Anda di halaman 1dari 10

ISU STRATEGIS

PERATURAN KPU TENTANG PENETAPAN PASANGAN CALON TERPILIH, PENETAPAN


PEROLEHAN KURSI, DAN PENETAPAN CALON TERPILIH DALAM PEMILIHAN UMUM

Jakarta, 16 Januari 2024


DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017


1 Tentang Pemilihan Umum yang Telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 39/PUU-XVII/2019


2 yang dibacakan tanggal 30 September 2019.

2
SISTEMATIKA RANCANGAN PKPU

BAB IV PENETAPAN PEROLEHAN KURSI


BAB II
TAHAPAN PENETAPAN BAB III Bagian 1 Jadwal Penetapan Perolehan Kursi Anggota
BAB I PASANGAN CALON TERPILIH, DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
KETENTUAN UMUM PENETAPAN PEROLEHAN PENETAPAN CALON
Bagian 2 Penetapan Perolehan Kursi Anggota DPR
KURSI DAN PENETAPAN CALON TERPILIH
Bagian 3 Penghitungan dan Penetapan Perolehan Kursi
TERPILIH
Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota

BAB VI
BAB V PEMBERITAHUAN DAN PENGUSULAN PELANTIKAN PASANGAN
PENETAPAN CALON TERPILIH CALON DAN CALON TERPILIH SERTA PENGGANTIAN CALON
Bagian 1 Penetapan Calon Terpilih Anggota DPR TERPILIH
Bagian 1 Pemberitahuan Pasangan Calon Terpilih dan Calon Terpilih
Bagian 2 Penetapan Calon Terpilih Anggota DPD
Bagian 2 Pengusulan Pelantikan Pasangan Calon Terpilih
Bagian 3 Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD Provinsi
Bagian 3 Pengusulan Pelantikan Calon Terpilih
Bagian 4 Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD Kabupaten/Kota Bagian 4 Penggantian Calon Terpilih
Bagian 5 Penyelesaian Keberatan

BAB VII BAB VIII


BAB IX
PENYAMPAIAN SISTEM INFORMASI
KETENTUAN
LAPORAN DANA REKAPITULASI
PENUTUP
KAMPANYE ELEKTRONIK

3
JADWAL PENETAPAN PEROLEHAN KURSI ANGGOTA DPR,
DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA

Penetapan pasangan calon terpilih dilaksanakan apabila:


a. tidak terdapat permohonan perselisihan hasil Pemilu, paling lambat paling lambat 3 (tiga) hari
setelah KPU memperoleh surat pemberitahuan dari Mahkamah Konstitusi mengenai daftar
permohonan perselisihan hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; atau
b. terdapat permohonan perselisihan hasil Pemilu, paling lambat 3 (tiga) hari setelah putusan
Mahkamah Konstitusi dibacakan

Penetapan perolehan kursi anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
dilaksanakan apabila:
a. tidak terdapat permohonan perselisihan hasil Pemilu, paling lambat paling lambat 3 (tiga) hari
setelah KPU memperoleh surat pemberitahuan dari Mahkamah Konstitusi mengenai daftar
permohonan perselisihan hasil Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota;
atau
b. terdapat permohonan perselisihan hasil Pemilu, paling lambat 3 (tiga) hari setelah KPU
menetapkan hasil Pemilu secara nasional pasca putusan Mahkamah Konstitusi.
4
ISU STRATEGIS

Penghitungan Kursi
(Pasal 12)

1. KPU, KPU Provinsi, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan penghitungan perolehan jumlah kursi anggota DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota setiap Partai Politik Peserta Pemilu yang memenuhi ambang batas pada masing-
masing Dapil dalam rapat pleno dengan ketentuan:
a. menetapkan jumlah suara sah setiap Partai Politik Peserta Pemilu di setiap Dapil sebagai suara sah setiap Partai
Politik;
b. membagi suara sah setiap Partai Politik Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan bilangan
pembagi 1 (satu), dan diikuti secara berurutan oleh bilangan ganjil 3 (tiga), 5 (lima), 7 (tujuh) dan seterusnya
c. hasil pembagian sebagaimana dimaksud dalam huruf b diurutkan berdasarkan jumlah nilai terbanyak; dan
d. nilai terbanyak pertama mendapat kursi pertama, nilai terbanyak kedua mendapat kursi kedua, nilai terbanyak ketiga
mendapat kursi ketiga, dan seterusnya sampai jumlah kursi pada Dapil yang bersangkutan habis terbagi.
2. Dalam hal hasil bagi sebagaimana dimaksud pada angka (1) huruf b menghasilkan angka pecahan, angka pecahan
tersebut tetap diperhitungkan sebagai 2 (dua) angka desimal.
3. Dalam hal pada pembagian untuk mendapatkan 1 (satu) alokasi kursi terakhir, terdapat 2 (dua) Partai Politik Peserta
Pemilu yang memperoleh suara hasil bagi yang sama, 1 (satu) alokasi kursi terakhir tersebut diberikan kepada Partai
Politik dengan persebaran wilayah perolehan suara yang lebih luas secara berjenjang.
4. Dalam hal terdapat Partai Politik Peserta Pemilu yang memperoleh suara tetapi tidak memiliki calon anggota DPR, DPRD
Provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota dalam DCT Partai Politik Peserta Pemilu di suatu Dapil, tidak diikutkan dalam
penghitungan alokasi kursi pada Dapil yang bersangkutan .

