Anda di halaman 1dari 1

KELEBIHAN & KELEMAHAN MANUSIA

Prof.Dr.H. Hamdani Anwar, MA.

Sesungguhnya KAmi telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS.95:4) Pada diri manusia di anugerahkan organ-organ yang dapat digunakan untuk mencapai kualitas hidup terbaik. Pertama, Sarana yang berkaitan dengan fisik yaitu tubuh yang tegak dan kedua tangan yang proportional, tidak seperti hewan yang umumnya bungkuk dan tangannya lebih panjang dari tubuhnya. Kedua, Organ rohani. Organ ini adalah organ yang paling utama, yaitu berupa akal pikiran, hati nurani dan kebebasan memilih. Akal digunakan untuk berpikir, menalar, mencari hal-hal yang baik sehingga manusia selalu berkembang, berubah, tidak statis. Oleh sebab itu jika ada orang yang kehidupannya tidak berubah dan tidak berkembang, maka dia termasuk orang yang merugi. Sebaliknya Allah tidak memberikan akal pikiran kepada hewan, sehingga hewan tidak pernah berkembang dalam berperilaku. Fungsi organ hati nurani memberikan cahaya bagi manusia untuk mengetahui kebenaran, sehingga ketika manusia mendapatkan masalah, kata hati yang pertama itulah yang merupakan respon kebenaran yang ada dalam diri manusia. Hati bagaikan cermin, jika cermin itu jernih, ia akan memantulkan obyek yang ada dihadapannya dengan jelas, seindah aslinya. Jika hati bersih, ia akan memantulkan cahaya kebenaran yang sesungguhnya. Hidayah Allah yang diterima-pun akan masuk kedalam hati dan akan dipantulkan dengan baik sehingga yang akan muncul adalah keinginan berbuat kebajikan. Hati yang kotor akan memberikan dampak negative pada diri seseorang sehingga orang tersebut melulu ingin melakukan perbuatan buruk. Oleh Allah, manusia diberikan kebebasan memilih. Dengan kebebasan inilah manusia bebas untuk menentukan masa depan dan takdirnya sendiri. Seungguhnya takdir itu telah ditetapkan oleh Allah, namun tak satupun manusia yang mengetahui takdir tersebut. Oleh sebab itu manusia diberikan kesempatan untuk memilih antara kebaikan dan keburukan. Selain mempunyai kebaikan-kebaikan, manusia juga mempunyai banyak kelemahan. Pertama, Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah. Ketika lahir ia tidak bisa berbuat apapun juga dan tidak mempunyai sesuatu apapun juga. Ketika dia beranjak dewasa, barulah ia memiliki potensi-potensi diri sehingga tampaklah kelebihan dan kekurangannya itu. Kelemahan-kelemahan ini tidak dapat dibiarkan, sebab bisa membuat manusia tidak bermanfaat dimata orang lain. Padahal Rasulullah Saw bersabda : Sebaikbaik manusia adalah yang bisa memberikan manfaat pada orang lain. Kelemahan kedua, manusia adalah makhluk yang selalu berkeluh kesah (menggerutu) dan kikir. Allah berfirman: Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang menzakatkan hartanya, yang mempercayai hari akhir dan yang takut terhadap Tuhannya (QS.70:19-21). Sesunguhnya keluh kesah dan kekikiran yang dimiliki oleh semua manusia adalah ujian atau cobaan dari Allah Swt. Orang yang beriman bisa mengalihkan sifat keluh kesah dan kekikiran kepada hal-hal yang positif, sehingga akan menambah ketebalan imannya. Kelemahan ketiga, Manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah (bertengkar). Seringkali manusia itu tidak mau menerima nasehat atau kritikan. Manusia selalu mencari alasan agar orang lain mengakui pendapatnya meskipun dia tahu bahwa pendapatnya itu tidak benar. Hal ini sering dijumpai pada kasus-kasus di pengadilan dimana para pengacara yang menjadi pembela selalu mengelak atas tuduhan, bahkan membenarkan perbuatan kliennya, meskipun kliennya itu nyata-nyata bersalah. Sifat membantah ini adalah sifat iblis. Iblis menolak sujud hormat kepada Nabi Adam, dia merasa dirinya lebih tinggi karena diciptakan dari api sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Kelemahan manusia yang keempat, adalah sifat pelupa dan sering melakukan kesalahan. Lupa adalah sifat yang yang melekat pada diri manusia yang sering menyebabkan penderitaan, kerusakan dan hal-hal negative lainnya. Allah memberikan ampunan pada manusia selagi dirinya dalam keadaan lupa atau melakukan perbuatan yang tidak disengaja. Misalnya orang yang sedang melaksanakan ibadah puasa tetapi ia melakukan makan dan minum karena lupa dan tidak disengaja, maka dirinya dianggap tidak berdosa dan perbuatannya itu tidak membatalkan puasanya. Walaupun manusia sering lupa dan melakukan perbuatan yang tidak disengaja, manusia bahkan lebih sering melakukan kesalahan-kesalahan dengan disengaja. Mengapa? Karena sesungguhnya kesalahan dan kemaksiatan itu membuat kesenangan serta kenikmatan pada diri manusia. Allah berfirman: Bahkan manusia itu hendak berbuat maksiat terus-menerus (QS.75:5).

Anda mungkin juga menyukai