Anda di halaman 1dari 2

DESKRIPSI UMUM WILAYAH KAJIAN KRUENG ACEH

1. Kondisi Umum DAS Krueng Aceh Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Aceh secara adminitrasi terletak di dua Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh. Secara geografis DAS Krueng Aceh berada pada posisi 5o-5o40 Lintang Utara (LU) dan 95o15-95o40 Bujur Timur (BT). Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:11A/PRT/M/2006, tanggal 26 Juni 2006, DAS Krueng Aceh termasuk ke dalam Wilayah Sungai Lintas Kabupaten/Kota dengan kode wilayah sungainya adalah B 1. Wilayah DAS Krueng Aceh ini dibatasi oleh daerah pegunungan pada bagian utara, timur, selatan dan barat daya, sementara pada bagian barat laut dibatasi oleh Selat Malaka. Pada bagian barat terdapat beberapa puncak di sepanjang pegunungan Bukit Barisan yaitu Gle Raja (1660 m+), Gle Lemo (1670 m+), Cuplet Bulat (1917 m+) dan Gle Menduen (1589 m+). Pada bagian timur terdapat puncak Seulawah Agam (1810 m+) dan Gle Seukeuk (+1647 m+). Lokasi studi dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.1. Krueng Aceh memiliki luas DAS sebesar 1775 km2. Aliran Krueng Aceh dimulai dari tempat pertemuan Krueng Inong dan Krueng Seulimum yaitu di Kota Seulimum yang berjarak 40 Km dari Kota Banda Aceh. Pada bagian hulu alirannya melalui kawasan kaki Pegunungan Bukit Barisan yang terdiri dari perbukitan curam dan landai. Bagian hilir Krueng Aceh melewati celah perbukitan landai dan membelah Kota Banda Aceh yang selanjutnya bermuara ke Selat Malaka. Di dalam system jaringan sungai Krueng Aceh ini terdapat 4 cabang sungai utama yaitu Krueng Seulimum, Krueng Kemireu, Krueng Jreu dan Krueng Leubok. Sementara pada bagian hulu, Krueng Inong merupakan sungai utama. Panjang total Krueng Aceh (termasuk Krueng Inong) adalah 126 km yang terdiri dari sungai utama Krueng Aceh 64 km dan Krueng Inong 62 Km. Peta Wilayah DAS Krueng Aceh dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.2. Krueng Aceh ini dahulu selalu banjir pada bulan-bulan Desember dan Januari setiap tahunnya, sebelum Kanal Banjir (Floodway) dibangun. Pada tahun 1986

sampai dengan tahun 1992 dilakukan pekerjaan normalisasi Krueng Aceh dimulai dari muara sampai Indrapuri (43 Km) dan pembuatan kanal banjir. Perencanaan normalisasi ini dilakukan dengan mendesain agar debit banjir 5 (lima) tahunan dari Krueng Aceh sebesar Q = 1300 m3/det tidak membanjiri Kota Banda Aceh dan sekitarnya. Maka saluran pengelak yang menjadi kanal banjir sepanjang 9,7 km dibuat dengan kapasitas debit sebesar 900 m3/det dan sisa debit sebesar 400 m3/det tetap mengalir melalui Krueng Aceh. 2. Topografi Secara umum kondisi topografi DAS Krueng Aceh didominasi oleh dataran rendah berupa cekungan dan dataran, serta bergelombang, pegunungan dan perbukitan. Topografi wilayah bervariasi dari datar sampai curam dan terletak pada ketinggian 0 1710 m dpl. Dataran dengan lereng 0 8 % mendominasi daerah tengah memanjang ke hilir, sedangkan perbukitan dan pegunungan mengapitnya di bagian hulu. Bukit bergelombang dengan luas 17 % dari luas wilayah terdapat di pinggir bagian hilir. Profil Krueng Aceh diperoleh berdasarkan peta rupa bumi. Peta tersebut memperlihatkan, bahwa elevasi dasar sungai pada bagian hulu sekitar + 750 m dari permukaan laut, sedangkan pada bagian tengah dan hilirnya, masing-masing sekitar + 20 m dan -4 m. Bagian hilir DAS ini landai dengan kemiringan antara 1 : 3000 sampai dengan 1 : 4000. Tabel 1. Gradien rata-rata dan panjang sungai utama dari DAS Krueng Aceh No. 1 2 3 4 Nama Sungai Krueng Inong Krueng Seulimum Krueng Keumireu Krueng Jreu Panjang Sungai (km) 62,00 36,20 40,25 34,55 Rerata Gradien 0,003026 0,003300 0,003300 0,003000

Anda mungkin juga menyukai