5
ISU STRATEGIS

Penetapan Calon Terpilih


(Pasal 18, Pasal 25, Pasal 27, dan Pasal 33 RPKPU)

1. Penetapan calon terpilih anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota didasarkan
atas perolehan kursi Partai Politik dan suara sah nama calon yang tercantum dalam DCT
anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap Dapil, yang dilakukan
dalam rapat pleno terbuka.
2. Penetapan calon terpilih anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota disetiap
dapil, didasarkan atas peringkat suara sah terbanyak pertama, kedua, ketiga dan seterusnya
yang diperoleh setiap calon anggota DPR sesuai perolehan kursi Partai Politik pada Dapil yang
bersangkutan.
3. Penetapan Calon Terpilih DPD didasarkan atas peringkat perolehan suara dan calon terpilih
anggota DPD, berdasarkan nama calon yang memperoleh suara terbanyak pertama, kedua,
ketiga, dan keempat di masing-masing provinsi

6
ISU STRATEGIS
Penetapan Calon Terpilih Kondisi Tertentu
Dalam hal Partai Politik memperoleh alokasi kursi,
tetapi tidak ada calon anggota DPR dan DPRD yang
memperoleh suara sah pada Dapil yang bersangkutan,
Kondisi 1
calon terpilih anggota DPR dan DPRD ditetapkan
berdasarkan nomor urut pada DCT anggota DPR dan
DPRD Dapil yang bersangkutan

Dalam hal terdapat 2 (dua) orang atau lebih calon


anggota DPR dan DPRD memperoleh suara sah yang
sama pada suatu Dapil, calon anggota DPR dan DPRD
Kondisi 2
dengan persebaran wilayah perolehan suara yang lebih
luas secara berjenjang ditetapkan sebagai calon
terpilih anggota DPR dan DPRD

penetapan calon terpilih anggota DPR dan DPRD


berdasarkan jenis kelamin, dengan ketentuan apabila jenis
Dalam hal persebaran
kelamin 2 (dua) orang atau lebih calon anggota DPR dan Sub Kondisi
perolehan suara masih
DPRD yang memperoleh suara sah sama tersebut berbeda, 1
sama
calon berjenis kelamin perempuan ditetapkan sebagai calon
terpilih anggota DPR dan DPRD

Calon Terpilih Anggota DPR dan DPRD Dalam hal persebaran


Sub Kondisi
ditetapkan berdasarkan nomor urut teratas perolehan suara masih
2
pada DCT sama

7
ISU STRATEGIS
Penetapan Calon Terpilih Kondisi Tertentu
Partai Politik yang sama pada Dapil
yang berbatasan geografis secara
Kondisi 1
langsung, dan memiliki perolehan
suara sah terbanyak

Dalam hal terdapat lebih yang memiliki perolehan suara sah


dari 1 (satu) Dapil yang terbanyak dari Partai Politik yang sama,
Kondisi 2
berbatasan langsung pada DCT DPR dan DPRD pada Dapil
secara geografis yang jumlah penduduknya paling banyak
kelebihan
perolehan kursi Dalam hal tidak tersedia
Dalam hal jumlah yang memiliki perolehan suara sah
tersebut nama calon anggota DPR
perolehan kursi terbanyak dari Partai Politik yang
dialokasikan
Partai Politik pada dan DPRD dalam DCT pada sama, pada Dapil yang berbatasan
untuk calon
suatu Dapil lebih Kondisi 3 Dapil yang berbatasan
anggota DPR dan langsung secara geografis dengan
dari jumlah calon langsung secara geografis
DPRD yang belum jumlah penduduk terbanyak
anggota DPR dan dan memiliki jumlah
dinyatakan berikutnya
DPRD dalam DCT penduduk paling banyak
sebagai calon
terpilih Dalam hal tidak tersedia
yang memiliki perolehan suara
nama calon anggota DPR
sah terbanyak dari Partai Politik
dan DPRD dalam DCT pada
yang sama pada Dapil yang tidak
Dapil yang berbatasan
Kondisi 4 berbatasan langsung secara
langsung secara geografis
geografis tetapi memiliki jumlah
dan memiliki jumlah
penduduk terbanyak pada
penduduk paling banyak
provinsi yang sama
berikutnya
Dalam hal tidak tersedia yang memiliki perolehan suara
nama calon anggota DPR sah terbanyak dari Partai Politik
dan DPRD dalam DCT pada yang sama pada Dapil yang tidak
Kondisi 5 Dapil yang tidak berbatasan langsung secara
berbatasan langsung geografis tetapi memiliki jumlah
secara geografis pada penduduk terbanyak berikutnya
provinsi yang sama pada provinsi yang sama
8
ISU STRATEGIS
Ketentuan Baru:
A. Rapat Pleno
1. Pasal 412 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menentukan Perolehan Suara
Pasangan Calon, Partai Politik Peserta Pemilu untuk DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
dan Perolehan suara calon anggota DPD dilakukan dalam Rapat Pleno Terbuka.
2. Ketentuan Pasal 417 menyebutkan Penetapan Pasangan Calon Terpilih ditetapkan dalam pleno KPU

Berkenaan dengan ketentuan tersebut, maka Penetapan calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan dalam rapat pleno biasa . Meskipun demikian, dalam rangka
mengimplementasikan prinsip terbuka dalam penyelenggaraan Pemilu, maka KPU, KPU provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota tetap mengundang para pihak dan stakeholder

B. Formulir yang digunakan


KPU melakukan penyederhanaan formulir, dengan berorientasi pada kemudahan dalam memahami isi
formulir dan kesesuaian isi formulir dengan ketenttuan perundang-undangan

C. Penggunaan Sirekap
3. Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan Calon Terpilih dilakukan
menggunakan sirekap
4. Publikasi hasil Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Penetapan Perolehan Kursi dan Penetapan Calon
Terpilih melalui portal info pemilu, jdih kpu, website KPU dan Media Sosial KPU.
9
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai