Anda di halaman 1dari 15

PASANGAN KELUARGA BARU

Oleh : Kelompok 2 (Andy, Faifda, Irma, Vita)

Pasangan Keluarga Baru :


Pasangan suami istri yang baru saja menikah dan belum dikaruniai anak, usia pernikahannya 0 1 tahun

ADA 3 TIPE :
TIPE 1 : SUDAH BERUMAH TANGGA SENDIRI TIPE 2 : TINGGAL BERLAINAN KOTA/BERJAUHAN TIPE 3 : MASIH TINGGAL BERSAMA ORANG TUA/MERTUA

SUDAH BERUMAH TANGGA SENDIRI


-

TIPE 1 :

Pola Komunikasi Awalnya masih canggung Lebih terbuka Lancar Tidak ada intervensi orang tua/lainnya

Peran Berbagi tugas-tugas domestik Ada upaya untuk saling mengerti akan tugas dan peran masingmasing. Bebas mengatur rumah tangga sendiri
Penyesuaian Penyesuaian kebiasaan pasangan Penyesuaian selera pasangan Penyesuaian lingkungan sosial baru.

TINGGAL BERLAINAN KOTA/BERJAUHAN


-

TIPE 2 :

KOMUNIKASI Dilakukan melalui telepon atau SMS sesuai kebutuhan Pola komunikasi terbuka Saling berkunjung pada saat liburan Hubungan keduanya masih seperti layaknya orang berpacaran tapi sudah merasa bahwa apa yang dilakukan bernilai ibadah PERAN Istri menganggap suami sebagai kakak Suami/Istri merasa belum dapat berperan penuh karena jarang bertemu

TINGGAL BERLAINAN KOTA/BERJAUHAN


-

TIPE 2 :

PENYESUAIAN Karena sebelumnya pasangan ini belum saling mengenal, maka kebersamaan yang singkat dan komunikasi udara dipakai untuk saling mengenal dan menyesuaikan diri satu dengan yang lain. Karena istri berasal dari keluarga yang over protective, maka intervensi orang tua dalam pengambilan keputusan pasangan ini masih sangat besar. Suami berupaya untuk sedikit demi sedikit membangun kepercayaan mertuanya pada istrinya, sehingga intervensi orang tua lambat laun dapat berkurang. Hal ini ditunjukkan dengan sikap tanggung jawabnya pada istri.

MASIH TINGGAL DI RUMAH ORANG TUA/MERTUA

TIPE 3 :

KOMUNIKASI

Komunikasi pasangan kurang lancar karena sering ada intervensi orang tua Keterbukaan komunikasi dengan suami hanya dapat dilakukan di tempat tidur atau di luar rumah Istri sangat berhati-hati dalam berkomunikasi dengan mertua untuk menghindari kesalahpahaman Istri lebih banyak mengalah dan diam dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya Adik ipar menjadi jembatan dalam berkomunikasi dengan mertuanya Suami cenderung memberi nasehat kepada istri agar mengalah dan sabar dalam menghadapi ibunya, meskipun ia dalam hal ini terlihat netral.
PERAN

Suami maupun istri merasa belum dapat berperan secara maksimal karena masih adanya intervensi orang tua dalam pengambilan setiap keputusan. Istri, karena tuntutan mertua, berusaha untuk melayani suami sebaik mungkin. Suami menjadi tulang punggung keluarga (menafkahi istri dan mencukupi segala keperluan rumah tangga ibunya) Ibu mertua menjadi pengendali dan decision maker dalam kehidupan pasangan baru ini.

