Anda di halaman 1dari 1

Pelajaran dari Jalanan

Din, simpan uang lima ribu rupiah ini buat mbok Nah di rumah, biar dia pakai buat beli tempe bacem kesukaanya Semalam Pati diguyur hujan, jalanan basah. Suasana petang selalu diwarnai macet jalanan oleh orang-orang yang pulang kerja atau sekedar mau belanja ke pusat kota. Di setiap halte dan beberapa lampu merah, tampak beberapa anak kecil dengan baju basah kuyup. Di tangannya yang kurus tampak terpegang sebuah gitar, tamborin dan beberapa alat musik lain. Setiap saat anak-anak itu selalu memainkan beberapa lagu di saat ada penumpang yang baru turun dari bis atau mobil yang berhenti. Ada beberapa lelaki dan perempuan yang berseragam sekolah, berjas hujan, berdasi melintasi jalan atau sekedar berdiri seperti menunggu sesuatu. Mereka seakan takut air yang kotor menodai pakaian mereka yang bersih dan licin. Sementara di sisinya beberapa bocah pengamen memainkan beberapa lagu dengan syairsyair yang berisi pengharapan agar mereka memberi uang. Di simpang jalan sebuah pertanyaan terlintas, siapa bocah-bocah malang tersebut ? Di pagi hari di mana anak-anak lain berangkat ke sekolah menenteng tas bagus dan berbekal roti, mereka hanya menenteng sebuah gitar lusuh dan tamborin yang terbuat dari tutup botol. Ketika sebagian orang orang tinggal di rumah yang dipenuhi perabotan dan tempat tidur berselimut tebal juga aneka makanan, minuman dingin, bocah-bocah itu menggigil kedinginan dengan perut yang keroncongan. Dimanakah ayah bunda mereka berada ? Apakah tidak ada yayasan di sebuah kota yang memberi fasilitas untuk mereka belajar seperti anak-anak lain ? Hari Minggu, ketika siang di Pati bermandikan terik sinar matahari, saya naik becak. Diantara derung mobil dan lalu lalang sepeda motor kulihat seorang bocah tampak berusaha mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan menghafal doa-doa yang dia sendiri tidak tahu kapan doa itu akan terkabul. Dengan tamborin dari tutup botol dan suara fales dari mulutnya ia terus menyanyikan sebuah lagu dari koesplous : Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu dan batu jadi tanaman ..... Oalah opo bener ning kene iki tongkat lan kayu bisa dadi tanduran sing migunani, Iki jaman edan. Bejo kang eling Joyo kang lali ... Pati, Mbah Puji Warung Hikmah

Anda mungkin juga menyukai