Konsepsi UU SDA-120 Menit
Konsepsi UU SDA-120 Menit
07 Juni 2004
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG
SUMBER DAYA AIR
Air dan sumber-sumber air
adalah karunia yang Tuhan
Yang Maha Esa.
Diamanatkan kepada
manusia untuk:
Total Indonesia
TP: 3221 PC: 16.8
Kalimantan
Sulawesi
TP: 1008 PC: 98.8 TP: 247 PC: 18.3
Papua & Maluku
TP: 981 PC: 251.5
Sumatera
TP: 738 PC: 18.4
Java
TP: 187 PC: 1.6 Sunda Kecil
TP = Total Potensi (milyar m3) TP: 60 PC: 5.5
PC = Per Kapita (1.000 m3/capita)
SUMBER DAYA AIR DAN MASALAHNYA
KEPENDUDUKAN Das kritis
kekeringan
sampah
Permukiman &
pencemaran banjir
KERANGKA PIKIR PERUBAHAN UU NO.11/1974
UUD 1945 Pasal 33 ayat (3)
LATAR BELAKANG Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN
UU No. 11/1974 telah
memberikan andil yg besar
bagi perikehidupan ekonomi VISI PENGELOLAAN SDA
dan sosial masyarakat. Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air bagi
kesejahteraan seluruh rakyat
Saat ini UU tsb memerlukan
penyesuaian untuk antisipasi
perkembangan masalah dan LIMA MISI PENGELOLAAN SDA
UU PENGGANTI
perubahan paradigma, a.l: 1. KONSERVASI sumber daya air.
Yg lebih:
1 Pengelolaan secara menyeluruh 2. PENDAYAGUNAAN sumber daya air. 1. Komprehensif
dan terpadu. 3. PENGENDALIAN daya rusak air. 2. Antisipatif
2 Keseimbangan antara
4. PEMBERDAYAAN dan peningkatan peran 3. Direktif
penanganan secara fisik
dengan non fisik. masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah. 4. Koordinatif
3 Keseimbangan antara 5. Peningkatan ketersediaan dan keterbukaan 5. Partisipatif
pendayagunaan dg konservasi. data serta INFORMASI SDA
4 Perlindungan thd hak dasar
manusia atas air;
5 Keterlibatan pihak yg
berkepentingan dalam PSDA
TUJUH ASAS PENGELOLAAN SDA: PERATURAN
dalam spirit demokrasi dan
pendekatan koordinasi. Kelestarian, Keseimbangan, Kemanfaatan PERUNDANG-
6 Mengadopsi prinsip Umum, UNDANGAN
pembangunan berkelanjutan Keterpaduan dan keserasian, Keadilan,
7 Antisipasi thd ekses TERKAIT
perkembangan nilai ekonomis Kemandirian, Transparansi dan akuntabilitas
air.
KRONOLOGIS
KRONOLOGISPENYUSUNAN
PENYUSUNANRUU
RUUSDA
SDA sampai
sampaike
keDPR
DPR
Sejak 1992 19 Okt 00 Nop 00 s/d Mei 01 Juni 2001 s/d Okt 01
Diskusi/ Izin Susun Konsultas Perbaik.
Seminar Presiden Draft Publik RUU
awal
RUU Di 7 Prop Timja
Timja RKSP
RKSP
Disampaikan
kpd DPR
RUU SDA Dep RUU SDA
Usulan Perbaikan Bahas di
Kehakim. hasil Tim Tim PAD
Pemerintah di Seskab
setuju PAD
s/d Sep 20 Jun 10 Apr Feb – Aug
8 Okt 2002 2002 2002 2002 2002
PROSES PEMBAHASAN HINGGA DISYAHKAN
MENJADI UU SDA
Seminar/Lokakarya
sejak 1992
LANDASAN YURIDIS
PENGATURAN Pasal 33 ayat (3) UUD 1945:
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.
TEKNIS
1. Air merupakan sumber daya yg terbaharui.
2. Jumlahnya tetap, namun keterdapatannya
tergantung kondisi alam lokal.
3. Air permukaan & Air Tanah saling berkaitan satu
sama lain dalam siklus hidrologi.
4. Secara alami mengalir dinamis dari tempat tinggi
ketempat yg lebih rendah.
PERSANDINGAN
PERSANDINGANSISTEMATIKA
SISTEMATIKA
13. Mengadopsi prinsip penggunaan air hujan, air permukaan dan air tanah
secara conjunctive. (Ps 26 ay 5)
14. Menekankan asas keseimbangan antara upaya pendayagunaan dengan
konservasi, termasuk pemberian sistem insentif kepada pelaku
konservasi. (Ps 11 ay 4, Ps 77 ay 1 dan 2 )
GARIS
GARISBESAR
BESARSUBSTANSI
SUBSTANSIUU
UUNo.7/2004
No.7/2004ttg
ttgSDA
SDA
15. Mengatur prinsip pemanfaat dan pencemar membayar (kecuali
untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat)
sebagai instrumen untuk berhemat air, yg nilainya disesuaikan
dg kemampuan ekonomi kelompok pengguna dan jenis
penggunaannya. (Ps 26 ay 7, Ps 77, Ps 78 ay 1, Ps 80 )
16. Memfasilitasi perlindungan hak penemu dan temuan ilmu
pengetahuan dan inovasi teknologi dalam bid. SDA. (Ps 73)
17. Mengatur pengelolaan sistem informasi SDA. (Bab VIII)
18. Mengatur pengusahaan SDA secara lebih ketat. (Ps 26 ay 3, Ps 45, Ps
46, Ps 47, Ps 48, Ps 49).
19. Mengakomodasi penyelesaian sengketa dan gugatan
masyarakat. (Bab XIV )
20. Memperhatikan perkembangan lingk. global, a.l. tentang
pengelolaan SDA pada Wilayah Sungai lintas negara. (Ps 13 ay 3, Ps
14, Ps 49 )
ACUAN DALAM
MENYELENGGARAKAN
PENGELOLAAN
ACUAN
ACUANPENGELOLAAN
PENGELOLAANSUMBER
SUMBERDAYA
DAYAAIR
AIR
Berbasis Wil Administrasi: Pasal 14, 15, 16
KEBIJAKAN NASIONAL
KEBIJAKAN PROPINSI
KEBIJAKAN KABUPATEN/ KOTA
POLA Ps 11 ay 2, Ps 59 ay 3, Ps 62 ay 6
RENCANA
PROGRAM
KEGIATAN
Berbasis Wilayah Hidrologis (WilayahSungai)
POLA
POLAPENGELOLAAN
PENGELOLAANSDA
SDA
Pola Kegiatan:
KERANGKA DASAR
Pengelolaan dalam: KONSERVASI SDA
Merencanakan, PENDAYAGUNAAN SDA
SDA
Melaksanakan, Memantau,
(berbasis WS) Pengendalian daya rusak air
dan Mengevaluasi
Pasal 1 angka 8
KEKERINGAN
BANJIR
KEPUNAHAN
SATWA dan EROSI/ SEDIMENTASI
TUMBUHAN
LONGSORAN TANAH
BANJIR LAHAR DINGIN
AMBLESAN TANAH
Perubahan sifat dan
WABAH PENYAKIT
kandungan kimiawi,
biologi dan fisika air
WILAYAH SUNGAI sebagai Basis
Wilayah Pengelolaan S.D.Air
mengapa ?
1. Sifat alami air yg mengalir secara dinamis dari tempat-tempat
tertentu ke tempat yg lebih rendah (bisa lintas wil. Kab/Kota, dan
lintas Prop, bahkan lintas Negara)
2. Keterdapatan air mengikuti siklus hidrologi; ada DAS/DPS yg
secara alami kaya air dan ada pula DAS yg selalu kekurangan air.
3. Air adalah karunia Tuhan, dan menjadi sumber kehidupan;
karenanya setiap orang berhak mendapatkan air untuk
kelangsungan hidupnya.
4. Mencegah timbulnya konflik; sekaligus menempatkan air sebagai
unsur pemersatu antar wilayah.
5. Prinsip efisiensi dan efektivitas pengelolaan.
WILAYAH SUNGAI sebagai Basis
Wilayah Pengelolaan S.D.Air
Bagaimana wujud wilayahnya?
Bisa berupa:
• SATU DAS (Cathment Area)
• Penggabungan DAS satu dg DAS lain.
• SATU PULAU KECIL.
• Penggabungan beberapa gugusan pulau kecil.
• Penggabungan DAS dan Pulau Kecil di
sekitarnya.
Pembagian Wil. Sungai di Indonesia
Perlu diatur lagi dg Keppres Menurut: Permen PU No.39/ 1989
(SAAT INI )
Kalimantan
Sulawesi
Papua
Sumatera
Jawa
8. Hak Guna Usaha Air, wajib dilakukan melalui IZIN penggunaan air dari
pemerintah.
