Anda di halaman 1dari 16

Hydrocarbon Migration

Clara Janie Frica 10/300454/PA/13261

Baik minyak bumi dan gas alam adalah campuran molekul yang dibentuk oleh atom karbon dan atom hidrogen. Ada 4 macam minyak bumi, yaitu: Minyak bumi berat (Heavy crude oil) Minyak bumi ringan (light crude oil) Minyak bumi asam (sour crude oil)

Ada 3 kondisi geologi yang menjadi syarat untuk memiliki cadangan hidrokarbon, yaitu: Batuan Sumber (source rock) Batuan Reservoir (Reservoir rock) Jebakan (trap) Lapisan bumi paling atas yang umumnya memproduksi minyak bumi dan gas biasanya terdiri dari beberapa batuan sediment

Migrasi hidrokarbon didefenisikan sebagai

pergerakan minyak dan gas dibawah permukaan atau proses transportasi minyak dan gas dari batuan sumber menuju reservoir Menurut koesoemadinata ( 1980) menyatakan bahwa beberapa faktor penyebab migrasi ialah kompaksi, tegangan permukaan, daya apung (buoyancy), tekanan hidrostatik, tekanan, gas, sedimentasi, dan gradien hidrodinamik

1. Migrasi Primer
2. Migrasi Sekunder 3. Migrasi Tersier

Merupakan tahapan awal dari proses

migrasi hidrokarbon Berupa perpindahan hidrokarbon dar source rock ke carier bed atau reservoir. Migrasi primer berjalan lambat dan sulit karena minyak bumi harus cukup untuk keluar dari batuan sumber yang berbutir halus dan memiliki permeabilitas rendah.

Migrasi

primer berakhir ketika hidrokarbon telah mencapai permeable conduit atau carier bed untuk terjadinya migrasi sekunder. Ada 3 mekanisme migrasi primer, yaitu: - Difusi - Ekspulsi fasa minyak - pelarutan dalam gas

Difusi adalah mekanisme aktif dalam migrasi

hidrokarbon. Terjadi secara terbatas pada batuan sumber yang tipis atau pada tepian unit batuan sumber yang tebal.difusi dapat menyebabkan akumulasi hidrokarbon dalam ukuran yang cukup besar Ekspulsi terjadi dalam fasa hidrofobik, hal ini terjadi sebagai hasil perekahan mikro selama pergerakan hidokarbon.

Minyak dapat larut dalam gas karena

dipengaruhi oleh temperature dan tekanan tinggi. Dimana gas dapat bermigrasi dengan leluasa melalui batuan yang tegangan permukaan nya kecil. Pelarutan dalam gas terjadi karena adanya pembebasan tekanan maka gas berekspansi dan membawa minyak bumi terlarut. Mekanisme pelarutan ini terjadi bergantung terhadap keberadaan gas yang dipengaruhi katagenesis dan kapabilitas batuan sumber untuk menghasilkan gas.

Perpindahan hidrokarbon dari carier bed ke

jebakan atau trap. Masalah yang sering terjadi ialah pore throat lebih kecil di banding oil stringers, karenanya oil stringers akan tertahan. Agar dapat bergerak, maka daya apung buayancy>>> capillary entry pressure (setelah akumulasi tercapai)

Jika daya apung buoyancy<<<capillary entry pressure, maka migrasi sekunder akan terhenti hingga capillary entry pressure tereduksi dan daya apung nya meningkat. Ketika hidrokarbon berhasil keluar dari batuan sumber dan mengalami migrasi sekunder maka pergerakan dari hidrokarbon akan dipengaruhi oleh daya apung buoyancy.
Tekanan kapilaritas bekerja berlawanan dengan daya apung. Dimana semakin besar pori dari suatu batuan maka semakin kecil tekanan kapilaritasnya. Gaya

apung bekerja untuk menggerakkan hidrokarbon namun tekanan kapiler menghambatnya.

Migrasi sekunder terjadi pada arahyang

dipengaruhi oleh gaya pelampungan yang paling besar. Pergerakannya awalnyamenuju kearah atas lau mengikuti kemiringan carier bed apabila hidrokarbon menemui lapisan dengan permeabilitas kurang diatas carier bed. Keberadaan struktur dan perubahan fasa mungkin menyebabkan tekanan kapilaritas lebih dominan dari gaya apung, sehingga arah migrasi mungkin berubah atau terhenti

Terjadi jika ada kebocoran pada caprocks

yang menutupi reservoir. Cap rock memiliki pori-pori yang lebih kecil dari batuan bawahnya mampu menahan pergerakan naik dari minyak bumi. Pengisian yang progresif akan menyebabkan akumulasi meningkat dan menyebabkan daya apung>>> capillary entry pressure yang dapat menyebabkan kebocoran

Terimakasihh

Anda mungkin juga menyukai