Anda di halaman 1dari 19

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Belajar 1. Pengertian Belajar Definisi tentang belajar berbeda-beda menurut teori belajar yang dianut orang. Menurut Usman (2002, 5) menyatakan bahwa Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dan individu dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam organisme, manusia atau hewan yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut (learning is a change in organism due to experience which can affect the organisms behavior), (Syah 2003, 65). Menurut Sudjana (2006, 17) menyatakan bahwa belajar adalah suatu

proses yang ditandai dengan danya perubahan pada diri seseorang. Hal tersebut didukung oleh pendapat Slameto (2003, 2) yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian belajar merupakan kebutuhan setiap manusia yang ingin berhasil yang berlangsung tidak hanya di sekolah akan tetapi terjadi dimana saja dan secara terus menerus.
9

10

Sedangkan menurut Morgan yang dikutip oleh Purwanto (1996, 52), menyatakan bahwa Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.Sejalan Dengan itu pengertian belajar yang diungkapkan oleh Nasution (1985, 52), bahwa Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi berkat pengalaman dan latihan. Perubahan yang dimaksud tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan tetapi berbentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, minat dan penyesuaian diri pribadi seseorang. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang mengarah kepada pembentukan pengetahuan sikap dan perilaku pada diri seseorang. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan bebeapa faktorfaktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak jenisnya tetapi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri). Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik.

11

a. Faktor Internal Menurut Nugroho (2007, 37) faktor internal adalah merupakan

sebuah dorongan yang berada dalam diri anak sendiri. Faktor inilah yang mendorong peserta didik untuk mencapai sesuatu apabila dalam dirinya tidak ada dorongan atau motivasi maka anak pun pasti tidak akan pernah berusaha untuk mencapai sesuatu. Pemberian dorongan dan motivasi ini harus selalu diberikan oleh orang-orang yang berada di sekitar peserta didik seperti orang tua dan guru, sehingga peserta didik memiliki semangat untuk terus belajar. Yang termasuk faktor internal adalah : 1) Faktor Jasmaniah (Fisiologi) Faktor jasmani (fisiologi) pada umumnya sangat berpengaruh terhadap proses belajar seseorang (Slameto 2003, 54). Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagianbagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan adalah suatu keadaan yang sangat berpengaruh terhadap belajar seseorang. Dimana proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, karena anak atau peserta didik akan kurang bersemangat, cepat lelah, ngantuk ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Oleh karena itu, agar proses belajar berjalan dengan baik, haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap tejamin. Faktor jasmani yang

12

dapat mempengaruhi proses pembelajaran sesorang selain kesehatan adalah masalah bentuk tubuh atau cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik, atau kurang sempurna tubuh atau badan, yang dapat berupa buta atau kelainan penglihatan, pincang, dan lain-lain. Seorang anak yang mempunyai cacat, proses belajarnya akan terganggu karena anak tersebut akan merasa minder atau rendah diri dari teman-temannya, takut diejek oleh teman-temannya sehingga anak tersebut akan kehilangan rasa percaya diri untuk belajar. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa kondisi jasmaniah sangat mempengaruhi proses belajar seseorang, sehingga dari kelancaran pendidikan pada umumnya dan proses pembelajaran pada khususnya, maka kesehatan anak haruslah tetap dijamin. Disamping itu anak-anak yang cacat tubuh hendaklah diberikan pendidikan di lembaga khusus atau diusahakan alat bantu untuk menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya. 2) Faktor Psikologis Menurut M. Dalyono (1997, 56) yang termasuk faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar seseorang yaitu tingkat kecerdasan atau intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. Namun ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar seseorang, tapi disini penulis mengambil beberapa saja

13

yang ada relevansinya dengan pembahasan skripsi ini, faktor-faktor tersebut adalah: a) Tingkat Kecerdasan/Intelegesi Intelegensi, yang sering diartikan sebagai kemampuan, merupakan salah satu karakteristik yang unik dari seseorang. Pembahasan intelegensi sudah banyak dilakukan orang, namun defenisi yang diberikan masih banyak yang berbeda-beda. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian intelegensi menurut para ahli diantaranya sebagai berikut: Menurut Reber, yang dikutip oleh Muhibbin Syah (2000, 133), mengemukakan bahwa Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-pisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan cara yang tepat. Sedangkan menurut William Slern, yang dikuti oleh Purwanto (1996, 52) mengemukakan intelegensi sebagai kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuan. Menurut Slameto (2003, 56) mengemukakan bahwa intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari 8 jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