MASIH TINGGAL DI RUMAH ORANG TUA/MERTUA


-

TIPE 3 :

PENYESUAIAN Suami cenderung untuk berusaha menjadi jembatan antara istri dan ibunya. Ia mencoba memahami kemauan keduanya dan menjadi penengah dalam setiap perbedaan. Istri berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, yang awalnya dirasakannya seperti penjara Istri berusaha memahami posisi diri dan suaminya dalam keluarga baru ini. Istri berusaha mengambil hati ibu mertuanya dengan mempelajari dan mengenali hal-hal yang disukai ibu mertunya. Istri berusaha mengambil hikmah dan nilai positif dari situasi dan kondisi yang saat ini dihadapinya. Meskipun sangat terbatas, suami-istri berusaha saling menyesuaikan dengan kebiasaan dan selera masing-masing. Ada kesulitan penerimaan ibu mertua pada menantunya karena perbedaan pandangan dan pola pikir. Melalui adik iparnya, istri berusaha memberikan pengertian kepada ibu mertuanya.

MENURUT KELOMPOK 2
AWAL PERNIKAHAN ADALAH MASA-MASA PENYESUAIAN DIRI DENGAN PASANGAN DAN LINGKUNGAN BARU. DIPERLUKAN : KOMUNIKASI YANG TERBUKA SALING PENGERTIAN SALING MENGHORMATI MENGHILANGKAN EGOISME MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI BERSAMA

TINJAUAN TEORITIS

KOMUNIKASI Komunikasi antara suami istri harus saling terbuka dan berlangsung dua arah. Tidak ada rahasia antara suami istri sehingga satu sama lain saling membuka kartu, kecuali menyangkut rahasia jabatan. Sehingga terbina saling pengertian dan terhindar dari kesalahpahaman (Walgito, 1984)

KONSEP PERAN SEKS DEWASA


KONSEP TRADISIONAL KONSEP EGALITARIAN

PRIA Di luar rumah pria menduduki posisi yang berwenang dan berprestise dalam masyarakat dan dunia bisnis, di rumah ia pencari nafkah, pembuat keputusan, penasehat dan tokoh yang mendisiplinkan anak-anak, dan model maskulinitas bagi putra-putrinya
WANITA Baik di rumah maupun di luar, peran wanita berorientasi pada orang lain. Maksudnya, wanita mendapatkan kepuasan lewat pengabdian pada orang lain. Ia tidak diharapkan bekerja di luar rumah kecuali keadaan finansial memaksanya.

PRIA Di rumah maupun di luarnya pria bekerja sama dengan wanita sebagai rekan. Ia tidak merasa dijajah istri apabila sebagai rekan yang sederajat.

WANITA Di rumah maupun di luarnya wanita mendapat kesempatan mengaktualisasikan potensinya. Ia tidak merasa bersalah apabila ia memanfaatkan kemampuan dan pendidikannya untuk kepuasan dirinya, meskipun untuk itu ia harus mengupah orang lain untuk mengasuh anakanaknya. (Hurlock, 1991)

PENYESUAIAN DIRI
Menurut Erikson: Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam karir, PERKAWINAN, dan RUMAH TANGGA, hubungan dengan teman-teman menjadi renggang, akibatnya ia akan mengalami keterpencilan sosial atau KRISIS KETERASINGAN Mereka yang sebelumnya banyak mencurahkan waktunya untuk kegiatan sekolah/kuliah akan menemukan kesulitan dalam penyesuaian diri pada keterasingan sosial (Hurlock, 1991)

PENYESUAIAN DIRI
Setiap pasangan baru masih memiliki paradigma yang berbeda tentang harapan maupun peran dalam perkawinan yang mereka pelajari dari keluarga asal masing-masing. Oleh karena itu, setiap pasangan hendaknya melakukan kesepakatan, nilai-nilai mana yang akan diambil dan dipilih untuk menjadi nilai-nilai baru yang akan dipakai bersama dan mengesampingkan nilai-nilai yang tidak disepakati. (Goldenberg & Goldenberg, 1987)

PENYESUAIAN DIRI DALAM PERKAWINAN EMPAT POKOK yang paling penting dalam kebahagiaan perkawinan adalah : Penyesuaian dengan pasangan Penyesuaian seksual Penyesuaian keuangan Penyesuaian dengan keluarga dari pihak masing-masing pasangan (Hurlock, 1991)

1. 2. 3. 4.

Matur Nuwun.

Anda mungkin juga menyukai