Anda di halaman 1dari 7

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Kajian Ayat dan Terjemahan


Wahai Tuhan kami janganlah engkau sesatkan hati kami setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kiranya kepada kami rahmat langsung dari Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah pemberi karunia. Dengan doa seperti inilah kita menghadapi segala soal di dalam hidup ini. Selama petunjuk Tuhan masih membimbing kita akan selamatlah kita. Jangan kita berani berjalan dengan kemauan sendiri, memperturutkan kehendak hawa-nafsu, niscaya kita akan sesat. Moga-moga Tuhan akan menjauhkan kita dari kesesatan itu. Tidaklah hidup di dunia yang paling sengsara daripada sesat sesudah petunjuk, atau kepadaman suluh di tengah jalan. Teringat kepada nikmat iman yang pernah dirasai, sekarang telah hilang dan payah buat kembali ke sana. Orang lain kelihatan maju terus menuju ridha Tuhan, sedang diri sendiri telah terbenam ke dalam lumpur kesesatan. Itu sebabnya selalu kita hendaknya memohonkan rahmat yang datang Iangsung dari Tuhan, rahmat ke dalam hati dan sikap hidup, yang memancar kepada amal dan perbuatan. Sampai kelak kita meninggal dunia. Min ladunka Rahmatan. Rahmat yang langsung dari Engkau. Pada hakikatnya, tidak ada satu pun rahmat yang kita terima, yang tidak langsung dari Tuhan, Tidak ada satu makhluk pun yang menurunkan rahmat kepada kita. Kalau misalnya kita menerima satu rahmat dengan perantaraan manusia, kitapun insaf bahwasanya manusia itu hanyalah penyalur belaka dari Tuhan, karena segala rahmat itu datang dengan melalui berbagai sebab. Sedangkan Nabi saw menerima wahyu langsung dari Tuhan dengan perantaraan Jibril. Apa lagi kita makhluk biasa ini. Tetapi bila di dalam ayat biasa ini disebut min ladunka rahmatan, maksudnya ialah supaya kita jangan lupa dari mana sebenarnya sumber rahmat. Kalau hal ini kita lupakan, ada kemungkinan dengan tidak kita sadari kita telah terpesong daripada tujuan Tauhid yang sebenarnya.

2.2. Tafsir dan Sebab Turun Ayat Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya beberapa ayat dari surah 3 Ali Imran antara ayat 1 sampai 80-an, sebagai penjelasan yang diberikan kepada Nabi saw atas kedatangan kaum Nasrani yang mempersoalkan Nabi Isa as. Kaum Nasrani menganggap Nabi Isa as lebih mulia daripada Nabi Muhammad saw sebagai rasul. Menurut riwayat Ibnu Ishaq yang bersumber dari Muhammad bin Sahl bin Abi Umamah, yang dating menghadap Rasul saw. Itu ialah kaum Nasrani Najran. Demikian juga menurut riwayat al-Baihaqi di dalam kitab ad- Dala-il. Beberapa ayat permulaan surah Ali- Imran turun berkenaan dengan delegasi Najran yang menemui Rasulullah saw dan berdebat dengan beliau perihal Isa. Mereka berkata, siapa ayah Nabi Isa? Mereka terkadang menganggap Isa sebagai ilah, terkadang sebagai anak allah, dan terkadang menganggapnya sebagai salah satu unsure trinitas. Pada ayat sebelum ini, telah dibicarakan bahwa para cendikiawan di hadapan ayatayat al-Quran ada dua golongan, sekelompok yang menyeleweng dan berupaya menyelewengkan makna-makna al-Quran sehingga menisbatkan masalah-masalah yang merupakan pendapatnya kepada kitab Samawi. Dan sekelompok lain yang memiliki ilmu yang sejati dan mendapatkan kedalaman makrifat, kelompok ini pasrah seratus persen kepada Allah dan perintah-perintahnya tanpa mewujudkan penyelewengan dari ayat-ayat, mereka sampai kepada hakikat ayat dan menjelaskannya sekiranya diperlukan. Namun manusia senantiasa berada dalam bahaya penyelewengan, oleh karenanya dalam ayat ini orang-orang yang (rasikh) mendalam ilmunya, walaupun mereka berilmu dan beriman, namun mereka menghendaki dari Allah agar memelihara jiwa-jiwa mereka dari segala bentuk kecenderungan kepada penyelewengan sehingga tidak terjerat kepada apa yang kelompok pertama terlilit olehnya. Mereka senantiasa melihat kiamat di depan matanya dan tidak menisbatkan sesuatu kepada Allah tanpa dalil atau argumentasi, karena mereka tahu apa yang mereka katakan, harus mereka jawab di pengadilan Tuhan kelak itupun pengadilan yang tak bisa dipungkiri. Pengingkaran janji terjadi karena lupa atau penyesalan, atau kelemahan atau takut, yang mana tak satupun dari semua itu yang dapat masuk dalam Zat Allah Swt.

