Anda di halaman 1dari 3

ABSTRAK Penyebab : Penyakit lepra merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang termasuk bakteri golongan

intra seluler. Penyakit lepra menyerang tubuh manusia, terutama di kulit dan susunan syaraf tepi; dan memerlukan waktu yang cukup lama dalam perjalanan penyakitnya atau dikenal sebagai penyakit kronis. Penyakit lepra masih ditakuti masyarakat karena merupakan penyakit menular, dapat mengakibatkan cacat jasmani dan pengasingan oleh keluarga. Cara Penularan : Meskipun cara penularannya yang pasti belum diketahui dengan jelas, penularan di dalam rumah tangga dan kontak/hubungan dekat dalam waktu yang lama sangat berperan dalam penularan. Cara-cara pemberantasan : menyediakan obat-obatan yang efektif untuk pengobatan dan mencegah penularan secara cepat, seperti rifampin. Perawatan dirumah sakit hanya dilakukan untuk menangani reaksi obat. Operasi untuk mengoreksi kecacatan dan pengobatan luka yang disebabkan karena anestesia pada ekstremitas. Upaya Pencegahan : 1) Penyuluhan kesehatan harus menekankan pada pemberian informasi tentang telah tersedianya obat-obatan yang efektif, tidak terjadi penularan pada penderita yang berobat teratur serta upaya pencegahan cacat fisik dan sosial. 2) Melakukan pencarian penderita, khususnya penderita tipe multibasiler yang menular, dan berikan pengobatan kombinasi multidrug therapy sedini mungkin secara teratur dengan berobat jalan jika memungkinkan.

ABSTRAK
LEPRA DEFINISI DAN ETIOLOGI Lepra (penyakit Hansen) adalah infeksi granulomatosa kronik pada manusia yang menyerang jaringan superficial, terutama kulit dan saraf perifer.Mycrobacterium leprae merupakan agen kausal pada lepra. Kuman ini berbentuk batang tahan asam yang termasuk familia Mycrobacteriaceae atas dasar morfologik,biokimiawi,antigenic,dan kemiripan genetic dengan mikrobakterium lainnya. EPIDEMIOLOGI Mungkin di dunia ini terdapat 10 hingga 20 juta orang yang terinfeksi lepra. Penyakit ini lebih sering di Negara-negara tropis, yang banyak di antaranya memiliki angka prevalensi 1 sampai 2 persen populasi. Lepra dapat menyerang semua umur, walaupun kasus pada bayi yang berusia kurang dari 1 tahun sangat jarang. lepra paling banyak didapati padakelompok social ekonomi lemah, hal ini dapat secara sederhana mencerminkan penyebaran usia pada populasi risiko tinggi. Rasio jenis kelamin penyakit lepra yang tampak pada masa kanak-kanak adalah 1:1, tetapi laki-laki lebih menonjol dengan rasio pada orang dewasa sebesar 2:1. PATOGENESIS Peristiwa awal setelah masuknya M. leprae ke dalam tubuh manusia belum diungkapakan. Basil dikelilingi oleh kapsul yang padat dan lemak yang hamper aktif, yang tidak menghasilkan eksotoksin, dan menimbulkan sedikit respons peradangan. Penelitian epidemiologic dan imunologik mengesankan bahwa hanya sebagian kecil, mungkin 10 hingga 20 persen, dari individu yang terinfeksi yang akan menampakkan tanda lepra yang tidak dapat ditentukan dan hanya sekitar 50 persen dari individu yang menderita penyakit yang tidak dapat ditentukan tersebut akan menderita lepra klinis yang berkembang penuh. KOMPLIKASI Di dunia, lepra mungkin merupakan penyebab tersering kerusakan tangan. Trauma dan infeksi kronik sekunder dpat menyebabkan hilangnya jari-jemari ataupun ekstremitas bagian distal. Juga sering terjadi kebutaan. DIAGNOSIS Ditemukannya basil basil tahan asam pada sediaan apus kulit yang dibuat dengan cara insisi-potong merupakan bukti kuat untuk lepra, tetapi pada penyakit tuberkuloid basil mungkin tidak tampak. Uji kimia darah dan hematoogik hanya sedikit membantu menegakkan diagnosis. Pasien lepra sering mengalami anemia ringan, laju endap darah yang meningkat, dan hiperglobulinemia. TERAPI Penanganan lepra meliputi pelayanan konsultasi seperti bedah ortopedi, oftalmologi, dan terapi fisis selain kemoterapi antimikroba. Kemoterapi spesifik Dapson (4,4-diaminodifenilsulfon,DDS,difenilsulfon), suatu antagonis folat, merupakan terapi utama. Dosis hariannya adalah 50 hingga 100 mg pada oaring dewasa. Rifampin merupakan obat mikobakterisidal paling cepat yang diketahui untuk M. leprae. Viabilitas basil kulit turun sampai kadar yang tidak dapat dideteksi dalam 5 hari setelah pemberian dosis 1500 mg rifampin per oral. Dosis yang lazim adalah 600 mg/hari.

Klofazimin merupakan senyawa turunan zat warna fenazin. Diberikan dengan dosis 50 hingga 200 mg/hari dan memiliki waktu paruh lebih dari 70 hari. Toksisitas utamanya terbatas pada kulit dan saluran makanan. PENGENDALIAN Bentuk penemuan kasus dan kemoterapi merupakan dasar pengendalian yang ada sekarang. Derajat infeksi dapat dengan cepat ditekan dengan kemoterapi, yang membuat deteksi dini pada kasus merupakan hal yang penting. Di daerah endemic, hal ini berarti membentuk klinik setempat atau tim safari. Keluarga dan individu yang berhubungan erat perlu diperiksa secara teratur terhadap lepra.

Anda mungkin juga menyukai