebut dapat berubah semuanya.

Bila gaya-gaya pada benda yang sudah tergeser dapat


mengembalikan benda ke posisi semula disebut
KESETIMBANGAN STABIL.
CONTOH: Sebuah bola yang tergantung bebas
pada seutas tali berada dalam
kesetimbangan stabil, karena jika
digerakkan ke satu posisi maka bola
tersebut akan kembali ke posisi awalnya.
Bila gaya-gaya pada benda yang sudah tergeser tidak
dapat mengembalikan benda ke posisi semula disebut
KESETIMBANGAN TIDAK STABIL (LABIL).
CONTOH: Sebuah pensil yang berdiri
diujungnya, diberi getaran maka
pensil tersebut akan terjatuh
Bila benda masih tetap setimbang dalam keadaan
tergeser disebut KESETIMBANGAN NETRAL.
CONTOH: Sebuah bola yang berada di atas
meja horizontal, digeser, bola tetap
pada posisinya yang baru.
Latihan
1. Tentukan tegangan tali pengikat beban pada gambar!

300 600
T2 T1

8kg
W cos  W cos 
T1  T2 
sin (    ) sin (   )
8.10 cos 30 80 cos 60
T1  T2 
sin ( 30  60 ) sin (30  60 )
1 1
80 . 3 80.
T1  2 T2  2
1 1
T1  40 3 T2  40 N
2. Tentukan besar gaya F agar sistem setimbang!

30⁰
60⁰

F 60 kg

Anda mungkin juga menyukai