14

Dari berbagai defenisi di atas dapat dipahami bahwa intelegensi merupakan konsep yang sangat kompleks, yang antara lain tercermin dari kemampuan seseorang untuk berfikir abstrak, menghubungkan berbagai peristiwa atau konsep, memecahkan masalah, beradaptasi dengan lingkungan, atau mencari kemungkinan-kemungkinan baru. Dengan demikian, dapat diberikan pemahaman bahwa intelegensi besar pengaruhnya terhadap proses belajar seseorang. Bila seseorang memiliki intelegensi yang tinggi maka proses belajarnya akan lancar dan sukses dibanding dengan orang yang memiliki intelegensi rendah sehingga ia harus menyelesaikan persoalan yang melebihi potensinya jelas ia tidak mampu dan banyak mengalami kesulitan dalam belajar b) Minat Menurut Slameto (2003, 57) mengemukakan bahwa minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang, suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar

15

yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang menghasilkan prestasi yang rendah ( Dalyono 1997, 112 ). Dalam konteks itulah yang diyakini bahwa minat besar

pengaruhnya terhadap belajar, karena bila seseorang mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan minatnya maka ia tidak akan belajar sebaikbaiknya, karena tidak ada daya tarik baginya sehingga ia malas untuk belajar dan pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap prestasinya di sekolah. c) Motivasi Motivasi menurut Djamarah, dkk (2002) adalah kondisi

psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar dalam proses pendidikan pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar sangat tinggi. Dengan demikian, motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan kesuksesan seseorang dalam proses pembelajaran. Seseorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mudah menyerah, sebaliknya mereka yang motivasinya rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, sehingga dapat mengalami kesulitan dalam belajar yang dapat

16

berakibat fatal bagi dirinya sendiri dalam artian prestasinya akan semakin menurun. b. Faktor Eksteren Menurut Slameto (2003, 60) terdapat beberapa faktor eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Uraian berikut membahas ketiga faktor tersebut. 1) Faktor Keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Oleh karena itu, jika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak melengkapi alat belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, semuanya ini sangat berpengaruh pada semangat belajar anaknya, sehingga bisa jadi anaknya tersebut malas dan tidak memiliki semangat untuk belajar. Selain hal tersebut, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga juga turut mempengaruhi belajar siswa. 2) Faktor Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi minat seseorang untuk belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan,

17

jumlah siswa di kelas serta model pembelajaran yang diterapkan guru di sekolah, semuanya itu turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Sebagai contoh, apabila suatu sekolah kurang memperhatikan tata tertib yang telah dibuat oleh sekolah itu sendiri, maka siswanya akan berbuat semaunya sehingga bias saja mereka tidak mau belajar dengan sungguhsungguh di sekolah maupun di rumah, yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajarnya. 3) Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga dapat

mempengaruhi proses belajar seseorang. Pengaruh itu dapat terjadi karena keberadaan anak dalam masyarakat. Bila disekitar tempat tinggal, keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anakanaknya rata-rata berpendidikan tinggi dan moralnya baik, hal tersebut akan mendorong anak untuk lebih giat belajar. Akan tetapi sebaliknya, bila tinggal di lingkungan yang banyak anak-anak nakal, tidak berpendidikan dan banyak pengangguran maka hal tersebut akan membawa pengaruh terhadap semangat siswa untuk belajar. Selain teman bergaul, juga kegiatan dalam masyarakat, bentuk kehidupan masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Oleh karena itu, perlunya untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga ia dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

18

B. Hasil Belajar Biologi Istilah hasil belajar tersebut tersusun dari dua kata yakni dari kata hasil dan belajar. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, hasil diartikan sebagai sesuatu yang telah dicapai dari apa yang dilakukan atau apa yang telah dikerjakan sebelumnya. Hasil belajar menurut Gagne dan Driscoll (1988, 36) yang dikutip Sopah (2000, 126) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (Learners Performance). Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Dick dan Reiser (1989, 11) yang dikutip Sopah (2000, 126), mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang yang melakukannya. Hasil belajar biologi merupakan suatu puncak dari proses belajar hasil belajar tersebut dapat terjadi karena adanya evaluasi yang dilakukan oleh guru. Jika dikaitkan dengan belajar biologi, maka hasil belajar biologi merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa dalam menekuni dan mempelajari biologi. Menurut Slameto (2003, 55) hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal). Faktor internal adalah faktor jasmaniah, psikologis, dan faktor kelelahan (misalnya

