Anda di halaman 1dari 2

DISKUSI REFERAT

1) Bagaimana membedakan dermatitis karena popok atau dermatitis kontak alergi? Ruam di daerah popok bisa disebabkan oleh 3 faktor: Ruam yang muncul sebagai akibat langsung ataupun tak langsung dari penggunaan popok, seperti dermatitis popok iritan, dermatitis popok candida, miliaria. Ruam yang terjadi di daerah popok dan juga di tempat lain tetapi diperparah dengan penggunaan popok, seperti dermatitis atopi, dermatitis seboroik, psoriasis. Ruam yang muncul tidak berhubungan dengan penggunaan popok, seperti acrodermatitis enteropatica, impetigo bulosa, skabies, immunodefisiensi, sifilis kongenital, Langerhans cell histiocytosis. Dermatitis karena popok umumnya berupa dermatitis popok iritan, yang merupakan dermatitis kontak iritan. Perbedaan antara bentuk dermatitis popok ini dengan dermatitis kontak alergi adalah dermatitis popok iritan hanya terdapat ruam di daerah yang tertutupi popok, bila tidak menggunakan popok maka ruam akan berkurang atau menghilang sedangkan dermatitis kontak alergi, ruam dapat terjadi dimana saja termasuk di daerah popok dengan penggunaan popok dapat memperparah ruam di daerah tersebut, bila penggunaan popok dilepaskan maka ruam masih tetap ada. 2) Pengobatan kortikosteroid topikal? Dermatitis popok yang paling sering terjadi adalah dermatitis popok iritan dan dermatitis popok candida ataupun kombinasi keduanya. Pengobatan untuk jenis dermatitis popok ini dapat dengan menjalankan langkah-langkah ABCDE, pemberian obat topikal pada jenis ini dapat dikombinasi antara salep pencegah iritasi dengan krim anti jamur.

Pengobatan kortikosteroid topikal pada dermatitis popok sebaiknya diberikan pada kasus yang berhubungan dengan alergi, dermatitis atopi, dan dermatitis seboroik. Kortikosteroid topikal yang diberikan pun adalah potensi lemah yakni hidrokortison 1% sampai 2,5%, diberikan selama 3-7 hari dan tidak boleh digunakan lebih dari 2 pekan. Penggunaan kombinasi kortikosteroid dengan anti jamur di daerah popok sebaiknya dihindari. 3) Pada geriatri dapatkah terjadi dermatitis popok? Bila penyebab dermatitis popok berasal dari mikroorganisme dapatkah diberikan kortikosteroid? Pada geriatri khususnya yang menderita inkontinensia urin dan inkontinensia feses dapat berisiko mengalami dermatitis popok, sekitar 5,7%-42% populasi dewasa dengan inkontinensia urin dan feses mengalami dermatitis popok. Bila penyebab dari dermatitis popok berupa mikroorganisme, yang paling sering ditemui adalah jamur Candida albicans. Infeksi jamur ini dapat diberikan pengobatan anti jamur topikal hampir sebagian besar krim anti jamur efektif, namun yang sering dipakai adalah golongan azol (mikonazol, klotrimazol). Bila penyebab berasal dari bakteri seperti Staphylococcus aureus, dan Streptococcus grup A maka sebaiknya diberikan pengobatan antibiotik topikal berupa mupirocin topikal. Pemberian kortikosteroid topikal sebaiknya dihindarkan pada kondisi adanya infeksi jamur ataupun bakteri. Pengobatan topikal pada kondisi ini cukup berasal dari anti jamur atau antibiotik topikal saja.

Anda mungkin juga menyukai