Anda di halaman 1dari 4

BAB III DISKUSI

AKC adalah penyakit alergi kronik yang selalu dihubungkan dengan komplikasi kornea termasuk erosi kornea dan ulkus. Penyakit konjungtiva ini ditandai dengan formasi papil dan infiltrasi limfosit, neutrofil, sel mast, eosinofil, sel dendrit dan basofil. Dari observasi spesimen biopsi konjungtiva didapatkan bahwa neutrofil dan eosinifil dan granul protein yang dideposit ekstraselular pada keratokonjungtivtitis atopik dan vernal menunjukan adanya peran yang lebih penting pada proses peradangan dari AKC. Neutrofil dan degranulasi eosinofil mengakibatkan pelepasan dari neutrofil dan protein utama eosinofil, protein kationik, neurotoksin, dan peroksidase sehingga dapat menginduksi terjadinya grave ocular surface pada AKC. Status inflamasi permukaan okular pada AKC bisa di evaluasi secara subjektif dan non invasif dengan tingkatan injeksi konjungtiva menggunakan pemeriksaan slit-lamp atau dengan prosedur invasif seperti biopsi konjungtiva atau dengan brush cytology. Sebelumnya kami melaporkan bahwa tingkat injeksi konjungtiva berkorelasi dengan keparahan

pada lesi kornea dan persentasi eosinofil konjungtiva tarsal dan neutrofil meningkat selama ulserasi kornea dan hampir turun menjadi nol saat lesi kornea tidak ditemukan dalam jangka panjang pada pasien dengan AKC. Penelitian kami saat ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa tujuan penilaian status inflamasi konjungtiva dengan brush cytology berkorelasi dengan parameter klinis subjektif dan objektif dari inflamasi permukaan okular dan penyakit dengan parameter

tingkat injeksi konjungtiva, skor vital staining dan tear stability. Brush cytology adalah cara efisien untuk menilai inflamasi konjungtiva, membedakan jenis sel inflamasi dengan teknik pewarnaan yang tepat dan dapat memberikan materi yang cukup untuk menentukan ekspresi mRNA dari protein inflamasi atau mucins. Namun ini merupakan teknik invasif, dapat mengiritasi dan kemungkinan dapat menyebabkan perdarahan terutama pada peradangan konjungtiva. Confocal scanning laser microscopy adalah teknik pemeriksaan klinik in vivo yang baru, cepat, dan tidak invasif untuk kelopak mata, glandula meibom, kornea, dan konjungtiva. Yang penting dalam penelitian ini adalah pada observasi pertama didapatkan densitas sel inflamasi dinilai dengan mikroskopi berkorelasi kuat dan signifikan dengan peningkatan densitas sel inflamasi dari brush cytology konjungtiva. Densitas sel-sel inflamasi pada kornea dinilai dengan menggunakan mikroskop secara in vivo biasanya menunjukan korelasi negatif dengan tear stability dan korelasi positif dengan pewarnaan fluoresensi kornea. Hal ini menunjukan bahwa confocal microscopy efektif dalam menentukan keparahan gangguan di kornea dalam AKC. Penelitian ini menunjukan bahwa confocal microscopy mungkin sangat baik digunakan sebagai prosedur pemeriksaan permukaan okular dibandingkan dengan pemeriksaan slit-lamp, terutama untuk menggambarkan status inflamasi permukaan. Penerapan unuk diagnosis, follow up, dan evaluasi penyakit permukaan okular juga terkait dengan inflamasi okular seperti Sjogren's syndrome, Stevens Johnson syndrome, penyakit graft versus host, pemphigoid, rosacea, dan gangguan infeksi mungkin juga bermanfaat. Pada penelitian ini, kami

juga menerapkan pemeriksaan confocal microscopy pada spesimen brush cytology dan membandingkan morfologi antara brush cytology photographs dan confocal scan. Confocal microscopy mungkin efektif untuk melihat detail seperti segmentasi dari polimorf, double inti sel pada eosinofil, inti sel pada epitel konjungtiva (yang terlihat sebagai hiperreflektif oval bodies), dan blots mucin muncul seperti hiperreflektif bodies dengan bentuk yang sama menyerupai pewarnaan spesimen Diff-Quik. Pemeriksaan Confocal scan secara in vivo dalam menilai bagian-bagian dari nuclear kurang detail, namun masih dapat dibedakan dari ukurannya. Meskipun dengan kondisi saat ini, penerapan in vivo pada confocal scan hanya dapat membedakan antara sel dendrit dan polimorf berdasarkan morfologi dan ukuran. Kami yakin bahwa perkembangan lebih lanjut dalam teknologi ini akan memberikan resolusi ultrastruktural yang lebih tinggi pada gambaran in vivo sehingga memungkinkan kita untuk membedakan antara sel inflamasi mayor pada alergi okular termasuk neutrofil, eosinofil, dan sel mononuklear. Ini harus menjadi catatan bahwa confocal microscopy menunjukan penghitungan sel lebih bernilai dibandingkan dengan brush cytology pada penelitian ini. Kami percaya bahwa confocal microscopy memberikan nilai yang lebih realistis dalam kaitannya dengan angka sel inflamasi in vivo. Pada sisi lain, brush cytology memungkinkan melihat perbedaan antara sel inflamasi melalui pewarnaan slide, tetapi sejumlah epitel dan sel inflamasi dapat rusak selama prosedur brush cytology. Hal ini menjelaskan perbedaan jumlah sel inflamasi pada kedua teknik. Temuan pada penelitian ini terbatas, dikarenakan semua subjek telah menggunakan antialergi topikal dan tetes mata steroid karena berkontribusi

pada keparahan dari proses penyakit. Mempelajari permukaan okular dalam alergi okular adalah masalah yang menarik, karena kebanyakan subjek sudah mendapatkan pengobatan sebelum dirujuk ke pusat khusus. Kami mencoba untuk menyelesaikan masalah ini dengan memilih subjek yang menggunakan obat tetes mata dengan durasi dan frekuensi yang sama. Disamping ketidakmampuan kami dalam mempelajari tentang status konjungtiva pada AKC, masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut kedepannya, karena adanya perbedaan sel-sel inflamasi yang muncul antara individu penderita AKC dengan kontrol yang sehat merupakan hal yang sangat penting. Penelitian ini memberikan data baru yang menarik mengenai korelasi temuan sel inflamasi pada pemeriksaan confocal microscopy secara in vivo dan brush cytology. Pada kesimpulan, densitas sel inflamasi tampaknya akan menjadi parameter penting dari confocal laser scanning microscopy yang berkorelasi dengan tanda subjek klinik dari inflamasi dan jumlah sel inflamasi pada brush cytology. Confocal microscopy dapat menggantikan brush cytology untuk

mempelajari dan mengevaluasi dari keparahan penyakit permukaan okular dimana pemeriksaan status inflamasi adalah hal yang penting.

Anda mungkin juga menyukai