19

intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran). Sedangkan Bloom (1982, 11) yang dikutip oleh Sopah (2000, 127), mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, dan kualitas pembelajaran. Dengan demikian, untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa diadakan penelitian. Penilaian dapat diadakan setiap saat selama kegiatan berlangsung dan dapat juga diadakan setelah siswa menyelesaikan suatu program pembelajaran dalam waktu tertentu. C. Model Pembelajaran ARIAS 1. Pengertian ARIAS Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) dikembangkan oleh Keller sebagai jawaban pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil belajar (Sopah 2000, 125). Model pembelajaran tersebut menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur. Namun demikian pada model pembelajaran ini tidak ada unsur evaluasi atau assessment, padahal assessment (evaluasi) tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Menurut Bloom yang dikutip oleh Suherman (2003, 225) evaluasi dapat

20

memandu seseorang untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru, dan cara baru yang unik dalam analisa atau sintesis. Evaluasi yang dilaksanakan tidak hanya pada akhir kegiatan pembelajaran tetapi juga selama proses pembelajaran tersebut berlangsung, sebagai dasar untuk menentukan atau mengetahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai oleh siswa tersebut. Mengingat begitu pentingnya assessment atau evaluasi, maka unsur ini ditambahkan kedalam model ARCS. Dengan penambahan unsur assessment, model pembelajaran tersebut telah dimodifikasi dan memiliki lima unsur. Modifikasi yang dilakukan dengan penggantian nama Confidence menjadi Assurance, Attention menjadi Interest, sehingga urutannya menjadi assurance (percaya diri), relevance (relevansi), interest (minat/perhatian), assessment (evaluasi) dan satisfaction (rasa puas dan bangga) dengan akronim ARIAS. Model pembelajaran yang sudah dimodifikasi tersebut dinamakan model pembelajaran ARIAS yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Sopah 2000, 125). 2. Komponen Model Pembelajaran ARIAS Dalam pembahasan selanjutnya penulis memberikan sebuah gambaran mengenai komponen model pembelajaran ARIAS yang terdiri dari lima komponen yakni assurance, relevance, interest, assessment, dan satisfaction.

21

Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan komponen yang lain dalam proses pembelajaran. Gambaran singkat mengenai kelima komponen dalam model

pembelajaran ARIAS dapat dituliskan sebagai berikut : a. Assurance (Percaya Diri) Komponen model pembelajaran ARIAS yang pertama adalah Assurance (percaya diri). Ini berarti bahwa usaha pertama yang harus dilakukan oleh guru adalah menanamkan rasa percaya diri pada siswa. Dengan rasa percaya diri, siswa akan melakukan sesuatu tanpa ragu-ragu, merasa mampu akan berhasil. Menurut Bandura dan Jones yang dikutip dari Gagne dan Driscoll (1988, 70) dalam Sopah (2000, 125), bahwa seseorang yang memiliki sikap percaya diri yang tinggi maka cenderung akan mencapai keberhasilan bagaimanapun kemampuan yang dimilikinya. Sikap percaya diri mendorong peserta didik bertingkah laku untuk mencapai keberhasilan (Sopah 2000, 125). Menurut Chairani (2008, 3) strategi yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kepercayaan diri siswa sebagai berikut : 1) Memberikan materi pelajaran secara sistematis, dari yang mudah ke yang sukar dan dari yang kongkrit ke abstrak, sehinga kemampuan siswa mengikuti pelajaran termotivasi sejak awal kegiatan. 2) Menyampaikan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dari pembelajaran, sehingga arah dan tujuan kegiatan pembelajaran jelas bagi siswa.