HAK
HAKGUNA
GUNAAIR
AIR dan
danPERIZINAN
PERIZINAN
JENIS HAK CARA UNTUK UNTUK PERSYARATAN
Memperoleh SIAPA APA
19. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu miliar rupiah):
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan penggunaan
air yang mengakibatkan kerugian terhadap orang atau pihak lain dan
kerusakan fungsi sumber air sebagaimana dimaksud dalam Pasal
32 ayat (3) , (pasal 94 ayat 2)
KERANGKA
PEMBAGIAN WEWENANG
DAN TANGGUNG JAWAB
PENGELOLAAN
WEWENANG
WEWENANGDAN
DANT-JAWAB
T-JAWABPEMERINTAH
PEMERINTAH
Wewenang & TJ Pusat Prop Kab/Kot
1. Menetapkan Kebijakan Nasional SDA. X - -
Pasal 17
MODEL
MODELPENGALIHAN
PENGALIHANWEWENANG
WEWENANG
1. Pendelegasian ke bawah:
Sebagian wewenang Pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dapat diselenggarakan oleh
pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan .
(pasal 18)
2. Penyerahan ke atas:
Dalam hal Pemda BELUM DAPAT dapat melaksanakan sebagian
wewenangnya, Pemda ybs dapat menyerahkan wewenang tersebut
kepada pemerintah di atasnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (pasal 19 ayat 1)
3. Pengambil alihan (pasal 19 ayat 2):
Pelaksanaan sebagian wewenang pengelolaan sumber daya air oleh
Pemda WAJIB diambil oleh pemerintah di atasnya dalam hal:
a. Pemda TIDAK melaksanakan sebagian wewenang pengelolaan
sumber daya air sehingga dapat membahayakan kepentingan umum;
dan/atau
b. Adanya SENGKETA antarprovinsi atau antarkabupaten/kota.
KETENTUAN
KETENTUANLAINNYA
LAINNYA
Menteri
Gubernur
Proyek Pem.
Bupati REGULATOR DEVELOPER Invest Swasta
Walikota
Dinas
WADAH
KOORDINASI
Pertanian
Perkotaan
BPDAS Energi
PJT OPERATOR USER/ PUBLIC Industri
BPSDA Perkebun
Pakar
LSM
WADAH
WADAHKOORDINASI
KOORDINASI PSDA
PSDA
(menurut UU SDA)
(menurut UU SDA)
2. Lingkungan Eksternal:
Dampak banjir dan kekeringan thd kerusakan tanaman padi di Indonesia, rata-
rata 90.000 Ha/th.
Alih fungsi lahan beririgasi teknis rata-rata 40.000 ha/tahun.
Alih fungsi sawah menjadi permukiman dan kegiatan usaha = 610.590 Ha
selama periode 2001 s/d 2003. (Dirjen Tanaman Pangan dalam Kompas 01 Mei
2004)
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGANSISTEM
SISTEMIRIGASI
IRIGASI
1. Pengembangan sistem irigasi PRIMER dan SEKUNDER:
(pasal 41 ayat 2)
a. Lintas provinsi menjadi wewenang dan tanggung jawab
Pemerintah.
b. Lintas kabupaten/kota menjadi wewenang dan TJ Pem.
Provinsi.
c. Yang utuh pada satu kabupaten/kota menjadi wewenang dan TJ
Pem. Kab/Kota.
3. Pengembangan sistem irigasi dilakukan dengan
mengikutsertakan masyarakat. (pasal 41 ayat 4)
4. Pengembangan sistem irigasi PRIMER dan SEKUNDER dapat
dilakukan oleh perkumpulan petani pemakai air atau pihak
lain sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. (pasal 41
ayat 5)
5. Pengembangan sistem irigasi TERSIER menjadi hak dan
tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air. (pasal 41
ayat 3)
PELAKSANAAN
PELAKSANAANO&P
O&PSISTEM
SISTEMIRIGASI
IRIGASI
1. Pelaksanaan O&P prasarana sumber daya air yang dibangun oleh badan
usaha, kelompok masyarakat, atau perseorangan menjadi tugas dan TJ
pihak-pihak yang membangun. (pasal 64 ayat 4)
2. Masyarakat ikut berperan dalam pelaksanaan O&P sumber daya air.
(pasal 64 ayat 5)
3. Pelaksanaan O&P sistem irigasi PRIMER dan SEKUNDER menjadi
wewenang dan TJ Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya. (pasal 64 ayat 6 huruf a)
4. Pengelolaan irigasi PRIMER dan SEKUNDER: (penjelasan pasal 41 ayat 2)
= SUNGAI = DAS
DAS B
DAS A
CAT 2
DAS E
CAT 1
DAS D CAT 3
CAT 4
DAS C
DAS F LAUT
SIKLUS HIDROLOGI