Anda di halaman 1dari 23

ORDE BARU 1966-1998

• Sejak dikeluarkannya Supersemar, mulai lahirlah


kekuatan orde baru dan mulai runtuhnya orde lama.
• Soekarno menyerahkan jabatannya kepada Soeharto
sebagai presiden, berakhirlah orde lama dan
dimulainya orde baru 1966
• Permulaan masa Orde Baru program pemerintah
berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi
nasional terutama pada usaha mengendalikan
tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Upaya Pemerintahan orde baru dalam UUD
1945 sesuai ketetapan MPRS dibawah
pimpinan soeharto melakukan rehabilitasi dan
stabilisasi politik dan keamanan (polkam)
dengan tujuan agar dilakukan pembangunan
ekonomi bagi kesejahteraan rakyat indonesia
yang dikenal dengan pendekatan keamanan
(security approach)
LANGKAH-LANGKAH PEMERINTAH ORDE BARU
UNTUK MENGATASI KEKACAUAN EKONOMI

• Memperbaharui kebijakan ekonomi, keuangan,


dan pembangunan. Kebijakan ini didasari oleh
Ketetapan MPRS No. XXIII/MPRS/1966
• MPRS mengeluarkan garis program pembangunan
• Mendobrak kemacetan ekonomi
• Mengadakan operasi pajak
• Menghemat pengeluaran pemerintah
• Membatasi kredit bank dan menghapuskan kredit
impor
Kebijakan politik luar negri
• Kebijakan ekonomi yang dianggap
menyimpang , pemerintah orde baru
berupaya mengembalikan indonesia dari
politik nefos-oldefos dan porosjakarta-pnom
penh-honoi-peking-pyongyang kepolitik luar
negri indonesia bebas aktif
Pernyataan jendral soeharto sebagai pemegang mandat
supersemar 1966
“ indonesia akan menjalankan politik luar negri yang bebas
aktif,yang mengabdi kepada kepentingan bangsa dan
ditunjukkan untuk mencapai kesejahteraan rakyat “
KEBIJAKAN LUAR NEGRI
• Indonesia kembali menjadi anggota PBB
Indonesia kembali menjadi anggota pbb pada
tanggal 28 september 1966 dan tercatat sebagai
anggota ke 60
• Penghentian konfrontasi dengan malaysia
Indonesia memulihkan hubungan dengan malaysia
sejak 1964, persetujuan ini dirundingkan di
bangkok dan diresmikan 1966.
• Pembentukan organisasi ASEAN
SELAMA MASA ORDE BARU TERDAPAT 6
PELITA

PELITA I (1 april 1969- Pelita IV (1 April 1984


31 maret 1974) – 31 Maret 1989)

Pelita V (1 April 1989 –


Pelita II ( 1 april 1974 – 31 Maret 1994)
31 maret 1974)

Pelita III ( 1 april 1979 Pelita VI (1 April 1994 -


– 31 Maret 1984) 31 Maret 1999)
PELITA I (1 april 1969-31 maret 1974)

Sasaran yang di capai pada masa ini adalah pangan, sandang,


perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan
lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.

Pelita I lebih menitikberatkan pada sektor pertanian.


Keberhasilan dalam Pelita I yaitu:
a. Produksi beras mengalami kenaikan rata-rata 4% setahun.
b. Banyak berdiri industri pupuk, semen, dan tekstil.
c. Perbaikan jalan raya.
d. Banyak dibangun pusat-pusat tenaga listrik.
e. Semakin majunya sektor pendidikan.
Pelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979)
• Sasaran yang hendak di capai pada masa ini adalah
pangan, sandang, perumahan, sarana dan prasarana,
mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja .
• Pelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi
rata-rata penduduk 7% setahun.
• Perbaikan dalam hal irigasi.
• Perbaikan Di bidang industri
• Lalu banyak jalan dan jembatan yang di rehabilitasi dan di
bangun.
Pelita III (1 April 1979 – 31 Maret 1984)

