Anda di halaman 1dari 4

Gangguan pada Sistem Imunitas

Posted on Maret 2, 2012 Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme. Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi yang menetralisir patogen. Bahkan organisme uniselular seperti bakteri dimusnahkan oleh sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi virus. Mekanisme imun lainnya yang berevolusi pada eukariota kuno dan tetap pada keturunan modern, seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut termasuk peptida antimikrobial yang disebut defensin, fagositosis, dan sistem komplemen.[1] Mekanisme yang lebih berpengalaman berkembang secara relatif barubaru ini, dengan adanya evolusi vertebrata. Imunitas vertebrata seperti manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ tubuh dan jaringan yang berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai bagian dari respon imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk mengakui patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuat memori imunologis dan membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan pada masa depan dengan patogen tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah basis dari vaksinasi. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit. Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada biasanya, menyebabkan munculnya infeksi. Defisiensi imun merupakan penyebab dari penyakit genetik, seperti severe combined immunodeficiency, atau diproduksi oleh farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS) yang disebabkan oleh retrovirus HIV. Penyakit autoimun menyebabkan sistem imun yang hiperaktif menyerang jaringan normal seperti jaringan tersebut merupakan benda asing. Penyakit autoimun yang umum termasuk rheumatoid arthritis, diabetes melitus tipe 1 dan lupus erythematosus. Peran penting imunologi tersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian.

Sistem imun adalah struktur efektif yang menggabungkan spesifisitas dan adaptasi. Kegagalan pertahanan dapat muncul, dan jatuh pada tiga kategori: defisiensi imun, autoimunitas, dan hipersensitivitas.

Defisiensi imun
Defisiensi imun muncul ketika satu atau lebih komponen sistem imun tidak aktif. Kemampuan sistem imun untuk merespon patogen berkurang pada baik golongan muda dan golongan tua, dengan respon imun mulai untuk berkurang pada usia sekitar 50 tahun karena immunosenescence.Di negara-negara berkembang, obesitas, penggunaan alkohol dan narkoba

adalah akibat paling umum dari fungsi imun yang buruk.[60] Namun, kekurangan nutrisi adalah akibat paling umum yang menyebabkan defisiensi imun di negara berkembang.[60] Diet kekurangan cukup protein berhubungan dengan gangguan imunitas selular, aktivitas komplemen, fungsi fagosit, konsentrasi antibodi IgA dan produksi sitokin. Defisiensi nutrisi seperti zinc, selenium, zat besi, tembaga, vitamin A, C, E, dan B6, dan asam folik (vitamin B9) juga mengurangi respon imun. Defisiensi imun juga dapat didapat.Chronic granulomatous disease, penyakit yang menyebabkan kemampuan fagosit untuk menghancurkan fagosit berkurang, adalah contoh dari defisiensi imun dapatan. AIDS dan beberapa tipe kanker menyebabkan defisiensi imun dapatan.

Autoimunitas
Respon imun terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun yang disebut autoimunitas. Sistem imun gagal untuk memusnahkan dengan tepat antara diri sendiri dan bukan diri sendiri, dan menyerang bagian dari tubuh. Dibawah keadaan sekitar yang normal, banyak sel T dan antibodi bereaksi dengan peptid sendiri.[63] Satu fungsi sel (terletak di thymus dan sumsum tulang) adalah untuk memunculkan limfosit muda dengan antigen sendiri yang diproduksi pada tubuh dan untuk membunuh sel tersebut yang dianggap antigen sendiri, mencegah autoimunitas.

Hipersensitivitas
Hipersensitivitas adalah respon imun yang berlebihan yang dapat merusak jaringan tubuh sendiri. Mereka terbagi menjadi empat kelas (tipe I IV) berdasarkan mekanisme yang ikut serta dan lama waktu reaksi hipersensitif. Tipe I hipersensitivitas sebagai reaksi segera atau anafilaksis sering berhubungan dengan alergi. Gejala dapat bervariasi dari ketidaknyamanan sampai kematian. Hipersensitivitas tipe I ditengahi oleh IgE yang dikeluarkan dari mastosit dan basofil.[64] Hipersensitivitas tipe II muncul ketika antibodi melilit pada antigen sel pasien, menandai mereka untuk penghancuran. Hal ini juga disebut hipersensitivitas sitotoksik, dan ditengahi oleh antibodi IgG dan IgM.[64] Kompleks imun (kesatuan antigen, protein komplemen dan antibodi IgG dan IgM) ada pada berbagai jaringan yang menjalankan reaksi hipersensitivitas tipe III.[64] Hipersensitivitas tipe IV (juga diketahui sebagai selular) biasanya membutuhkan waktu antara dua dan tiga hari untuk berkembang. Reaksi tipe IV ikut serta dalam berbagai autoimun dan penyakit infeksi, tetapi juga dalam ikut serta dalam contact dermatitis. Reaksi tersebut ditengahi oleh sel T, monosit dan makrofaga. http://allergyclinic.wordpress.com/2012/03/02/gangguan-pada-sistem-imunitas/

Jenis-Jenis Alergi
Asma
Asma adalah peradangan saluran pernafasan yang mengakibatkan kesulitan bernafas karena menyempitnya saluran udara bronkial sehingga pasokan udara ke paru-paru menjadi kurang. Asma tidak selalu disebut alergi, namun disebut sebagai gejala alergi yang disebabkan oleh alergen yang terhirup. Gejala-gejala asma yang umum adalah nafas pendek, batuk, nafas berbunyi dan dada sesak.