2.3. Ayat dan Hadits yang Berhubungan dengan Surat Al- Imran Ayat 8

Dan bahwa ( yang Kami diperintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan- jalan yang lain, karena jalan- jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan- Nya. Yang demikian itu diperintahkan agar kamu bertakwa. (QS. Al- Anam: 153) Agar hati tetap teguh, maka Rasulullah saw banyak memanjatkan doa seperti berikut: Wahai Dzat pembolak- balik hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu. (HR. At Tirmidzi )

Hai orang- orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutkan (nama) Allah sebanyak- banyaknya agar kamu beruntung. (QS. Al- Anfaal: 45) "Sesungguhnya seluruh hati Bani Adam terdapat di antara dua jari dari jemari Ar Rahman (Allah), bagaikan satu hati yang dapat Dia palingkan ke mana saja Dia kehendaki." (HR. Muslim dan Ahmad) Dan berapa banyak nabi yang berperang yang diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa, mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di

jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do'a mereka selain ucapan, Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami. Tetapkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akherat. " (Ali Imran: 146-148)

Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. (QS. AlBaqarah: 250) Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat,dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki (QS. Ibrahim: 27) Dari Baro bin Azib rodhiallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: seorang muslim ketika dia ditanya (diuji) di dalam kuburnya (oleh malaikat Munkar dan Nakir) maka dia akan bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam adalah utusan Allah, itulah makna Firman-Nya: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Katakanlah: Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Robb-mu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah) (QS. An Nahl: 102)

Berkatalah orang-orang yang kafir: mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar) (QS. Al Furqon: 32) Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rosul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus (QS. Ali Imran: 101) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur) (QS. At Taubah: 119) Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (Surat 11. HUD - Ayat 120) 2.4. Kajian Keilmuan Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kandungan surat Al- Maidah ayat 8 ini diantaranya : 1. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berpegang teguh terhadap tali agama Allah 2. Memperkuat keimanan 3. Di zaman sekarang kita harus lebih berhati- hati terhadap ajaran- ajaran yang mungkin menyesatkan. 4. Harus lebih banyak lagi belajar tentang ilmu agama. 5. Harus lebih berhati- hati di zaman sekarang ini. 6. Keteguhan Iman

7. Segala sesuatu yang terjadi pada kita serahkan semuanya kepada Allah swt karena Allah swt lebih tahu mana yang terbaik untuk kita.

BAB III KESIMPULAN


Manusia hanya bisa berusaha tetapi usaha tanpa doa akan sia- sia. Manusia harus selalu ingat kepada tuhan yang menciptakan dia. Di saat manusia tidak tahu kepada siapa dia harus bercerita ingatlah bahwa Allah selalu ada dan tidak pernah meninggalkan kita. Allah selalu mendengar apa yang kita ucapkan.

Dalam surat Al- Imran ayat 8 ini menjelaskan bagaimana seorang hamba berdoa agar manusia diberikan ketetapan hati untuk tidak terbawa kepada kesesatan. Allah awt yang maha membolak- balikan hati manusia. Di zaman yang sekarang serba modern sudah banyak manusia yang lupa akan Tuhannya. Manusia terlalu sibuk dengan kehidupan dunianya. Jika kita tidak mempunyai keteguhan hati maka tidak jarang manusia yang justru terbawa kepada kesesatan. Keyakianan atau aqidah adalah pokok dari segala amal shalil sebagaimana akar bagi pepohonan. Jika akar busuk maka rusaklah seluruh batang, cabang, ranting dan buahnya. Begitupula dengan aqidah, jika ia rusak, maka tiada gunanya amal sholeh yang didasari oleh keyakinan yang sesat.

Anda mungkin juga menyukai