• Pelita III lebih menekankan pada Trilogi


Pembangunan.
• Asas-asas pemerataan di tuangkan dalam
berbagai langkah kegiatan pemerataan,
seperti pemerataan pembagian kerja,
kesempatan kerja, memperoleh keadilan,
pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan
perumahan,dll
Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989)
• Pada Pelita IV lebih dititik beratkan pada sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan ondustri yang dapat
menghasilkan mesin industri itu sendiri.
• Hasil yang dicapai pada Pelita IV yakni: Swasembada Pangan, pada
tahun 1984 Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8
ton (Hasil-nya Indonesia berhasil swasembada beras)
• kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO(Organisasi
Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. hal ini merupakan
prestasi besar bagi Indonesia.
• Selain swasembada pangan, pada Pelita IV juga dilakukan Program
KB dan Rumah untuk keluarga.
Pelita V (1 April 1989 – 31 Maret 1994)

• Pada Pelita V ini, lebih menitik beratkan pada sektor


pertanian dan industri untuk memantapakan swasembada
pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta
menghasilkan barang ekspor.
• Pelita V adalah akhir dari pola pembangunan jangka panjang
tahap pertama. Lalu dilanjutkan pembangunan jangka
panjang ke dua, yaitu dengan mengadakan Pelita VI yang di
harapkan akan mulai memasuki proses tinggal landas
Indonesia untuk memacu pembangunan dengan kekuatan
sendiri demi menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila.
Pelita VI (1 April 1994 - 31 Maret 1999)
• Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor
bidang ekonomi.
• Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan
pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
• Pelita VI yang diharapkan menjadi proses lepas landas
Indonesia ke yang lebih baik lagi, malah menjadi gagal landas
dan kapal pun rusak. Indonesia dilanda krisis ekonomi yang
sulit di atasi pada akhir tahun 1997. Semula berawal dari
krisis moneter lalu berlanjut menjadi krisis ekonomi dan
akhirnya menjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah
PEMILU MASA ORDE BARU

Pemerintahan orde baru berhasil melaksanakan pemilu


sebanyak 6 kali , yang diselenggarakan sebanyak 5 tahun sekali .

Yaitu pada tahun


1971,1977,1987,1992,1997
Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan
Pancasila (P4)
• Pada tanggal 12 April 1976 Presiden Soeharto mengemukakan gagasan mengenai
pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila, yang terkenal dengan
nama Ekaprasatya Pancakarsa atau Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4).

• Tujuan penataran P4 adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai


Demokrasi Pancasila, sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan
persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara.
• Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada
dukunganyang kuat terhadap pemerintah Orde Baru.
• Penataran P4 merupakan suatu bentuk indoktrinasi ideologi sehingga Pancasila
menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial
masyarakat Indonesia.
• Melalui penataran P4 itu, pemerintah juga memberikan penekanan pada
Peran Ganda (Dwi Fungsi) ABRI

Untuk menciptakan stabilitas politik, pemerintah Orde Baru memberikan


peran ganda kepada ABRI, yaitu peran Hankam dan sosial. Peran ganda
ABRI ini kemudian terkenal dengan
sebutan Dwi Fungsi ABRI.

Timbulnya pemberian peran ganda pada ABRI karena adanya pemikiran


bahwa TNI adalah
tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan POLRI dalam
pemerintahan adalah
sama. di MPR dan DPR mereka mendapat jatah kursi dengan cara
pengangkatan tanpa melalui
Pemilu.
PROGRAM STABILISASI MASA ORDE BARU
• stabilsasi ini dilakukan dengan cara membendung laju inflasi.
• Pemerintah Orde Baru berhasil membendung laju inflasi pada
akhir tahun 1967-1968, tetapi harga bahan kebutuhan pokok
naik melonjak.
• Pada tahun 1968 dibentuk Kabinet Pembangunan dan
pemerintah mengalihkan kebijakan ekonominya pada
pengendalian yang ketat terhadap gerak harga barang
khususnya sandang, pangan, dan kurs valuta asing.
• Sejak saat itu ekonomi nasional relatif stabil, sebab kenaikan
harga bahan-bahan pokok dan valuta asing sejak tahun 1968
dapat dikendalikan pemerintah
PROGRAM REHABILISASI MASA ORDE BARU