Alergi Selaput Lendir hidung (Rhinitis)


Alergi jenis ini dapat didiagnosa karena ada peradangan di dalam saluran hidung. Alergi ini dialami oleh 1 dari 5 orang di Amerika dan dikenal sebagai gejala sakit yang umum diseluruh dunia. Ini memicu berbagai gejala yang lain termasuk hidung tersumbat dan gatal, bersinbersin, mata berair, hidung beringus, post nasal drip (sensasi menetesnya lendir di belakang hidung) dan hidung berair.

Alergi mata atau alergi Konjungtivitis


Alergi ini disebabkan oleh peradangan selaput yang meliputi bola mata dan struktur dibawah bola mata. Ada 5 gejala umum dari alergi konjungtivitis yaitu, bertambahnya produksi airmata, putih mata menjadi merah begitu juga bagian dalam kelopak mata, mata menjadi gatal, pandangan kabur dan pembengkakan kelopak mata atau sekitarnya.

Alergi Eksim
Alergi eksim atau kulit meradang adalah alergi akibat bakteri yang berkembang di kulit. Karakter umum alergi kulit ini adalah peradangan atau iritasi pada kulit, bisa gatal ataupun tidak gatal.

Kulit berbintik-bintik merah, gatal dan bengkak.


Dikenal juga dengan urtikaria, karakter alergi ini adalah kulit menjadi merah pucat serta benjol bengkak di beberapa bagian kulit yang muncul karena kontak dengan alergen. Kulit menjadi gatal dan kadang menyebabkan rasa seperti terbakar atau tersengat. Ini bisa muncul pada semua bagian tubuh termasuk permukaan kulit, telinga, tenggorokan dan lidah. Biasanya berbentuk bentol-bentol kecil, tapi pada beberapa kasus, urtikaria bisa menyebabkan benjolan sebesar piring makan.
http://www.hendrasoleh.com/jenis-alergi-dan-faktor-penyebab-alergi/

Alergi Makanan
Ada beberapa jenis makanan yang dapat menimbulkan reaksi alergi, diantaranya udang dan berbagai jenis kerang-kerangan, kacang, gandum, susu, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah tanda-tanda yang menunjukan adanya reaksi alergi terhadap makanan tersebut.

Gatal-gatal ataupun bentol dan kemerahan pada kulit. Mata berair dan dapat pula terasa gatal. Hidung tersumbat atau terasa gatal. Diare, sakit atau keram perut, muntah-muntah. Pembengkakan.

Sulit bernafas, dada terasa sesak, kesemutan pada tangan atau kaki, tenggorokan terasa tersumbat merupakan indikasi bahwa telah terjadi reaksi alergi yang serius. Kondisi ini perlu segera mendapatkan tindakan medis.
http://www.untukku.com/artikel-untukku/tanda-tanda-alergi-makananuntukku.html#ixzz1vTMPTeCk

Gejala umum dari suatu reaksi alergi terhadap alergen yang terhirup atau kulit meliputi: Gatal, mata berair Bersin Gatal, hidung beringus Ruam Merasa lelah atau sakit Hives (gatal-gatal dengan bercak merah dibangkitkan)

Eksposur lainnya dapat menyebabkan reaksi alergi yang berbeda: Makanan alergi. Reaksi alergi terhadap alergen makanan juga bisa menyebabkan kram perut, muntah, atau diare. Sengatan serangga. Reaksi alergi terhadap sengatan dari lebah atau serangga lain menyebabkan pembengkakan lokal, kemerahan, dan nyeri.

Kerasnya reaksi alergi, gejala dapat sangat bervariasi: Gejala ringan mungkin tidak begitu kentara, hanya membuat Anda merasa sedikit, Sedang gejala dapat membuat Anda merasa sakit, seolah-olah Anda, mendapat flu atau bahkan dingin. Parah reaksi alergi sangat tidak nyaman, bahkan melumpuhkan.

Kebanyakan gejala reaksi alergi pergi tak lama setelah berhenti eksposur. Reaksi alergi yang paling parah disebut anafilaksis. Dalam anafilaksis, alergen menyebabkan reaksi alergi seluruh tubuh yang dapat mencakup: Gatal-gatal dan gatal-gatal di seluruh (bukan hanya di daerah terbuka) Mengi atau sesak napas Suara serak atau sesak di tenggorokan Kesemutan di tangan, kaki, bibir, atau kulit kepala

http://artikesehatan.wordpress.com/alergi/

Anda mungkin juga menyukai