Hukum Pidana 1
Hukum Pidana 1
1
BAHASAN :
1 DEFINISI HUKUM PIDANA
2 DELIK
3 PEMIDANAAN
ALASAN PEMBENAR, ALASAN PEMAAF
4
& ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
6 KRIMINOLOGI
2
1
DEFINISI
HUKUM PIDANA
3
DEFINISI HUKUM PIDANA
☼ IUS PONEALE ☼
4
PERBUATAN YANG MEMENUHI SYARAT
TERTENTU
• Dengan “perbuatan yang memenuhi syarat- syarat tertentu” itu
dimaksudkan perbuatan yang dilakukan orang, yang memungkinkan
adanya pemberian pidana.
• Perbuatan semacam itu dapat disebut “perbuatan yang dapat dipidana”
atau disingkat “perbuatan jahat”.
• Oleh karena itu dalam perbuatan jahat tersebut harus ada orang yang
melakukannya, maka persoalan tentang ”perbuatan tertentu” itu
diperinci menjadi 2 yaitu:
1. perbuatan yang dilarang dan;
2. orang yang melanggar larangan itu. 5
PIDANA
• Pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang
melakukan perbuatan yang memenuhi syarat- syarat perbuatan itu.
• Di dalam hukum pidana modern, pidana ini meliputi ”tindakan tata tertib”
(tuchtmaatregel).
• Di dalam KUHP yang sekarang berlaku jenis-jenis pidana yang dapat diterapkan
seperti yang tercantum pada pasal 10 KUHP, yaitu dalam hukuman pokok dan
hukuman tambahan, sebagai berikut:
• Yang termasuk hukuman pokok:
1. hukuman mati;
2. hukuman penjara;
3. hukuman kurungan;
4. hukuman denda.
• Yang termasuk hukuman tambahan:
1. pencabutan hak- hak tertentu;
2. perampasan barang- barang tertentu; 6
3. pengumuman keputusan hakim.
HUKUM PIDANA POKOK
• Jenis hukum yang dijatuhkan dengn hukum pidana pokok
meliputi ketentuan pelanggaran pasal-pasal :
• Pasal 10 : Tentang Pidana Pokok dan Tambahan
• Pasal 53 : Percobaan Kejahatan
• Pasal 104 : Tentang Penyerangan atau Makar
• Pasal 131 : Kejahatan Terhadap Martabat Presiden dan
Wapres
• Pasal 140 : Kejahatan Politik
• Pasal 187 : Pembkaran
• Pasal 170 : Pengeroyokan 7
Pasal 241 : Pembunuhan Terhadap Anak
Pasal 242 : Sumpah Palsu Dan Keterangan
Palsu
Pasal 244 : Pemalsuan Mata Uang
Pasal 281 : Kejahatan Kesusilaan
Pasal 285 : Pemerkosaan
Pasal 300 : minuman keras
Pasal 303 : Perjudian
Pasal 310 : Penghinaan
Pasal 311 : Menfitnah
Pasal 328 : Penculikan
Pasal 338 : Pembunuhan Biasa 8
Pasal 340 : Pembunuhan Berencana
Pasal 352 : Penganiayaan Ringan
Pasal 362 : Pencurian biasa
Pasal 363 : Pencurian dengan Pemberatan
9
DEFINISI HUKUM PIDANA
☼ IUS PUNIENDI ☼
NO TOKOH DEFINISI
2. POMPE Semua aturan hukum yg menetukan thd tindakan apa yg
seharusnya dijatuhkan pidana & apa macam pidana-nya yg
bersesuaian.
4. Mr. J.M. VAN HUKUM PIDANA MATERIIL tdr a/ tindak pidana yg disebut
BEMMELEN berturut-turut, peraturan umum yg dpt diterapkan thd perbuatan
itu, & pidana yg dpt diancamkan thd perbuatan itu.
HUKUM PIDANA FORMIL mengatur cara bagaimana acara
pidana seharusnya dilakukan & menentukan tata tertib yg harus
12
diperhatikan pd kesempatan itu.
LANJUTAN …..
DEFINISI HUKUM PIDANA YANG LAIN
NO TOKOH DEFINISI
5. WIRJONO HUKUM PIDANA ialah Peraturan hukum mengenai pidana.
PROJODIKORO PIDANA hal yg dipidanakan, yaitu o/ instansi yg berkuasa
dilimpahkan kpd seorang oknum sbg hal yg tdk enak dirasakannya
& jg hal yg tdk sehari-hari dilimpahkan.
Unsur pokok hukum pidana Norma (larangan atau aturan) & sanksi a/
pelanggaran norma tsb berupa ancaman hukuman pidana, &
bahwa dasar dr segala hukum ialah rasa keadilan.
Pembidangan hukum pidana :
1. Hukum pidana materiil, yaitu isi drpd hukum pidana sbb :
penunjukan & gambaran dr perbuatan2 yg diancam dgn hk.
