Anda di halaman 1dari 38

Stabilitas Bendung

Gaya-gaya
1. Gaya akibat tekanan air
2. Gaya akibat tekanan lumpur
3. Gaya akibat gempa
4. Gaya akibat berat bangunan
5. Gaya reaksi pondasi
1. Gaya tekanan air
Gaya tekan air :
•gaya hidrostatik dan
•gaya hidrodinamik.

Tekanan hidrostatik adalah fungsi


kedalaman di bawah permukaan
air. Tekanan air akan selalu
bekerja tegak lurus terhadap
muka bangunan.

Tekanan air dinamik jarang


diperhitungkan untuk stabilitas
bangunan bendung dengan tinggi
energi rendah.
Gaya tekan ke atas.
Bangunan bendung
mendapat tekanan air bukan
hanya pada permukaan
luarnya, tetapi juga pada
dasarnya dan dalam tubuh
bangunan itu.

Gaya tekan ke atas, yakni


istilah umum untuk tekanan
air dalam, menyebabkan
berkurangnya berat efektif
bangunan diatasnya.
Gaya akibat tekanan air

• Gaya tekan ke atas:

– c : proporsi luas di mana tek. Hidrostatik bekerja.


– γw : berat jenis air, kN/m3
– h2 : kedalaman air hilir, m
– h1 : kedalaman air hulu, m
– ξ : proporsi tekanan, lihat tabel.
– A : luas dasar pondasi, m2
– Wu : gaya tekan ke atas, kN
Gaya tekan ke atas
Gaya tekan ke atas
• Gaya tekan pada bangunan di atas tanah dasar
bukan batuan (subgrade) ditentukan dengan
membuat flownet, atau menggunakan asumsi
Lane untuk teori angka rembesan.

– px : gaya angkat pada titik x, kg/m2


– L : panjang total bidang kontak bendung dan tanah,m
– Lx : jarak sepanjang bidang kontak dari hulu sampai titik x, m
– ΔH : beda tinggi energi
– Hx : tinggi energi di hulu bendung terhadap posisi titik x, m
Dalam teori angka
rembesan Lane,
diandaikan bahwa
bidang horisontal
memiliki daya tahan
terhadap aliran
(rembesan) 3 kali
lebih lemah
dibandingkan
dengan bidang
vertikal.
CONTOH :
ANGKA REMBESAN MENURUT LANE :
2. Tekanan Lumpur

• Tekanan lumpur yang berkerja pada muka


hulu bendung:

– Ps : gaya yg terletak 2/3 kedalaman dari permukaan lumpur, bekerja


dalam arah horizontal.
– γs : berat jenis lumpur, kN
– H : kedalaman lumpur, m
– ϕ : sudut geser dalam, derajat
3. Gaya Gempa
• Faktor minimum: 0,1g
• Faktor ini dikalikan dengan massa bangunan
sebagai gaya horizontal ke arah hilir.
4. Berat Bangunan
Berat bangunan bergantung kepada bahan yang dipakai
untuk membuat bangunan itu.
Untuk tujuan-tujuan perencanaan pendahuluan, boleh
dipakai harga-harga berat volume di bawah ini. :

pasangan batu 22 kN/m3 (≈ 2.200 kgf/m3)


beton tumbuk 23 kN/m3 (≈ 2.300 kgf/m3)
beton bertulang 24 kN/m3 (≈ 2.400 kgf/m3)
5. Reaksi Pondasi
Reaksi Pondasi

– P : tekanan vertikal
– Σ (W) : keseluruhan gaya vertikal, tidak termasuk reaksi
pondasi
– A : luas dasar pondasi
– e : eksentrisitas pembebanan, jarak dari pusat gravitasi
dasar ke titik potong resultan dengan dasar.
–I : momen kelembaban (moment of inertia) dasar di
sekitar pusat gravitasi
– m : jarak dari pusat luas dasar ke titik tekanan.
Kebutuhan Stabilitas
Penyebab runtuhnya bangunan air gravitasi:
1.Gelincir (sliding)
2.Guling (overturning)
3.Erosi bawah tanah (piping)
Pembebanan Ekstrim
• Tidak ada aliran diatas bangunan, gempa
• Pada kondisi banjir rencana
Stabilitas terhadap gelincir
Angka keamanan terhadap gelincir,S:
Tebal Kolam Olak
Stabilitas Terhadap Erosi bawah
Tanah
• Dapat dilakukan dengan metoda Lane.
• Harga minimum angka rembesan Lane (CL):
– Pasir sangat halus/lanau: 8,5
– Kerikil sedang: 3,5
– Lempung sangat keras: 1,6
Metoda Lane
• Keamanan terhadap rekah:

hs
Lantai Muka
Dinding Halang
Filter
Perencanaan Filter

• Ketentuan:
Contoh Gradasi Base, Riprap dan Filter
Dinding Penahan
• Untuk penahan gravitasi dengan tinggi < 3m.
Bronjong
Detail Bangunan
Detail Bangunan
Bangunan
Backwater / Pengempangan
Tanggul Banjir
Drainase Sekitar Tanggul Banjir
Sudetan

Anda mungkin juga menyukai