22

3) Tumbuh kembangkan rasa percaya diri pada siswa, dengan tidak mengatakan kamu bodoh atau kamu salah. Akan tetapi guru dapat menggunakan kata-kata lain jika jawaban siswa salah dengan mungkin masih ada jawaban lain dan sebagainya. 4) Memberikan umpan balik yang membangun selama pembelajaran, agar siswa mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka selama ini. Oleh karena itu, dengan diterapkannya sikap percaya diri pada siswa, maka akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya kelak. b. Relevance (Relevansi) Komponen model pembelajaran ARIAS yang kedua yakni relevance atau relevansi. Relevansi yang dimaksudkan yakni berhubungan dengan kehidupan siswa dalam artian kegiatan pembelajaran yang diajarkan di sekolah ada relevansinya dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang, pengalaman yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang (Sopah 2000, 126). Siswa akan lebih terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang di pelajarinya ada relevansinya dengan hidup siswa itu sendiri dan memilki tujuan yang jelas. Sering kali seorang guru melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas cenderung abstrak sehingga siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar, padahal mata pelajaran Biologi lebih dekat

23

dalam kehidupan siswa itu sendiri, sehingga perlunya relevansi dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh De Cecco (1968, 162) yang dikutip Sopah (2000, 126), bahwa siswa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang dipelajarinya ada relevansinya dengan kehidupan nyata mereka, dan memiliki tujuan yang jelas yang akan memberikan harapan yanag jelas (konkrit) yang mendorong mereka untuk mencapai tujuan tersebut. Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan relevansi dalam proses pembelajaran di sekolah diantaranya dengan mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa, baik untuk masa sekarang, atau masa yang akan datang. c. Interest (Minat/Perhatian) Komponen model pembelajaran ARIAS yang ketiga yakni interest yang berhubungan dengan minat atau perhatian siswa. Slameto (1991, 182) menjelaskan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Dalyono (1997, 56) bahwa minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prstasi yang tinggi, sebaliknya modal belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah. Oleh karena itu guru harus berusaha membangkitkan dan memelihara minat atau perhatian siswa yang memungkinkan mereka terlibat secara fisik

24

dan mental dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa haus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan atau materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka minat belajarnya pun rendah, sehingga dapat menimbulkan kebosanan, siswa tidak bergairah belajar yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. d. Assessment (Evaluasi) Komponen keempat model pembelajaran ARIAS yakni assessment, yaitu yang berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa. Menurut Slameto (2003, 57) evaluasi bagi guru merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa. Untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok, untuk merekam apa yang telah siswa capai dan untuk membantu siswa dalam belajar, sehingga mengetahui siswa mana yang sudah dapat melanjutkan pelajarannya dan siswa-siswa yang belum. Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik akan meningkatkan motivasi belajar. Evaluasi merupakan suatu proses kontinu dimana hasil penilaian yang diperoleh pada suatu waktu harus senatiasa dihubungkan hasil-hasil penilaian sebelum dan sesudahnya (Pasaribu dan Simanjuntak 1983, 116). Mengingat begitu beratnya situasi dalam proses pembelajaran maka sebagai seorang pendidik, guru perlu mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh

25

mana kemajuan yang dicapai siswa. Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri mereka sendiri. Hal tersebutu dapat mendorong siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. e. Satisfaction (Rasa puas dan bangga) Komponen kelima dari model pembelajaran ARIAS adalah satisfaction yang berhubungan dengan rasa bangga dan puas atas hasil yang dicapai. Rasa bangga dan puas atas keberhasilan yang dicapai perlu dikembangkan dan dijaga dalam diri siswa. Rasa puas dan bangga atas keberhasilan itu menjadi penguat (reinforcement). Bagi siswa untuk mencapai keberhasilan berikutnya (Gagne dan Drscoll) yang dikutip (Sopah 2000, 126). Penguatan akan berbekas pada diri anak. Mereka yang mendapat pujian setelah berhasil menyelesaikan tugas atau menjawab pertanyaan, biasanya akan berusaha memenuhi tugas berikutnya dengan penuh semangat. Akan tetapi janganlah memberi penguatan atas respon anak jika respon tersebut sebenarnya tidak diperlukan. Skinner dalam Sopah (2000, 135) mengatakan bahwa jika respon siswa baik, harus segera diberi penguatan positif agar respon tersebut lebih baik lagi, atau minimal perbuatan baik itu dipertahankan. Sebaliknya jika respon siswa kurang atau tidak diharapkan sehingga tidak menunjang tujuan pengajaran, harus segera diberi penguatan negative agar respon tersebut

26

tidak diulangi lagi dan berubah menjadi respon yang sifatnya positif. Penguatan tersebut bisa berupa teguran, peringatan atau sanksi yang bersifat edukatif. Penghargaan yang diberikan kepada siswa merupakan suatu penguatan dalam kegiatan pembelajaran. Penghargaan yang dimaksud bukan hanya dengan memberikannya hadiah dalam bentuk benda saja. Akan tetapi penghargaan dapat juga diberikan kepada siswa berupa tingkah laku verbal dalam bentuk ucapan-ucapan yang dapat memotivasi siswa dan non verbal berupa bahasa tubuh atau mimik yang mendukung, sehingga siswa yang berhasil mengerjakan sesuatu akan merasa bangga dan puas terhadap apa yang ia capai untuk mengulang keberhasilan berikutnya. Dengan demikian, memberikan penguatan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu rasa bangga dan puas sebagai penguatan perlu ditanamkan dan dijaga dalam diri siswa. Dari beberapa uraian mengenai komponen-komponen model pembelajaran ARIAS tersebut diatas maka model pembelajaran ARIAS ini dapat digunakan oleh guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai suatu alternative dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa yang tentunya model pembelajaran

ARIAS ini perlu dilakukan sejak awal, sebelum melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam artian model pembelajaran ini digunakan sejak

27

guru merancang kegiatan pembelajaran dalam bentuk RPP (Rencana Program Pembelajaran) yang merupakan program guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingg RPP tersebut sudah mengandung komponenkomponen dari model pembelajaran ARIAS tersebut. D. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar Biologi Siswa SMA Negeri 1 Kindang Kab.Bulukumba yang diajar dengan penerapan model pembelajaran ARIAS dan siswa tanpa penerapan model pembelajaran ARIAS H0: Tidak terdapat perbedaan yang berarti antara hasil belajar biologi yang diajar melalui model pembelajaran ARIAS dengan hasil belajar biologi yang diajar tanpa penerapan model pembelajaran ARIAS. H1: Terdapat perbedaan yang berarti antara hasil belajar biologi yang diajar terhadap

melalui model pembelajaran ARIAS dengan hasil belajar biologi yang diajar tanpa penerapan model pembelajaran ARIAS. Sehingga : H1 diterima apabila thitung >ttabel Ho ditolak apabila thitung <ttabel

Anda mungkin juga menyukai

  • Sila Bus
    Sila Bus
    Dokumen5 halaman
    Sila Bus
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Uji Validitas Akhir
    Uji Validitas Akhir
    Dokumen2 halaman
    Uji Validitas Akhir
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Soal Yang Valid
    Soal Yang Valid
    Dokumen7 halaman
    Soal Yang Valid
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Uji Reliabilitas
    Uji Reliabilitas
    Dokumen1 halaman
    Uji Reliabilitas
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Soal Validitasi
    Soal Validitasi
    Dokumen7 halaman
    Soal Validitasi
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Uji Validitas 3
    Uji Validitas 3
    Dokumen3 halaman
    Uji Validitas 3
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Angket Siswa
    Angket Siswa
    Dokumen7 halaman
    Angket Siswa
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Riwayat Hidup
    Riwayat Hidup
    Dokumen1 halaman
    Riwayat Hidup
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • RPP Ii
    RPP Ii
    Dokumen4 halaman
    RPP Ii
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Kisi-Kisi Soal
    Kisi-Kisi Soal
    Dokumen3 halaman
    Kisi-Kisi Soal
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Analisis Statistik Deskriptif Dan Inferensial
    Lampiran Analisis Statistik Deskriptif Dan Inferensial
    Dokumen13 halaman
    Lampiran Analisis Statistik Deskriptif Dan Inferensial
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Daftar Gambar
    Daftar Gambar
    Dokumen3 halaman
    Daftar Gambar
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • RPP I
    RPP I
    Dokumen8 halaman
    RPP I
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Dokumentasi Kegiatan
    Dokumentasi Kegiatan
    Dokumen2 halaman
    Dokumentasi Kegiatan
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Persetujuan Pembimbing
    Persetujuan Pembimbing
    Dokumen1 halaman
    Persetujuan Pembimbing
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Halaman Persembahan
    Halaman Persembahan
    Dokumen1 halaman
    Halaman Persembahan
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Pengesahan Skripsi
    Pengesahan Skripsi
    Dokumen2 halaman
    Pengesahan Skripsi
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Daftar Lampiran
    Daftar Lampiran
    Dokumen1 halaman
    Daftar Lampiran
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen3 halaman
    Daftar Tabel
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Pernyataan Keaslian Skripsi
    Pernyataan Keaslian Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Pernyataan Keaslian Skripsi
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen62 halaman
    Bab Iv
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Kei Takishima Enquy
    Belum ada peringkat