Pidana;
penunjukan syarat umum yg harus dipenuhi agar perbuatan itu
mrpk perbuatan yg pembuatnya dpt dihukum pidana;
penunjukan orang atau badan hukum yg pd umumnya dpt dihukum
pidana;
penunjukan jenis hukuman pidana yg dpt dijatuhkan.
2. Hukum pidana formil, yaitu hukum acara pidana yg berkaitan erat
dgn diadakannya hukum pidana, o/ krn itu, mrpk suatu rangkaian
peraturan yg memuat cara bagaimana badan2 pemerintah yg
berkuasa, yi kepolisian, kejaksaan & pengadilan harus bertindak
13
guna mencapai tujuan negara dgn mengadakan hukum pidana
LANJUTAN … DEFINISI HUKUM PIDANA YANG LAIN
NO TOKOH DEFINISI
6. PROF. Hukum pidana adalah bagian dr hukum yg mengadakan dasar & aturan2 u/
MOELJATNO menentukan :
Perbuatan2 mana yg tdk boleh dilakukan, yg dilarang dgn diserta ancaman
sanksi brp suatu pidana ttt, bg barang siapa yg melanggar larangan tsb;
Kapan & dalam hal apa kpd mereka yg telah melanggar larangan2 itu dpt
dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yg telah diancamkan;
Dgn cara bagaimana pengenaan pidana itu dpt dilaksanakan apabila ada orang
yg disangka telah melanggar larangan tsb.
DELIK
16
ISTILAH DELIK
NO TOKOH DEFINISI
4. VAN Delik = strafbaar feit kelakuan orang (menselijke
HAMEL gedraging) yg dirumuskan dalam wet, yg bersifat
melawan hukum, yg patut dipidana (strafwaardig) &
dilakukan dgn kesalahan.
19
SKEMA UNSUR – UNSUR DELIK
Kesengajaan sbg Maksud
(Oogmerk)
Kesengajaan dgn
KESENGAJAAN Keinsafan Pasti
(DOLUS) (Opzet als
Zekerheidsbewustzijn)
Kesengajaan dgn
Keinsafan Akan
Kemungkinan (Dolus
UNSUR Evantualis)
SUBJEKTIF Tak Berhati-hati
KEALPAAN Dapat Menduga
UNSUR (CULPA)
Kelalaian
DELIK
Perbuatan Aktif atau
PERBUATAN
UNSUR Positif (Act)
MANUSIA
OBJEKTIF Perbuatan Pasif atau
AKIBAT Negatif (Omission)
PERBUATAN
SIFAT MELAWAN HUKUM (WEDERRECHTELIJKHEID)
20
& DAPAT DIHUKUM
KEADAAN-KEADAAN
(CIRCUMSTANCES)
MACAM – MACAM DELIK
21
NO PEMBEDAAN
DASAR DELIK-DELIK LAINNYA
MACAM DELIK :
PEMBEDAAN
1. Cara 1. Delik formal yg dirumuskan adl tindakan yg dilarang (beserta
Perumusannya hal/kedaan lainnya) dgn tidak mempersoalkan akibat dr tindakan
itu, ex : 160 (penghasutan), 209 (penyuapan), 247 (sumpah palsu),
362 (pencurian)
2. Delik material selain dilakukannya tindakan yg terlarang tsb,
masih harus ada akibat yg timbul krn tindakan itu, baru dpt
dikatakan telah terjadi tindak pidana tsb sepenuhnya (voltooid), ex :
338 (pembunuhan), 378 (penipuan)
6. Pada Tindak Pidana itu 1. Delik biasa ex : 362 (pencurian biasa), 338
Ditentukan Keadaan yg (pembunuhan biasa)
Memberatkan atau 2. Delik dikualifisir (diperberat) ex : 363 terhadap 362
Meringankan Pidana (pencurian), 340 terhadap 338 (pembunuhan)
3. Delik diprivilisir (diperingan) ex : 341 terhadap 338
(pembunuhan anak), 308 terhadap 305 & 306 (seorang
ibu yg meninggalkan anaknya
10. Perbedaan Subjek 1. Delik khusus (delict propria) subjek dr delik khusus
hanya orang2 atau golongan ttt sbg petindak dr dr tindak
pidana khusus ybs.
subjek dr delik khusus ex : PNS, militer, dll 25
2. Delik umum (commune delicten) subjek dr delik
umum dlm KUHP pd umumnya dirumuskan dgn “barang
siapa”, yaitu siapa saja (setiap orang) sebagaimana
LANJUTAN …..
PEMBEDAAN DELIK-DELIK LAINNYA :
26
Delik kejahatan yaitu tindak pidana
yang tergolong berat dan merugikan
terhadap orang atau pihak lain.
Contoh : penipuan, penganiayaan,
pencurian, pembunuhan
delik pelanggaran yaitu tindak
pidana yang tergolong ringan dan
belum tentu menimbulkn kerugian
pihak lain.
Contoh : pelanggaran lalu lintas.27
Menurut doktrin atau ilmu pengetahuan hukum,
delik dapat dibagi menurut beberapa sudut
pandang yakni :
A. Dolus yaitu delik yang dilakukan dengan
sengaja oleh pelakunya dalam arti akibat yang
ditimbulkan oleh delik tersebut memang
dikehendaki oleh si pelaku.