• Program rehabilitasi dilakukan dengan usaha


memulihkan kemampuan berproduksi.
• Selama sepuluh tahun terakhir masa pemerintahan
Orde Lama, Indonesia mengalami kelumpuhan dan
kerusakan pada prasarana sosial dan ekonomi.
• Lembaga perkreditan desa, gerakan koperasi, dan
perbankan disalahgunakan dan dijadikan alat kekuasaan
oleh golongan dan kelompok kepentingan tertentu.
Dampaknya, lembaga negara tidak dapat melaksanakan
fungsinya sebagai penyusun perbaikan tata kehidupan
rakyat
Sektor Pembangunan Pada Masa Orde
Baru

Pertanian Pendidikan

Keluarga
Masyarakat
Berencana
Posyandu
(KB
PERTANIAN
• Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL)
PPL memperkenalkan dan menyebarluaskan teknologi pertanian kepada para petani
melalui kegiatan penyuluhan.
• KUD (Koperasi Unit Desa)
Badan Usaha Unit Desa (BUUD)/KUD melakukan kegiatan pengadaan pangan untuk
persediaan nasional yang diperluas dengan tugas menyalurkan sarana produksi
pertanian (pupuk, benih dan obat-obatan).
• BULOG (Badan Urusan Logistik )
Pembangunan ditekankan pada penciptaan institusi pedesaan sebagai wahana
pembangunan dengan membentuk Bimbingan Massal (Bimas) yang diperuntukkan
meningkatkan produksi beras dan koperasi sebagai organisasi ekonomi masyarakat
pedesaan.
• BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian)
Mengembangkan institusi penelitian seperti BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian)
yang berkembang untuk menghasilkan inovasi untuk pengembangan pertanian yang
pada masa Soeharto salah satu produknya yang cukup terkenal adalah Varietas Unggul
Tahan Wereng (VUTW).
PENDIDIKAN
• SD INPRES
Pada 1973, Soeharto mengeluarkan Inpres No 10/1973 tentang Program
Bantuan Pembangunan Gedung SD. Pelaksanaan tahap pertama program
SD Inpres adalah pembangunan 6.000 gedung SD
• Program wajib belajar 6 tahun
Pada 1979 soeharto mengemukakan bahwa Program wajib belajar
mewajibkan setiap anak usia 7-12 tahun untuk mendapatkan pendidikan
dasar 6 tahun (SD).
• Program Wajib belajar 9 Tahun
Pada tahun 1994 Kebijakan ini diperkuat dengan dikeluarkannya Inpres Nomor
1 Tahun 1994
• Kelompok Belajar
Pada tahun 1978 kelompok belajar diperuntukan bagi kelompok masyarakat
buta huruf yang berusia 10-45 tahun.
MASYARAKAT POSYANDU
• PUSKESMAS
pada tahun 1951, Bandung Plan merupakan suatu konsep
pelayanan yang menggabungkan antara pelayanan kuratif
dan preventif. Tahun 1956 didirikanlah proyek Bekasi oleh
dr. Y. Sulianti di Lemah Abang, yaitu model pelayanan
kesehatan pedesaan dan pusat pelatihan tenaga.
• POSYANDU
Pada tahun 1984 dikembangkan Posyandu, yaitu
pengembangan dari pos penimbangan dan kurang gizi.
Posyandu dengan 5 programnya yaitu, KIA, KB, Gizi,
Penanggulangan Diare dan Imunisasi

Anda mungkin juga menyukai