Anda di halaman 1dari 9

Nama : Resha RDP Kelas : XII TKJA Absen : 21 Tanggal : 22-09-2012

Load Balancing Server

Nama Pembimbing : Dodi P Job ke : 2 Nilai : Paraf :

1. Pendahuluan
Server Load Balancing (SLB) disini diartikan sebagai sebuah proses dan teknologi yang
mendistribusikan trafik pada beberapa server dengan menggunakan perangkat-perangkat networking. Perangkat tersebut menerima sebuah trafik dari tempat tertentu kemudian trafik tersebut diarahkan ke beberapa server lainnya. Gambar berikut ini menunjukkan bagaimana terjadinya SLB :

Server Load Balancing berfungsi sebagai berikut : a. menerima trafik dari sebuah network misalnya web traffic dan mengarahkannya ke site tertentu. b. melakukan split trafik menjadi individual request dan menentukan server mana yang akan menerima individual request tersebut. c. memantau server dengan menyakinkan bahwa server tersebut bertanggung jawab terhadap traffik. d. memberikan redudansi dengan mengaktifkan server lebih dari satu unit melalui mekanisme fail-over. e. menawarkan distribusi content seperti pembacaan URL, interconnecting cookies, dan XML parsing.

2. Tujuan
a. Memberikan pemahaman awal terhadap pengeritan Load Balancing Server kepada peserta didik b. Peserta didik dapat melakukan konfigurasi untuk Load Balancing Server secara baik dan benar c. Peserta didik mengetahui cara kerja Load Balancing Server

3. Alat dan Bahan


a. Paket Bind9 yang sudah diinstall di virtual machine ubuntu server ( untuk melakukan percobaan Load Balancing) b. CD /DVD/ISO Ubuntu Server 10.04 i386 c. Virtual Box ( untuk software virtualisasi) d. Google Chrome ( untuk pengujian )

4. Langkah Kerja
a. Yang pertama install dahulu Ubuntu Server di Virtual Box b. Lalu dilanjut dengan meng-install paket Bind9 pada Ubuntu Server yang telah dipasang di Virtual Box c. Jika sebelumnya paket bind sudah terinstall , maka bisa melakukan pengecekkan dengan mengetikkan perintah berikut : dpkg -l | grep bind9

d. Setelah kita menginstall paket paket yang dibutuhkan, maka saatnya kita konfigurasi bind9. Yang pertama buka dahulu file named.conf.local untuk pengaturan awal bind9 ( melakukan pengeditan bisa dengan menggunakan perintah nano dan bisa juga vi )

e. Berikut konfigurasi yang saya buat pada named.conf.local

Berarti saya akan membuat domain dengan nama 21.tkj.net juga alamat mail dengan alamat 172.16.16.xx. Pada percobaan kali ini, saya akan menggunakan tipe master saja pada setiap zone. Selanjutnya jika konfigurasi yang anda buat dirasa telah selesai, maka save dan exit. f. Selanjutnya, karena pengaturan setiap zone berbeda. Maka kita buat dahulu filenya atau bisa juga copy file default dari bind9. g. Lalu, berikut konfigurasi file dengan nama mastah, db.mail, dan repes

i. mastah

Untuk pengaturan load balancing, maka kita akan menambahkan 4 ip address yang berbeda pada satu domain. Juga diikuti dengan mail. ii. db.mail

Karena, pada pengaturan domain mail, saya menggunakan IP yang berbeda (IP yang digunakan yaitu 172.16.16.60) maka konfigurasi untuk reversenya harus terpisah karena berbeda network. (Lihat pada konfigurasi named.conf.local)

iii. repes

Ini merupakan pengaturan untuk IP 192.168.1.121, 192.168.1.172, dan 192.168.1.221. Jadi pada alamat IP 192.168.1.221 terdapat 2 domain yang berbeda yaitu www.21.tkj.net dan mail.21.tkj.net h. Setelah konfigurasi setiap zone, maka jangan lupa untuk pengaturan nameserver yang akan digunakan. Untuk melakukan pengeditan terdapat pada file resolv.conf ( untuk membukanya bisa menggunakan perintah nano dan vi )

i. Lalu restart service bind9 (bisa menggunakan perintah invoke-cr.d , service , maupun /etc/init.d/bind9 restart)

j. Karena keterbatasan adapter, maka saya akan membuat ip alias pada eth0. Untuk melakukan aliasing, maka ketikkan saja perintah berikut, contohnya ifconfig eth0:0 . Jadi, dengan perintah tadi saya akan membuat alias IP pada eth0 . Untuk selanjutnya, buka konfigurasi network interface pada file

/etc/network/interfaces ( untuk pengeditan file bisa menggunakan perintah nano maupun vi ) k. Berikut konfigurasi network interface saya

Jadi, saya memberikan IP pada eth0 yaitu 192.168.1.121, sementara untuk alias eth0 bisa anda lihat sendiri.

Jadi, saya mempunyai alias IP dengan nama eth0:0, eth0:1 dan eth0:2 l. Setelah itu, restart service networking ( bisa menggunakan perintah invokecr.d , service , juga /etc/init.d/networking restart )

m. Karena kita akan melakukan teknik Round Robin maka, kita buka konfigurasinya di /etc/bind/named.conf.options

Jadi, pada konfigurasi diatas, maka IP yang dipilih akan diacak (untuk support load balancing, gunakanlah konfigurasi diatas). Setelah itu, restart kembali bind9. n. Lalu berikut pengaturan pada IP client ( kebetulan saya menggunakan Windows 7 Home Premium)

o. Selanjutnya, lakukan pengujian dengan menggunakan perintah nslookup dan ping.

5. Hasil Kerja
a. Berikut hasil nslooku pada client (Windows 7)

b. Berikut hasil ping

c. Uji coba pada web server ( sebelumnya saya telah melakukan konfigurasi pada apache2, jika anda tidak ingin melakukannya , tidak apa-apa )

6. Kesimpulan
Setelah saya melakukan beberapa percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa melakukan teknik load balancing itu sangat diperlukan. Mengapa ? karena teknik ini digunakan untuk mengurangi beban trafik pada suatu domain. Juga dengan teknik Round Robin random, alamat IP yang dipilih pada saat akses dilakukan secara acak pula.

Anda mungkin juga menyukai