Contoh : perampokaan, pembajakan
B. Culpa yaitu delik yang secara tidak sengaja
telah dilakukan oleh pelakunya (sama sekali diluar
kehendaknya)
contoh : Tabrkan yang terjadi karen mengantuk
(akibat lengah) 28
Berdasarkan wujudnya, delik dibedakan
atas :
a. Delik commissie, yaitu delik yang berwujud
suatu perbuatan yang merugikan orang lain (baik
disengaja maupun tidak sengaja)
contoh : pencurian, penganiayaan, pembunuhan.
b. Delik omissie, yaitu delik yang berwujud
sebagai suatu kelalaian atau pengabaian akan
suatu yang seharusnya dilakukan sehingga
kelalaian atau pengabaian ini menimbulkan
kerugian pihak lain.
Contoh : penjaga palang pintu lintasan kereta
29
api.
Berdasarkan unsur delik yang dilarang oleh
Undang – undang, delik itu dapat dibedakan
atas :
A. Delik formil yaitu delik yang perbuatannya
dilarang oleh undang – undang.
Contoh : pencurian, pemerkosaan, penipuan,
dll.
B. Delik materiil yaitu delik yang akibatnya
dilarang oleh undang – undang.
Contoh : pengrusakan barang – barang
berharga (akibat yang dilarang ialah kerugian
yang sampai terjadi), pembunuhan (akibat 30
kemiliteran.
Berdasarkan faktor waktu atau lamanya delik
itu dilakukan maka delik dapat dibedakan
atas :
a. Delik yang dilakukan seketika saja atau
sekali saja.
Misalnya : pencopetan, permpokan, pencurian,
pembunuhan, dll
b. Delik yang dilakukan secara berulang,
misalnya : pemerasan yang dilindungi dengan
ancaman, pemerkosaan yang dilindungi
dengan ancaman, perzinahan yang dilindungi
sebagai rahasia bersama bagi para pelakuknya.
33
Berdasarkan faktor syarat untuk dapat
dituntut, delik itu dapat dibedakan atas :
a. Delik aduan, yaitu delik yang memerlukan
dilakukannya pengaduan sebagai syarat
mutlak agar delik tersebut dapat dituntut di
muka hakim. Tanpa lampiran pengaduannya
maka tuntutan perkara tersebut mmenjadi
batal.
Contoh : delik penghinan agar dapat diajukan
untuk dituntut harus diadukan dahulu oleh
pihak yang dihina. 34
B. Delik biasa, yaitu delik yang setiap
saat dapat dituntut pelakunya oleh yang
berwajib tanpa perlu adanya pengaduan
terlebih dahulu dari pihak korbannya.
35
Berdasarkan faktor sasaran kepentingan yang
diganggu, delik itu dapat dibedakan :
a. Delik umum atau sosial, sama dengan delik
biasa, yaitu delik pada umumnya.
B. Delik politik, yaitu delik yang ditujukan
untuk mengganggu keamanan/ketertiban negara,
atau untuk mengancam keselamatan negara.
Contoh : makar terhadap negara.
C. Delik ekonomi, yaitu delik yang ditujukan
untuk mengganggu kelancaran perekonomian
negara baik secara langsung atau tidak langsung.
Contoh : penimbunan barang kebutuhan pokok,
pemalsuan uang, barang, merk, penyelundupan.36
3
PEMIDANAAN
37
JENIS PIDANA DALAM KUHP
1. Pidana Pokok
a. Pidana mati
b. Pidana penjara
c. Pidana kurungan
d. Pidana bersyarat
e. Pidana denda
2. Pidana Tambahan
a. pencabutan hak2 tertentu
b. perampasan barang tertentu
c. pengumuman putusan hakim
38
SANKSI PIDANA
41
• Dalam KUHP tidak ada disebutkan istilah2 alasan pembenar &
alasan pemaaf. Titel ke-3 dr Buku Pertama KUHP hanya
menyebutkan : alasan2 yg menghapuskan pidana.
42
ALASAN PEMBENAR
• Yaitu alasan yg menghapuskan sifat melawan hukumnya
perbuatan, sehingga apa yg dilakukan o/ terdakwa lalu mjd
perbuatan yg patut & benar.
43
ALASAN PEMAAF
• Yaitu alasan yg menghapuskan kesalahan terdakwa.
Perbuatan yg dilakukan o/ terdakwa tetap bersifat
melawan hukum jadi tetap merupakan perbuatan pidana,
tetapi dia tidak dipidana, karena tidak ada kesalahan.
44
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
45
5
AZAS-AZAS
HUKUM PIDANA
46
BERLAKUNYA HUKUM PIDANA
MENURUT WAKTU
• Pasal 1 KUHP :
1) Tiada suatu perbuatan dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan
ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada sebelumnya
2) Jika ada perubahan dalam perundang-undangan sesudah perbuatan
dilakukan, maka terhadap terdakwa diterapkan ketentuan yg paling
menguntungkannya
• Asas – asas yang terkandung dalam Ps. 1 KUHP :
• Azas Legalitas : nullum delictum nulla poena sine preavia lege
poenali (Hakim dilarang mencipta hukum apapila ketentuan pidana
dalam UU tidak mengaturnya) Pasal 1 ayat 1 KUHP
• Azas Tidak Berlaku Surut : Hukum pidana tidak berlaku
surut/mundur Pasal 1 ayat 1 KUHP
Tetapi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 ayat 2 KUHP, asas tsb
tidak secara mutlak dianut
• Azas Larangan Penggunaan Analogi : Hukum pidana tidak dapat
ditafsir secara analogi Pasal 1 ayat 1 KUHP
47
BERLAKUNYA HUKUM PIDANA
DIHUBUNGKAN DENGAN TEMPAT DAN ORANG
pesawatbudara indonesia”
Asas perlindungan ( asas nasional pasif.
Menurut asas ini peraturan hukum pidana
indonesia berfungsi untuk melindungi keamanan
kepentingan hukum terhadap gangguan dari
setiap orang diluar indonesia terhadap
kepentingan hukum indonesia itu. Diatur dalam
pasal 3 KUHP.
Tidak semua kepentingan hukum dilindungi,
melainkan hanya kepentingan yang vital dn
berhubungan dengan kepentingan umum yaitu
berwujud :
1. Terjaminnya keamanan negara dan terjaminnya
martabat kepala negara dan wakilnya; 51
PASAL 4 KE 1, 2, 3, 4 KUHP
Asas personal ( Nasional Aktif )
menurut asas ini ketentuan hukum pidana berlaku
bagi setiap warga negara indonesia yang melakukan
tindak pidana di luar indonesia. Untuk mereka yang
melakukan di dalam wilayah indonesia telah
diliputi oleh asas teritorial pada pasal 2 KUHP.
Pasal 5 kuhp berisi tersebut tetapi ada pembatasan
tertentu, yaitu jika yang dilakukan adalah perbuatan
yang diatur di dalam bab I dan II buku kedua kuhp
pasal 104 – 139
pasal 160, 161, 279.
Perbuatan yang menurut perundang – undangan di
indonesia termasuk kejahatan dan menurut
ketentuan di negara itu dapat dipidana.
52
ASAS UNIVERSAL
SUATU ASA YANG MENEGASKAN
BAHWA HUKUM PIDANA SUATU
NEGARA DAPAT BERLAKU TERHADAP
SIAPA SAJA, DIMANA SAJA DAN
TERHADAP TINDAK PIDANA APA SAJA
YANG DAPAT MENGGANGGU
KETERTIBAN DAN KEPENTINGAN
HUKUM DUNIA INTERNASIONAL.
53
A ORANG PORTUGIS
MEMALSUKAN MATA UANG
DOLLAR AMERIKA DI PRANCIS,
LALU LARI DAN BERSEMBUNYI DI
INDONESIA. BILA SEANDAINYA IA
TERTANGKAP DI INDONESIA ,
MAKA IA DAPAT DIADILI DAN
DIHUKUM DI INDONESIA JUGA
( BERDASARKAN HUKUM PIDANA
INDONESIA TANPA PERLU
DIPULANGKAN DI NEGARANYA 54
LAGI.
6
KRIMINOLOGI
55
PENGERTIAN KRIMINOLOGI
• MOELJATNO :
Kriminologi adalah Ilmu tentang kejahatannya sendiri
58
• Sedangkan sarjana2 yg lain tdk dapat membenarkan
bahwa kriminologi termasuk dalam IPHP
(ZEVENBERGEN), alasannya :
59
PEMBAGIAN KRIMINOLOGI
• KANTER & SIANTURI
Berdasarkan pembatasan yg diberikannya,
Kriminologi dibagi mjd 2 bidang atau tugas :
60
LANJUTAN …..
PEMBAGIAN KRIMINOLOGI
61
LANJUTAN …..
PEMBAGIAN KRIMINOLOGI
62
KESENGAJAAN (DOLUS)
KESENGAJAAN SECARA EKSPLISIT TERLIHAT
DALAM KUHP YAITU:
1. DENGAN MAKSUD
2. DENGAN PAKSAAN
3. DENGAN KEKERASAN
4. SEDANG DIKEHENDAKINYA
5. BERTENTANGAN DENGAN APA YANG
63
DILAKUKAN
DALAM ISTILAH DIATAS MAKA SEMUA
ISTILAH SAMA ARTINYA DENGAN DENGAN
SENGAJA.
LANGSUNG MENINGGAL
2. KESENGAJAAN DENGAN KEINSYAFAN KEPASTIAN
(OPZET BIJ ZEKERHEIDS BEWUTZIJN): kesengajaan yang
dilakukan oleh si pelaku untuk mencapai tujuan utamanya
dimana si pelaku menyadari bahwa dengan dilakukannya
perbuatan tersebut akan menimbulkan akibat lain demi
tercapainya tujuan utamanya, maka akibat lain yang muncul
tersebut tidaklah menjadi penghalang bahkan diambilnya sebagai
resiko untuk mencapai tujuan utama.
72
KLASIFIKASI CULPA:
1. CULPA LEVIS YAITU DIBANDINGKAN
DENGAN ORANG YANG LEBIH PANDAI
DARI ORANG BIASANYA.
KESALAHANNYA KECIL.
CONTOH: pembantu yang baru dari desa
mematikan kompor gas dengan air dan
mengakibatkan
kebakaran. perbuatannya disebut culpa lata karena
ia tidak cukup memiliki kepandaian
dengan pembantu-pembantu lain yang sudah
memiliki pengetahuan bagaimana cara mematikan
kompor gas. 73
MELAWAN HUKUM (WEDERECHTELIJK)
melawan hukum merupakan salah satu anasir dari
tindak pidana yang dapat diartikan bertentangan
dengan hukum, bertentangan dengan hak orang lain,
tanpa hak sendiri, dan lain-lain. dalam hal perumusan
unsur melawan hukum ada yang dicantumkan ada juga
yang tidak dicantumkan, ini terjadi karena si pembuat
kuhp tahu bahwa tanpa ia cantumkan perbuatan yang
dilakukan oleh orang lain adalah melawan hukum.
dengan demikian, anda tidak harus membuktikan unsur
melawan hukum jika tidak dirumuskan dalam KUHP.
74
CONTOHNYA: MENGAPA DALAM
PASAL 338 KUHP TIDAK
DICANTUMKAN UNSUR
“MELAWAN HUKUM”
75
sedangkan dalam pasal 362 kuhp dicantumkan
unsur “melawan hukum”, karena setiap orang yang
telah membunuh atau menghilangkan nyawa
orang lain pasti melawan hukum, sedangkan
dalam pasal 362 kuhp unsur “mengambil barang”
belum bisa diartikan mencuri, bisa saja seseorang
mengambil barang tersebut dengan niat disimpan
untuk dikembalikan kepada pemiliknya atau
diambil untuk diberikan kepada yang berwajib
sehingga dalam pasal 362 dicantumkan unsur
“melawan hukum” agar nantinya barang yang
diambil benar- benar ingin dimiliki oleh orang lain
secara melawan hukum. 76
DALAM ANASIR MELAWAN HUKUM
TERDAPAT 2 PENGERTIAN DAN DUA-
DUANYA HARUS BUKTIKAN:
1. MELAWAN HUKUM SECARA
FORMIL MELAWAN HUKUM YANG
DILANGGAR ADALAH PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN.
2. MELAWAN HUKUM SECARA
MATERIIL Æ
77
MELAWAN HUKUM YANG
DILANGGAR ADALAH NILAI-NILAI
DALAM MASYARAKAT. NAMUN,
MELAWAN HUKUM SECARA MATERIIL
DIBAGI MENJADI 2:
a. melawan hukum materiil arti positif (+)
ada perbuatan tapi tidak melanggar
per-uu, namun tidak sesuai dengan nilai
dalam masyarakat.
b. melawan hukum materiil arti negatif (-)
ada perbuatan yang tidak dianggap menurut
peraturan per-uu, namun dalam masyarakat
78
memperbolehkan.
PERUMUSAN UNSUR-UNSUR
perumusan unsur adalah hal yang
paling penting dalam hukum pidana,
karena jika salah satu tidak terbukti,
atau kurang bukti = tidak terbukti,
maka terdakwa akan bebas atau lepas.
dalam perumusan ini kita bertindak
sebagai jaksa penuntut umum yang
menyakinkan hakim. 79
Ola (WN AUSTRALIA KETURUNAN
INDONESIA)
sedang asyik membaca boran di pinggir
kolam renang, di apartemen tempat
tinggalnya dikawasan simprug-jakarta
selatan, ketika itu tiba- tiba ARCHIE (WN
INGGRIS), bekas pacaranya yang baru 2
(dua) hari lalu diputuskan cintanya,
menghampirinya dan langsung mengeluarkan
kata-kata kasar: “kalo gue nggak bisa
dapetin cinta loe, maka nggak seorang pun
yang akan dapetin”, sambil mengayunkan80
83
A BARANGSIAPA
90
ancaman kekerasan atau kekerasan -
pasal 89 KUHP.
memaksa bersetubuh dengan dia
hubungan antara pria dengan wanita.
perbuatancabul æ perbuatan yang
melanggar kesusilaan.
luka-luka berat æ pasal 90 KUHP.
pengrusakan barang æ membuat tidak
dapat dipakai atau pasal 406 ayat (1).
91
direncanakan terlebih dahulu æ adanya
tempo antara niat dengan pelaksanaan
perbuatan. penganiayaan æ menimbulkan
rasa sakit, luka-luka, merusak kesehatan.
menghilangkan nyawa orang lain æ
hilangnya nyawa orang lain.
mengambil barang sebagian atau
seluruhnya æ berpindahnya hak milik
secara mh
92
KAUSALITAS merupakan ajaran yang
mencari sebab dari timbulnya suatu akibat
dari delik yang dilakukan oleh pelaku.
dengan demikian, ajaran kausalitas terdiri
dari 3 delik yaitu: delik yang bersifat
materiil, omisi tidak murni, dan formil
yang dikualifisir. kenapa dipakai 3 jenis
delik tersebut? karena dalam delik
tersebut merumuskan akibat dari
perbuatan seseorang (ada sebab ada
akibat, tidak mungkin ada akibat tanpa
sebab) 93
kasus: tanggal 31 desember 2007 melly ingin
pulang dari kantor, namun karena malam tahun
baru ia diajak temannya untuk pergi ke club,
sesampainya di club ia berpesta. waktu terus
berjalan, tanpa disadari bahwa jam sudah
menunjukkan pukul 01.00 dan ia harus segera
pulang, karena kelelahan sesampainya dirumah ia
langsung tidur, namun ironisnya ia bangun
kesiangan, dan dimana tanggal 1 januari 2008 ia
harus pergi ke bandara untuk mengadakan meeting
di swiss, lalu karena telat bangun ia mengendarai
mobil dengan kecepatan tinggi dan akhirnya belum
sampai dibandara ia sudah menabrak tono hingga
mati. 94
dalam kasus diatas matinya tono adalah
suatu ajaran kausalitas, dimana ajaran
ini dapat
95
ADAPUN YANG MENJADI SEBAB
DARI KASUS DIATAS:
1. PERGI KE PESTA
2. PULANG KEMALAMAN
3. KELELAHAN
4. BANGUN KESIANGAN
5. MENGENDARAI MOBIL DENGAN
KECEPATAN TINGGI
6. MENABRAK TONO
96
Adapun Beberapa Ajran Dari Para Ahli:
100
2. PERMULAAN PELAKSANAAN:
A. TEORI SUBJEKTIF Æ DILIHAT
DARI NIAT, DIMANA SUATU
PERBUATAN SUDAH MERUPAKAN
PERMULAAN DARI NIATNYA.
B. TEORI OBJEKTIF Æ DILIHAT
DARI PERBUATAN SI PELAKU,
DIMANA SUATU PERBUATAN
SUDAH
ADA PELAKSANAANNYA.
101
3. TIDAK SELESAINYA
PELAKSANAAN ITU, BUKAN
SEMATA-MATA DISEBABKAN
KARENA KEHENDAKNYA Æ ADA
SESUATU YANG DILUAR DARI DIRI
SI PELAKU YANG DAPAT
MENYEBABKAN GAGALNYA
TUJUAN ATAU MAKSUD SI
PELAKU.
102
Jenis-jenis percobaan:
1. Menurut KUHP:
a. Percobaan yang dapat dipidana
b. Percobaan yang tidak dapat dipidana.
Contoh: penganiayaan terhadap binatang,
Pasal 351 ayat (5) KUHP.
103
2. Menurut doktrin:
a. Percobaan yang sempurna selesai sudah
mnyelesaikan perbuatan, namun tidak terjadi maksud
dari si pelaku. Contoh: menembak tapi
melenceng, menggugurkan kandungan namun
janinnya kuat.
B. Percobaan yang tidak selesai/ tertunda/
tertangguh . tinggal selangkah lagi atau beberapa
langkah lagi seharusnya si pelaku dapat
menyelesaikan, namun tidak selesai tujuan
utamanya. contoh: pistol sudah diarahkan tapi
direbut, atau dipukul jatuh oleh orang lain, semestinya
si pelaku harus menarik pelatuk untuk menembak.
104
C. Percobaan tidak sempurna:
alat
mutlak: mencoba meracuni orang, tapi yang diberikan adalah
tepung. Menembak dengan pistol yang tidak ada pelurunya
relatif: meracuni orang lain, namun racunnya sedikit
obyek
mutlak: menusuk orang yang sudah mati, menggugurkan janin
yang wanita tersebut tidak hamil
relatif: menembak orang tapi pakai baju anti
peluru, menggugurkan kandungan tapi janinnya kuat.
105
MANGEL AM TATBESTAND :
CONTOH:
*) MENCURI BARANG TERNYATA MILIKNYA
SENDIRI
*) MENCURI WARISAN SENDIRI
*) MELARIKAN PEREMPUAN YANG DIKIRA
BELUM CUKUP UMUR TAPI TERNYATA SUDAH
BERUMUR 19 TAHUN 106
DELIK PUTATIF:
seketika.
A. Pertanyaan essay:
1. Tindak pidana apakah yang dapat dipersalahkan pada alfa
atas tindakanya pada beta? Jelaskan disertai dasar hukum
dan uraikan pula unsur-unsurnya.
2. Bentuk kesalahan apa sajakah yang terdapat dalam kasus
di atas? Jelaskan
3. Apakah tindak pidana di atas termasuk jenis delik
a.Culpa b.Berlanjut c.Berangkai d.Komuna
e.Kwalifisir (berikan penjelasan bagi masing-masing jenis
delik)
4. Jika pada tanggal 29 maret 2007 terjadi perubahan
undang-undang dengan ditambahkannya unsur melawan
hukum dalam UU baru, sebagai hakim yang menangani
perkara ini UU mana yang akan diterapkan? Uraikan
jawaban saudara dilengkapi teori- teori tempus delicti.
109
PENGERTIAN DAN SIFAT PERCOBAAN
DIDALAM BAB IX BUKU I KUHP (TENTANG ARTI
BEBERAPA ISTILAH YANG DIPAKAI DALAM KITAB
UNDANG – UNDANG ), TIDAK DIJUMPAI RUMUSAN
ARTI ATAU DEFINISI MENGENAI APA YANG
DIMAKSUD DENGAN ISTILAH “PERCOBAAN”.
KUHP HANYA MERUMUSKAN BATASAN MENGENAI
KAPAN DIKATAKAN ADA PERCOBAAN UNTUK
MELAKUKAN KEJAHATAN YANG DAPAT DIPIDANA,
YAITU PADA DALAM PASAL 53 (1) YANG BERBUNYI
SEBAGAI BERIKUT : “Mencoba melakukan kejahatan
dipidana, jika niat untuk itu telah ternyata dari adanya
permulaan pelaksanaan, dengan tidak selesainya pelaksanaan
itu, bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya110
sendiri”
REDAKSI PASAL DITAS JELAS TIDK MERUPAKAN
SUATU DEFINISI, TETAPI HANYA MERUMUSKAN
SYARAT – SYARAT ATAU UNSUR – UNSUR YANG
MENJADI BATAS ANTARA PERCOBAAN YANG
DAPAT DIPIDANA DAN YANG TIDAK DAPAT
DIPIDANA.
352 AYAT 2
APAKAH PERCOBAAN ITU MERUPAKAN
SUATU BENTUK DELIK KHUSUS YANG
BERDIRI SENDIRI ATUKAH HANYA
MERUPAKAN SUATU DELIK YANG TIDAK
SEMPURNA?
MENGENAI SIFAT DARI PERCOBAAN INI
ADA DUA PANDANGAN :
A. Percobaan Dipandang Sebagai
Strafausdehnungsgrund Atau Dasar/Alasan
Memperluas Dapat Dipidananya Orang
Menurut Pandangan Ini, Seseorang Yang
Melakukan Suatu Tindak Pidana Meskipun
Memenuhi Semua Unsur Delik, Tetap Dapat
Dipidana Apabila Telah Memenuhi Rumusan
113
Pasal 53 KUHP
jadi sifat percobaan adalah untuk memperluas
rumusan – rumusan delik. dengan demikian
menurut pandangan ini, percobaan tidak
dipandang sebagai jenis atau bentuk delik
yang tersendiri (delctum sui generis) tetapi
dipandang sebaagai bentuk delik yang tidak
sempurna (onvolkomen delicsvorm). termasuk
dalam pandangan pertama ini ialah : Prof. ny.
hazewinkel-suringa daan Prof. oemar
senoadji.
114
B. PERCOBAAN DIPANDANG SEBAGAI
TATBESTANDAUSDEHNUNGSGRUND
(DASAR/ALASAN MEMPERLUAS DAPAT
DIPIDANANYA PERBUATAN)
MENURUT PANDANGAN INI, PERCOBAAN
MELAKUKAN SUATU TINDAK PIDANA
MERUPAKAN SATU KESATUAN YANG BULAT
DAN LENGKAP.
PECOBAAN BUKANLAH BENTUK DELIK YANG
SEMPURNA TETAPI MERUPAKAN DELIK YANG
SEMPURNA HANYA DALAM BENTUK YANG
KHUSUS/ISTIMEWA. JADI MERUPAKAN DELIK
TERSENDIRI (DELICTUM SUI GENERIS)
TERMASUK DALAM PANDANGAN KEDUA INI
ADALAH 115
DASAR PERINGAN PIDANA
• Dasar peringan terjadi ketika seseorang telah memenuhi
semua unsur, namun ada alasan yang membuat pelaku
diancam hukumannya lebih ringan. Dalam dasar peringan
yang kita kenal ada 2 yaitu:
• 1. Umum meliputi anak yang belum dewasa yang
tercantum pada UU No. 3 Tahun 1997tentang pengadilan
anak yang menggantikan Pasal 45 - 47 KUHP.
• 2. Khusus meliputi setiap delik yang masing-masing
dirumuskan oleh Pasal -Pasal yang khusus memperingan
delik tersebut dalam KUHP. Contoh: Pasal 308 KUHP. 116
ALASAN ANAK DIANCAM PIDANA < ANCAMAN
TERHADAP DEWASA :
2. MASA REMAJA :
SUKA MAIN, NONGKRONG/ KUMPUL-KUMPUL
TANPA ATURAN, SUKA MELAKUKAN
PERBUATAN YANG MENURUT ORANG DEWASA
SEBAGAI KENAKALAN/ KURANG AJAR, INGIN
LEPAS DARI ATURAN, INGIN EKSISTENSINYA
DIAKUI, INGIN HIDUP DEGAN GAYANYA
SENDIRI. 117
3. PENGARUH GLOBALISASI DAN
MODERNISASI
(PERILAKU KONSUMTIF-MEDIA).
122
DALAM KUHP :
1. UMUM :
RECIDIVE = PENGULANGAN TINDAK PIDANA YANG
TELAH DIJATUHI PIDANA OLEH SUATU PUTUSAN HAKIM
YANG BERKEKUATAN TETAP, KEMUDIAN MELAKUKAN
SUATU TINDAK PIDANA LAGI.
ABUSE OF POWER = MELAKUKAN TINDAK PIDANA
YANG MELANGGAR PERINTAH JABATAN. PASAL 52 KUHP.
SAMENLOOP = GABUNGAN TINDAK PIDANA ATAUPUN
PENGULANGAN TINDAK PIDANA YANG BELUM
MEMPUNYAI SUATU PUTUSAN HAKIM YANG
BERKEKUATAN TETAP SEHINGGA AKAN DIADILI
SEKALIGUS DENGAN TINDAKAN YANG DIULANGINYA.
2. KHUSUS :
DELIK-DELIK YG DIKUALIFISIR/DIPERBERAT. CONTOH:
PASAL 52A KEJAHATAN MENGGUNAKAN BENDERA RI,
356, 349, 351 AYAT (2), 365 (4) DLL. TENGGANG WAKTU
123
TERTENTU PULA.
DI LUAR KUHP :
1. PEMAKSIMALAN PIDANA
KARENA DIANGGAP
MERESAHKAN MASYARAKAT.
2. PENJATUHAN PIDANA YG
CUKUP BERAT.
124
PENGULANGAN (RECIDIVE)
PENGERTIAN:
1. RECIDIVE UMUM,
2. RECIDIVE KHUSUS,
PEMBERATAN :
Disebuntukan secara khusus dalam tiap-tiap pasal, jadi
pengaturannya berbeda- beda.
Contoh: denda kurungan (pasal 489), pidana dilipatgandakan jadi 2x
(492).
Harus sudah ada putusan hakim berupa pemidanaan yang telah
berkekuatan hukum tetap.
Tenggang waktu : belum lewat 2 tahun atau 5 tahun (lihat
masing2 pasal ), sejak: adanya putusan hakim yang berkekuatan
hukum tetap.
Pemberatan : disebut secara khusus dalam pasal -pasal nya.
128
B. RECIDIVE SISTEM ANTARA: (TUSSEN STELSEL – PASAL
486, 487 DAN 488) SYARAT RECIDIVE MENURUT PASAL
486, 487 DAN 488 :
1. KEJAHATAN YANG KE-2 (YANG DIIULANGI) HARUS
TERMASUK DALAM SUATU KELOMPOK JENIS
5. PEMBERATANNYA :
ANCAMAN PIDANA +(1/3-NYA). 130
DASAR PENGHAPUS PIDANA
135
KEGUNAAN DASAR PEMBENAR DAN DASAR
PEMAAF DALAM HAL PENYERTAAN (DALAM
PENYERTAAN DIMANA SATU TINDAK PIDANA
ADA ANDIL LEBIH DARI 1 ORANG):
DASAR PEMBENAR JIKA SALAH
SATU DARI SI PELAKU YANG MEMPUNYAI
DASAR PENGHAPUS YANG MERUPAKAN
DASAR PEMBENAR, MAKA PIHAK PELAKU
YANG LAIN JUGA DIKENAKAN DASAR
PEMBENAR JUGA.
DASAR PEMAAF APABILA
SESEORANG MEMPUNYAI DASAR PEMAAF,
MAKA PELAKU YANG LAIN TIDAK
MEMPUNYAI DASAR PEMAAF. 136
DAYA PAKSA (OVERMACHT)
141
SYARAT-SYARATNYA:
1. ADANYA SERANGAN YANG MELAWAN
HUKUM
2. SERANGAN ITU SEKETIKA DAN
PEMBELAANNYA SEKETIKA ITU JUGA
3. SERANGAN DILAKUKAN TERHADAP DIRI
SENDIRI ATAU ORANG LAIN
4. YANG DIBELANYA HANYA SEBATAS PADA
BADAN, HARTA-BENDA, KEHORMATAN
KESUSILAAN
5. PEMBELAANNYA HARUS MEMENUHI
SYARAT PROPORSIONALITAS
6. PEMBELAANNYA HARUS MENGANDUNG
SYARAT SUBSIDARITAS 142
CONTOH: KETIKA A SEHABIS KELUAR
DARI TEMPAT ATM, A MEMBAWA UANG
SEBESAR 10 JUTA YANG HABIS
DIAMBILNYA UNTUK MELAKUKAN
MENGOBATAN ATAS ANAK YANG
TERKENA PENYAKIT DEMAM BERDARAH,
NAMUN MALANG NASIB A YANG HENDAK
DIRAMPOK SEHINGGA MELIHAT
KEADAAN BEGITU A CEPAT MEMBELA
DIRI DENGAN MEMUKULNYA HINGGA
PERAMPOK ITU MELARIKAN DIRI.
143
BELA PAKSA LAMPAU BATAS
(NOODWEER EXCESS)