Anda di halaman 1dari 3

Kondisi Geografis, Administratif dan Potensi Yang Ada

Secara geografis Kota Sabang terletak pada 54628 Lintang Utara 055428 Lintang Utara
(koordinat y=632.561-653.282) dan 951302 Bujur Timur - 952236 Bujur Timur (koordinat
x=745.619-763.178). Secara administratif terdiri dari beberapa pulau yang terletak pada ujung Barat
pulau Sumatera. Kabupaten Sabang sendiri dibatasi dengan batas sebagai berikut :
Utara

: Selat Malaka

Selatan

: Selat Malaka

Timur

: Samudera Hindia

Barat

: Samudera Hindia.

Kota Sabang terbagi atas 2 wilayah kecamatan yaitu kecamatan Sukakarya yang terdiri dari 8 desa
(gampong) dan kecamatan Sukajaya yang terdiri dari 10 desa (gampong). Nama-nama desa dalam
dua kecamatan tersebut ditampilkan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Administratif Kota Sabang


No
1.

KECAMATAN

GAMPONG

Kecamatan Sukakarya
Gampong Kuta Ateuh
Gampong Kuta Timu
Gampong Kuta Barat
Gampong Aneuk Laot
Gampong Paya Seunara
Gampong Batee Shoek
Gampong Iboih
Gampong Krueng Raya

2.

Kecamatan Sukajaya

Gampong Ie Meulee
Gampong Ujoeng Karueng
Gampong Anoe Itam
Gampong Cot BaU
Gampong Cot Abeuk
Gampong Balohan
Gampong Jaboi
Gampong Beurawang
Gampong Keunekai
Gampong Paya
Sumber: Sabang Dalam Angka, Tahun 2008

Kota Sabang terdiri dari beberapa pulau: Pulau Weh sebagai pulau terbesar, Pulau Klah, Pulau Rubiah,
Pulau Seulako, dan Pulau Rondo. Pulau-pulau ini menyimpan kenangan sejarah dan keindahan alam
yang khas. Peninggalan sejarah seperti kubu pertahanan jumlahnya ratusan di Pulau Weh. Tentara
Jepang sejak menduduki Pulau Sabang (1942-1945) membangun tempat persembunyian berupa
bungker untuk menghadapi serbuan tentara sekutu. Keindahan alam Kota Sabang tidak kalah menarik
dengan daerah lain. Terumbu karang yang banyak dijumpai di pantai Pulau Rubiah tidak kalah menarik
dengan terumbu karang di Taman Laut Bunaken. Di tengah-tengah Pulau Weh terbentang danau air
tawar, Danau Anoek Laut yang tampak indah bila dilihat dari Puncak Sabang.
Menara Kilometer Nol di Ujung Bau juga memiliki daya tarik tersendiri. Di sinilah letak batas wilayah
Indonesia paling barat. Menara tersebut dikelilingi oleh hutan yang masih perawan. Untuk mencapai
tempat ini tidak ada sarana transportasi umum sehingga orang harus berjalan selama dua jam dari
Iboih.
Alam juga berbaik hati kepada Kota Sabang dengan membentuk beberapa teluk yang dapat digunakan
untuk pelabuhan, seperti Teluk Sabang dan Teluk Balohan. Pelabuhan Sabang yang terletak di Teluk
Sabang telah dipergunakan untuk pelayaran internasional. Sejak zaman Belanda kapal-kapal besar
yang akan mengangkut rempah-rempah dari bumi Nusantara merapat di pelabuhan ini. Sedangkan
Pelabuhan Balohan yang terletak di Teluk Balohan digunakan untuk penyeberangan kapal-kapal lokal.
Sejak dibuka oleh Sabang Maatschappij pada tahun 1895, pelabuhan Sabang sempat ditutup dua kali.
Pertama tahun 1942 ketika tentara Jepang merebut bumi Nusantara dari tangan penjajah Belanda,
kedua pada tahun 1985 oleh pemerintah RI. Penyelundupan barang-barang impor yang merebak di
Pelabuhan Sabang menjadi salah satu alasannya.
Tahun 2000 pelabuhan bebas Sabang dibuka kembali dengan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2000
tentang Pencanangan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Pengaruh Pelabuhan Sabang bagi penduduk Kota Sabang cukup besar. Data sensus penduduk tahun
2000 menunjukkan 47,7 persen dari penduduk bekerja di lapangan jasa dan perdagangan. Pada lima
tahun terakhir jumlah penduduk Sabang tercatat lebih dari 30 ribu jiwa.

Gambar 2.1 Pulau Weh sebagai pulau utama dalam wilayah Kota Sabang
(sumber: google earth, 2011)

Anda mungkin juga menyukai